Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pembangunan yang semakin meningkat melahirkan
pesatnya perkembangan perusahaan jasa yang bergerak dibidang konstruksi.
Pelaksanaan konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu,
apabila manajemen kontruksi dilaksanakan dengan baik. Manajemen konstruksi
dapat mengatur kapan konstruksi tersebut dilaksanakan dan kapan selesai dengan
perhitungan waktu yang ditentukan. Hal ini dilakukan agar kontruksi dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Keterlambatan waktu proyek merupakan suatu peristiwa yang selalu
terjadi pada setiap proyek. Keterlambatan pada proyek akan berakibat pada
kemunduran waktu dimana akan mengurangi keuntungan yang telah ditargetkan
oleh kontraktor yang menangani proyek tersebut. Keterlambatan waktu juga
disebabkan oleh buruknya manajemen proyek yang diterapkan dan juga
kesalahan-kesalahan sumber daya manusia di dalamnya.
Keterlambatan suatu proyek dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
menurut Praboyo,(1999) menyebutkan faktor-faktor penyebab keterlambatan
proyek yaitu gambar dan spesifikasi yang tidak lengkap, adanya perubahan
perencanaan selama proses pelaksanaan, manajerial yang buruk dalam orgnanisasi
kontraktor melaksanakan pekerjaan. Menurut Andi et al, (2003) faktor yang
potensial mempengaruhi keterlambatan proyek yaitu tenaga kerja (keahlian tenaga
kerja, kedisipilinan tenaga kerja, motivasi kerja para pekerja, angka
ketidakhadiran, ketersediaan tenaga kerja, komunikasi antara tenaga kerja dan
badan pembimbing), bahan (pengiriman bahan, ketersediaan bahan, kualitas
bahan), peralatan (ketersediaan peralatan, kualitas peralatan), karakteristik tempat
(akses ke lokasi proyek), keuangan, faktor lainnya (intensitas curah hujan, kondisi
ekonomi, kecelakaan kerja).
Proyek yang ditinjau merupakan proyek Pembangunan gedung kampus
Pelita Indonesia yang berada di Kota Pekanbaru. yang terletak di Jl. Srikandi,
1
owner memilih lokasi karena tempat nya yang strategis. Proyek pembangunan
kampus Pelita Indonesia mengalami keterlambatan pekerjaan yang disebabkan
jumlah pekerja yang kurang, keterlambatan pengadaan barang, sehingga waktu
penyelesaian tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Pada
pelaksanaan proyek minggu ke-23 persentase pekerjaan yang direncanakan
sebesar 52,09% dan persentase realisasi pekerjaan sebesar 32,74%, sehingga
pekerjaan mengalami keterlambatan sebesar 19,35%, akhir masa pekerjaan pada
proyek pembangunan yaitu pada minggu ke-44 v
Keterlambatan proyek sebenarnya dapat diantisipasi dengan melakukan
percepatan dalam pelaksanaannya, tetapi tetap mempertimbangkan faktor biaya
dan waktu, antara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jumlah
pekerja, mengadakan shift pekerjaan, menggunakan material dan alat kerja yang
lebih cepat penggunaannya dan dengan menambah jam kerja atau lembur.
Berdasarkan keterlambatan yang terjadi dirasa perlu untuk menganalisis
optimasi percepatan proyek demi mengetahui berapa lama waktu dan biaya
pekerjaan yang dapat di percepat oleh kontraktor secara optimal. Adapun metode
percepatan yang dilakukan adalah dengan menambah jumlah pekerja,
mengadakan shift pekerjaan, menggunakan material dan alat kerja yang lebih
cepat penggunaannya dan dengan menambah jam kerja atau lembur.
Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai percepatan
proyek pada Tabel 1.1 berikut ini.

2
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
`Hasil yang
No. Peneliti Judul Metoda
diperoleh

1 Tisya Adelia Optimasi Penyelesaian Penambahan jam Metode


(2018) Keterlambatan Pekerjaan kerjaa (lembur), penambahan
pada Proyek Showroom menambah jumlah tenaga kerja
Nissan, Office dan tenaga kerja dan
Workshop di Kota peralatan dan dengan
Pekanbaru mengadakan system
shift

2. Yusuf Analisa percepatan Percepatan Metode


Rasyid produktifitas akibat cco pelaksanaan proyek penambahan
dalam batas waktu tenaga kerja
(2017)
yang ditentukan dengan
dengan 4 alternatif system kerja
percepatan shift

3. Aditya Analisa percepatan Menambah jam Metode


Pratama terhadap waktu proyek kerja, menambah kerja lembur
(2016) tenaga kerja dan
system shift

4. Tomi Adipa Analisa percepatan Menambah jam Metode


pelaksanaan pekerjaan kerja, menambah system shift
(2012)
pada proyek tenaga kerja dan lebih efektif
pembangunan jalan system shift

Sumber: Penelitian Terdahulu

3
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi
dengan judul “Evaluasi percepatan Pekerjaan pada proyek pembangunan
Gedung Kampus Pelita Indonesia di Kota Pekanbaru”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana evaluasi percepatan pekerjaan pada proyek pembangunan
Gedung Kampus Pelita Indonesia ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengalisis item pekerjaan yang mengalami keterlambatan
2. Menghitung estimasi biaya yang digunakan untuk mempercepat waktu
dengan metode penambahan jam kerja (lembur), menambah tenaga
kerja dan peralatan dan dengan system shift.
3. Menentukan metode percepatan mana yang paling efisien pada
pelaksanaan di lapangan.
Manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
mengenai analisa percepatan proyek.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan yang
mengalami permasalahan yang serupa dengan penelitian ini.
3. Dapat dijadikan literatur maupun referensi dalam penerapan
manajemen suatu proyek dengan permasalahan yang serupa dengan
penelitian ini.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Lokasi penelitian adalah gedung kampus pelita Indonesia pekanbaru
2. Penelitian hanya mengkaji tentang percepatan proyek.
3. Penelitian tidak mengkaji perkuatan struktur
4. Metode yang digunakan adalah metode percepatan pekerjaan dengan
menambah jam kerja (lembur), menambah tenaga kerja dan peralatan
dan system shift.
5. Menggunakan bantuan software Microsoft Project 2013

Anda mungkin juga menyukai