dan menerapkan pola hidup sehat. Gambar Perbandingan alveolus normal dan alveolus penderita emfisema
Penyakit emfisema dapat diobati Sumber: https://bit.ly/39Xa7A9, diunduh 28 September 2021
dengan melakukan terapi paru, terapi
oksigen, operasi mengangkat bagian alveolus yang mengalami kerusakan, dan transplantasi paru-
paru.
d. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel pada paru-paru yang tidak terkendali. Sel-sel
tersebut dapat menyebar ke seluruh jaringan paru-paru bahkan di sekitar paru-paru. Gejala-gejala
yang ditimbulkan antara lain batuk disertai darah, berat badan menurun secara drastis, nyeri di
bagian dada, dan sulit bernapas. Penyakit kanker paru-paru dapat dipicu oleh masuknya zat-zat
yang bersifat karsinogenik, seperti asap rokok, asbes, debu, dan polusi udara. Pencegahan penyakit
kanker paru-paru dapat dilakukan dengan cara berhenti merokok, mengonsumsi makanan yang
bergizi, dan berolahraga secara teratur. Adapun kanker paru-paru dapat diobati dengan melakukan
operasi pengangkatan sel-sel kanker, radioterapi, dan kemoterapi.
e. Pleuritis
Pleuritis adalah penyakit peradangan pada pleura (selaput paru-paru) yang disebabkan oleh
infeksi virus atau bakteri. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya akumulasi cairan pada pleura.
Gejala yang dialami oleh penderita pleuritis di antaranya nyeri pada bagian dada dan batuk kering.
Pencegahan penyakit pleuritis dapat dilakukan dengan menghindari obat-obatan yang memicu
alergi dan menerapkan pola hidup sehat. Sementara itu, pengobatan pleuritis dapat dilakukan
dengan cara penyedotan sebagian cairan di dalam pleura.
4. Gangguan dan Penyakit pada Hati
a. Hepatitis atau Radang Hati
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi minuman
beralkohol dan obat-obatan dosis tinggi. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi virus hepatitis.
Radang hati ini dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi pada organ tubuh yang lain. Hepatitis
dapat dibedakan menjadi hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.
1) Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan adanya kerusakan pada jaringan hati yang terjadi secara mendadak.
Kerusakan ini disebabkan oleh virus Hepatitis A. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui
makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh cairan saliva penderita hepatitis A.
Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala seperti berikut.
a) Lemas dan letih.
b) Demam.
c) Mual dan muntah.
d) Urine berwarna gelap dan feses berwarna pucat.
2) Hepatitis B
Hepatitis B terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B. Penyakit ini umumnya menyerang orang dewasa. Pada umumnya penyakit ini
muncul akibat dari kekebalan tubuh yang menurun. Hepatitis B dapat menular melalui darah,
keringat, dan air liur. Penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga penderitanya
tidak menyadari tubuhnya telah terinfeksi. Meski demikian, gejala tetap dapat muncul setelah
1–5 bulan sejak pertama kali terpapar virus. Gejala yang dapat muncul di antaranya demam,
sakit kepala, mual, muntah, lemas.
3) Hepatitis C
Hepatitis C terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis C. Penyakit ini biasanya ditularkan secara langsung melalui darah, jarum suntik bekas
penderita, atau ibu hamil kepada janinnya. Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala seperti
berikut.
a) Lemah, letih, lesu, dan nyeri otot.
b) Demam ringan.
c) Mual dan nafsu makan menurun.
d) Tubuh menguning (mata dan kulit tampak berwarna kuning).
e) Urine berwarna gelap dan feses berwarna pucat.
f) Kadang-kadang timbul gejala flu ringan.
b. Penyakit Kuning (Jaundice)
Penyakit kuning dapat menyerang orang
dewasa maupun anak-anak. Penyakit ini disebut
sebagai penyakit kuning karena gejala awalnya
ditandai dengan warna kulit dan mata menjadi
kuning. Gejala tersebut menunjukkan adanya
gangguan pada hati atau adanya gangguan
pada metabolisme bilirubin. Warna kulit dan
mata menjadi kuning karena bilirubin dalam
tubuh meningkat. Selain itu, gejala penyakit ini
di antaranya demam, cepat lelah, pusing, dan Gambar Warna mata dan kulit penderita jaundice
kadang disertai pingsan. Sumber: https://bit.ly/3miJhZ1, diunduh 28 September 2021
Lobulus
Korteks
Medula
Vena kava Arteri renalis
Arteri renalis
dan vena renalis Vena renalis
Aorta
Ureter
Kantong kemih
Uretra
Ureter Pelvis
Kapsula Bowman
Glomerulus
1
kontortus distal
3
1
Tubulus kontortus
4
peritubular
3
Vasa
recta Lengkung Bagian korteks dan
Tubulus
Henle turun medula ginjal
kolektivus
Lengkung
Henle naik
Struktur nefron
5.000
Volume Udara Pernapasan (mL)
4.000 Volume
1.500 mL cadangan Kapasitas
inspirasi vital
3.000
500 mL Volume tidal