Anda di halaman 1dari 2

ASUMSI DASAR

Asumsi dasar merupakan inti budaya organisasi. Artinya budaya sebuah organisasi dalam banyak
hal sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang berlaku di organisasi. Asumsi dasar diterima
apa adanya sebagai bagian dari kehidupan organisasi dan bahkan mempengaruhi perilaku orang-
orang yang ada di dalam organisasi dan perilaku keseluruhan organisasi. Asumsi dasar terbentuk
melalui proses panjang yang terus menerus mengalami perubahan karena adanya benturan
kepentingan yang seringkali tidak dapat dihindarkan. Pada awalnya sebuah organisasi tidak
memiliki ideologi, filosofi, atau asumsi dasar. Pada awal sebuah organisasi melakukan
aktivitasnya, boleh jadi hanya sekedar upaya yang bersifat coba-coba, meski cara-cara tersebut
tidak jauh dari pendirian atau doktrin para petinggi organisasi. Organisasi mencoba menemukan
cara untuk menyelesaikan berbagai masalah dan sekekdar mencoba menemukan cara untuk
mengembangkan organisasi. Jika upaya yang pada awalnya hanya sekedar bersifat coba-coba
tersebut berhasil digunakan, maka cara ini secara gradual akan menjadi pedoman untuk
menyelesaikan masalah organisasi berikutnya dan untuk mengembangkan organisasi lebih lanjut.

Akhirnya, cara-cara ini menjadi pedoman atau model yang diyakini kebenarannya sehingga
harus digunakan dan diajarkan kepada siapa saja yang terlibat dalam kegiatan organisasi
berikutnya, sebagai cara yang benar dan tidak perlu diperdebatkan. Schein mengatakan
bagaimana cara tersebut ditemukan tentunya tidak lepas dari keyakinan para pendiri. Keyakinan
para pendiri sesungguhnya merupakan sumber terbentuknya asumsi dasar dalam kehidupan
organisasi. Keyakinan para pendiri yang kebenarannya semula hanya diyakini secara terbatas
oleh para pendiri itu sendiri, setelah diajarkan kepada anggota organisasi yang lain dan dishare
oleh mereka, akhirnya menjadi keyakinan organisasi. Saat itulah keyakinan para pendiri berubah
menjadi keyakinan organisasi dan pada akhirnya menjadi asumsi dasar bagi sebuah organisasi.

Implementasi Asumsi Dasar

Implementasi asumsi dasar pada perusahaan McDonald’s. Perusahaan ini berasal dari Amerika
yang didirikan pada tahun 1940 dan dioperasikan oleh Richard dan Maurice McDonald di San
Bernardino, California, Amerika Serikat. McDonald’s merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang food and bavarage, dimana perusahaan ini menyediakan makanan cepat saji, seperti
burger, kentang goreng, dan ayam goreng.
Perusahaan McDonald’s telah berjalan secara global dengan membuka cabang perusahaan di
berbagai negara yang berbeda. Akibat dari praktik ini, perusahaan McD menemukan suatu
persoalan. Persoalan tersebut yaitu terkait dengan keyakinan petinggi perusahaan. Petinggi
perusahaan merasa yakin bahwa konsumen yang berasal dari negara yang berbeda-beda memiliki
selera makanan dan minuman yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, petinggi perusahaan
mencoba menemukan cara agar dapat menyesuaikan selera konsumen di setiap negara tersebut.
Keyakinan ini kemudian di share kepada seluruh karyawan perusahaan. Dari keyakinan ini,
timbul suatu pedoman yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Pedoman
ini berisi tentang cara membuat produk dengan strategi lokalisasi, yaitu proses menciptakan
produk yang dapat menyesuaikan selera konsumen lokal, dimana perusahaan didirikan.

Selanjutnya, petinggi peruahaan McD juga memiliki keyakinan bahwa untuk dapat membuat
perusahaan lebih maju, maka perlu adanya pelayanan yang baik, kebersihan tempat kerja, dan
jaminan keamanan produk.

Anda mungkin juga menyukai