Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hafidz Sulthoni

NIM : 21311248

Resume Sifat-Sifat Emas Rasulullah

Di antara akhlak Rasulullah SAW yang patut kita teladani atau ajaran yang dibawanya yang
patut kita ikuti dan laksanakan adalah:

● Pertama, melaksanakan shalat lima waktu. Beliau menyatakan, bahwa shalat adalah
tiang agama, shalat menjadi pembeda antara seorang muslim dan non muslim, shalat
dapat mencegah perbuatan yang keji dan munkar, shalat merupakan mi’rajnya seorang
muslim, shalat merupakan kesempatan manusia berdialog, mengadu, dan memohon
kepada Allah SWT, shalat merupakan amal yang pertama sekali akan ditanya di akhirat,
jika shalatnya baik, maka akan ada harapan amal yang lainnya akan baik; selain itu
shalat akan memberikan pengaruh kesehatan fisik dan ruhani, serta kesehatan sosial, apa
lagi shalat tersebut dilaksanakan secara berjamaah. Karena demikian pentingnya shalat
ini, hingga sampai menjelang ajalnya atau menjelang wafatnya, beliau mengingatkan
umatnya, agar jangan meninggalkan shalat.

● Kedua, menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya, beliau
menyatakan: “Artinya: Bahwasanya aku diutus ke di dunia ini untuk menyempurnakan
akhlak. (Riwayat Ahmad)”. Menurut catatan sejarah, bahwa pada saat beliau diutus ke
muka seluruh akhlak manusia di dunia ini, seperti akhlak orang Romawi, orang Yunani,
orang China, India, Persia dan lainnya dalam keadaan merosot yang disebabkan karena
menyembah selain Allah, memperturutkan hawa nafsu. Kehidupan ummat manusia saat
itu tak ubahnya seperti binatang yang tidak mengenal halal dan haram, dan tidak
mengenal tata krama, budi pekerti, akhlak dan sopan santun. Beliau berhasil merubah
akhlak yang rusak dan buruk itu menjadi akhlak yang mulia. Di antara akhlak yang beliau
ajarkan adalah menghormati, menyayangi dan memuliakan orang tua, terutama ibu.
Ketika ada seorang sahabat bertanya kepada beliau tentang siapakan orang yang harus
lebih dahulu dihormati, beliau menjawab:ibumu, ibumu, ibumu, sampai tiga kali, dan
kemudian bapakmu. Akhlak mulia lainnya yang beliau ajarkan adalah menghormati dan
memuliakan tetangga, karena tetanggalah orang yang terdekat dengannya. Akhlak kepada
tetangga itu antara lain jika saling bertemu mengucapkan salam, jika diundang agar
didatangi, jika sakit hendaknya dijenguk, dan jika meninggal hendaknya diantarkan
jenazahnya ke pemakaman; selanjutnya jika seseorang memasak makanan, atau hidangan
yang baunya tercium oleh tetangga kita, maka hendaknya air kuah hidangan itu
diperbanyak, sehingga tetangga kita dapat diberikan hidangan tersebut. Selanjutnya
beliau juga menyatakan, bahwa seseorang belum dapat dikatakan telah beriman yang
sempurna, jika perutnya kenyang sendiri, sedangkan tetangganya menderita kelapan.
Selanjutnya beliau juga mengajarkan akhlak terhadap lingkungan. Beliau mengajarkan
agar memelihara dan menjaga kebersihan. Beliau menyatakan, bahwa kebersihan adalah
sebagian daripada iman. Beliau juga melarang kita buang air di air yang tergenang atau
tidak mengalir agar tidak menimbulkan bau busuk dan menyebarkan penyakit.
Selanjutnya beliau melarang kita buang air di bawah pohon yang berbuah. Beliau juga
melarang seseorang menyiksa binatang. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah
menceritakan tentang seorang wanita yang masuk neraka, karena menyiksa seekor
kuncing, tidak diberi makan hingga mati; sebaliknya ada seseorang yang masuk syurga,
karena memberi minum seekor anjing yang kehausan hampir mati dengan cara
mengambil air dari dalam sumur dengan sepatunya dan memberikannya kepada anjing
itu. Beliau juga menganjurkan agar berbuat baik pada tumbuh-tumbuhan. Beliau
menyatakan, bahwa jika esok akan datang hari kiamat, sedangkan di tanganmu ada benih
tanaman, maka hendaknya benih tanaman itu ditanam lebih dahulu, karena bibit tanaman
itu punya hak hidup. Beliau juga menyatakan bahwa memelihara tanaman adalah ibadah.
Beliau menyatakan, jika seseorang menanam tanaman, lalu buah tanaman tersebut
dimakan burung atau manusia, maka Allah akan mengampuni dosa orang yang menanam
tanaman itu.

● Ketiga, melaksanakan fungsi dan peran sebagai istri atau sebagi ibu. Sebagai seorang
istri, Rasulullah SAW mengajarkan agar kita menjadi istri yang shalihah, yaitu istri yang
taat menjalankan perintah Allah, taat kepada suami, menjaga amanahnya, berupa harta
benda, termasuk diri kita sendiri, ketika suami tidak ada di rumah, menyenangkan
hatinya, menjaga kehormatannya, menghormati orang tua dan keluarganya. Semua ini
dilakukan dengan ikhlas dan dalam rangka beribadah kepada Allah, dan kita jadikan
pelaksanaan tugas-tugas sebagai istri ini, sebagai ladang amal guna meraih keridlaan
Allah pada balasan pahalanya berupa syurga di akhirat nanti. Dalam salah satu hadisnya
beliau menyatakan, bahwa jika seorang wanita taat kepada Allah, dan taat kepada
suaminya, maka ia akan dipersilakan masuk syurga dari pintu manapun yang ia sukai.
Selanjutnya sebagi ibu, Rasulullah SAW mengajarkan agar kita memelihara kesehatan
dan pertumbuhan fisik putera-puteri kita, mengisi jiwanya dengan akhlak mulia, mengisi
otaknya dengan ilmu pengetahuan, dan mengiasi fisiknya dengan berbagai keterampilan.
Yakni mengisi kepala (head) atau otaknya dengan ilmu pengetahuan, mengisi hati (heart)
atau jiwanya dengan akhlak, dan menghiasi tangan (hand) atau fisiknya dengan berbagai
keterampilan. Dengan mengidi ketiga H (triple H) ini, maka anak kita akan menjadi anak
yang sempurna atau insan kamil yang akan siap menghadapi tantangan zaman yang
penuh persaingan. Caranya adalah dengan memberikan teladan yang baik, bimbingan,
pembiasaan, dan latihan.

Itulah antara lain akhlak dan ajaran yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita
semua.
Resume Islam dan Pluralisme

Pluralisme berasal dari kata pluralis yang berarti jamak, lebih dari satu, atau pluralizzing sama
dengan jumlah yang menunjukkan lebih dari satu, atau lebih dari dua yang mempunyai dualis,
sedangkan pluralisme sama dengan keadaan atau paham dalam masyarakat yang majemuk
bersangkutan dengan system social politiknya sebagai budaya yang berbeda-beda dalam satu
masyarakat5. Dalam istilah lain plualisme adalah sama dengan doktrin yang menyatakan bahwa
kekuasaan, pemerintahan di suatu Negara harus dibagi bagikan antara berbagai gelombang
karyawan dan tidak dibenarkan adanya monopoli suatu golongan. Dalam kamus filsafat,
Pluralisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut; Pertama, Realitas fundamental bersifat jamak,
berbeda dengan dualisme yang menyatakan bahwa realitas fundamental ada dua dan monisme
menyatakan bahwa realitas fundamental hanya satu. Kedua; Banyak tingkatan hal-hal dalam
alam semesta yang terpisah tidak dapat diredusir dan pada dirinya independent. Ketiga; Alam
semesta pada dasarnya tidak ditentukan dalam bentuk dan tidak memiliki kesatuan atau
kontinuitas harmonis yang mendasar, tidak ada tatanan kohern dan rasional fundamental.
Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan
penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda dan dipergunakan dalam cara yang berlainan
pula. Islam memandang pluralisme sebagai sikap saling menghargai dan toleransi terhadap
agama lain, namun bukan berarti semua agama adalah sama artinya tidak menganggap bahwa
dalam Tuhan yang kami sembah adalah Tuhan yang kalian baca; agama lain, sembah. Namun
demikian Islam tetap mengakui adanya pluralisme agama yaitu dengan mengakui perbedaan dan
identitas agama masing-masing (lakum dinukum waliyadin), disini pluralisme diorientasikan
untuk menghilangkan konflik, perbedaan dan identitas agama-agama yang ada.

Anda mungkin juga menyukai