Anda di halaman 1dari 6

Keistimewaan dalam Resep

 Acetosal (Acidum Asetylsalisilicum) digerus tersendiri

 Acid Benzoic ditetesi etanol sebelum digerus

 Acid Boric : Pulveratum (oral) : Padatan : Crystalitum (Topikal) : Cairan

 Acid Boric dilarutkan dalam air panas

 Acid Citric sebanyak 10 gr setara dengan 12 gr NaHCO3

 Acid Salicylic ditetesi etanol sebelum digerus

 Adeps Lanae ditetesi Aseton sebelum digerus

 Alkaloid Belladon = 1,3% x Ext Belladon atau (di x 100/1,3 x Alkaloid Belladon)

 Alumunii Kalii Sulfas diganti exicatus sebanyak 2/3x nya

 Amidopirin diusulkan diganti dengan Propyphenazon sama banyak, karena menyebabkan


Agranulositosi

 Arsen Tiroxyd diganti Sol. Kalii Arsenitis sebanyak 100x nya

 Balsam Peru ditetesi etanol, ditambahkan terakhir, dan di ayak dengan pengayak mesh 100

 Barbital Na (Solutio; Potio) diganti dengan Barbital sama banyak, karena dapat terurai.

 Basitrasi Zn UI       = 6000 UI/gr

 Belladon Extr dan Tct Hyosiami berDM searah termasuk Tct yang tahan panas

 Belladon Extr dilarutkan dengan air hangat sama banyak

 Belladon Extr ditetesi etanol, keringkan dengan lactosa

 Belladon Extr ditimbang dengan di alasi Parafin, lalu digerus di mortar panas

 Belladon Extr spissum dalam solutio diencerkan dengan air sebanyak 2x nya

 Belladon Tct dipanaskan di penangas uap dan keringkan dengan SL, lalu di gerus halus di mortir
panas

 Bentonit ditambahkan sedikit-sedikit pada air panas

 Bentonit Magma 25%       = R/ standar FN Calamin

 Bentonit Magma, terdiri dari :  5% Bentonitum dan 95% air

 Calcii Lact dan Ca Gluconas , cara pembuatan : jika jumlah air cukup, dilarutkan. Tapi jika tidak,
suspensikan dengan PGS

 Caramel, cara pembuatan : Sacchrum Album 5% ditambah HCL sama banyak, lau dipanaskan

 Cera dalam unguentum di lebur bersama Vaselin


 Champora ditetesi etanol sebelum digerus. Jika dalam resep terdapat pula Menthol, maka
champora digerus bersama dengan Menthol tanpa perlu ditetesi etanol terlebih dahulu

 Champora larut dalam minyak lemak

 Chinae Extr Liq diganti Chinae Extr Sicc sebanyak 1/3x nya

 Chinidin sulfas diusulkan dibuat kapsul, karena sangat pahit

 Chlorampenicol dalam obat dalam diganti dengan Chlorampenicol Palmitat sebanyak 1,74x nya
jika obat luar tidak perlu diganti.

 Codein dalam potio diganti Codein HCL sebanyak 1,17X nya

 Codein dalam potio diganti garamnya Phospat atau HCL untuk memperbaiki kelarutan

 Coffein (Trimetilxantin) dan Teoffilin berDM dan berkhasiat searah

 Coffein Citras, terdiri dari : 50% Coffein, maka perhitungan DMnya 2x DM Coffein

 Cortison dalam obat luar diganti Hydrocortison Acetat

 Dalam salep Paraffin dan Vaselin dilebur di penangas uap

 Dalam Unguentum/salep Resorcin memiliki kelarutan dalam minyak lemak <5%, dilarutkan
dengan menghangatkan, tidak larut dalam Vaselin, maka ditambahkan etanol 95%

 Dexamethason diganti dengan Dexamethason Phospat sama banyak

 DM Sol. Kalii Arsenitis diambil dari FFI

 Duplex       artinya setiap zat-zatnya dikali 2, namun airnya tidak ikut dikali (jumlah air tetap)

 Duplo artinya setiap zat-zatnya dikali 2,  termasuk air yang ada dalam resep.

 Ellaeosacchara      , terdiri dari : 2 gr Lactos dan 1 tetes minyak atsiri

 Extr Opii dan Extr Ratanhiae dilarutkan dengan cara dilebur di atas air, selama ¼ jam

 Fenol diambil Potio Liquefactum yaitu lar 20 bag air dalam 100 bag Fenol. Jumlah yang diambil
1,2x jumlah yang diminta

 Fenol untuk Gargarisma max 0,5%

 Ferro Sulfas diganti Exicatus sebanyak 2/3X nya

 Formalin/Sol. Formaldeyd diganti Paraformaldehyd 36% (pada adsper tidak di ayak)

 Gelatin dan Glycerin pada Suppositoria dipanaskan di penangas air

 Gentamycin diganti Gentamycin Sulfat sebanyak 1,7x nya (Potensi di FI 30000UI/gr)

 Glycyrrhizae Succus / Liquiritae dalam potio dibuat dengan cara gerus tuang

 Glycyrrhizae Succus dilarutkan dalam air panas


 Hyosiami Extr dilarutkan dengan air sama banyak

 Ibuprophen dibuat suspensi karena tidak larut dalam air dan tidak larut dalam potio

 Ichtamolum ditetesi etanol, ditambahkan terakhir, dan tidak ikut diayak

 Iodium, cara pembuatan : jika dalam resep terdapat juga KI atau Nal, maka Iodium dilarutkan
dalam KI atau Nal

 Jika kadar % Sol H2O2 tidak dituliskan dalam resep maka siswa boleh bertanya kadarnya. Untuk
Colutio Oris maksimal 3%; H2O2 dil = H2O2 3%. Jika dalam resep ditulis Hidrogen Peroxid itu
tandanya kadar yang digunakan adalah 30%.

 Kadar Iodium dalam potio max 0,1%

 Kadar Kalii Permanganat max 0,2%

 Kalii Bromida digerus di mortir panas

 Kaolin dianggap steril

 Ketoprofen diusulkan dibuat suspense, karena tidak larut dalam air dan tidak larut dalam potio

 KmnO4 dilarutkan dengan pemanasan, setelah dingin tanpa dikocok dimasukkan ke botol

 Kreosat tidak boleh melebihi kadar 40%

 Lanolin , terdiri dari : 75% Adeps Lanae dan 25% air

 LCD dalam topical, dicampurkan dengan basis

 Mebhidrolina diganti Mebhidrolin Napadisilat sebanyak 1,52x nya

 Menthol ditetesi etanol sebelum digerus. Jika dalam resep terdapat champora, maka Mentol
hanya digerus bersama dengan Champora tanpa ditetesi etanol

 Methyl Salicylat ditetesi etanol sebelum digerus

 Mg Sulfat diganti exicatus sebanyak 2/3x nya

 MgO diayak dengan pengayak no 66

 Na. Bic + Na. Salicyl                      à Na. Bic digerus tuang, sedangkan Na. Salicyl untuk mencegah
perubahan warna, larutan harus ditambahkan Na. Pyrophosphate 0,25% dari berat larutan Na.
Bromid digerus di mortir panas

 Na. Bicarbonat dalam potio, cara pembuatan : dilakukan dengan gerus tuang

 Na. Carbonas diganti exicatus  sebanyak 2/3x nya

 Na. CMC 1% dengan air panas 20x nya

 Na. Lauryl Sulfas dilarutkan dalam air panas

 Na. Subcarbonas dalam poyio, dilarutkan dengan cara gerus tuang


 Na. Subcarbonas dan Na. Salicylas harus ditambah Na. Pyrophosphate 0,25% untuk mencegah
perubahan warna

 Na. Sulfas diganti exicatus sebanyak 1/2x nya

 Na. Tetraboras larut dalam lebih kurang 1 bagian Glycerol (FI III, 427)

 Naphtol (topical) dihitung DMnya  à dilarutkan dengan Sapo Kalinus

 NBB praktis tidak larut dalam air, maka disuspensikan dengan tylose 1%

 Neomycin diganti dengan Neomycin Sulfas sebanyak 1,43x nya (Potensi di FI 680000UI/gr)

 Nipagin (0,25%) dan Nipasol (0,05%) (sebagai pengawet) dilarutkan dengan pemanasan sambil
digoyang-goyangkan atau dilarutkan dulu dengan etanol

 Ol. Rosae diganti Aqua Rosae sebanyak 5000x nya

 Ol. Sesami dan Ol. Foenic ditambah Gom sebanyak 1/2x Ol. Sesami + aa Ol. Foenic

 Ol. Terebintinae dan Ol. Iecoris, pembuatan harus dicampur dalam keadaan dingin tidak boleh
dilebur, rusak

 Ol.MP diganti Aqua Mp sebanyak 2000x nya

 Opii Pulvis dan Pantopon berDM searah

 Paraformaldehyd dalam sebuk tabor tidakikut diayak, maka tidak perlu ditambah 10%

 Parasetamol dalam syrup tidak larut, maka disuspensikan

 Pelidol kelarutan dalam minyak nabati 7%, dalam minyak lemak (Adeps Lanae) 3%

 Pengayak ZnO (mesh 100), Cera (mesh 44)(kel. 1:100, FI III)

 Pepsin disuspensikan dengan air sebanyak 20x nya, lalu ditambah HCL

 Pepsin, pembuatan : Larutkan dalam air + HCL Dilutus

 Perbandingan Quini Sulfas : HCL = 1 : 0,8

 Perhitungan DM INH berdasarkan berat badan

 PGA 2% airnya 1,5x nya

 PGS 2% airnya 7x nya

 Phenacetin diganti dengan Acetaminophen , karena bersifat Karsiogenik

 Phenazon diganti dengan Propyphenazon

 Phenol Liq dibuat Gargarisma max 0,5%

 Potassium Hydroxyd, terdiri dari : KOH + air panas

 Potio Netralisasi boleh pakai KD


 Prednisolon untuk obat luar

 Prednison diambil DM Prednison Acetas

 Prednison untuk obat dalam

 Promethazin HCL memiliki khasiat Antihistamin

 Protalgol, pembuatan : taburkan diatas air dingin, diamkan 15 menit ditempat gelap. Masukkan
dalam dasar salep sedikit demi sedikit. Jika ada Glicerin dalam resep, gerus dengan Glicerin + air
sama banyak (tidak perlu didiamkan terlebih dahulu)

 Pulveres perlu ditambahkan SL. Untuk anak-anak 300 mg dan untuk dewasa 500 mg. untuk
pulveres yang mengandung Extract atau Tinctur harus ditambahkan SL bisa 1 atau 2 gr. Pada
jurnal resep perlu ditambahkan ‘adde SL …’

 Quinin diusul masuk kapsul, karena sangat pahit

 Resorcinol dalam sedian topical ditetesi etanol

 Restard Tablet diusulkan diganti dengan Tablet biasa ana dosis, karena tidak bisa digerus atau
didalamnya terdapat puyer yang memiliki tujuan untuk pengobatan Long Acting

 Rivanol      dilarutkan dalam etanol atau air panas diambil kadarnya 0,1%

 Sacch.alb pada potio diganti Syr Simplex sebanyak 100/65x nya

 SASA dan Sirupus Symplex : Timbang SASA dalam sirupus Simplex; jika vol boleh dikukur sendiri-
sendiri, maka setelah di ukur dicampur terlebih dahulu baru dimasukkan kedalam botol, (untuk
mempermudah dispersi, karena SASA sulit terdipersi kalau sendiri. Tanpa syrup , SASA
dimasukkan terakhir “jangan kena dingding botol”)

 Secale Cornutum Tct diganti Ext. Secale 10%

 Secalis Cornuti memiliki khasiat Oksitosik pada rahim, jadi pastikan bahwa resep ditunjukkan
untuk pasien perempuan

 Span dipanaskan bersama Asam Stearat sampai meleleh

 Strychnine diusulkan dibuat kapsul, karena rasanya sangat pahit

 Sublimate (Gutt.opht) dilakukan dengan pemanasan / dikocok-kocok dalam air panas, lalu
disaring setelah dingin, kadar dalam obat mata 1:4000

 Sulfa diusulkan dibuat suspensi dengan PGS 2%, karena tidak larut

 Sulfa diusulkan ditambah Na Bicarbonat ½ atau sama banyak, karena menyebabkan Kristal Uria
(kecuali Sulfaquanidin)

 Sulfur dalam serbuk tabor, dimasukkan terakhir sesudah serbuk diayak dan ditimbang, dan tidak
ditambah 10%

 Sulfur pada Adspersorius jangan diayak dan ditambah 10%


 Sulfur                                 = Depuratum, Sublimatum, Praecipitatum

 Syr Aurantii qs                   = 12%

 Syr Simpex qs                    = 10%

 Talk dianggap steril

 Tannin jika ada air dan Gliserin, larutkan dalam air terlebih dalam dulu, baru ditambahkan
Gliserin (Potio)

 Tct. Secale Cornutum diganti Ext Secale 10%

 Tct. Valerian di penangas air (Obat Narkotik)

 Tetes hidung pembawanya adalah air

 Theofilin dan Coffein DM searah

 Tincture dalam serbuk harus diuapkan, untuk SL sisa kering = 0

 TOB diganti komponen-komponennya karena mengandung bahan tidak tahan panas

1. Alkohol diganti SL (Oral)

2. Alcohol dan air diganti dasar salep (Salep)

3. Diambil Tct Opii 5%

 TOC dipanaskan dengan SL, Searah dengan Opii

 TOC diusulkan di penangas air biasa karena alat bersuhu rendah tidak tersedia

 Trisulfapirimidina tablet, terdiri dari: Sulfadiazinum 167 mg (ada DM), Sulfamerazinum 167 mg
dan Sulfadimidinum 167 mg

 Tween dilarutkan dalam air panas

 Tylose untuk suspense 1-2%, ditaburkan dalam 20x air dingin sampai mengembang

 Unguentum Simplex, terdiri dari:  30 bagian Cera Flava dan 70 bagian Ol. Sesami

 Unguentum Whitefield à Formin, 107

 Zinc Oxyd dalam serbuk tabur, diayak terlebih dahulu sebelum ditimbang dengan pengayak
mesh 100

 Zincy Undecylenes diayak dengan pengayak no. 100

 ZnCl dilarutkan dengan air banyak sekaligus, jangan sedikit demi sedikit lalu disaring (Potio)

 ZnO dalam unguentum bila >10%, maka Vaselin dilebur

Anda mungkin juga menyukai