Anda di halaman 1dari 11

JURNAL LAMPUHYANG Volume 13 Nomor 2 Juli 2022

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661


STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA https://e-journal.stkip-amlapura.ac.id

Metode Membaca Tanpa Mengeja sebagai Metode Pembelajaran Bahasa


bagi Anak Berkebutuhan Khusus Disleksia

Sang Ayu Putu Nilayani1, I Gusti Ayu Adi Rahayuni2


STKIP Agama Hindu Amlapura
1
Sangayutu08@gmail.com,2radha_jayantam@yahoo.com

Direvisi: 10 Juni 2022 Diterima: 24 Juni 2022 Diterbitkan: 1 Juli 2022

Abstrak: Artikel ini membahas tentang metode membaca tanpa mengeja sebagai
metode pembelajaran bahasa bagi anak berkebutuhan khusus disleksia. Metode
membaca tanpa mengeja ini adalah suatu metode membaca tanpa memperkenalkan
huruf dan bunyi tetapi langsung memperkenalkan suku kata menjadi kata dengan cara
pembelajarann diulang-ulang dan bertahap. Disleksia merupakan suatu gangguan
belajar pada anak-anak yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, mengeja,
atau berbicara dengan jelas. Berdasarkan penelitian-penelitian yang ada, penggunaan
metode tanpa mengeja untuk anak berkebutuhan khusus disleksia ini dirasa cukup tepat
digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian-penelitian yang menunjukkan
bahwa melalui metode membaca tanpa mngeja, kemampuan membaca anak
berkebutuhan khusus disleksia mengalami peningkatan. Permasalahan pada makalah ini
adalah mengenai bagaimanakah metode membaca tanpa mengeja, serta bagaimana
penggunaan metode Membaca Tanpa Mengeja sebagai metode pembelajaran bahasa
bagi anak berkebutuhan khusus disleksia. Tujuan makalah ini sesuai dengan
permasalahan. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan
mengenai membaca tanpa mengeja dan mengenai anak berkebutuhan khusus disleksia.
Makalah ini juga diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi pembaca dalam menangani
permasalahan membaca, menulis, mengeja, dan berbicara pada anak disleksia. Metode
membaca tanpa mengeja untuk anak disleksia diawali dengan mengenalkan suku kata
per suku kata. Anak dilarang keras diajarkan mengeja. Setelah anak disleksia mampu
membaca, anak baru boleh dikenalkan dengan huruf. Penggunaan metode ini
dikarenakan anak berkebutuhan khusus disleksia mengalami beberapa masalah, seperti
kesulitan membedakan huruf dan bunyi, kesulitan mengingat kata atau huruf yang
berurutan, serta kesulitan memahami tata bahasa.
Kata Kunci: metode membaca, metode tanpa mengeja, disleksia

Abstract: This article discusses the method of reading without spelling as a language
learning method for children with special needs with dyslexia. This method of reading
without spelling is a method of reading without introducing letters and sounds but
directly introducing syllables into words by means of repeated and gradual learning.
Dyslexia is a learning disorder in children characterized by difficulty reading, writing,

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 84
spelling, or speaking clearly. Based on existing studies, the use of the method without
spelling for children with special needs dyslexia is considered quite appropriate to use.
This can be seen from the results of studies which show that through the method of
reading without spelling, the reading ability of children with special needs with dyslexia
has increased. The problem in this paper is about how to use the method of reading
without spelling, and how to use the method of reading without spelling as a language
learning method for children with special needs with dyslexia. The purpose of this paper
is in accordance with the problem. This paper is expected to be used as a source of
knowledge about reading without spelling and about children with special needs
dyslexia. This paper is also expected to be used as a guide for readers in dealing with
reading, writing, spelling, and speaking problems in dyslexic children. The method of
reading without spelling for dyslexic children begins by introducing syllable by syllable.
Children are strictly forbidden to be taught to spell. After a dyslexic child is able to read,
a new child may be introduced to letters. The use of this method is because children
with special needs with dyslexia experience several problems, such as difficulty
distinguishing letters and sounds, difficulty remembering consecutive words or letters,
and difficulty understanding grammar.
Keywords: reading method, method without spelling, dyslexia

I. PENDAHULUAN dilakukan serta dipergunakan oleh


Membaca adalah salah satu pembaca untuk memperoleh pesan yang
keterampilan yang penting untuk setiap hendak disampaikan oleh penulis
orang. Peran membaca dalam melalui media kata atau bahasa tulis.
kehidupan sehari-hari sangat Dengan kata lain, melalui membaca
berpengaruh. Bayangkan saja, apabila seseorang akan dapat menerima dan
seseorang pergi ke suatu tempat tanpa memahami isi pesan tertulis. Pentingnya
bisa membaca, tentu seseorang tersebut membaca tertuang pada Undang-
akan sulit untuk mencapai tujuannya. Undang Sistem Pendidikan Nasional
Selain itu, telah diketahui bersama tahun 2003 pada Bab III pasal 4 ayat 4
bahwa melalui membaca seseorang tentang Prinsip-prinsip
dapat meraih impian juga cita-citanya. Penyelenggaraan Pendidikan
Ada ungkapan “Buku adalah Jendela menyebutkan bahwa pendidikan
Dunia” tentu seseorang tidak akan dapat diselenggarakan dengan
membuka “jendela dunia” jika ia tidak mengembangkan budaya membaca,
memegang kunci jendela tersebut, yang menulis dan berhitung bagi segenap
mana kuncinya adalah membaca. warga masyarakat. Secara garis besar
Menurut Tarigan (2015:7) ayat tersebut menjelaskan bahwa
membaca merupakan suatu proses yang membaca bagi warga masyarakat sangat

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 85
penting. Sehingga, pemerintah begitu ini bukan disebabkan oleh malasnya
gencarnya menggalakkan budaya anak dalam belajar membaca, namun
membaca bagi masyarakat. Salah disebabkan oleh kekurangan yang
satunya melalui Gerakan Literasi dimiliki anak sejak lahir. Kesulitan
Nasional (GLN). dalam belajar membaca ini disebut
Gerakan Literasi Nasional disleksia.
merupakan upaya untuk memperkuat Disleksia berasal dari kata dys
sinergi antarunit utama pelaku gerakan yang bermakna “kesulitan” dan lexis
literasi dengan menghimpun semua yang berarti “Bahasa”. Jadi disleksia
potensi dan memperluas keterlibatan secara harafiah berarti kesulitan dalam
publik dalam menumbuhkembangkan berbahasa (Bambang, 2015: 32). Anak
dan membudayakan literasi di Indonesia. disleksia tidak hanya mengalami
Literasi itu sendiri merupakan kegiatan kesulitan dalam membaca, tetapi juga
yang dilaksanakan untuk meningkatkan dalam mengeja, menulis, dan beberapa
keterampilan membaca agar aspek bahasa lainnya. Disleksia pada
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih anak harus ditangani dengan tepat dan
baik (Ditjen Dikdasmen, 2016). dengan cara atau metode yang sesuai
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar sehingga anak bisa membaca dan dapat
dan Menengah mengembangkan menjalani kehidupan selayaknya anak-
Gerakan Literasi Sekolah ini dengan anak lainnya.
tujuan membudayakan membaca sejak Salah satu metode yang cocok
anak-anak. Membaca dipercayai dapat digunakan dalam pembelajaran
meningkatkan pengetahuan yang membaca untuk anak disleksia adalah
dimiliki oleh seseorang yang natinya metode membaca tanpa mengeja.
dapat berpengaruh besar terhadap Metode membaca tanpa mengeja ini
perkembangan hidup seseorang serta merupakan revolusi
kemajuan bangsa. metode membaca yang dalam
Namun, terlepas dari begitu pengajarannya tidak langsung
pentingnya membaca bagi masyarakat, mengenalkan huruf pada tahap awal,
ternyata ada banyak anak di seluruh namun anak dikenalkan suku kata
dunia yang mengalami kesulitan dalam terlebih dahulu. Metode ini merupakan
belajar membaca. Kesulitan membaca metode yang efektif digunakan untuk

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 86
mengajarkan membaca siswa kelas
rendah dan juga dikatakan efektif
digunakan untuk anak disleksia. Hal ini
didukung oleh penelitian Kania
Mandala dari Universitas Negeri II. PEMBAHASAN
Padang yang berjudul “Metode Belajar 2.1 Anak Berkebutuhan Khusus
Membaca Tanpa Mengeja (BMTM); Disleksia
Alternatif untuk Meningkatkan Disleksia berasal dari kata dys
Kemampuan Membaca Permulaan yang bermakna “kesulitan” dan lexis
Anak Dyslexia”. Hasil dari penelitian yang berarti “Bahasa”. Jadi disleksia
ini membuktikan bahwasanya secara harafiah berarti kesulitan dalam
kemampuan membaca permulaan pada berbahasa (Bambang, 2015: 32). Anak
anak-anak yang mengalami dyslexia disleksia tidak hanya mengalami
mengalami peningkatan setelah kesulitan dalam membaca, tetapi juga
intervensi menggunakan metode Belajar mengeja, menulis dan beberapa aspek
Membaca Tanpa Mengeja (BMTM). lainnya. Kesulitan membaca ini
Dengan demikian, perlu adanya memang diakibatkan oleh bawaan anak
pengetahuan bagi masyarakat sejak lahir atau memang dialami oleh
khususnya bagi dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus.
mengenai penggunaan metode Menurut Bambang (2015:32),
Membaca Tanpa Mengeja sebagai disleksia ditandai dengan kesulitan
metode pembelajaran bahasa bagi anak mengenali kata secara tepat/akurat,
berkebutuhan khusus disleksia. mengeja, serta mengode simbol.
Sehingga, melalui makalah ini Sejumlah ahli juga mendefinisikan
diharapkan baik guru, orang tua, disleksia sebagai suatu kondisi
pendidik, maupun seluruh lapisan pemrosesan input atau informasi yang
masyarakat dapat mengetahui dan berbeda dari anak normal. Kondisi
menerapkan metode ini kepada anak- tersebut sering ditantai dengan kesulitan
anak berkebutuhan khusus disleksia, dalam membaca yang dapat
dengan harapan anak berkebutuhan mempengaruhi area kognisi, seperti
khusus disleksia bisa membaca seperti daya ingat, kecepatan memperoses input,
anak-anak pada umumnya.

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 87
kemampuan mengatur waktu, aspek yang mempunyai struktur dan kaidah
koordinasi, serta pengendalian gerak. yang berbeda.
Secara khusus, anak yang Bambang (2015:35)
mengalami disleksia biasanya menjelaskan bahwa menurut penelitian
mengalami lima masalah, pertama terkini, masalah-masalah yang dialami
masalah fonologi. Yang dimaksud anak disleksia dikarenakan terdapat
dengan fonologi adalah hubungan perbedaan anatomi antara otak anak
semantik antara huruf dan bunyi. disleksia dengan anak normal.
Misalnya anak mengalami kesulitan Perbedaan tersebut terletak di bagian
membedakan kata “paku” dan “palu. temporal-parietal-oksipitalnya (otak
Kesulitan ini bukan disebabkan masalah bagian samping dan belakang).
pendengaran , melainkan terkait proses Pemeriksaan functional
pengolahan input di dalam otak. Kedua, magneticresonance imaging untuk
masalah mengingat perkataan. memeriksa otak saat dilakukan aktivitas
Kebanyakan anak disleksia mempunyai otak individu disleksia jauh berbeda
level intelegensi yang normal atau dengan manusia normal. Dalam hal ini,
bahkan di atas rata-rata. Anakn tetapi, perbedaan yang paling utama terletak
mereka mengelami kesulitan dalam hal pada pemrosesan input huruf ataupun
mengingat perkataan. Ketiga, masalah kata yang dibaca, lalu diterjemahkan
menyusunan yang sistematis/berurutan. menjadi suatu makna.
Anak disleksia mengalami kesulitan Cara menangani anak
dalam menyususn sesuatu secara berkebutuhan khusus disleksia adalah
berurutan. Keempat, masalah ingatan dengan cara orang tua maupun guru
jangka pendek. Anak disleksia harus lebih dalam mendampingin
mengalami kesulitan memahami anak/siswa. Sebab, anak berkebutuhan
instruksi panjang dalam waktu pendek. khusus disleksia akan setiap saat
Kelima, masalah pemahaman sintaksis. berhadapan dengan kesulitan. Selain itu,
Anak disleksia mengalami kebingungan orang tua dan guru juga harus
dalam memahami tata bahasa, terutama memberikan dorongan sedemikian rupa
jika dalam waktu bersamaan mereka untuk mengembalikan kepercayaan diri
menggunakan dua atau lebih Bahasa anak/siswa. Guru juga harus membuat
sesuatu semenarik mungkin dalam

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 88
mengajarkan siswa membaca. Salah pengajarannya tidak langsung
satu cara yang dapat dilakukan dalam mengenalkan huruf pada tahap awal
mengajarkan membaca anak disleksia namun anak dikenalkan suku kata
adalah melatih dengan mengenalkan terlebih dahulu (Noviana, 2009). Anak
huruf, suku kata, dua suku kata, dan akan diajak membaca suku kata per
seterusnya. Begitupun dalam melatih suku kata kemudian setelah mereka
menulis dan mengingat. Orang tua dan mengenal beberapa suku kata, barulah
guru harus menjadi orang yang mereka diberikan beberapa contoh
menyenangkan untuk anak disleksia dan kalimat untuk dibaca anak. Dalam
aktif dalam mencari metode-metode proses belajar membaca ini anak juga
pengajaran yang tepat, khususnya dalam harus diberikan penghargaan apabila
melajar membaca, menulis, dan anak mampu membaca, misalnya
mengingat. penghargaan berupa pujian atau dengan
hal positif lainnya. Dengan begitu, anak
2.2 Metode Membaca Tanpa Mengeja
diharapkan akan lebih bersemangat
Membaca merupakan
untuk belajar membaca.
pengetahuan dasar yang harus dimiliki
Malam menggunakan metode
seorang anak sehingga membaca akan
membaca tanpa mengeja ini, guru/orang
menjadi bagian terpenting yang akan
tua tidak diperkenankan untuk memaksa
dilalui anak. Karena itu, proses
anak dalam membaca karena membaca
membaca bagi anak haruslah berkesan
erat kaitannya dengan simbol-simbol
dan dirancang sedemikian rupa
(Noviana, 2009:5). Selain itu, jika
sehingga anak benar-benar belajar
pembentukan kebiasaan membaca
membaca dengan menyenangkan
dilakukan dengan cara paksaan, tak
sehingga mampu membaca dengan baik
jarang anak akan tidak tertarik dengan
dan dengan pemahaman membaca yang
buku atau bacaan lainnya.
baik pula. Ada berbagai macam metode
Metode membaca tanpa mengeja
membaca yang dapat dilakukan, salah
sangat berbeda dengan metode-metode
satunya adalah belajar membaca tanpa
membaca yang pernah ada. Metode ini
mengeja (BMTM).
memanfaatkan rasa ingin tahu anak
Belajar membaca tanpa mengeja
yang dimiliki anak sejak lahir, sehingga
ini merupakan revolusi
tidak ada paksaan dalam proses belajar
metode membaca yang dalam

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 89
membaca anak, dan dibuat selama 15 hari anak akan sudah
semenyenangkan mungkin bagi anak. bisa membaca.
Dengan demikian, anak tidak hanya Metode ini melarang keras anak
sekadar bisa membaca, melainkan juga diajarkan mengeja. Anak harus
suka membaca. Kegiatan membaca diajarkan langsung suku kata per suku
akan lebih menyenangkan dan akan katan tanpa mengeja. Anak juga tidak
menjadi aktivitas yang ditunggu-tunggu diperkenalkan huruf. Huruf hanya
anak. Menutur Noviana (2009:7), diperkenalkan Ketika anak sudah
keunggulan mengajar membaca dengan benar-benar bisa membaca. Guru/orang
metode tanpa mengeja ini antara lain: tua hanya memperkenalkan bahan ajar
1) Metode ini sangat menyenangkan pokoknya saja, selebihnya anak akan
dan tidak membebani anak untuk mengingat sendiri suku kata per suku
banyak menghafal. Hal ini akan kata yang telah diajarkan pada bahan
menjadikan anak senantiasa ajar pokok. Pada proses belajar mebaca,
senang ketika belajar membaca. sesekali diselingin dengan bernyanyi
2) Anak bersifat aktif, artinya hanya atau medengarkan lagu agar anak tetap
dengan memberi contoh membaca semangat dalam belajar. Tidak ada
judul saja siswa bisa belajar paksaan untuk membuat anak mau
membaca dengan mandiri. belajar membaca. Jika anak tidak mau,
3) Jika diterapkan dengan sistem guru/orang tua bisa memberikan
klaksikal, guru bisa menerapkan permainan atau menggunakan media
system asistensi, yaitu dengan gambar untuk mengarahkan kemauan
bantuan siswa lain yang lebih siswa agar mau belajar, tentu tanpa
lancar membaca. paksaan.
4) Dengan memiliki buku panduan, Membaca umumnya dimulai
selain bisa untuk belajar di ketika anak berada dikelas awal, namun
sekolah, anak bisa belajar sendiri ada juga yang sudah memulainya sejak
di rumah dengan bantuan orang taman kanak-kanak. Membaca
tua. merupakan kemampuan atau
5) Hasil belajar sangat nyata, bahkan kompetensi penting yang harus dimiliki
melalui bimbingan yang intensif oleh setiap anak, dengan menguasai
keterampilan membaca anak akan lebih

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 90
mudah untuk memahami berbagai mata belajar membaca pada tahap membaca
pelajaran dan banyak mendapatkan permulaan (Jamaris, 2014).
pengetahuan lanjutan tentang berbagai Salah satu metode untuk
mata pelajaran atau bidang studi, mengembangkan keterampilan
karena membaca adalah dasar membaca permulaan pada anak
penguasaan berbagai materi bidang disleksia yaitu melalui metode belajar
studi tersebut (Abdurrahman, 2012). membaca tanpa mengeja (BMTM).
Oleh karenaya keterampilan membaca BMTM adalah revolusi metode
harus diajarkan sejak anak masuk SD. membaca yang dalam pengajarannya
Berbeda dengan anak tidak langsung mengenalkan huruf pada
berkebutuhan khusus disleksia, Anak tahap awal namun anak dikenalkan suku
disleksia merupakan anak yang kata terlebih dahulu, misalkan ba, ca, da,
mengalami kesulitan dalam berbahasa bi, ci, di, bu, do, co, be dan seterusnya.
(Bambang, 2015). Mereka akan Setelah mengenal beberapa suku kata
mengalami hambatan dan tertinggal dari kemudian anak diajarkan untuk
teman -temanya dalam mengikuti membaca rangkaian suku kata menjadi
pembelajaran secara maksimal. kata. Anak dikenalkan kata-kata
Sehingga, kesulitan belajar membaca sederhana yang biasa mereka temui
harus secepatnya diatasi dengan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
mencari metode yang tepat untuk membuat anak mudah memahami,
memberikan pelajaran membaca, mengingat dan mencermati materi yang
sehingga diharapkan kemampuan disampaikan guru.
membaca pada anak dapat berkembang. Metode ini sangat berbeda
Meskipun kesulitan belajar dengan metode membaca pada
membaca anak disleksia disebabkan umumnya, metode ini mempunyai
oleh masalah fungsi otak. Namun, teknik yang lebih bervariasi dan
kesulitan belajar membaca pada anak menyesuaikan dengan kecenderungan
dapat diatasi dengan aktif mencari karakter anak-anak. Biasanya pada
metode-metode uang tepat digunakan masa anak-anak karakteristik yang
untuk anak. Kirk menyatakan bahwa terlihat seperti konsentrasi lebih rendah
metode membaca tanpa mengeja dapat atau pendek (relatif), tidak senang diatur
digunakan untuk membantu anak atau dipaksa dan tidak senang dites.

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 91
Namun akan berbeda jika pengajaran huruf, kesulitan dalam menyusun
dilakukan sambil bermain. Bermain sesuatu secara berurutan dan mengalami
adalah kegiatan yang bisa mencairkan kesulitan dalam menginat maka metode
karakteristik tersebut, dengan belajar membaca tanpa mengeja ini sangat tepat
membaca sambil bermain anak akan digunakan untuk menangani anak-anak
merasa bebas dan menyenangkan. Anak tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
tidak akan merasa terbebani dengan kaitan keunggulan belajar membaca
hafalan symbol-simbol grafis. Tanpa tanpa mengeja dengan lima masalah
mereka sadari sambil bermain mereka anak disleksia.
sudah menghafalkan atau mengingat Pertama anak disleksia
symbol-simbol grafis tersebut. Metode mengalami masalah fonologi,
BMTM dirancang sangat permasalahan fonologi ini merupakan
mempertimbangkan karakteristik dunia kesulitan anak membedakan huruf dan
anak yang tidak suka diatur, dipaksa bunyi. Dengan keunggulan metode
dan dites (Noviana, 2009) membaca tanpa mengeja, anak tidak
Mengembangkan kemampuan diperkenalkan huruf, dan bunyi huruf
membaca permulaan yang diawali melainkan diperkenalkan dengan suku
dengan mengenalkan suku kata berpola kata, maka anak disleksia akan dengan
konsonan-vocal seperti ba, ca, da, ka, bi, mudah belajar membaca karena mereka
ci, di, ki, bu, cu, du, ku, be, ce, de, ke, tidak lagi terbebani dengan mengenal
bo, co, do, ko dan seterusnya. dan menghafal bentuk dan bunyi huruf.
Kemudian suku kata tersebut dirangkai Kedua, anak disleksia mengalami
menjadi kata-kata bermakna. Contoh, kesulitan dalam mengingat perkataan.
ba-ca baca, ba-bi babi, ca-be cabe, cu-ci Dengan tidak perlunya anak disleksia
cuci, da-da dada, da-du dadu, du-ku menghafal atau mengenal huruf beserta
duku, ka-ki kaki, ku-ku kuku, ko-ki bunyinya, maka anak disleksia tidak
koki. Kemampuan membaca tersebut perlu menjalani proses yang cukup
dikembangkan dengan menggunakan panjang untuk bisa membaca. Sehingga,
metode belajar membaca tanpa mengeja anak dilseksia tidak perlu terlalu banyak
(BMTM). mengingat instruksi yang diberikan oleh
Oleh karena anak disleksia guru maupun orang tua saat proses
terkendala dalam membedakan bentuk belajar membaca. Ketiga, anak disleksia

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 92
mengalami masalah dalam menyusunan membaca tanpa mengeja ini juga
sesuatu yang sistematis/berurutan. Pada dikemas dengan cara yang
metode ini, anak dilseksia tidak perlu menyenangkan sehingga anak disleksia
menghafal huruf yang berurutan sebab akan merasa teratrik untuk belajar
anak langsung diajarkan membaca suku membaca. Selain itu, dalam proses
kata per suku kata. belajar membaca anak disleksia, guru
Dengan demikian, dapat wajib memberikan dukungan positif dan
dikatakan bahwa metode membaca apresiasi, serta semangat kepada mereka
tanpa mengeja ini sangat cocok agar tetap mau belajar membaca
digunakan untuk anak disleksia, selain meskipun tanpa paksaan.
didukung oleh hasil penelitian. Apalagi Hal mendasar yang perlu kita
metode membaca tanpa mengeja ini lakukan dalam menangani anak
dikemas dengan cara yang berkebutuhan khusus disleksia adalah
menyenangkan. Hal ini akan mengetahui dan memahami mereka.
menjadikan anak senantiasa senang Jika guru maupun orang tua tidak
ketika belajar membaca. mengetahui anak/ peserta didiknya
adalah anak dengan dikslesia maka anak
III. PENUTUP tidak akan mendapat penanganan yang
Metode membaca tanpa mengeja tepat. Jika guru/orang tua sudah
cocok digunakan untuk menangani mengetahui anak/peserta didiknya
kesulitan membaca bagi anak adalah anak berkebutuhan khusus maka
berkebutuhan khusus disleksia. Hal ini mereka harus memahami kebutuhan
didukung dengan penelitian yang ada anak tersebut.
serta didukung dengan keunggulan- Sangat penting kita sebagai guru
keunggulan dari metode membaca tanpa maupun orang tua mengetahui keadaan
mengeja yang dapat diterapkan kepada anak kita sejak dini, sebab jika
anak disleksia. Metode ini diterapkan guru/orang tua tidak mengetahui
dengan cara mengajarkan anak dilseksia anaknya adalah anak disleksia maka
membaca suku kata per suku kata. Suku anak akan mengalami stres yang cukup
kata yang digunakan adalah suku kata tinggi. Stres karena tidak bisa membaca
yang sering ditemukan dalam sama seperti teman-temannya, stres
kehidupan sehari-hari anak. Metode karena bullying oleh teman-temannya,

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 93
stres karena tuntutan guru atau orang Abdurrahman. 2012. Anak Berkesulitan
Belajar, Teori, Diagnosis dan
tua agar ia mampu membaca, dan stres
Mediasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
karena banyak faktor lainnya dan tidak
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
ada yang memahami ia (si anak). Hal ini dan Menengah. 2016. Desain
terjadi karena ketidaktahuan orang tua Induk Gerakan Literasi Sekolah.
Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
maupun guru terhadap anak yang
Jamaris. 2014. Kesulitan Belajar,
disleksia. Sehingga penting bagi kita Perspektif, Asesmen dan
mengetahui ciri atau masalah-masalah Penanggulanganya. Bogor: PT
Ghalia Indonesia.
yang dialami oleh anak disleksia agar
Noviana, Intan. 2009. Revolusi Belajar
orang tua/guru dapat memahami dan Membaca : Belajar Membaca
mengerti keadaan anak/peserta didiknya, Tanpa Mengeja buku 1.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
dengan demikian anak akan dapat
Putranto, Bambang. 2015. Tips
ditangani dengan tepat. Menangani Siswa yang
Membutuhkan Perhatian Khusus.
Yogyakarta: DIVA Press.
DAFTAR PUSTAKA Tarigan, H.G. 2015. Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

LAMPUHYANG Vol. 13 No. 2 Juli 2022


p-ISSN: 2087-0760; e-ISSN: 2745-5661 94

Anda mungkin juga menyukai