Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL CoMC PROJECT

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA NN.I


DAN TN.M DI KLINIK PRATAMA MARSYA MEDIKA

Disusun Oleh :

KLISNAWATI P3.73.24.4.22.119

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan proposal CoMC ini. proposal ini diajukan
guna memenuhi penugasan dalam program studi Pendidikan Profesi Bidan.
Dalam menyelesaikan proposal CoMC ini penulis banyak mendapatkan
bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Yupi Supartini, S.Kp., MSc sebagai Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta III,
2. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kemenkes Jakarta III,
3. Ibu Juli Oktalia, SST, MA sebagai Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III,
4. Ibu Heriza Syam, SST, M.Keb selaku dosen pemimbing kami yang telah
memberikan dukungan dan bimbingannya sehingga proposal CoMC ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Siti Asiah, Str.Keb selaku preseptor lahan praktik kami yang telah
memberikan dukungan dan bimbingannya,
6. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam proposal ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal CoMC ini jauh dari sempurna,
untuk itu kami berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
proposal CoMC ini,
Bekasi, Februari 2023

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan
segera hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga
dalam ikatan pernikahan (Kemenag, 2019). Masalah pra nikah dapat dikaitkan
dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah akan segera menjalani proses
konsepsi. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak
sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat
penting untuk diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya
mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome
kehamilan.1

Menurut Survei Kesehatan Remaja Republik Indonesia (2017) dalam


Fanaurora (2018) remaja usia 15-24 tahun yang tahu tentang masa subur sebesar
65%, remaja perempuan yang tidak mengetahui sama sekali perubahan yang
terjadi pada remaja laki-laki sebanyak 21%, hanya 10% remaja pria yang tahu
masa subur wanita dan baru 63% remaja yang mengetahui jika melakukan
hubungan seksual sekali beresiko kehamilan. Sedangkan remaja yang memiliki
teman untuk melakukan hubungan seks pranikah mencapai 82% dan remaja
mempunyai teman seks dan hamil sebelum menikah mencapai 66%. Berdasarkan
survei Riskesdas (2018) angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun
adalah 2,68 %, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun sangat
kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97%.2

Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2018, AKI di


Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu
sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global
Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat
turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga perlu upaya

3
yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar mencapai target SDGs di tahun
2030.3

Pengendalian perilaku sehat pada wanita dan pasangannya merupakan faktor


penting dalam persiapan kehamilan. Perilaku berisiko seperti merokok, minum
alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang dapat berpengaruh pada
kesuburan. Plasenta previa, solusio plasenta, ketuban pecah dini dan kehamilan
dengan faktor risiko lainnya dapat meningkat pada wanita yang merokok.4

Selain itu, masalah gizi menjadi masalah yang sangat penting dalam masa
prakonsepsi. de Weerd (2013) menyatakan bahwa asupan gizi dan gaya hidup
yang tidak memadai akan merugikan outcome kehamilan. Barger (2012)
menambahkan bahwa status gizi selama kehamilan akan berdampak pada
outcome baik ibu maupun bayinya.5

Berbagai penelitian sudah sejak lama membuktikan mengenai manfaat


persiapan pranikah dalam membantu pasangan membangun hubungan jangka
panjang yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan anak. Kesiapan menikah
terdiri atas kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia, seksual, dan finansial
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik.6

Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam


perencanaan kehamilan. Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan
ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang
perencanaan kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah.7

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif dan professional pada
masa pranikah dan prakonsepsi dengan melibatkan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan kode etik profesi.

2. Tujuan Khusus

4
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pranikah dan prakonsepsi
secara holistik, komprehensif, dan berkesinambungan yang didukung
kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis dan reflektif.
b. Mampu melakukan deteksi dini, konsultasi, kolaborasi dan rujukan,
didukung kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis sesuai ruang
lingkup asuhan kebidanan.
c. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling tentang
kesehatan reproduksi.
d. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan pelaporan pelayanan
kebidanan sesuai kode etik profesi (pranikah dan prakonsepsi).

5
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KASUS
A. Hasil Anamnesis
1. Identitas

Catin Wanita Catin Laki laki

Nama : Nn. I Nama : Tn. M


Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan Wiraswasta Pekerjaan : Karyawan
Pernikahan -
No Hp : 082106877xxx
Alamat : Telaga Murni

2. Alasan Kunjungan Saat ini ( 5 Februari 2023)

Konseling Persiapan Pernikahan yang direncanakan bulan maret 2023

3. Keluhan Utama
Tidak Ada
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28-30 hari/bula, teratur, lamanya ±5-7 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 3-4x 3hari awal dan hari berikutnya 2xhari
d. Disminorhea : Tidak ada
e. HPHT : 29-01-2023
f. Flour Albus : Kadang-kadang, sebelum dan sesudah menstruasi,
berwarna bening dan tidak berbau.
5. Penyuluhan yang pernah didapat
Kedua calon pengantin belum mendapatkan penyuluhan kesehatan
reproduksi pranikah dan perencanaan kehamilan. Dan penyuluhan

6
Kesehatan sebelum menikah biasa dilakukan di puskesmas agar para calon
pengantin mengetahui perihal Kesehatan, seperti tes HIV yang bertujuan
agar mencegah penularan, selain itu dilakukan juga penyuluhan oleh
programmer gizi puskesmas yang bertujuan untuk memberikan informasi
masalah Kesehatan untuk ibu disaat hamil dan menyusui nanti.
6. Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri),
belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS,
dan golongan darah. Status TT0
b. Catin Laki-Laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri),
belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Catin Wanita : Tidak ada Riwayat penyakit keluarga
b. Catin Laki-laki : Ibu menderita Hipertensi
8. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan keluarga
a. Catin Wanita : Tidak ada
b. Catin Laki-laki : Merokok
9. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi,
ayam, telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur (khususnya
Nn. I). Minum air putih 8-9 gelas sehari.. Tidak ada pantangan atau
alergi makanan.
b. Eliminasi
Catin Wanita : BAB 1-2 hari sekali, warna kuning khas, tidak ada
keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih.
Catin Laki-laki : BAB 1 kali sehari. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri
saat berkemih.
c. Istirahat : jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8jam

7
d. Aktivitas
Catin Wanita : Sehari-hari biasa berjualan skincare di marketplace dan
mengejakan pekerjaan rumah tangga
Catin Laki-laki : Bekerja sebagai karyawan operator di salah satu PT di
daerah bekasi. Dan olahraga 1x dalam seminggu.
e. Hygiene : Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti celana dalam
2-3 kali/hari atau setiap kali basah. Setelah BAK atau BAB dikeringkan
menggunakan tisu.
10. Riwayat Pernikahan
Rencana pasangan akan menikah 03-03-2023
Catin Wanita : pernikahan yang pertama, dan belum pernah melakukan
hubungan seksual.
Catin Laki-Laki : pernikahan yang pertama, dan belum pernah melakukan
hubungan seksual.
11. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan dan tidak ada
keterpaksaan. Kedua calon pengantin mengatakan sudah siap secara
mental dan finansial untuk menikah dan tidak menunda kehamilan setelah
menikah, bahkan ingin segera memiliki anak. Tidak ada budaya tertentu
yang berhubungan dengan pernikahan.

B. Hasil Pemeriksaan Fisik Umum dan Khusus


1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Laki-laki

a. Keadaan Umum : Baik Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Composmentis

c. Antropometri:
BB : 52 kg BB : 70 kg
TB : 160 cm TB : 170 cm
IMT : 20,31 kg/m2 IMT : 24,2 kg/m2

8
LILA : 26 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg TD : 120/70 mmHg
N : 82 x/menit N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Catin Wanita
a. Bentuk tubuh : Normal
b. Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan 
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Dada : tidak dilakukan, kondisi payudara, tanda kehamilan
g. Abdomen : tidak dilakukan, luka pasca operasi, pembesaran abdomen,
h. Anogenital : tidak dilakukan, pengeluaran pervaginam/secret, gatal/tidak,
pengeluaran berbau/tidak, warna, kondiloma, kemerahan
Catin Laki-laki
a. Bentuk tubuh: Normal
b. Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetic seperti sindrom down
c. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e. Leher : tidak terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang Calon Wanita : HB : 10,3 gr/dl
HCG : (-) Negatif
C. Analisis Gender
Analisis gender dianggap sebagai analisis kritisi baru yang memfokuskan
perhatiannya pada relasi sosial antara laki-laki dan perempuan, terutama pada
ketidakadilan struktur dan sistem yang disebabkan oleh gender.

9
Analisis gender Longwe diperkenalkan oleh Sara Hlupekile Longwe yang
digunakan untuk menganalisis tingkat kesetaraan dalam pemberdayaan
perempuan. Tingkat kesetaraan dalam analisis gender Longwe ini memiliki 5
tingkat kesetaraan yang dapat digunakan untuk menilai kemungkinan intervensi
perempuan dalam pembangunan. Analisis ini dilakukan dengan melihat sejauh
mana tingkat kesetaraan perempuan kepala keluarga dan apakah telah mencapai
pemberdayaan. Tingkat kesetaraan yang dimaksud dalam teori gender Longwe
ialah terdiri dari lima tingkat kesetaraan yaitu kesejahteraan, akses, kesadaran,
partisipasi, dan control (Ramadhan and Silahoho, 2017).

Analisis Kesejahteraan, Akses, Kesadaran, Partisipasi dan Kontrol


Pengambilan Keputusan Perempuan Laki-laki
Bidang Ekonomi (Produktif)
Menghasilkan pendapatan keluarga XX XX
Menggunakan uang XX XX
Membeli perabot rumah XX X
Membeli alat dapur XX X
Membeli pakaian XX X
Membeli makanan XX XX
Membayar untuk berobat/asuransi kesehatan BPJS X XX
Memberikan sumbangan X XX
Pemeliharaan keluarga
Merawat Kesehatan Keluarga XX XX
Meminta pertolongan pada saat darurat X XX
Membawa keluarga berobat XX XX
Menyekolahkan anak XX XX
Membantu keluarga XX XX
Perawatan keluarga sakit XX XX
Menentukan rekreasi XX XX
Kemasyarakatan
Mengikuti kegiatan diluar rumah XX XX

10
Membina hubungan dengan saudara XX XX
Menyelenggarakan acara/pesta XX XX
Berhubungan dengan lembaga RW/RT X XX
Kepemilikan
Tanah/bangunan X X
Alat-alat rumah tangga XX XX
Kendaraan XX XX

KETERANGAN : 
XX : Dominan 
X : Pengikut 
Hasil Analisis: 
1. Pada level kontrol 
Kesenjangan gender tidak terlihat jelas, yang berarti tidak  ada hubungan
kekuasaan yang timpang antara laki-laki dan perempuan, Keduanya
mempunyai  kontrol yang kuat terhadap pendapatan. 
2. Pada level partisipasi 
Ditemukan bahwa peran laki-laki dan perempuan menunjukkan, sejak
penetapan kebutuhan sampai dengan keputusan yang diambil perempuan sudah
terlibat. Dilihat pula perempuan juga dilibatkan dengan kegiatan yang
berhubungan dengan kelembagaan RW walaupun tidak banyak mempunyai
kontrol. 
3. Pada level Kesadaran 
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adanya
ketidakadilan gender. Hal ini jika dilihat dari keputusan yang diambil pada
kegiatan upaya mendapat penghasilan keluarga, perempuan sudah terlibat yaitu
dengan bekerja juga di online shop dan mendapatkan penghasilan sendiri. Hal
ini merupakan kenyataan bahwa tidak ada nya kesenjangan kedudukan sosial
ekonomi perempuan.

11
4. Pada level akses 
Peluang dalam menggunakan atau memanfaatkan sumberdaya tanpa
memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap penggunaan
sumberdaya tersebut.  Hasil analisis, akses perempuan cenderung sudah setara
dengan laki-laki, kesetaraan akses ini dapat dilihat terhadap keputusan dalam
pengeluaran rumah tangga, kegiatan sosial dan kepemilikan aset tanah, sudah
banyak mendominasi dalam pengambilan keputusan. 
5. Pada level kesejahteraan 
Meliputi kebutuhan dasar seperti pangan sandang dan layanan kesehatan dan
lain-lain layanan yang seharusnya didapatkan oleh perempuan sudah terpenuhi,
artinya pada level kesejahteraan ini tidak terjadi kesenjangan gender.

D. Hasil Identifikasi Skrining Psikologis


Skrinning yang digunakan pada Nn.I dengan menggunakan skala SRQ 29
(Self reporting questionnaire) dengan skor 18 pada soal 1-20 yang berarti tidak
terdapat masalah psikologis seperti cemas dan depresi. Dan pada soal 21-24 tidak
terdapat jawaban ya yang berarti tidak terdapat gejala gangguan psikotik
(gangguan dalam penilaian realitas) yang perlu penanganan serius. Sedangkan
pada soal 25-29 tidak terdapat jawaban ya yang berarti tidak terdapat gejala
ganggyan PTSD (post traumatic stress disorder) atau gangguan stres setelah
trauma pada kedua catin.

E. Hasil Identifikasi Lingkungan Fisik dan Sosial


1. Identifikasi lingkungan Fisik
Nn. I dan Tn. M setelah menikah akan tinggal bersama dirumah kontrakan
yang terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur. Atap rumah dengan
genteng, dinding tembok, lantai keramik, sumber penerangan utama PLN, sumber
air minum dengan air galon, sumber air bersih dari sumur, Kamar mandi dengan
menggunakan kloset jongkok dan septic tank berada di teras rumah. Pencahayaan
rumah cukup baik, sirkulasi udara pun bagus, tidak mengalami banjir.
2. Identifikasi lingkungan Sosial
Nn. I dan Tn. M setelah menikah memilih hidup mandiri tinggal
dikontrakan, sehari-hari pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh Nn. I dan
dibantu Tn. M makan sehari-hari Nn. I masak sendiri dan kadang beli diluar atau

12
pesan melalui aplikasi. Kegiatan sehari-hari Tn. M bekerja sebagai karyawan PT
dan Nn.I biasa berjualan online di marketplace. Dukungan sosial keluarga,
tetangga dan teman dilingkungannya saat ini terjalin dengan baik.

Assesment
Nn. I Usia 23 tahun dengan perencanaan menikah di usia yang cukup dan dengan
Anemia ringan, keadaan fisik sehat terlihat dari TTV dan IMT dalam batas normal
tidak ada tanda-tanda kehamilan, keputihan sesudah menstruasi berwarna bening
dan tidak berbau, olahraga lari 1 kali dalam seminggu. Asupan yang terlalu
banyak kafein dan Tn. M 25 tahun dengan kebiasaan merokok, dengan pranikah
dan prakonsepsi.
Masalah: Perencanaan pernikahan dan Anemia ringan pada Nn. I
Perencanaan Asuhan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara
umum keadaan mereka baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, hasil
pemeriksaan laboratorium mengatakan catin Wanita mengalami anemia ringan.
2. Menjelaskan kepada catin perempuan dan laki-laki mengenai pernikahan ideal,
dimana kehidupan keluarga harus didasari rasa kasih sayang, saling
menghargai, dan menghormati pasangan. Kedua calon pengantin harus siap
secara mental dan finansial untuk menikah.
3. Menjelaskan kepada catin perempuan untuk merencanakan kehamilannya,
dimana usia tersebut pertumbuhan tubuh terutama organ reproduksi sudah
sepenuhnya matang. Sehingga boleh untuk segera merencanakan
kehamilannya.
4. Menjelaskan kepada kedua catin mengenai dampak kehamilan dengan kadar
HB dibawah normal yaitu memiliki dampak dalam kehamilan pada anemia
antara lain perdarahan dalam persalinan, kelahiran prematur, keguguran, dan
berat bayi lahir rendah. Serta mengajarkan catin untuk menghindari 4 Terlalu
dalam kehamilan yaitu teralu muda (<20 tahun), terlalu tua (>35 tahun), terlalu
dekat jarak kehamilan (<2 tahun), dan terlalu banyak anak (>3 anak).

13
5. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa keputihan yang dialami merupakan
keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk sering mengganti celana
dalam, menggunakan celana dalam dengan bahan yang gampang menyerap
keringat seperti berbahan cutton, tidak perlu menggunakan cairan pembersih
genitalia untuk menjaga tingkat keasaman normal vagina dan tidak perlu
menggunakan pantyliner untuk mencegah agar vagina tidak lembab.
6. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah,
yaitu :
a) Konsep pernikahan
b) Hak reproduksi dan seksual
c) Persiapan pranikah
d) Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan
e) Solusi mengatasi tindakan kekerasan
f) Kehamilan ideal, metode kontrasepsi, proses kehamilan
g) Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan,
memeriksakan kehamilan, menjaga kehamilan, menu makanan selama
kehamilan, tanda bahaya kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, tips
relaksasi ibu hamil
h) Masa subur seorang perempuan yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid
(14 hari sebelum haid berikutnya atau siklus terpendek dikurangi 18, jadi
perkiraan masa subur Nn. I pada siklus hari ke 12 s/d 18) atau terdapat
tanda-tanda kesuburan diantaranya :
1. Peningkatan suhu tubuh ±0,5 0C.
2. Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa nyeri atau tidak nyaman.
3. Perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan teksturnya
licin.
i) Tanda-tanda persalinan, persalinan ditolong tenaga kesehata, perawatan
pasca persalinan, IMD, ASI ekslusif, manfaat ASI
j) IMS (Infeksi Menular Seksual), penularan HIV/AIDS, kangker pada
perempuan, kehidupan seksual suami istri.

14
7. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa status imunisasi TT saat ini sudah T4
yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah 10 tahun dan
belum seumur hidup, sehingga catin wanita masih perlu diberikan suntikan
imunisasi TT satu kali lagi.
8. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin
wanita dan menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang yaitu TT4 (TT
lengkap) yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah
seumur hidup, sehingga apabila nanti sudah hamil atau hamil lagi, catin wanita
tidak perlu diberikan suntik imunisasi TT kembali; catin wanita mengeri dan
tidak ada reaksi alergi.
9. Menganjurkan catin untuk mengurangi konsumsi kafein (batas mengkonsumsi
kafein sebanyak 200 miligram/hari), seperti teh dan kopi, yang dapat
memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan, kedua catin mengerti
dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.
10. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, ikan, dan daging ayam, serta mengandung asam folat
seperti pada sayuran berwarna hijau tua atau minuman susu yang terdapat
kandungan asam folat, selain itu catin perempuan juga penting mengkonsumsi
tablet penambah darah (TTD). Aturan minum TTD bagi catin perempuan yaitu
diminum secara teratur 1 tablet setiap minggu. TTD diminum setelah makan
dengan air putih atau jus buah tidak dengan teh, kopi dan susu.
11. Menjelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi atau KB yang berguna dalam
merencanakan kehamilan dengan mengatur kapan waktu yang tepat untuk
hamil, mengatur jarak, dan anak karena Nn. W harus menunda kehamilannya
maka dianjurkan untuk menggunakan kondom untuk menunda kehamilan dan
mencegah terjadinya infeksi menular seksual.
12. Menjelaskan kepada kedua catin bahwa keduanya memiliki resiko terkena
catin wanita hipertensi dan catin laki-laki DM dikarenakan memiliki keturunan
riwayat penyakit keluarga.

15
13. Menganjurkan kedua catin menjaga pola makan seimbang, mengurangi
makanan yang mengandung kolestrol, kadar garam natrium dan kadar gula
tinggi, mengurangi makanan cepat saji, mencegah stres berlebihan, melakukan
olah raga secara teratur, dan kontrol kesehatan secara rutin di karenakan kedua
catin beresiko mengalami hipertensi bagi catin wanita dan catin laki-laki DM.
14. Kolabaorasi pemeriksaan Lab
15. Menganjurkan kedua catin untuk memeriksakan kesehatan apabila ada
keluhan. kedua catin bersedia
16. Melakukan pendokumentasian.

16
BAB III
REKOMENDASI HASIL RISET TERKAIT KASUS
Indikator Target Rekomendasi Teknis Pencapaian Target Berdasarkan Hasil
Periode 2 Riset
Efektivitas Pendidikan Dilihat dari hasil penelitian ini, ini penulis berpendapat
Kesehatan Reproduksi bahwa pendidikan kesehatan reproduksi di KUA tidak
Terhadap Pengetahuan memiliki dampak yang signifikan terhadap pengetahuan dan
dan Sikap Pasangan sikap calon pengantin terhadap kesehatan reproduksi. Hasil
Calon Pengantin di penelitian ini menunjukkan bahwa Ho diterima artinya dapat
Kantor Urusan Agama disimpulkan tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan
Kecamatan Kuningan terhadap perubahan sikap tentang seks pranikah.
Kabupaten Kuningan (Nurasiah, 2016)
Tahun 2015.
Ai Nurasiah
Penguatan Peran Keberhasilan masa prakonsepsi terletak di tangan setiap
Kader dan Remaja Putri (Rematri) dan Wanita Usia Subur (WUS) yang
Masyarakat dalam merupakan calon ibu. Remaja putri (Rematri) dan WUS
Upaya Persiapan merupakan kelompok yang rentan mengalami anemia
Kehamilan Sehat sehingga sebagian besar Rematri dan WUS melewati masa
Melalui Kegiatan prakonsepsi dengan kondisi kesehatan yang buruk. Anemia
Sikring Arus pada Rematri dan WUS menyebabkan dampak kesehatan
buruk pada ibu dan bayi. Pencegahan dan penanganan
anemia pada Rematri dan WUS membutuhkan keterlibatan
kader dan masyarakat.

https://ukinstitute.org/journals/ib/article/view/181
Analisis hubungan Remaja dan catin perlu mengetahui kesehatan
pengetahuan catin reproduksinya agar memiliki informasi yang benar
tentang KIE persiapan mengenai proses reproduksi dan memiliki sikap serta
pranikah dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses
prakonsepsi reproduksi dan terhindar dari penyakit menular seksual.

Jurnal Kesehatan Reproduksi remaja Vol 8 No 1 – April


2021 ISSN 2302-836X (print), ISSN 2621-
461X(online) Tersedia online dihttps://jurnal.ugm.ac.id/jkr
DOI: 10.22146/jkr.55481
Pengaruh pendidikan Buku saku PERKASA ini sangat layak, praktis dan Efektif
kesehatan dengan digunkan sebagai media informasi dalam memberikan
metode pemberian buku pelayanan dan pendidikan kesehatan bagi calon pengantin,
saku perkasa (persiapan
keluarga sehat) terhadap https://stikesmus.ac.id/jurnal/index.php/JKebIn/index
kesiapan menikah calon Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 1. Januari 2021 (24
pengantin - 33) 24
Kesiapan seorang ibu analisis regresi menemukan bahwa faktor pendapatan

17
menghadapi kehamilan pasangan usia subur dan keterpaparan informasi adalah
dan faktor-faktor yang faktor paling dominan dalam mempengaruhi kesiapan Ibu
mempengaruhinya dalam menghadapi kehamilan.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret
2016, hal : 147-159
Efektivitas pelaksanaan Kesiapan menikah perlu dikomunikasikan dengan pasangan
bimbingan perkawinan karena satu sama lain harus mampu menjalankan peran
pranikah calon dalam rumah tangganya, mampu bertanggung jawab baik
pengantin dalam finansial, seksual untuk menghasilkan keturunan dan
meningkatkan kesiapan pengetahuan agama dan keimanan yang baik agar
menikah mewujudkan keluarga yang bahagia.
https://ejournal.upi.edu/index.php/IJACE/article/view/30877
Manajemen asuhan Kecukupan gizi pada wanita prakonsepsi sebelum
kebidanan kesehatan kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan
reproduksi pada wanita menunjang fungsional alat reproduksi seperti lancarnya
prakonsepsi proses pematangan telur, produksi sel telur dengan kualitas
baik dan proses pembuahan yang sempurna.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/21959/

18
DAFTAR PUSTAKA
1. Zulaekha. 2020. Bimbingan Konseling Pra Nikah bafi “Calon Pengantin” di
BP4 KUA Kec. Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan.
Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Semarang: Insitut Agama Islam
Negeri Walisongo.
2. SUPAS. 2018 Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 20l7. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
3. Kemenkes. 2019. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Deνelopment Goals
(SDGs). Jakarta: Kemenkes RI.
4. Sa'adah, N., dkk. 2016. Hubungan Karakteristik dan Perilaku Berisiko
Pasangan Infertil di Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung Tiara Citra Rumah Sakit
Putri Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 5 (1): 61 – 69.
5. Mariana, W., dkk. 2013. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri di SMK Swadaya Wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro Kota
Semarang Tahun 20l3. Jurnal Kebidanan. 2 (4): 35 – 42.
6. Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi
Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan
Kementerian Agama.
7. Kertamuda, E. F. 2019. Konseling Pernikahan untuk Keluarga di Indonesia.
Jakarta: Salemba Humanika.

19

Anda mungkin juga menyukai