Anda di halaman 1dari 4

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
Wicky Irlanda NST
Alya Rizky Novrianti
Nabila Rahmadani M
Rizqia Alhathia P
Ondo Cornelius
M. Zidan Farila
1. Kepemimpinan dalam Budaya Melayu Riau
Pemimpin dapat di definisikan adalah seseorang yang menggunakan
kemampuannya, sikapnya, naluri nya dan ciri ciri kepribadiannya yang mampu
menciptakan suatu keadaan sehingga orang lain yang di pimpin nya dapat saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sedangkan Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dan
supaya mencapai tujuan organisasi. Dalam kepemimpinan Melayu, pemimpin
adalah orang yang bisa di sebut ” orang yang di tukang “, didahulukan
selangkah, ditinggikan seranting” yang mengandung pengertian bahwa seorang
pemimpin yang baik dan benar adalah orang yang dituakan oleh masyarakat.

2. Etika Kepemimpinan dalam Budaya Melayu Riau


Untuk memikul tugas pemimpin orang banyak, orang Melayu memiliki beberapa kriteria
antara lain sebagai berikut :
1. DIPILIH DAN DITUNJUK OLEH SEBANYAK ORANG
2. ADA BANYAK ORANG YANG DIPIMPIN, SEHINGGA PANTANG
MENDAHULUKAN
KEPENTINGAN UNTUK DIRI SENDIRI
3. ADA WILAYAH TEMPAT MEMIMPIN, PANTANG MEMIMPIN DI WILAYAH
ORANG
4. MEMAKAN UKURAN PATUT DAN PANTAS UNTUK MENJADI PEMIMPIN
5. BERTANGGUNG JAWAB DAN DAPAT DI PERCAYA

3. Sistem Kepemipinan dalam Budaya Melayu Riau


Dalam kepemimpinan masyarakat Melayu Riau kekuatan dan kebebasan itu
tidak boleh digunakan secara sewenang-wenang meskipun orang tersebut
bekuasa namun tidak boleh dipergunakan dengan cara cara yang tidak benar
yang tidak berdasarkan kepada syarak dan adat serta norma-norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat Melayu.
4. Pandangan Orang Melayu Mengenai Pemimpin yang Amanah
Orang Melayu telah memberikan tempat yang khusus kepada pemimpin sebab
pemimpin telah diberikan kuasa dan amanah untuk mengatur masyarakat.
Ungkapan “ditinggikan seranting” juga memberikan penegasan terhadap
perlunya memberikan tempat yang khusus kepada pemimpin. Pemberian tempat
yang khusus kepada pemimpin menandakan bahwa orang Melayu sangat
menghormati pemimpinnya sebab tugas yang diberikan kepada pemimpin
sangat berat dan sangat mulia dalam memimpin rakyat.

5. Pandangan Orang Melayu Mengenai Pemimpin yang Zalim


Seorang pemimpin adalah abdi atau pelayan bagi anggota kelompoknya
( rakyatnya ). Di dalam sebuah ungkapan dikatakan “sayyid al-qawm
khaadimuhu” ( pemimpin sebuah kaum adalah pelayanan bagi kaum nya).
Karena itu, mereka tidak boleh melakukan kezaliman pada orang-orang yang
dipimpinnya . Sebuah kebijakan yang di buat harus mengacu pada kepentingan
yang di pimpinannya. Bila ia mengkhianati amanah yang telah diberikan
( rakyat itu), dosa besar dan azab yang pedih akan ditimpakan kepadanya.

6. Makna Tunjuk Ajar Melayu Tentang Kepemimpinan


Pengetahuan yang banyak akan menunjang pelaksanaan tugas-tugas pemimpin.
Kepemimpinan hampir dapat dipastikan berjalan lancar apabila seorang
pemimpin mengetahui apa yang baik untuk rakyatnya dan apa yang harus
dihindari karena tidak baik untuk rakyatnya. Pemimpin akan mudah dalam
memimpin apabila ia tahu apa yang harus dikerjakan dan apa yang tak boleh
dilakukan. Tanpa pengetahuan, seorang pemimpin tak akan memiliki visi yang
besar. Kalaupun ia memiliki visi besar, pastilah ia akan kesulitan
merealisasikannya. Tradisi Melayu selalu memposisikan sifat bijak sebagai
salah satu sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang penguasa.
Kebijaksanaan sangat erat kaitannya dengan ketepatan dalam mengambil
keputusan.
Dengan demikian, akhirnya kebijaksanaan tersebut akan bermuara pada baik
atau buruknya pemerintahan yang sedang berlangsung. Tanpa kebijaksanaan,
pemimpin akan mudah sekali terjerumus dalam tindakan dan keputusan yang
sewenang-wenang. Selain memiliki pengetahuan yang cukup, seorang
pemimpin harus mencerminkan diri sebagai orang yang cerdik. Kecerdikan di
sini dapat diartikan sebagai proses pengolahan pengetahuan yang dimiliki untuk
mencapai keputusan yang paling tepat dalam menangani masalah.

Anda mungkin juga menyukai