Anda di halaman 1dari 2

Kelompok : 2

Nama anggota : Warindya Luna Damayanti ( 142220141 )

Kintan Khaerunisa ( 142220145 )

Andina Apriliasari ( 142220150 )

Satria Mandala Abram Tito ( 142220163 )

Citra Ananda Kusuma ( 142220168 )

Mata kuliah : Digital bisnis

-Kasus 2-

Perdagangan elektronik di Indonesia


A. Pendahuluan
Pasar e-commerce Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang dramatis
selama lima tahun terakhir, menjungkirbalikkan pandangan lama di antara perusahaan
modal ventura lokal dan bisnis bahwa Indonesia berkinerja buruk dibandingkan
dengan pesaing regionalnya.
Perkiraan terbaru oleh Macquarie Bank menunjukkan bahwa pasar Indonesia
telah tumbuh 60–70 persen setiap tahun sejak 2014 dan akan berkembang dari US$8
miliar pada tahun 2016 menjadi US$60 miliar pada tahun 2020. Hal ini diharapkan
dapat menghasilkan peluang baru bagi situs e-commerce dan bisnis mereka.
Beberapa faktor telah mengantarkan kebangkitan industri ecommerce di
Indonesia. Meningkatnya penetrasi smartphone dan internet, investasi asing yang
intensif di platform terkemuka, pertumbuhan kelas menengah Indonesia, dan
perombakan pembayaran online baru-baru ini semuanya berkontribusi pada
pertumbuhan pasar dan kecanggihan pemain lokal. Perubahan peraturan yang positif
oleh Pemerintah Indonesia juga sangat baik, terutama untuk bisnis Australia yang
ingin mengakses konsumen online.
Platform e-commerce terbesar di Indonesia :
1. Lazada : pasar online terbesar di Indonesia, menerima rata-rata sekitar 51 juta
kunjungan bulanan antara Januari dan Maret 2017.
2. Tokopedia : pasar online terbesar kedua, Tokopedia memiliki perkiraan 46 juta
kunjungan bulanan
3. Shopee : Shopee adalah Lengan belanja C2C dari perusahaan internet paling
berharga di Asia Tenggara. Pada Oktober 2017, mengumpulkan US$884 juta
dan memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$4 miliar.
4. Elevenia : Elevenia menerima sekitar 34 juta tampilan situs per bulan, didorong
oleh lebih dari 4 juta produk dari 30.000 penjual. Enam puluh persen pembeli
situs berasal dari wilayah Jabodetabek (dikenal sebagai Jabodetabek)
sementara 20 persen berasal dari kota Medan, Surabaya dan Bandung.
5. Bukalapak : Bukalapak didirikan pada tahun 2011 dan didukung oleh KMK,
anak perusahaan Emtek, konglomerat media Indonesia. KMK dilaporkan
memegang 49 persen saham perusahaan dan telah menginvestasikan US$32
juta di situs tersebut.
6. Blibli : Situs penjualan langsung dan pasar dengan perkiraan kunjungan
bulanan 25 juta.
7. Matahari Mall : Diluncurkan pada tahun 2015, MatahariMall adalah pasar B2C
yaitu mayoritas dimiliki oleh konglomerat ritel Indonesia Lippo Group. Ini
menggabungkan model hybrid pasar dan penjualan langsung, dengan sekitar
90 persen penjualannya dihasilkan oleh pasar. Meskipun diluncurkan secara
agresif pada tahun 2015 dan dukungan lokal yang kuat, lalu lintas ke pasar
telah melambat selama beberapa tahun terakhir dengan hanya 7,5 juta
pengunjung bulanan.
Industri e-commerce Indonesia sudah dapat dimanfaatkan, meskipun aksesnya
bervariasi tergantung pada ukuran perusahaan, produk, dan apakah perusahaan
tersebut memiliki hubungan di Indonesia. Ada empat jalan yang dapat diikuti bisnis
Australia untuk mengakses pasar e-commerce Indonesia:
• Distributor lokal
• Mendirikan operasi Indonesia
• Dropship internasional
• Bekerja dengan pemain regional

B. Hubungan kasus dengan materi analisis pasar e-commerce

Dalam kasus dijelaskan bahwa Australia berencana masuk ke e-commerce


Indonesia. Dengan begitu banyak yang harus dipersiapkan, salah satunya yaitu
menganalisis pasar e-commerce. Dalam kasus ini ditampilkan beberapa aspek untuk
mempelajari pasar Indonesia, yaitu dengan melakukan survey konsumen masyarakat
Indonesia, dalam hal ini kasus berkaitan dengan materi analisis pasar e-commerce
yaitu mengenai faktor segmen pelanggan. Dalam materi analisis pasar e-commerce
pada bagian faktor memaksimalkan pendapatan dari situs, salah satunya yaitu faktor
keterlibatan pengunjung, lamanya pengunjung tinggal di situs. Selain itu, faktor yang
berkaitan adalah perantara, pemberi pengaruh dan situs media, misalnya yaitu
menggunakan situs media lazada, shopee, dan lain-lain.

C. Kesimpulan
Kesimpulannya dalam memasuki pasar e-commerce Indonesia, Australia
perlu menganalisis segmen pasar yaitu apa yang diinginkan masyarakat Indonesia
dan harus sesuai dengan selera konsumen Indonesia. Produk yang ditawarkan
harus mempertimbangkan perbedaan budaya dan agama, misalnya beberapa e-
commerce mungkin hanya menerima produk bersertifikat halal.
Selain itu, kesimpulan yang bisa diambil Australia sebagai pihak eksportir
adalah membangun relasi yang bagus dengan negara Indonesia sehingga
mempermudah dalam memasuki e-commerce di Indonesia. Untuk faktor perantara
berupa situs media alangkah baiknya Australia menggunakan situs yang banyak
diakses oleh masyarakat Indonesia, misalnya Lazada yang paling banyak memilki
kunjungan yang dilakukan masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai