Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TEORI HUKUM

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Muhammad Sumedi, S.H., M.H.

OLEH:
Hasbi Ilman Maulana

NIM:
233222045

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
Objek, Tujuan, dan Metodologi Teori Hukum

Menurut J.J.H Bruggink, Teori Hukum dalam Arti Sempit adalah seluruh
pernyataan yang saling berkaitan dengan sistem konseptual aturan dan putusan
hukum. Teori yang dimaksud berbicara secara rinci tentang konsepsi-konsepsi
hukum, prinsip-prinsip hukum, doktrin-doktrin, dan kaidah-kaidah hukum. Contoh
dari Teori Hukum dalam Arti Sempit adalah Teori Badan Hukum, Teori
Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Teori Hukum Perkawinan Islam. Teori
Hukum dalam Arti Sempit terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: Teori Hukum tentang
Hukum Positif dan Teori Hukum tentang Dogmatika Hukum.
Teori Hukum yang berkenaan dengan hukum positif tidak membatasi diri
pada suatu sistem hukum positif nasional tertentu. Sehingga objek dari teori hukum
adalah pengertian dalam hukum, definisi hukum, sifat kaidah-kaidah hukum,
perbedaan antara atura hukum dan asas hukum, sistem hukum dan keberlakuan
hukum. Objek tersebut merupakan gejala umum dalam hukum positif. Adapun
objek teori hukum yang berkenaan dengan Dogmatika Hukum adalah
pengembangan Dogmatika Hukum, pembentukan hukum, dan penemuan hukum.
Tujuan dari adanya teori hukum adalah untuk memberikan pemahaman
tentang objek hukum yang dipelajari sehingga dapat memahami peranan dan
meningkatkan kualitas praktek hukum yang ada. Walaupun tujuannya bersifat
teoretikal, tetapi pemahaman ini berdampak langsung ke dalam praktek hukum.
Metodologi Teori Hukum dapat dihubungkan dengan Sosiologi Hukum.
Dalam Sosiologi Hukum dikenal Teori Hukum Empirik yang berasal dari
lingkungan positivistik. Teori Hukum Empirik lebih menekankan perspektif
eksternal. Teori ini beranggapan jika menggunakan perspektif eksternal maka bisa
mendapatkan penelitian yang murni dan objektif. Teori kebenaran yang diterapkan
dalam teori hukum ini adalah Teori Korespondensi. Lalu, ada Teori Hukum
Kontemplatif yang menggunakan perspektif internal dan memunculkan Teori
Pragmatik sebagai teori kebenaran yang digunakan. Teori ini muncul sebagai
implikasi bahwa perspektif eksternal tidak dapat dipertahankan, orang harus
menempatkan diri pada titik eksternal yang terbatas (gematigd extern standpundt)

1
dan lebih tepat berdiri di titik internal terbatas (gematigd intern standpundt).
Adapun proposisi dalam Teori Hukum Kontemplatif adalah proposisi normatif dan
evaluati. Berbeda dengan Teori Hukum Empirik yang memiliki proposisi informatif
saja.

Anda mungkin juga menyukai