Anda di halaman 1dari 3

1. Digunakan untuk menuliskan unsur dalam suatu rincian atau bilangan.

Contoh :
 Saya, Ani dan Dion berjanji untuk melakukan pekerjaan ini bersama-sama.
 3,14 * 100 = 314
2. Digunakan untuk memisahkan antara satu kalimat setara dengan kalimat setara berikutnya,
yang diawali oleh kata-kata tertentu (tetapi, melainkan, sedangkan, kecuali).STM K
Contoh :
 Saya ingin sekali ikut liburan sekolah itu, tetapi ibu tak mengizinkannya.
 Itu bukan kesalahanku, melainkan kesalahan kakak.
 Ayah bertugas membersihkan halaman rumah, sedangkan ibu membersihkan ruangan
didalam rumah.
 Semua mahasiswa harus hadir, kecuali yang tinggal di luar kota .

Kata penghubung intrakalimat, yang didahului tanda koma (,):


…, padahal …
…, sedangkan …
…, seperti …
…, tetapi …
…, yaitu …
…, yakni …

Kata-kata berikut ini tidak perlu didahului koma (,):


… bahwa …
… karena …
… maka …
… sehingga …
… adalah …
… ialah …

3. Digunakan untuk memisahkan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, jika kedudukan
kalimat tersebut berbeda (induk kalimat dan anak kalimat) kemudian kalimat yang berkedudukan
sebagai anak kalimat berada sebelum/di depan induk kalimat.
Contoh :
 Jika Tuhan mengizinkan, kita pasti akan bertemu lagi di masa yang akan datang.
 Andai kau tidak segera menarikku, mungkin aku sudah masuk ke jurang itu.
 Karena ia menjadi juara satu, ia mendapat hadiah liburan dari orang tuanya.
4. Digunakan di belakang suatu kata atau ungkapan yang merupakan penghubung antar kalimat
(Akan tetapi, Oleh karena itu, jadi, Dengan demikian, Sehubungan dengan itu, Meskipun
begitu, Namun), kemudian penghubung tersebut berada di awal kalimat.
Contoh : Akan tetapi, kita harus bekerja keras untuk mencapainya.
Oleh karena itu, kau perlu berterus terang dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.
 Jadi, kau harus segera menyelesaikan kesaalahpahaman ini agar keadaan tidak semakin
kacau.
 Dengan demikian, kau berhak mendapat promosi jabatan tahun ini.
 Sehubungan dengan itu, aku ingin meminta maaf atas nama dia.
 Meskipun begitu, kami tetap percaya bahwa dia akan melaksanakan tugas ini dengan
sebaik-baiknya.
 Namun, matahari masih tampak bersinar cerah.
5. Digunakan untuk memisahkan beberapa kata (o, ya, wah, aduh, kasihan) dari kata-kata lain
yang berada dalam satu kalimat.
Contoh :
 O, aku kira kau tidak jadi ikut.
 Ya, aku paham dengan keadaanmu.
 Wah, kau benar-benar berbakat dalam melukis.
 Aduh, aku lupa membawa buku perpustakaan yang kemarin kupinjam.
 Kasihan, nenek itu harus tidur di bawah kolong jembatan karena rumahnya habis terbakar
minggu lalu.
6. Digunakan untuk memisahkan kalimat petikan langsung dari potongan kalimat lainnya.
Contoh :
 Dia berpesan padaku, “Jangan meletakkan barang berharga di sembarangan tempat”.
 “Jangan pulang terlalu malam” kata Ayah saat aku pamit keluar rumah tadi sore.
 “Sudahlah ikhlaskan saja, mungkin ini sudah menjadi takdir Tuhan”, Nia berusaha untuk
menghiburku.
7. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan suatu petikan langsung dalam satu kalimat,
jika petikan langsung itu diakhiri dengan tanda tanya (petikan langsung berupa kalimat tanya).
Contoh :
 “Apakah aku bisa menjadi seperti ayah saat dewasa nanti?” aku bertanya pada ayah.
8. Digunakan untuk memisahkan antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, yang ditulis
secara berurut.
Contoh :
 Seminar itu diadakan di Gedung B Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jalan Raya
Salemba No. 6, Jakarta.
 Wisuda tahun ini dilaksanakan di Hotel Horizon, Ancol, Jakarta Utara.
9. Digunakan untuk memisahkan tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah/negeri yang
ditulis secara berurut.
Contoh :
 Akta itu di tandatangani di Semarang, 28 Juli 1988
10. Digunakan untuk memisahkan penulisan nama penulis atau pengarang yang susunan
namanya dibalik pada penulisan daftar pustaka.
Contoh :
 Wahyuningsih, Sri. 2007. Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.
11. Digunakan dalam penulisan catatan kaki.
Contoh :
 Sri Wahyuningsih, Pelajaran Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustaka Rakyat, 2008), hlm. 29.
12. Digunakan untuk membedakan antara nama dengan gelar, pada penulisan gelar akademik.
Contoh :
 Setelah menjabat selama 5 tahun, akhirnya Bapak Prayitno Adji, S.E., M.M. resmi
mengundurkan diri dari jabatan rektor.
13. Digunakan di depan angka persepuluhan atau antara rupiah dan satuan terkecil sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh :
 Tinggi pohon kelapa itu adalah 35,75 m.
14. Digunakan di belakang keterangan yang berada di awal kalimat yang bertujuan agar tidak
terjadi kesalahan saat membaca dan memahami maksud kalimat.
Contoh :
 Untuk membatasi penumpang yang membludak ketika masa liburan, pihak penyedia
berbagai transportasi menaikkan harga tiket.
 Dalam keadaan yang serba kekurangan ini, kita tidak boleh cepat menyerah dan pasrah
pada keadaan.

Anda mungkin juga menyukai