Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR KOREKSI HIPONATREMIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


014.02.22 /SPO irna
172/06/2020 0 1/1
RSUD MARDI
WALUYO
KOTA BLITAR

Ditetapkan,
Direktur RSUD Mardi Waluyo
Tanggal terbit Kota Blitar
Standar Prosedur
24 – 08 - 2021
Operasional
Dr. Ramiadji, Sp.B
NIP. 19620530 198802 1 001

Prosedur untuk koreksi hiponatremia pada pasien secara efektif dan


Pengertian aman sesuai dengan bukti keilmuan yang terkini.

1. Memberi standar protokol koreksi hiponatremia untuk digunakan


di IGD, ICU dan Rawat Inap.
Tujuan
2. Melakukan pemberian elektrolit konsentrat dengan efisien dan
aman untuk pasien.
SK Direktur Nomor 445/Kep.27.30.1/410.205.4/2016
Kebijakan
Tentang Pedoman Manajer Pelayanan Pasien RSUD Mardi Waluyo
Kota Blitar
Prosedur 1. Identifikasi pasien hyponatremia melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan kadar serum natrium.
2. Gejala pasien hiponatremia meliputi rasa mual, lesu, lemas, nyeri
kepala, penurunan kesadaran, koma, dan kejang.
3. Pemeriksaan fisik pasien meliputi tanda tanda vital dan status
hidrasi pasien (dehidrasi, normal, atau hipervolemia)
4. Kadar serum natrium dalam darah, dinyatakan hiponatremia
ringan jika konsentrasi serum sodium 130 – 135 mmol/L, sedang
jika125 – 129 mmol/L, berat jika < 125 mmol/L.
5. Onset dinyatakan akut jika gejala dan hasil pemeriksaan serum
natrium terdokumentasi <48 jam, kronik jika >48 jam atau onset
tidak bisa ditentukan.
6. Penanganan Hiponatremia akut yang bergejala:
 Tujuan: meningkatkan kadar serum natrium 1.5 – 2
mmol/L/jam sampai gejala berkurang atau sampai kadar
serum natrium >118 mmol/L.
 Peningkatan kadar natrium harus <12 mmol/L dalam 24 jam
pertama dan <18 mmol/L dalam 48 jam pertama untuk
menghindari komplikasi.
PROSEDUR KOREKSI HIPONATREMIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


014.02.22 /SPO irna
172/06/2020 0 1/1
RSUD MARDI
WALUYO
KOTA BLITAR

 Cairan saline hipertonik 3% diberikan secara IV dengan


kecepatan 1 – 2 ml/kg/jam dan ditambah loop diuretic.
 Jika ada gejala neurologik berat seperti kejang dan penurunan
kesadaran, kecepatan dapat dinaikkan menjadi 4 – 6
ml/kg/jam
 Jika gejala sudah menghilang dan kadar natrium >118
mmol/L, pemberian cairan diturunkan menjadi maksimal 8
mmol/L dalam 24 jam sampai target kadar natrium serum
125 mmol/L
 Pemantauan ketat serum elektrolit sampai terjadi kenaikan
kadar natrium dan gejala menghilang.
7. Penanganan hiponatremia kronik yang bergejala
 Jika tidak diketahui onset gejala, koreksi dilakukan dengan
hati hati karena tubuh sudah beradaptasi dengan kadar
natrium yang rendah
 Jika gejala berat: tatalaksana seperti kasus hiponatremia akut.
Peningkatan natrium tidak melebihi 10 – 12 mmol/L pada 24
jam pertama dan <6 mmol/L pada hari berikutnya
 Jika gejala ringan – sedang: koreksi dilakukan secara
perlahan, dengan peingkatan 0.5 mmol/L/jam sampai target
tercapai. Maksimal peningkatan 10 mmol/L/24 jam
8. Penanganan hiponatremia kronik yang tidak bergejala yaitu
mencegah penurunan natrium serum (melalui diare, muntah,
penurunan intake cairan) dan menjaga kadar natrium mendekati
normal.
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
Unit Terkait 4. Instalasi Perawatan Intensive
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Hemodialisa
7. Para Dokter, Perawat, Tenaga Kesehatan lain
8. Pihak – pihak terkait
PROSEDUR KOREKSI HIPONATREMIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


014.02.22 /SPO irna
172/06/2020 0 1/1
RSUD MARDI
WALUYO
KOTA BLITAR

9. Penanganan hiponatremia pada pasien hipervolemia dengan restriksi cairan 1000 – 1500ml/
hari. Pada pasien dengan kelainan jantung kongesti dapat diberikan loop diuretic dan
Angiotensin Converting Enzyme inhibitor.
Penanganan hiponatremia pada pasien dehidrasi

Anda mungkin juga menyukai