a. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur sebelah kiblat, lalu ditaruh papan
kayu dengan posisi agak miring. Tujuannya agar jenazah tidak langsung tertimpa tanah.
b. Letakkan jenazah dengan memasukkan kepalanya dari arah kaki kubur, atau dari posisi
selatan.
c. Posisi jenazah yakni miring ke kanan, menghadap kiblat dengan tubuh yang ditopang
dengan batu pipih atau papan kayu. Tujuannya agar jenazah tidak telentang.
d. Para ulama menyarankan untuk meletakan tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan
setelah kain kafan dan semua tali di buka.
اب ال َّس َما ِء لِرُو ِح ِه َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَهُ َو َو ِّس ْع لَهُ فِي قَب ِْر ِه
َ اللَّهُ َّم ا ْفتَحْ َأ ْب َو، ِ ُسنَّ ِة َرسُو ِل هللا/بِس ِْم هللاِ َو َعلَى ِملَّ ِة
Latin: Bismillā h wa 'alā millati/sunnati rasū lillā h. Allā hummaftah abwā bas samā 'I li rū hihī,
wa akrim nuzulahū , wa wassi' madkhalahū , wa wassi' lahū fī qabrihī.
Artinya: Dengan nama Allah dan atas agama rasul-Nya. Ya Allah, bukalah pintu-pintu langit
untuk roh jenazah, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, dan
lapangkanlah alam kuburnya.
g. Jenazah perempuan sebaiknya yang mengurus adalah laki laki yang tidak dalam keadaan
junub atau tidak menyetubuhi istri mereka pada malam sebelumnya.
h. Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga
kali dari arah kepala mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.