Anda di halaman 1dari 13

ANGKAK (BERAS RAGI MERAH) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

TROMBOSIT PADA PENDERITA DBD (DEMAM BERDARAH


DENGUE)

Gagasan Kreatif

Disusun oleh

FAHRUL AKMAL GHANI


G0C020006

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


2022
LEMBAR PENGESAHAN

Gagasan Kreatif berjudul “Angkak (Beras Ragi Merah) Sebagai Upaya


MeningkatkanTrombosit Pada Penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) ”yang
disusun oleh

Nama : FAHRUL AKMAL GHANI


NIM : G0C020006

Telah disetujui dan disahkan untuk diikutsertakan dalam Seleksi Mahasiswa


Berprestasi 2022 pada

Hari : Jumat
Tanggal : 25 Februari 2022

Dosen Pembimbing Penulis

Gela Setya Ayu Putri, S. Tr.A.K, M.Kes Fahrul Akmal Ghani

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

LINGKUP PEMBAHASAN ................................................................................1


ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN LINGKUNGAN ..........................1
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH .................................................4

TUJUAN DAN SASARAN ...................................................................................4

HAMBATAN .........................................................................................................5

RENCANA KERJA ..............................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................8

SIMPULAN ...........................................................................................................9

ii
iii
A. Lingkup pembahasan
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue dan dibawa oleh nyamuk Aedes spp. Nyamuk Aedes spp telah
menyebabkan banyak orang terinfeksi virus, jumlahnya hampir 390 juta orang
didunia setiap tahunnya. Virus dengue sering ditemukan di negara yang memiliki
dua musim karena virus dengue sangat cepat berkembang biak pada negara
dengan dua musim. Salah satu negara yang memiliki dua musim adalah Indonesia
(Bian, 2017).
Sampai saat ini DBD masih menjadi masalah kesehatan dari masyarakat
Indonesia karena kasusnya setiap tahun terus meningkat secara signifikan. Pada
tahun 2016 Jawa Tengah melaporkan bahwa yang terkonfirmasi virus dengue
meningkat secara signifikan dan Jawa Timur juga melaporkan kasus kematian
akibat virus dengue meningkat secara signifikan (Leleury dkk, 2017).
Salah satu gejala yang ditimbulkan dari penyakit DBD adalah menurunnya
jumlah trombosit. Trombosit adalah serpihan pecahan megakariosit yang tidak
memiliki inti (nukleus). Fungsi trombosit yaitu sebagai pertahanan, bukan untuk
mempertahankan dari benda-benda asing tetapi untuk mempertahankan jaringan
saat luka. Trombosit berperan dalam menutup luka sehingga tubuh tidak
kehilangan darah. Menurunnya jumlah trombosit akan menyebabkan gangguan
pada sistem hemostasis dan bila terjadi luka darah akan sukar membeku
(Wirajayanti dkk, 2013).
Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah trombosit dengan
mengkonsumsi ekstrak dari beras ragi merah (Monascus purpureus). Beras ragi
merah mengandung flavonoid dan tanin yang dipercaya dapat meningkatkan
trombosit. Konsumsi flavonoid dan tanin yang berlebihan dapat menyebabkan
efek samping sehingga perlu diketahui konsentrasi ekstrak beras ragi merah yang
optimal untuk dapat meningkatkan jumlah trombosit. Permasalahan tersebut
membuat penulis meneliti konsentrasi ekstrak beras ragi merah agar optimal
dalam meningkatkan jumlah trombosit (Yuliana dkk, 2020).

B. Analisis potensi dan kebutuhan lingkungan

DBD (Demam Berdarah Dengue)


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang paling banyak
ditemukan di daerah tropis dan sub tropis salah satunya Indonesia. Penyakit DBD
di Indonesia masih sering ditemukan terutama di daerah pedalaman atau di daerah
yang kumuh, karena nyamuk Aedes spp ini sangat berkembang biak dengan cepat
di tempat yang lembab dan kotor. Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue
yang dibawa oleh nyamuk Aedes spp. Virus dengue ditularkan nyamuk lewat
gigitan ke manusia. Didalam tubuh manusia virus dengue ini mengalami inkuabsi
selama 3-14 hari yang rata rata muncul gejala klinis pada hari ke empat sampai ke

1
tujuh. Gejala yang ditimbulkan adalah demam tinggi secara terus menerus selama
2-7 hari, kebocoran plasma dan menurunnya jumlah trombosit (Candra, 2010).

Trombosit
Trombosit merupakan serpihan pecahan megakariosit yang tidak memiliki
inti (nukleus). Megakariosit ini terdapat di sumsum tulang belakang. Trombosit
ini berbentuk bulat dengan garis tengah 0,75 – 2,25 mm dan trombosit yang
matang berukuran 2-4 µm dan berbentuk cakram bikonveks yang masih bisa
melakukan sintesis protein tetapi sangat terbatas karena di dalam trombosit
terdapat sitoplasma yang masih mengandung sejumlah RNA. Trombosit sendiri
masih memiliki mitokondria dan didalam mitokondria terdapat glikogen yang
berfungsi sebagai cadangan makanan. Trombosit sangat berperan dalam proses
hemostasis.

Gambar 1. Morfologi trombosit dalam SADT


Fungsi trombosit yaitu pertahanan tetapi bukan untuk mempertahankan dari benda
benda asing tetapi untuk mempertahankan jaringan saat luka. Trombosit berperan
dalam menutup luka sehingga tubuh tidak kehilangan darah. Trombosit beragregasi
dalam pembuluh darah, sebagian dari trombosit pecah berfungsi untuk memanggil
sel sel lekosit untuk membantu menempel pada bagian yang terluka. Peran lain
selain memanggil sel-sel lekosit, isi trombosit juga mengkatalisasi proses
penggumpalan darah sehingga jika terjadi luka selanjutnya di sumbat oleh
gumpalan tersebut (Hidayat, 2017).

Beras Ragi Merah ( Monascus purpureus )


Monascus purpureus menghasilkan produk fermentasi yang dinamakan dengan
angkak. Medium beras secara umum adalah tempat bertumbuh dari Monascus
purpureus tetapi di ampas tahu ampas tapioka atau dedak Monascus purpureus pun
dapat tumbuh. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Monascus purpureus
sendiri adalah pigmen. Pigmen angkak sendiri tidak bersifat karsinogen dan juga
tidak mengandung racun. Angkak sendiri bagi banyak negara di Asia telah
menggunakannya sebagai pewara alami. Manfaat yang ditawarkan angkak sangat
banyak diantara lain sebagai terapi sirkulasi darah, stimulan pencernaandan juga

2
sebagai penguat organ dalam tubuh. Beberapa peneliti menemukan senyawa
Monakolin K. Monakolin K yang di temukan di dalam angkak sendiri memiliki
struktur dan fungsi yang sama dengan lovastatin. Lovastatin adalah senyawa yang
berfungsi sebagai penurun kolesterol, jadi salah satu fungsi angkak sebagai obat
penurun kolesterol.

Gambar 2. Gambaran fisik dari beras ragi merah

Fungsi angkak selain menurunkan kolesterol angkak pun dapat digunakan


sebagai obat meningkatkan trombosit pada penderita DBD. Senyawa flavonoid dan
senyawa tanin yang didalam angkak sendiri dapat menghambat pertumbuhan virus
yang ada didalam penderita DBD dan juga senyawa flavonoid dapat merangsang
tubuh untuk mempercepat penyerapan Vitamin C. Fungsi Vitamin C sendiri adalah
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak (Kumalasari
dkk, 2019).

Senyawa Flavonoid
Senyawa flavonoid merupakan senyawa yang paling sering ditemukan di dalam
tumbuhan. Senyawa flavonid adalah senyawa plifenol yang memiliki 15 atom C
yaitu 2 cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak
dapatnya membentuk cincin ketiga. Cincin di tengah dari flavonoid berupa
heterosiklik dan kandungannya adalah oksigen. Flavonoid sendiri adalah salah satu
antioksidan alami setalah ditinjau dari kandungan, aktivitas antioksidatif dan jenis
senyawa. Cara flavonoid sebagai antioksidan yaitu atom hidrogennya didonasikan
atau dengan kemampuannya mengkelat logam.
Bentuk glikosida merupakan bagian besar senyawa flavonoid. Dalam bentuk
glikosida, flavonoid larut dalam air dan sediki larut dalam pelarut organik. Flavonid
sendiri memiliki fungsi sebagai antivirus, antifungi, insektisida, baktersida dan juga
sebagai penghambat enzim oleh karena itu orang orang menggunakan tumbuhan
hijau yang mengandung flavonoid sebagai obat tradisional. Manfaat flavonoid
didalam tubuh mencegah kanker, melindungi struktur sel dan meningkatkan
efektivitas vitamin C, anti inflamasi, dan mencegah kropos tulang (Redha, 2010).

3
Senyawa Tanin
Tanin merupakan senyawa didalam tumbuhan dan berfungsi sebagai
perlindungan agar terhindar dari hewan pemangsa. Tanin memiliki berat molekul
besar yang terdiri dari gugus karboksil dan beberapa gugus yang bersangkutan
seperti karboksil. Tanin memiliki dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin
terhidrolisis tetapi yang paling banyak didalam tumbuhan yaitu tanin yang
terkondensasi.
Rasa pahit atau asam yang terdapat di buah atau tanaman berarti terdapat
senyawa tanin. Hal itu karena tanaman dan buah buahan melindungi dirinya agar
tidak terganggu oleh hewan penganggu seperti hama. Didalam tanin terdapat dua
jenis yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terhidrolisis terbentuk
dari reaksi esterifikasi asam fenolat dan glukosa. Sedangkan tanin terkondensasi
terbentuk dari reaksi polimerisasi antra flavonoid. Tergantung banyaknya zat yang
terkena air panas dan udara, tanin mudah teroksidasi dan juga mudah berubah
menjadi asam tanat. Asam tanat merupakan bagian tanin terhidrolisis dan asam
tanat memiliki ciri berbau khas, berkilau, warna kuning putih sampai coklat terang
dan asam tanin sendiri berbnetu serbuk amorf. Galat dan glukosa merupakan
polimer dari asam tanat. Asam tanat memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai
mengobati diare dan masalh lambung lainnya seperti efek anti bakteri,
antienzimatik, antioksidan dan antimutagen karena azam tanat memiliki efek
negatif pada mukosa lambung (Hidjarawan, 2018).

C. Identifikasi dan rumusan masalah


1. Bagaimana pengaruh ekstrak beras ragi merah terhadap peningkatan
trombosit pada penderita DBD?
2. Berapa konsentrasi ekstrak beras ragi merah yang paling baik dalam
meningkatkan jumlah trombosit?

D. Tujuan dan Sasaran

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh beras ragi merah terhadap peningkatan jumlah trombosit


pada penderita DBD.
2. Mengetahui konsentrasi ekstrak beras ragi merah yang paling baik dalam
meningkatkan jumlah trombosit.

Target Penelitian

1. Target dari penelitian ini adalah penderita penyakit DBD

4
E. Hambatan

Faktor Internal

Mencit yang di inkubasi kebanyakan mati

F. Rencana kerja

Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan. Tempat yang digunakan
untuk tempat penelitian adalah laboratorium Hematologi Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Alat dan Bahan


Bahan uji yang digunakan yaitu beras ragi merah yang didapatkan atau dibeli
toko obat cina dan sampel yang digunakan adalah tikus putih atau mencit yang telah
di induksi agar terjadi trombositopenia, bahan agar mencit trombositopenia adalah
fenilbutazon alat yang digunakan adalah tabung Vacutainer tutup ungu yang berisi
EDTA, spuit, mikroskop, dan 5 ekor mencit.

Metodologi Penelitian
1. Disiapkan mencit dengan rata rata berat badannya kurang lebih 25 g.
2. Diaklimatisasi mencit selama 7 hari agar dapat beradaptasi dengan
lingkungan yang baru dan diberi makan.
3. Dihitung kadar trombositnya, kemudian diinduksi (4 mencit) dengan
fenilbutazon 73,5 mg peroral.
4. Diinkubasi selama 3 hari, kemudian dihitung kadar trombositnya (untuk
memastikan mencit mengalami trombositopenia).
5. Setelah mengalami trombositopenia mencit dipisahkan menjadi 5
kelompok:a) kelompok 1 kontrol negatif b) kelompok 2 diberi ekstrak beras
ragi merah 100% c) kelompok 3 diberi ekstrak beras ragi merah 50% d)
kelompok 4 diberi ekstrak beras ragi merah 40% dan e) kelompok 5 diberi
ekstrak beras ragi merah 30%
6. Diinkubasi selama 7 hari dan mencit tetap diberi makan dan air.
7. Dihitung kembali jumlah trombositnya dan hasilnya dicatat.

5 Mencit
BB±25 g/mencit
Aklimatisasi

5
Cek
trombosit

Diinduksi dengan
fenilbuatzon 73,5 mg
peroral

Cek
trombosit

Kontrol Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kontrol


negatif Ekstrak Ekstrak Ekstrak positif
Tidak 100% 50% 40% Ekstrak
diberi 30%

Cek
trombosit

Gambar 3. Skema metodologi penelitian

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Perlengkapan yang diperlukan 900.000
2 Bahan Habis Pakai 3.500.000

6
3 Perjalanan dalam kota 100.000
4 Lain-lain 500.000
Jumlah 5.000.000

Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan Person penangung Jawab
1 2 3
1 Persiapan penelitian Fahrul Akmal

2 Pembelian bahan uji  Fahrul Akmal


3 Penelitian  Fahrul Akmal
4 Pengamatan Hasil  Fahrul Akmal

G. Informasi tambahan (menyesuaikan gagasan)


contoh: struktur organisasi pelaksana gagasan; jumlah dan cara
mengumpulkan dana yang dibutuhkan, pemangku kepentingan/stakeholders
yang terlibat
H. Simpulan

7
DAFTAR PUSTAKA

Bian, S.M. 2017. Gambaran Pengetahuan ibu Tentang Demam Berdarah Dengue
Pada Anak Di Puskesmas Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Nusa
Tenggara Timur Periode Juni Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Media Bidan. 2(1):
10 – 18
Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor
Risiko Penularan. Aspirator. 2(2): 110 – 119
Hidayat, W.A., Yaswir, R., Murni A.W. 2017. Hubungan Jumlah Trombosit dengan
Nilai Hematokrit pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan
Manifestasi Perdarahan Spontan di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 6(2): 446 – 451
Hidjarawan, Y. 2018. Identifikasi senyawa tanin pada daun belimbing wuluh
(Averhoa blimbi L). Jurnal Optimalisasi. 4(2): 78 – 82
Kumalasari, E., Susanto Y., Rahmi Y.M., Febrianty D.R. 2019. Pengaruh
Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ramania (Bouea macrophylla Griffith)
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit Putih (Mus muscullus) yang
Diinduksi Aloksan. Journal umbjm. 2(2): 173 – 179
Leleury Z.A., Lesnussa Y.A., Bruiyf J., Kakisina Y.S. 2017. Analisis Stabilitas
Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit
Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku. Jurnal Matematika.
7(2):144-158
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam
Sistem Biologis. Jurnal Belian. 9(2): 196 - 202
Wirajayanti, P.D. dan Yasa I.W.P.S. 2013. Perbedaan Penurunan Trombosit Pada
Demam Berdarah Dengue Derajat I dan II di RS Bhayangkara Triyata. E-
Jurnal Medika Udayana. 4(10): 1 – 7
Yuliana A., Fitriani, Nurdianti L., Amin S. 2020. Formulasi Dan Evaluasi Kosmetik
Dekoratif Perona PipiDari Ekstrak Angkak (Monascus Purpureus) Sebagai
Pewarna Dengan Menggunakan Lesitin Sebagai Pelembab Kulit.
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi. 10(1): 1 – 11

8
SIMPULAN

Pada penelitian ini kita akan mengetahui konsentrasi dari ekstrak beras ragi merah
yang optimal untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita DBD

Anda mungkin juga menyukai