Pengaruh Angkak (Beras Ragi Merah) Terhadap Pasien Demam Berdarah Dengue
Pengaruh Angkak (Beras Ragi Merah) Terhadap Pasien Demam Berdarah Dengue
Gagasan Kreatif
Disusun oleh
Hari : Jumat
Tanggal : 25 Februari 2022
i
DAFTAR ISI
HAMBATAN .........................................................................................................5
SIMPULAN ...........................................................................................................9
ii
iii
A. Lingkup pembahasan
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue dan dibawa oleh nyamuk Aedes spp. Nyamuk Aedes spp telah
menyebabkan banyak orang terinfeksi virus, jumlahnya hampir 390 juta orang
didunia setiap tahunnya. Virus dengue sering ditemukan di negara yang memiliki
dua musim karena virus dengue sangat cepat berkembang biak pada negara
dengan dua musim. Salah satu negara yang memiliki dua musim adalah Indonesia
(Bian, 2017).
Sampai saat ini DBD masih menjadi masalah kesehatan dari masyarakat
Indonesia karena kasusnya setiap tahun terus meningkat secara signifikan. Pada
tahun 2016 Jawa Tengah melaporkan bahwa yang terkonfirmasi virus dengue
meningkat secara signifikan dan Jawa Timur juga melaporkan kasus kematian
akibat virus dengue meningkat secara signifikan (Leleury dkk, 2017).
Salah satu gejala yang ditimbulkan dari penyakit DBD adalah menurunnya
jumlah trombosit. Trombosit adalah serpihan pecahan megakariosit yang tidak
memiliki inti (nukleus). Fungsi trombosit yaitu sebagai pertahanan, bukan untuk
mempertahankan dari benda-benda asing tetapi untuk mempertahankan jaringan
saat luka. Trombosit berperan dalam menutup luka sehingga tubuh tidak
kehilangan darah. Menurunnya jumlah trombosit akan menyebabkan gangguan
pada sistem hemostasis dan bila terjadi luka darah akan sukar membeku
(Wirajayanti dkk, 2013).
Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah trombosit dengan
mengkonsumsi ekstrak dari beras ragi merah (Monascus purpureus). Beras ragi
merah mengandung flavonoid dan tanin yang dipercaya dapat meningkatkan
trombosit. Konsumsi flavonoid dan tanin yang berlebihan dapat menyebabkan
efek samping sehingga perlu diketahui konsentrasi ekstrak beras ragi merah yang
optimal untuk dapat meningkatkan jumlah trombosit. Permasalahan tersebut
membuat penulis meneliti konsentrasi ekstrak beras ragi merah agar optimal
dalam meningkatkan jumlah trombosit (Yuliana dkk, 2020).
1
tujuh. Gejala yang ditimbulkan adalah demam tinggi secara terus menerus selama
2-7 hari, kebocoran plasma dan menurunnya jumlah trombosit (Candra, 2010).
Trombosit
Trombosit merupakan serpihan pecahan megakariosit yang tidak memiliki
inti (nukleus). Megakariosit ini terdapat di sumsum tulang belakang. Trombosit
ini berbentuk bulat dengan garis tengah 0,75 – 2,25 mm dan trombosit yang
matang berukuran 2-4 µm dan berbentuk cakram bikonveks yang masih bisa
melakukan sintesis protein tetapi sangat terbatas karena di dalam trombosit
terdapat sitoplasma yang masih mengandung sejumlah RNA. Trombosit sendiri
masih memiliki mitokondria dan didalam mitokondria terdapat glikogen yang
berfungsi sebagai cadangan makanan. Trombosit sangat berperan dalam proses
hemostasis.
2
sebagai penguat organ dalam tubuh. Beberapa peneliti menemukan senyawa
Monakolin K. Monakolin K yang di temukan di dalam angkak sendiri memiliki
struktur dan fungsi yang sama dengan lovastatin. Lovastatin adalah senyawa yang
berfungsi sebagai penurun kolesterol, jadi salah satu fungsi angkak sebagai obat
penurun kolesterol.
Senyawa Flavonoid
Senyawa flavonoid merupakan senyawa yang paling sering ditemukan di dalam
tumbuhan. Senyawa flavonid adalah senyawa plifenol yang memiliki 15 atom C
yaitu 2 cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak
dapatnya membentuk cincin ketiga. Cincin di tengah dari flavonoid berupa
heterosiklik dan kandungannya adalah oksigen. Flavonoid sendiri adalah salah satu
antioksidan alami setalah ditinjau dari kandungan, aktivitas antioksidatif dan jenis
senyawa. Cara flavonoid sebagai antioksidan yaitu atom hidrogennya didonasikan
atau dengan kemampuannya mengkelat logam.
Bentuk glikosida merupakan bagian besar senyawa flavonoid. Dalam bentuk
glikosida, flavonoid larut dalam air dan sediki larut dalam pelarut organik. Flavonid
sendiri memiliki fungsi sebagai antivirus, antifungi, insektisida, baktersida dan juga
sebagai penghambat enzim oleh karena itu orang orang menggunakan tumbuhan
hijau yang mengandung flavonoid sebagai obat tradisional. Manfaat flavonoid
didalam tubuh mencegah kanker, melindungi struktur sel dan meningkatkan
efektivitas vitamin C, anti inflamasi, dan mencegah kropos tulang (Redha, 2010).
3
Senyawa Tanin
Tanin merupakan senyawa didalam tumbuhan dan berfungsi sebagai
perlindungan agar terhindar dari hewan pemangsa. Tanin memiliki berat molekul
besar yang terdiri dari gugus karboksil dan beberapa gugus yang bersangkutan
seperti karboksil. Tanin memiliki dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin
terhidrolisis tetapi yang paling banyak didalam tumbuhan yaitu tanin yang
terkondensasi.
Rasa pahit atau asam yang terdapat di buah atau tanaman berarti terdapat
senyawa tanin. Hal itu karena tanaman dan buah buahan melindungi dirinya agar
tidak terganggu oleh hewan penganggu seperti hama. Didalam tanin terdapat dua
jenis yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terhidrolisis terbentuk
dari reaksi esterifikasi asam fenolat dan glukosa. Sedangkan tanin terkondensasi
terbentuk dari reaksi polimerisasi antra flavonoid. Tergantung banyaknya zat yang
terkena air panas dan udara, tanin mudah teroksidasi dan juga mudah berubah
menjadi asam tanat. Asam tanat merupakan bagian tanin terhidrolisis dan asam
tanat memiliki ciri berbau khas, berkilau, warna kuning putih sampai coklat terang
dan asam tanin sendiri berbnetu serbuk amorf. Galat dan glukosa merupakan
polimer dari asam tanat. Asam tanat memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai
mengobati diare dan masalh lambung lainnya seperti efek anti bakteri,
antienzimatik, antioksidan dan antimutagen karena azam tanat memiliki efek
negatif pada mukosa lambung (Hidjarawan, 2018).
Tujuan Penelitian
Target Penelitian
4
E. Hambatan
Faktor Internal
F. Rencana kerja
Metodologi Penelitian
1. Disiapkan mencit dengan rata rata berat badannya kurang lebih 25 g.
2. Diaklimatisasi mencit selama 7 hari agar dapat beradaptasi dengan
lingkungan yang baru dan diberi makan.
3. Dihitung kadar trombositnya, kemudian diinduksi (4 mencit) dengan
fenilbutazon 73,5 mg peroral.
4. Diinkubasi selama 3 hari, kemudian dihitung kadar trombositnya (untuk
memastikan mencit mengalami trombositopenia).
5. Setelah mengalami trombositopenia mencit dipisahkan menjadi 5
kelompok:a) kelompok 1 kontrol negatif b) kelompok 2 diberi ekstrak beras
ragi merah 100% c) kelompok 3 diberi ekstrak beras ragi merah 50% d)
kelompok 4 diberi ekstrak beras ragi merah 40% dan e) kelompok 5 diberi
ekstrak beras ragi merah 30%
6. Diinkubasi selama 7 hari dan mencit tetap diberi makan dan air.
7. Dihitung kembali jumlah trombositnya dan hasilnya dicatat.
5 Mencit
BB±25 g/mencit
Aklimatisasi
5
Cek
trombosit
Diinduksi dengan
fenilbuatzon 73,5 mg
peroral
Cek
trombosit
Cek
trombosit
Anggaran Biaya
6
3 Perjalanan dalam kota 100.000
4 Lain-lain 500.000
Jumlah 5.000.000
Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan Person penangung Jawab
1 2 3
1 Persiapan penelitian Fahrul Akmal
7
DAFTAR PUSTAKA
Bian, S.M. 2017. Gambaran Pengetahuan ibu Tentang Demam Berdarah Dengue
Pada Anak Di Puskesmas Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Nusa
Tenggara Timur Periode Juni Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Media Bidan. 2(1):
10 – 18
Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor
Risiko Penularan. Aspirator. 2(2): 110 – 119
Hidayat, W.A., Yaswir, R., Murni A.W. 2017. Hubungan Jumlah Trombosit dengan
Nilai Hematokrit pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan
Manifestasi Perdarahan Spontan di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 6(2): 446 – 451
Hidjarawan, Y. 2018. Identifikasi senyawa tanin pada daun belimbing wuluh
(Averhoa blimbi L). Jurnal Optimalisasi. 4(2): 78 – 82
Kumalasari, E., Susanto Y., Rahmi Y.M., Febrianty D.R. 2019. Pengaruh
Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ramania (Bouea macrophylla Griffith)
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit Putih (Mus muscullus) yang
Diinduksi Aloksan. Journal umbjm. 2(2): 173 – 179
Leleury Z.A., Lesnussa Y.A., Bruiyf J., Kakisina Y.S. 2017. Analisis Stabilitas
Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit
Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku. Jurnal Matematika.
7(2):144-158
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam
Sistem Biologis. Jurnal Belian. 9(2): 196 - 202
Wirajayanti, P.D. dan Yasa I.W.P.S. 2013. Perbedaan Penurunan Trombosit Pada
Demam Berdarah Dengue Derajat I dan II di RS Bhayangkara Triyata. E-
Jurnal Medika Udayana. 4(10): 1 – 7
Yuliana A., Fitriani, Nurdianti L., Amin S. 2020. Formulasi Dan Evaluasi Kosmetik
Dekoratif Perona PipiDari Ekstrak Angkak (Monascus Purpureus) Sebagai
Pewarna Dengan Menggunakan Lesitin Sebagai Pelembab Kulit.
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi. 10(1): 1 – 11
8
SIMPULAN
Pada penelitian ini kita akan mengetahui konsentrasi dari ekstrak beras ragi merah
yang optimal untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita DBD