Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB CANDIDIASIS


PADA SAMPEL SALIVA PASIEN DIABETES MELITUS

Oleh :
Nama : Theresia Mbosisi
NIM : B1D120102
Kelas : 2020C
Kelompok : III (Tiga)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul praktikum : Identifikasi Jamur Penyebab Candidiasis

Nama : Theresia Mbosisi


NIM : B1D120102
Hari / Tanggal : Rabu 21 Desember – Senin 26 Desember 2022
Kelompok : III (Tiga)
Rekan kerja : 1. Jihan Fadillah 4. Yohana Christi S Tayaya
2. Fitryah Wardayani 5. Lissa Amma
3. Desya Ramdhani
Penilaian :

Makassar, 27 Desember 2022


Asisten Praktikan

Habibah Gali,S.Tr.kes Theresia Mbosisi


Nim : B1D120102

Dosen Pembimbing

Nirmawati Angria S.Si.M.kes


NIDN :0918068702
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Candida albicans merupakan flora normal rongga mulut, saluran

pencernaan dan vagina, jamur ini dapat berubah menjadi patogen jika

terjadi perubahaan dalam diri pejamu. Perubahan yang terjadi pada pejamu

tersebut dapat bersifat lokal maupun sistemik. Lesi kandidiasis ini dapat

berkembang di setiap rongga mulut, tetapi lokasi yang paling sering adalah

mukosa bukal, lipatan mukosa bukal, orofaring dan lidah. Kandidiasis

kronis yang tidak segera dirawat dapat berkembang menjadi kandidiasis

leukoplakia yang bersifat pra ganas, dan kemudian mengakibatkan

karsinoma sel skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat berkembang

menjadi infeksi sistemik melalui aliran getah bening yang menyerang

organ vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan dinding pembuluh darah

yang bersifat fatal. Penatalaksanaan kandidiasis yaitu berdasarkan

penyebab yang mendasarinya yaitu penatalaksanaan dalam bentuk lokal

maupun sistemik. (Hakim dan Ricky, 2015).

Candidiasis oral adalah salah satu infeksi fungal yang mengenai

mukosa oral. Lesi ini disebabkan oleh jamur Candida albicans. Candida

albicans adalah salah satu komponen dari mikroflora oral dan sekitar 30-

50% orang sebagai karier organisme ini. Tedapat lima tipe spesies

candida yang terdapat di kavitas oral, diantaranya adalah: Candida


albicans, Candida tropicalis, Candida krusei, Candida parapsilosis,

Candida guilliermondi (Hakim dan Ricky, 2015).

Dari kelima tipe tersebut, Candida albicans adalah yang paling

sering terdapat pada kavitas oral. Candida albicans merupakan fungi yang

menyebabkan infeksi opurtunistik pada manusia. Salah satu kemampuan

yang dari Candida albicans adalah kemampuan untuk tumbuh dalam dua

cara, reproduksi dengan tunas, membentuk tunas elipsoid, dan bentuk hifa,

yang dapat meningkatkan misela baru atau bentuk seperti jamur.

(Hakim dan Ricky, 2015).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengidentifikasi spesies jamur candidiasis pada sampel

saliva pasien Diabetes Melitus berdasarkan bentuk koloni pada media

kultur dan morfologinya yang diamati secara mikroskopik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes melitus atau penyakit kencing manis merupakan penyakit

menahun yang dapat diderita seumur hidup. Diabetes melitus (DM) disebabkan

oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai

dengan peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia

yang disebabkan karena menurunnya jumlah insulin dari pankreas. Penyakit DM

dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik makrovaskuler maupun

mikrovaskuler. Penyakit DM dapat mengakibatkan gangguan kardiovaskular yang

dimana merupakan penyakit yang terbilang cukup serius jika tidak secepatnya

diberikan penanganan sehingga mampu meningkatkan penyakit hipertensi dan

infark jantung. Indonesia merupakan negara yang menduduki rangking keempat

dari jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan

India. Selain itu, penderita DM di Indonesia diperkirakan akan meningkat pesat

hingga 2-3 kali lipat pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2000. Ditambah

penjelasan data WHO (World Health Organization) bahwa, dunia kini didiami

oleh 171 juta penderita DM (2000) dan akan meningkat 2 kali lipat, 366 juta pada

tahun 2030. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI juga

menyebutkan bahwa estimasi terakhir IDF (International Diabetes Federation)

pada tahun 2035 terdapat 592 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia

(Lestari, dkk 2021)

Diabetes memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 yang merupakan

hasil dari reaksi autoimun terhadap protein sel pulau pankreas, kemudian diabetes
tipe 2 yangmana disebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang berhubungan

dengan gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan faktor lingkungan seperti

obesitas, makan berlebihan, kurang makan, olahraga dan stres, serta penuaan.

Olahraga atau aktivitas fisik berguna sebagai pengendali kadar gula darah dan

penurunan berat badan pada penderita diabetes melitus. Manfaat besar dari

berolahraga pada diabetes melitus antara lain menurunkan kadar glukosa darah,

mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi terjadinya komplikasi,

gangguan lipid darah dan peningkatan tekanan darah (Lestari, dkk 2021)

Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor genetik dan

faktor lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu sekresi atau kerja insulin,

abnormalitas metabolik yang menganggu sekresi insulin, abnormalitas

mitokondria, dan sekelompok kondisi lain yang menganggu toleransi glukosa.

Diabetes mellitus dapat muncul akibat penyakit eksokrin pankreas ketika terjadi

kerusakan pada mayoritas islet dari pankreas. Hormon yang bekerja sebagai

antagonis insulin juga dapat menyebabkan diabetes (Lestari, dkk 2021)

Diabetes sering disebabkan oleh faktor genetik dan perilaku atau gaya

hidup seseorang. Selain itu faktor lingkungan sosial dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan juga menimbulkan penyakit diabetes dan komplikasinya. Diabetes

dapat memengaruhi berbagai sistem organ tubuh manusia dalam jangka waktu

tertentu, yang disebut komplikasi. Komplikasi diabetes dapat dibagi menjadi

pembuluh darah mikrovaskular dan makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler

termasuk kerusakan sistem saraf (neuropati), kerusakan sistem ginjal (nefropati)

dan kerusakan mata (retinopat) (Lestari, dkk 2021)


Diabetes militus (DM) merupakan penyakit yang memerlukan pengelolaan

berkelanjutan khususnya dalam pengendalian kadar glukosa untuk mencegah atau

memperlambat terjadinya komplikasi. Diabetes mellitus merupakan suatu hal baru

bagi masyarakat Indonesia (Fitriyanti, dkk 2019).

Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun

akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Candida spp. merupakan

flora normal di permukaan membran mukosa, saluran pencernaan, dan saluran

genitalia wanita. Candida albicans akan menjadi patogen apabila ada beberapa

faktor risiko penyebab infeksi, seperti penurunan sistem imunitas dan terjadi

perubahan fisiologis tubuh, salah satunya terjadi pada penderita diabetes melitus.

(Yulianingsih, dkk 2022).

Candida albicans adalah flora normal pada selaput lendir, saluran

pencernaan dan permukaan saluran kelamin wanita. Candida albicans dapat

menjadi agen penyebab jika terdapat beberapa faktor risiko infeksi, seperti

melemahnya sistem kekebalan tubuh dan perubahan fisiologis dalam tubuh, salah

satunya terjadi pada pasien diabetes. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang

ditandai dengan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh banyak faktor Tekanan

darah tinggi karena ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin atau

ketidakmampuan hati untuk merespon keberadaan insulin.

(Yulianingsih, dkk 2022).

Candidiasis oral adalah infeksi jamur yang mempengaruhi lapisan mulut.

Candidiasis rongga mulut merupakan salah satu jenis infeksi oportunistik, yaitu
infeksi yang berpeluang muncul pada kondisi tertentu, terutama jika imunitas

tubuh melemah. Faktor predisposisi kandidiasis oral antara lain gangguan

endokrin, gangguan nutrisi, keganasan, gangguan hematologi, gangguan imun,

xerostomia, obat-obatan (kortikosteroid atau antibiotik spektrum luas jangka

panjang), gigi palsu, merokok dan kehamilan. Walaupun Candida albicans

merupakan flora normal yang terdapat pada rongga mulut manusia, namun pada

keadaan tertentu, misalnya pada penderita diabetes pertumbuhannya menjadi

berlebihan sehingga menyebabkan infeksi (Yulianingsih, dkk 2022).

Candidiasis pada penderita diabetes merupakan komplikasi yang dapat

memperburuk keadaan, terutama dengan diabetes kronis. Jika Candidiasis kronis

tidak diobati tepat waktu, dapat berkembang menjadi candidiasis leukoplakia,

yaitu karsinoma sel skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat menyebar menjadi

infeksi sistemik yang dapat berakibat fatal dengan menyerang organ vital seperti

ginjal, paru-paru, otak, dan dinding pembuluh darah melalui aliran limfatik.

(Yulianingsih, dkk 2022).

Pengindap Diabetes Mellitus memiliki prevalensi pada Jawa Timur di

tahun 2018 sejumlah 2,6%. Semakin melonjaknya usia semakin beresiko

mengalami DM. Diabetes Mellitus ialah penyebab jamur Candida albicans pada

rongga mulut. Gula yang meningkat pada sekresi saliva pasien DM jadi tersangkut

pada penyekat mulut hingga terdapat komsumsi untuk Candida albicans. pH yang

sedikit disebabkan oleh kelenjar saliva yang terganggu sehingga bisa

mengakibatkan jamur Candida albicans berkembang. Infeksi jamur rongga mulut

disebabkan oleh 2 penyebab yaitu: penyebab lokal; tidak menjaga kebersihan


mulut, mulut kering, radang kronis dan gigi palsu jelek. Penyebab sistemik; DM ,

kekebalan tubuh turun, malturasi dan pengomsumsi antibiotik (Hikmah, 2021).

Candidiasis ialah penyakit yang disebabkan marga Candida sp

mempunyai 2 sifat akut dan sub akut. Kandidiasis disebabkan karena jamur

C.albicans terdapat di rongga mulut, genetalia perempuan, kuku, kulit dan paru-

paru. Kandidiasis bisa menyerang pria dan perempuan 70% penyakit Candidiasis

diderita perempuan. (Hikmah, 2021).

Candida albicans tumbuh dengan cepat pada temperatur rungan akhirnya

sehingga hasil tidak sesuai dengan keadaan. Psudohifa dengan pemeriksaan

langsung dapat dikonfirmasikan dengan pemeriksaan kultur hasil pada

candidiasis superfisial Solusinya adalah dengan cara hidup sehat merupakan

faktor yang dapat mengontrol kadar gula pada saliva pasien Diabetes, hingga

perkembangan Candida albicans menurun (Hikmah, 2021).


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

1. Waktu

a. Kultur

Hari : Rabu

Tanggal : 21 Desember 2022

Pukul : 13.00 - 16.00 WITA

b. Pemeriksaan Mikroskopik Tidak Langsung

Hari : Senin

Tanggal : 26 Desember 2022

Pukul : 13.00 - 16.00 WITA

2. Tempat

Adapun tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah Laboratorium

Mikrobiologi Universitas Megarezky DIV Teknologi Laboratorium

Medis, lantai 1 Gedung D, Universitas Megarezky Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Gelas kimia

b. Gelas ukur

c. Tabung erlenmeyer

d. Bunsen

e. Batang pengaduk
f. Tabung falcon

g. Autoklaf

h. Ose bulat

i. Mikroskop

j. Pipet tetes

k. Objek glass

l. Deck glass

2. Bahan

a. Media SDA

b. Aquades

c. Lactofenol Cotton Blue

d. Sampel saliva pasien diabetes mellitus

C. Prinsip Kerja

1. Kultur

Media SDA menyediakan pepton sebagai sumber nitrogen dan vitamin

serta glukosa sebagai sumber energi kepada fungi yang telah diisolasi

selama masa inkubasi 5-7 pada suhu kamar sehingga fungi dapat tumbuh

dan membentuk koloni untuk diamati.

2. Pengamatan mikroskopik tidak langsung

Pewarna LCB (Lactose Cotton Blue) terdiri dari beberapa senyawa yang

akan bereaksi dengan jamur yaitu: cotton blue yang memberi warna biru

pada sel jamur dan asam laktat yang mempertahankan struktur jamur
sehingga dapat dilakukan pengamatan morfologi jamur dibawah

mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x.

D. Cara Kerja

1. Pembuatan media

a. Dihitung media SDA yang akan ditimbang dengan menggunakan

rumus perhitungan media sebagai berikut:

6 x 20 = 120 ml

120 x 65 = 7,8 g
1000

b. Ditimbang media SDA yang telah dihitung sebanyak 7,8 g

c. Dicampurkan media dengan aquades sebanyak 120 ml pada tabung

erlenmeyer

d. Dipanaskan media yang telah dicampur aquades pada tabung

erlenmeyer diatas api bunsen hingga menjadi jernih

e. Didinginkan media yang telah dipanaskan dan diautoklaf pada suhu

121°C selama 15 menit

f. Dituangkan media yang telah diautoklaf pada tabung falcon

g. Media dimasukkan kedalam lemari pendingin

2. Kultur

a. Disiapkan 1 tabung falcon yang berisi media SDA untuk

b. Sampel swab luka DM diisolasi dengan swab steril ke media SDA

c. Diinkubasi pada suhu ruang yaitu 25-30°C tanpa inkubator selama 4-

7 hari
d. Diamati koloni yang tumbuh pada media dan dicocokan dengan yang

ada pada atlas

3. Pemeriksaan mikroskopis tidak langsung

a. Disiapkan objek glass yang telah disterilkan hingga bebas lemak dan

kontaminasi

b. Ditetesi Lactofenol Cotton Blue pada objek glass

c. Diambil koloni fungi yang tumbuh pada media SDA dengan

menggunakan ose bulat dan dioleskan ke tetesan Lactofenol Cotton

Blue yang ada pada objek glass lalu dihomogenkan

d. Ditutup dengan deck glass

e. Difiksasi dengan melewatkan preparat di atas bunsen satu atau dua

kali

f. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 x dan dicocokan

dengan yang ada pada atlas


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

1. Tabel

NO Sampel Hasil pengamatan Keterangan


Makroskopik Mikroskopik

1 Saliva
(Air
liur)

Berbent
Bentuk Berbentuk Berbentu
uk
jamur halus k bulat,
lonjong,
Sebagian berwarna lonjong
bertunas
menyebar putih, atau bulat Candida
, dan
dan krem, lonjong. albicans
menghas
berkeriput, berkilau di Koloniny
ilkan
dan permukaan pseudo a pada
Sebagian biakan medium
miseliu
bulat dengan padat
m baik
berkoloni. batas luas sedikit
dalam
Berwarna berbau menimbu
biakan
putih. khas l dari
dalam
Berbau seperti ragi, jaringan permukaa
busuk pertumbuh n
dan
namun tidak an jamur di eksudat medium,
menyengat, permukaan dengan
dan tekstur bertunas permukaa
halus. lonjong n halus,
licin atau
berlipat –
lipat,
berwarna
putih
kekuning
an
2, Gambar

Gambar 1. Tabung
Pengamatan makroskopik

Gambar 2. Tabung
Pengamatan mikroskopik
tidak langsung
B. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi candidiasis pada sampel saliva

(air liur) pasien diabetes mellitus, yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi

lantai 1 Universitas Megarezky prodi DIV Teknologi Laboratorium medik.

Sampel yang diambil yaitu dari pasien yang mengalami penyakit diabetes

mellitus. Sampel saliva (air liur) pasien, di tampung dalam pot sampel. Dimana

nantinya sampel tersebut akan goreskan menggunakan ose pada media SDA di

dalam tabung falkon.

Praktikum yang dilakukan kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi

pertumbuhan Candida dari sampel saliva (air liur) pasien diabetes mellitus.

Dimana pengamatan ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan

makroskopik dan pemeriksaan mikroskopik tidak langsung.

Media yang dipakai untuk isolasi Candida adalah media SDA (Sabouraud

Dextrose Agar). Fungsi dari media SDA yaitu, isolasi mikroorganisme menjadi

kultur murni, untuk budidaya jamur patogen, komensal dan ragi, digunakan

dalam evaluasi mikologi makanan, serta secara klinis membantu dalam

diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi. Media tersebut di buat dalam tabung

falkon.

Pada pemeriksaan mikroskopik tidak langsung digunakan larutan

pewarnaan LCB (Lactophenol Cotton Blue) terdiri dari cotton blue, asam laktat,

gliserol dan kristal fenol. Cotton blue berfungsi untuk memberi warna biru pada

sel jamur.
Pada isolasi candida dari tabung falkon, yaitu penggoresan saliva (air liur)

pasien diabetes mellitus pada media SDA. Pada pemeriksaan makroskopik

didapatkan hasil dengan ciri - ciri bentuk jamur sebagian menyebar dan

berkeriput, dan sebagian bulat berkoloni. Berwarna putih. Berbau busuk namun

tidak menyengat, dan memiliki tekstur halus. Kemudian dilanjutkan dengan

pengamatan mikroskopik secara tidak langsung, dan di dapatkan jenis candida

yaitu Candida albicans. Ciri – ciri yang di dapat dari pemeriksaan mikroskopik

tidak langsung kali ini yaitu Berbentuk lonjong, bertunas, dan menghasilkan

pseudomiselium baik dalam biakan dalam jaringan dan eksudat. Adapun ciri –

ciri umum dari Candida albicans yaitu berbentuk bulat, lonjong atau bulat

lonjong. Koloninya pada medium padat sedikit menimbul dari permukaan

medium, dengan permukaan halus, licin atau berlipat – lipat, berwarna putih

kekuningan.

Klasifikasi Candida albicans sebagai berikut:

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Subphylum : Saccharomycotina

Class : Saccharomycetes

Ordo : Saccharomycetales

Family : Saccharomycetaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans


Candida albicans adalah flora normal pada selaput lendir, saluran

pencernaan dan permukaan saluran kelamin wanita. Candida albicans dapat

menjadi agen penyebab jika terdapat beberapa faktor risiko infeksi, seperti

melemahnya sistem kekebalan tubuh dan perubahan fisiologis dalam tubuh,

salah satunya terjadi pada pasien diabetes. Faktor-faktor yang

mempengaruhi  kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah nutrisi,

kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan), kondisi hidup,

penerapan prinsip-prinsip kesehatan.

Candidiasis pada penderita diabetes merupakan komplikasi yang dapat

memperburuk keadaan, terutama dengan diabetes kronis. Jika Candidiasis

kronis tidak diobati tepat waktu, dapat berkembang menjadi candidiasis

leukoplakia, yaitu karsinoma sel skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat

menyebar menjadi infeksi sistemik yang dapat berakibat fatal dengan

menyerang organ vital seperti ginjal, paru-paru, otak, dan dinding pembuluh

darah melalui aliran limfatik.


BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Hasil praktikum yang didapatkan dari praktikum identifikasi

Candidiasis pada sampel saliva (air liur) pasien diabetes mellitus

berdasarkan bentuk koloni pada media kultur dan morfologinya yang

diamati secara makroskopik dengan ciri – ciri bentuk jamur sebagian

menyebar dan berkeriput, dan sebagian bulat berkoloni. Berwarna putih.

Berbau busuk namun tidak menyengat, dan tekstur halus. Dan pada

mikroskopik tidak langsung diperoleh hasil yang menunjukkan jenis jamur

yang menginfeksi adalah Candida albicans,

B. SARAN

Berhati – hatilah saat memilih suatu bahan pangan. Berhatil-hatilah

bekerja dengan mikroorganisme seperti jamur. Gunakan selalu sarung

tangan dan masker untuk menghindari kontak kulit langsung dengan

jamur. Kemudian setelah pekerjaan selesai jangan lupa untuk mencuci

tangan dengan sabun lalu dengan antiseptik untuk meminimalisir jumlah

kuman yang menempel di tangan kita.


DAFTAR PUSTAKA

Fitriyanti. M., E., dkk. 2019. Pengalaman Penderita Diabetes Melitus Dalam

Pencegahan Ulkus Diabetik. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah

Bengkulu Volume 07, Nomor 02

Hakim. L., dan Ricky. R., 2015. Kandidiasis Oral. Universitas Lampung

Hikmah. N., 2021. Identifikasi Candida albicans Pada Saliva Penderita Diabetes

Mellitus Menggunakan Pemeriksaan Mikroskopis. Stikes Ngudia Husada

Madura.

Lestari., dkk. 2021. Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi, Gejala,

Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan dan Cara Pencegahan.

Journal uin alaudin No 6-8

Yulianingsih. A., dkk. 2022. Deteksi Jamur Candida sp. Pada Swab Mulut

Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Media Analis Kesehatan. Vol. 13 No.

2
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai