Sumber: https://surabaya.proxsisgroup.com/
Push system terjadi saat perusahaan dapat memproduksi barang dalam jumlah besar
(mencapai economics of scale) yang nantinya akan didistribusikan kepada konsumen.
Sedangkan pull system terjadi saat perusahaan menginginkan tingka efisiensi yang tinggi.
Konsep Pure Pull atau Push akan memiliki definisi beragam jika system inventory atau
persediaan masuk didalamnya. Akan lebih jelas maknanya, jika Pull atau Push definisinya
dimulai dari proses produksi hingga delivery customer. Proses produksi yang menerapkan
pull system akan memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya peningkatan
produktivitas dan penurunan waste.
Push system lebih umum dianut oleh kebanyakan manufaktur, terutama di Indonesia.
Sistem produksinya berbasis kepada forecasting dan menghasilkan output dalam jumlah
besar yang nantinya akan masuk ke dalam inventori sebelum disalurkan kepada
pelanggan. Push system sebetulnya tidak ada salahnya dilakukan jika produk yang dibuat
sangat umum dan permintaan akan produk tersebut sangat besar, juga jika fluktuasi pasar
tidak sering terjadi. Misalnya saja perusahaan tambang yang menggunakan push
system karena mereka memang ingin memproduksi sebanyak-banyaknya dan seluruh
produk yang dihasilkan pasti akan diserap oleh pasar. Namun, untuk produk dengan situasi
pasar yang berubah-ubah, penggunaan push system akan mendatangkan beberapa
kerugian, seperti:
Sementara, pull system dinilai sulit untuk dilakukan karena produksi harus selalu
mengikuti permintaan pasar. Dalam pull system memang metode forecasting jarang
dilakukan sehingga produksi benar-benar dilakukan atas pemintaan pelanggan.
Keuntungan yang didapat ketika menggunakan sistem ini sebagai berikut.
- Terhindar dari waste (pemborosan) karena penumpukan inventori dan obsolete
product.
- Cocok diterapkan untuk manufaktur yang memproduksi barang dengan pasar yang
fluktuatif.
- Produksi dan distribusi dilakukan atas dasar permintaan pelanggan sehingga terhindar
dari aktifitas non-value add.
- Data Point of Sale (POS) sangat berguna untuk dibagikan dengan partner-partner
dalam supply chain.
- Menurunkan keseluruhan lead time.
Sumber:
Achyari, A. 2017. Manajemen Operasi, Edisi 2, Cetakan 14. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Johan, A.S. 2008. Just In Time (JIT): Sebuah Panduan Menuju Keunggulan Kompetitif.
Jurnal Pro Bisnis, 1(2). Universitas Wijayakusuma Purwokerto.
Proxsisgroup.com. 2016. Memahami Pull dan Push System Dalam Industri Manufacture .
Artikel Quality & Productivity, diakses pada 1 Mei 2022 dari
https://surabaya.proxsisgroup.com/memahami-pull-dan-push-system-dalam-
industri-manufacture/
Shift Indonesia. 2012. Strategi “Pull System” di Industri Manufaktur: Hilangkan Waste
Inventori dan Pemborosan Biaya. Diakses pada 1 Mei 2022, dari
http://shiftindonesia.com/strategi-pull-system-di-industri-manufaktur-hilangkan-waste-
inventori-dan-pemborosan-biaya/
Syukron, A. 2021. Memahami Pull dan Push System dalam Industri Manufacture Just In
Time (JIT). Diakses pada 1 Mei 2022, dari
https://www.feenance.web.id/2021/11/memahami-pull-dan-push-system-dalam-
industri-manufacture.html