Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Push vs Pull Inventory


Dalam praktek, ada dua sistem perencanaan dan pengendalian produksi yaitu pull
system dan push system. Pull dan Push dalam kamus bahasa berarti tarik dan dorong. Jika
membicarakan Lean Manufacturing dan Just In Time (JIT), rasanya dua kata ini sangat
erat kaitannya. Dibanding Push System, Pull System yang lebih menjadi pusat perhatian
dalam implementasi Just In Time (JIT). Pull merupakan proses operasi mulai dari tahap
pembelian hingga delivery customer yang hingga saat ini dianggap modern dan bisa
mengikuti arah pasar. Sedangkan istilah Push system yaitu merepresentasikan sebuah
sistem operasi tradisional dan konservatif, identik dengan aktivitas yang tidak memiliki
nilai tambah atau istilahnya “waste“. Untuk menghindari stock out, manajemen
menentukan tingkat volume pembelian material dan level of inventory, tidak berpedoman
pada turunnya purchase order (PO) customer. Sebagai acuan yaitu forecasting atau
peramalan tingkat penjualan. Dalam manufacturing, Push dan Pull System kurang lebih
memiliki arti sebagai berikut.
a) Venkatesh (1996) menyatakan pada sistem push, sebuah mesin melakukan proses
produksi tanpa harus menunggu permintaan dari mesin yang akan melakukan proses
berikutnya. Sebaliknya pada sistem pull, sebuah mesin melakukan proses produksi
hanya jika ada permintaan dari mesin yang akan melakukan proses selanjutnya.
b) Goddard dan Brooks (1984), sistem push dan pull diasosiasikan dengan aliran
informasi. Mereka mendefinisikan push sebagai aksi untuk mengantisipasi kebutuhan,
sedangkan pull sebagai aksi untuk melayani permintaan.
c) Villa dan Watanabe (1993) menggambarkan kaitan sistem push dengan proses
manajemen dalam upaya mengurangi risiko stock-out, sedangkan sistem pull sebagai
suatu proses produksi yang mengalir dengan ekspektasi inventori sekecil mungkin.

Tabel 2.1 Perbedaan Push System dan Pull System

Push System Pull System


Pengambilan keputusan produksi dalam Material diproduksi hanya jika diminta,
antisipasinya terhadap kebutuhan dan dipindahkan jika diperlukan
Venkates: Mesin terdahulu menghasilkan Venkates: Mesin terdahulu menghasilkan
output tanpa menunggu permintaan dari output hanya setelah menerima permintaan
urutan mesin yang lainnya dari urutan mesin lainnya
Goddard & Bruks: Pengambilan tindakan Goddard & Bruks: Pengambilan tindakan
atas antisipasinya terhadap kebutuhan atas permintaan
Da Villa: Lebih melihat ke belakang Da Villa: Lebih melihat ke depan
(berdasar ramalan) (berdasar permintaan nyata)
Menganjurkan antrian untuk mendukung
Bersifat mengurangi persediaan dan
operasi dan meningkatkan utilitas stasiun
antrian
kerja

Contohnya : sistem MRP Contohnya : sistem Kanban


Sumber: Johan, A.S. 2008. Jurnal Pro Bisnis, 1(2).
Contoh lainnya dari pull dan push system adalah pada pull system, sebuah mesin
melakukan proses produksi hanya jika ada permintaan dari mesin yang akan melakukan
proses selanjutnya. Sebaliknya pada push system, sebuah mesin melakukan proses
produksi tanpa harus menunggu permintaan. Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa JIT
menggunakan Pull System dalam perencanaan dan pengendalian sistem produksinya,
sehingga secara tidak langsung terjadinya kasus constraints dalam bottleneck work station
bisa dikurangi.
2.2.1 Push dan Pull System dalam Realitas
Secara garis besar, system pull merupakan implementasi dari Just In Time
yang bertujuan untuk mengendalikan waste, pemborosan, MUDA, dan banyak
istilah lainnya yang intinya “kesia-siaan”. Caranya yaitu dengan melihat aliran
proses mulai dari tahap pembelian material hingga penyimpanan finish good tidak
ada yang tertahan, inventory dianggap sebagai pemborosan. System push dimana
sistem ini lebih konvensional tradisional sehingga dianggap berseberangan
dengan konsep JIT.  Pengendalian inventory dapat dimulai dari material, Work In
Process, hingga Finish Good.

Sumber: https://surabaya.proxsisgroup.com/

Push system terjadi saat perusahaan dapat memproduksi barang dalam jumlah besar
(mencapai economics of scale) yang nantinya akan didistribusikan kepada konsumen.
Sedangkan pull system terjadi saat perusahaan menginginkan tingka efisiensi yang tinggi.
Konsep Pure Pull atau Push akan memiliki definisi beragam jika system inventory atau
persediaan masuk didalamnya. Akan lebih jelas maknanya, jika Pull atau Push definisinya
dimulai dari proses produksi hingga delivery customer. Proses produksi yang menerapkan
pull system akan memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya peningkatan
produktivitas dan penurunan waste.
Push system lebih umum dianut oleh kebanyakan manufaktur, terutama di Indonesia.
Sistem produksinya berbasis kepada forecasting dan menghasilkan output dalam jumlah
besar yang nantinya akan masuk ke dalam inventori sebelum disalurkan kepada
pelanggan. Push system sebetulnya tidak ada salahnya dilakukan jika produk yang dibuat
sangat umum dan permintaan akan produk tersebut sangat besar, juga jika fluktuasi pasar
tidak sering terjadi. Misalnya saja perusahaan tambang yang menggunakan push
system karena mereka memang ingin memproduksi sebanyak-banyaknya dan seluruh
produk yang dihasilkan pasti akan diserap oleh pasar. Namun, untuk produk dengan situasi
pasar yang berubah-ubah, penggunaan push system akan mendatangkan beberapa
kerugian, seperti:

- Ketidak-mampuan untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah.


- Penumpukan inventori yang akan mendatangkan banyak waste dan membutuhkan
banyak ruang penyimpanan.
- Batch produksi besar.
- Resiko obsolete product besar.

Sementara, pull system dinilai sulit untuk dilakukan karena produksi harus selalu
mengikuti permintaan pasar. Dalam pull system memang metode forecasting jarang
dilakukan sehingga produksi benar-benar dilakukan atas pemintaan pelanggan.
Keuntungan yang didapat ketika menggunakan sistem ini sebagai berikut.
- Terhindar dari waste (pemborosan) karena penumpukan inventori dan obsolete
product.
- Cocok diterapkan untuk manufaktur yang memproduksi barang dengan pasar yang
fluktuatif.
- Produksi dan distribusi dilakukan atas dasar permintaan pelanggan sehingga terhindar
dari aktifitas non-value add.
- Data Point of Sale (POS) sangat berguna untuk dibagikan dengan partner-partner
dalam supply chain.
- Menurunkan keseluruhan lead time.

2.2.2 Penerapan Push dan Pull System pada Perusahaan Manufaktur


Keberadaan persediaan bagi perusahaan yang menggunakan push system
adalah untuk mendukung kesiapan perusahaan tersebut di dalam pelaksanaan
operasional harian sehingga tidak terjadi hambatan-hambatan operasional karena
tidak adanya bahan baku yang akan diproses ataupun produk yang akan dijual
oleh perusahaan. Bagi perusahaan yang menyelenggarakan persediaan dengan
sistem ini, perusahaan dapat memilih alternatif kerja sama jangka pendek atau
kerja sama jangka panjang untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku perusahaan.
Jika perusahaan memilih kerja sama jangka pendek maka perusahaan akan
melakukan kerja sama dengan banyak pemasok dimana artinya kerja sama
dilakukan untuk satu kali pembelian. Jika perusahaan memilih kerja sama jangka
panjang maka perusahaan akan menggunakan sedikit pemasok dimana apabila
perusahaan melakukan pembelian untuk persediaan bahan maka mereka selalu
membeli bahan hanya kepada beberapa pemasok yang diajak bekerja sama.
Pada perusahaan yang menerapkan pull system, bahan yang didatangkan
adalah sebatas yang diperlukan saja. Jadi, bahan yang didatangkan hari ini adalah
sebatas kebutuhan bahan untuk proses hari ini. Maka perusahaan tersebut sama
sekali tidak ada persediaan bahan dalam gudang untuk menunjang kegiatan
operasional perusahaan. Bagi perusahaan yang menerapkan sistem ini,
perusahaan harus melakukan kerja sama jangka panjang. Secara operasional,
perusahaan tidak lagi membuat kontrak untuk setiap pengiriman bahan. Dengan
satu kali kontrak kerja sama (misalnya kerja sama untuk satu tahun) maka
perusahaan hanya perlu melaksanakan proses pengiriman bahan sesuai dengan
jumlah dan jadwal yang disepakati atau disesuaikan dengan jadwal produksi
perusahaan yang memerlukan bahan tersebut. Dengan demikian, perusahaan
dapat menerima bahan untuk input proses produksinya dalam jumlah dan waktu
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika hari ini diperlukan lebih banyak dari
hari kemarin maka pengiriman bahan juga lebih banyak dari hari kemarin.

Sumber:
Achyari, A. 2017. Manajemen Operasi, Edisi 2, Cetakan 14. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Johan, A.S. 2008. Just In Time (JIT): Sebuah Panduan Menuju Keunggulan Kompetitif.
Jurnal Pro Bisnis, 1(2). Universitas Wijayakusuma Purwokerto.

Proxsisgroup.com. 2016. Memahami Pull dan Push System Dalam Industri Manufacture .
Artikel Quality & Productivity, diakses pada 1 Mei 2022 dari
https://surabaya.proxsisgroup.com/memahami-pull-dan-push-system-dalam-
industri-manufacture/

Shift Indonesia. 2012. Strategi “Pull System” di Industri Manufaktur: Hilangkan Waste
Inventori dan Pemborosan Biaya. Diakses pada 1 Mei 2022, dari
http://shiftindonesia.com/strategi-pull-system-di-industri-manufaktur-hilangkan-waste-
inventori-dan-pemborosan-biaya/

Syukron, A. 2021. Memahami Pull dan Push System dalam Industri Manufacture Just In
Time (JIT). Diakses pada 1 Mei 2022, dari
https://www.feenance.web.id/2021/11/memahami-pull-dan-push-system-dalam-
industri-manufacture.html

Anda mungkin juga menyukai