Anda di halaman 1dari 9

MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR MUTU (KEY

PERFORMANCE INDICATOR) PROGRAM


PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karuniaNya, komite PPRA RSUD Pringsewu dapat menyusun laporan monitoring
dan evaluasi berkala kegiatan komite Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
(PPRA) periode bulan januari hingga Desember 2022 di RSUD Pringsewu

Monitoring dan evaluasi berkala ini adalah cerminan hasil kegiatan komite PPRA
RSUD Pringsewu berdasarkan indikator mutu yang telah dibuat. Indikator mutu telah
disusun sebelumnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2015.

Monitoring dan evaluasi berkala ini disusun dengan tujuan evaluasi internal
komite PPRA sekaligus kepada seluruh pihak terkait di RSUD Pringsewu, dan sebagai
bahan acuan perbaikan dalam pencapaian terhadap seluruh indikator mutu PPRA
RSUD Pringsewu selanjutnya.

Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi di dalam
penyusunan panduan ini, kami menyampaikan terima kasih atas saran dan kritik yang
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.

Ketua Komite Pengendalian Resistensi


Antimikroba RSUD Pringsewu
MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR MUTU
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PRINGSEWU

I. PENDAHULUAN

Evaluasi dan monitoring kegiatan dan pelayanan merupakan faktor yang penting
dalam seluruh operasional sebuah rumah sakit termasuk khususnya dalam hal ini
adalah program pengendalian resistensi antimikroba sebagai salah satu bagian dalam
indikator mutu rumah sakit.

Langkah awal dalam melakukan proses manajemen mutu adalah penetapan


indikator mutu. Indikator mutu kemudian akan dimonitoring secara berkala dan menjadi
parameter dalam mengukur dan menilai suatu pelayanan kegiatan atau program yang
yang dilaksanakan. Untuk itulah maka rumah sakit umum daerah Pringsewu secara
umum dan program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) pada khususnya,
menetapkan
Indikator Mutu PPRA sebagai tolok ukur keberhasilan program yang dimonitoring
dan di evaluasi serta dilaporkan secara berkala.

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk menilai keberhasilan


kegiatan berdasarkan indikator mutu sekaligus memantau hambatan serta tindak lanjut
dan rencana ke depannya yang sebaiknya dilakukan guna meningkatkan dan mencapai
standar mutu yang sudah ditetapkan.

AI. TUJUAN
Untuk pemantauan dan evaluasi kegiatan yang berkaitan dengan indikator
mutu atau Key Performance Indicator (KPI) yang dilaksanakan oleh komite PPRA
RSUD Pringsewu tahun 2022

BI. INDIKATOR MUTU


Dampak keberhasilan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah
sakit berdasarkan Permenkes RI No.8 Tahun 2015 dapat dievaluasi dengan
menggunakan indikator mutu atau Key Performance Indicator (KPI) sebagai berikut:
1. Perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
Menurunnya konsumsi antibiotik, yaitu berkurangnya jumlah dan jenis
antibiotik yang digunakan sebagai terapi empiris maupun definitif.
2. Perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
Meningkatnya penggunaan antibiotik secara rasional (kategori nol,
Gyssens) dan menurunnya penggunaan antibiotik tanpa indikasi (kategori
lima, Gyssens)
3. Perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan penurunan mikroba
multiresisten yang tergambar dalam pola kepekaan antibiotik secara
periodik setiap tahun dan Penurunan angka infeksi rumah sakit yang
disebabkan oleh mikroba multiresisten, contoh Methicillin resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) dan bakteri penghasil extended spectrum
beta-lactamase (ESBL).
4. Peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin,
melalui forum kajian kasus infeksi terintegrasi.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan indikator mutu disusun dalam program
pilot project yang melibatkan SMF Interna pada khususnya dan SMF lainnya pada
umumnya (pada kasus kajian infeksi terintegrasi). Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan
yang tertuang dalam program kerja dan pilot project komite PPRA RSUD Pringsewu
2022

N 2022
Kegiatan
o. JAN FEB APR AMEI JUN JUL AGST SEP OKT

Penyusunan
1
Pilot Project
Pengumpulan
data
2
penggunaan
AB
Pengolahan
3 dan audit data
(Monev)
Pelaporan dan
4 evaluasi
program

V. MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN KEGIATAN


Monitoring dan evaluasi awal terhadap indikator mutu dilakukan dalam 3 bulan
berdasarkan masing-masing indikator mutu.
a. Kuantitas penggunaan antibiotik
b. Kualitas penggunaan antibiotik
a. Audit Kuantitatif antibiotik
Dampak keberhasilan program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit berdasarkan Permenkes RI No.8 Tahun 2015 dapat dievaluasi
dengan menggunakan indikator mutu atau Key Performance Indicator (KPI).
Untuk perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik, menurunnya konsumsi
antibiotik, yaitu berkurangnya jumlah dan jenis antibiotik yang digunakan sebagai
terapi empiris.

Berikut disajikan data kuantitas penggunaan antibiotik di RSUD Pringsewu dalam


bentuk tabel dan grafik.

Nama AB AGUST SEP OKT

CEFTRIAXON INJ 1688 1841 2148

LEVOFLOXACIN
INF 112 72 97

METRONIDAZOLE
INF 134 108 241

MEROPENEM INJ 79 41 188

CEFAZOLIN INJ 0 0 7

CEFOTAXIM INJ 2 8 51
JUMLAH 2015 2070 2732

b. Audit Kualitatif Antibiotik


Dampak keberhasilan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah
sakit berdasarkan Permenkes RI No.8 Tahun 2015 dapat dievaluasi dengan
menggunakan indikator mutu atau Key Performance Indicator (KPI). Untuk perbaikan
kualitas penggunaan antibiotik digunakan tolok ukur berupa meningkatnya penggunaan
antibiotik secara rasional (kategori nol, Gyssens) dan menurunnya penggunaan
antibiotik tanpa indikasi (kategori lima, Gyssens).
Dari hasil rekapitulasi selama 3 bulan, beberapa jenis antibiotik yang digunakan
di RSUD Pringsewu meliputi ceftriaxone, levofloxacin inf, metronidazole inf, meropenem
inj, cefazolin inj cefotaxime inj,. Penggunaan ceftriaxone masih mendominasi jenis
antibiotik yang digunakan. Berikut table dan charts yang disusun berdasarkan kualitas
penggunaan seluruh antibiotic injeksi di RSUD Pringsewu selama 3 bulan yaitu bulan
agustus, September, dan oktober

Table 1. analisis kualitatif antibiotic bulan agustus

Kategori Jumlah
VI 0
V 0
IVd 0
\IVc 0
IVb 0
IVa 0
IIIb 26
IIIa 0
IIc 0
IIb 4
IIa 0
I 0
0 150
Total 180

grafik 1. Analisis kualitatif penggunaan antibiotic bulan agustus


Table 2. Tabel analisis kualitatif penggunaan antibiotic pada bulan september

Kategori Jumlah
VI 0
V 0
IVd 0
\IVc 0
IVb 0
IVa 0
IIIb 13
IIIa 0
IIc 0
IIb 2
IIa 0
I 0
0 165
Total 180

grafik 2. Analisis Kualitatif Penggunaan Antibiotik pada bulan September


Table 3. Analisis kualititatif antibiotic pada bulan oktober

Kategori Jumlah
VI 0
V 0
IVd 0
\IVc 0
IVb 0
IVa 0
IIIb 20
IIIa 0
IIc 0
IIb 3
IIa 0
I 0
0 157
Total 180

grafik 3. Grafik Analisis kualitatif Penggunaan Antibiotik Bulan Oktober 2022

Dari hasil evaluasi, penggunaan Antibotik di RSUD Pringsewu


secara kualitas didapatkan penurunan kategori IIIb (durasi terlalu
Panjang) pada bulan September, namun Kembali naik pada bulan
oktober. Selanjutnya hal yang sama juga terjadi pada kategori IIb (dosis
tidak tepat) dimana terjadi penurunan ketidak tepatan dosis pada bulan
September dan Kembali naik pada bulan oktober, sedangkan untuk
kategori 0 ( sesuai ) mengalami kenaikan pada pada bulan setember,
namun Kembali turun pada bulan oktober.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil monitoring dan evaluasi program pengendalian resistensi


antimikroba RSUD Pringsewu berdasarkan indikator mutu sesuai
PERMENKES No.8 Tahun 2015 sampai saat ini belum sepenuhnya
tercapai sesuai dengan target indikator mutu yang sudah ditetapkan.

1. Audit kuantitas penggunaan antibiotik masih menunjukan kenaikan


penggunaan antibiotik maka penggunaan Antibiotik masih harus
diperhatikan dengan hasil audit pada bulan-bulan berikutnya. Perlu
dilakukan investigasi dan intervensi yang sesuai dengan hasil yang
ada guna mencapai hasil yang diharapkan.
2. Audit kualitas penggunaan antibiotik telah menunjukkan hasil
fluktuatif. Evaluasi tentang hambatan perlu dilakukan dalam
investigasi bersama seluruh pihak terkait serta menindaklanjuti
dengan intervensi terhadap hasil yang didapatkan guna mencapai
target sesuai indikator mutu yang sudah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai