Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

IDENTIFIKASI DAN DISKRIPSI ISU MANAJEMEN ASN


DI UPT PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR
OLEH :

AANK KURNIATI

NIP. 19910323 202012 2 005

PESERTA LATSAR CPNS


ANGKATAN X
KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021

Manajemen ASN adalah kedudukan peran hak dan kewajiban kode etik dan kode perilaku ASN
dengan manajemen ASN yang baik diharapkan dapat menghasilkan ASN yang profesional sehingga dapat
melakukan pelayanan public yang baik bagi masyarakat.
Adapun isu-isu yang berkaitan dengan manajemen ASN di UPT Pusekesmas Ciputat Timur adalah
sebagai berikut :
1. Kode perilaku pegawai yang tidak disiplin waktu dalam pelayanan ketepatan jam buka poli di
UPT Puskesmas Ciputat Timur.
Salah satu aspek dari manajemen ASN adalah kode perilaku ASN. Salah satu kewajiban ASN
adalah melaksanakan tugas kedinasan kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran
dan tanggung jawab. Serta menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap , perilaku dan
tindakan kepada setiap orang baik didalam maupun diluar kedinasan. Disiplin waktu adalah salah
satu dati nilai tanggung jawab dan keteladanan setiap ASN.
Menurut data presentase ketidaksesuaian jam buka pelayanan poli yang didapatkan dari Pokja
Admen UPT Puskesmas Ciputat Timur pelayanan jam buka poli UPT Puskesmas Ciputat Timur
pada bulan Juli 2021 hanya mencapai target 89,7%. Penyebab terjadinya isu ketidaktepatan jam
buka poli di UPT Puskesmas Ciputat Timur adalah sebagai berikut :
 Kurangnya kesadaran individu terhadap peraturan yang berlaku.
 Tidak adanya reward dan punishment, sehingga tidak ada motiasi dan tidak ada efek jera
bagi yang pegawai yang bersangkutan.
Bagaimana jika dampak dari isu diatas tidak diselesaikan :
 Pelayanan poli tidak tepat waktu berdampak bagi pelayanan bagi pasien, sehingga terjadi
penumpukan pasien di ruang tunggu.
 Menurunnya akuntabilitas pegawai dan citra buruk masyarakat baik terhadap petugas,
pelayanan maupun instansi.
 Pelayanan menjadi lebih lama dan tidak memenuhi SOP pelayanan.
Rekomendasi penyelesaian dari isu diatas adalah :
 Adanya review berkala mengenai ketepatan jam buka poli pelayanan poli.
 Menerapkan reward dan punishment bagi pegawai yang tepat waktu dalam pelayanan
jam buka poli serta bagi pegawai yang terlambat.
2. Minimnya sertifikat pelatihan BTCL,ACLS yang dimiliki oleh tenaga kesehatan di UPT
Puskesmas Ciputat Timur.
Salah satu aspek dari manajemen ASN adalah kedudukan peran, hak dan kewajiban
ASN.Yang termasuk kedalam hak ASN adalah salah satunya memperoleh pengembangan
kompetensi, salah satunya dapat diperoleh dengan mengikuti pelatihan sesuai dengan profesi.
Dengan adanya pengembangan profesi yang diperoleh dapatt meningkatkan performa pegawai
dalam memberikan pelayanan secara profesional. Menurut data yang diperoleh dari Pokja UKP
dalam hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut Peningkatan Mutu dan Layanan Klinis UPT Puskesmas
Ciputat Timur hanya 41,6 % tenaga kesehatan yang memiliki setifikat pelatihan BTCLS, ACLS.
Penyebab terjadinya isu diatas adalah :
 Tidak adanya tawaran yang diberikan kepada tenaga kesehatan oleh instansi untuk
mengikuti pelatihan, kearena instansi juga menunggu perintah dari Dinas terkait.
 Kurangnya minat tenaga kesehatan dalam mengikuti pelatihan jika harus mengeluarkan
biaya secara pribadi untuk mengikuti pelatihan.
 Tidak ersedianya dana khusus dari instansi yang dapat digunakan dalam pengembangan
kompetensi pegawai.
Bagaimana dampak jika isu diatas tidak diselesaikan :
 Pelayanan yang diberikan menjadi kurang maksimal karena pegawai mengaplikasikan
ilmu yang ada dan belum terupdate mengikuti perkembangan teori ilmu yang ada.
 Tenaga kesehatan menjadi mendapatkan update terori ilmu terbaru tentang
kegawatdaruratan.
Rekomendasi penyelasaian untuk isu diatas adalah :
 Motivasi tenaga kesehatan agar memiliki minat untuk lebih mengupdate ilmu yang sudah
ada dengan mengikuti pelatihan walau harus mengeluarkan dana secara pribadi.
 Pengajuan mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh instansi ke instansi yang lebih
berwenang dalam hal pengembangan kompetensi pegawai.
3. Kurangnya kerapihan dari tenaga Satpam yeng bertugas di UPT Puskesmas Ciputat Timur
Kerapihan dalam berpakaian termasuk kedalam kode perilaku ASN, yang mana denagn
kerapihan dalam berpakaian juga menjadi penilaian masyarakat dalam memberi pelayanan
publik. Menurut pengamatan dan penilaian yang penulis dapatkan dari kotak saran yang aa di
UPT Puskemas Ciputat Timur, terdapat tiga orang dari masyarakat yang menilai bahwa kerapihan
petugas keamanan ( Security ) di UPT Puskesmas Ciputat Timur tampak seperti bukan petugas
keamanan yang disebabkan petugas security menggunakan APD level dua yaitu gown saat
memberikan pelayanan.
Penyebab terjadinya isu diatas adalah sebagai berikut :
 Disaat masa pendemi Covid 19 ini, di tempat pelayanan kesehatan termasuk tempat yang
beresiko tinggi terjadinya penularan Covid 19 karena masyarakat yang berkunjung adalah
orang yang sehat maupun yang sakit, maka petugas Security juga menggunakan APD
level dua yaitu gown dalam memberikan pelayanan sehingga petugas lebih memilih
menggunakan pakaian biasa dari pada seragam dari Security yang ada.
 Petugas Security merasa kegerahan bila harus menggunakan seragam karena harus
menggunakan APD juga.
Bagaimana dampak jika isu tidak diselesaikan :
 Masyarakat yang brkunjung merasa bingung dan tidak mengetahui siapa yang bertugas
sebagai Security karena tidak terlihat menggunakan seragam sebagaimana mestinya.
 Peniaian masyarakat terhadap pelayanan menjadi kurang maksimal karena petugas tidak
terlihat rapi dan kompak dalam berpakaian.
Rekomendasi penyelesaian untuk isu diatas adalah :
 Briefing oleh petugas yang bertanggung jawab atas mutu pegawai, khusunya petugas
keamanan agar tetap menggunakan seragam sesuai dengan profesi walau harus ditambah
lagi dengan menggunakan APD level dua.
 Adanya review berkala mengenai kerapian seragam beserta atributnya.

Anda mungkin juga menyukai