Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PEMBAHASAN

ARTIKEL PERMASALAHAN- SOLUSINYA


PERMASALAHAN
Virgiani Pangestika Fajrin, Yayat Berdasarkan hasil Alat peraga fisika crane
Ruhiat , Dina Rahmi Darman. observasi di SMAN 6 magnetic yang dikembangkan
2021. Pengembangan Alat Peraga kota Serang, hasil dapat memberikan stimulus
Fisika Crane Magnetic Pokok belajar siswa pada pada peserta didik untuk lebih
Bahasan Medan Magnet Pada pelajaran fisika materi aktif, sehingga alat peraga
Selenoida. medan magnet di sebagai salah satu media
kelas XII masih pembelajaran yang efektif dan
tergolong rendah. efesien dalam proses
Hasil belajar siswa pembelajran fisika khususnya
yang rendah pada materi medan magnet yang
materi medan magnet berakaitan erat dengan listrik
karena pembelajaran dan magnet dan bersifat
masih konvensional abstrak. Alat peraga fisika
dan pasif. Fakta lain di crane magnetic juga dapat
lapangan, yaitu menumbuhkan hasrat dan
berdasarkan hasil keinginan belajar peserta didik,
wawancara dengan serta membuat proses belajar
guru fisika di SMAN peserta didik menjadi lebih
6 Kota Serang bahwa menarik. Pernyataan di atas
beberapa alat sesuai dengan hasil penelitian
praktikum yang peneliti dari angket respon
digunakan dalam peserta didik sebesar 96,7%
pembelajaran tidak
dapat digunakan
dalam proses belajar
mengajar khususnya
pada alat dan bahan
praktikum materi
medan magnet. Hal
tersebut di sebabkan
karena kurang terawat
dan minimnya alat dan
bahan yang tersedia
pada laboratorium
sekolah. Oleh karena
itu, guru jarang
menggunakan alat
praktikum/alat peraga
dalam kegiatan
pembelajaran fisika di
sekolah. Sehingga
pemahaman pada
materi medan magnet
menjadi kurang
maksimal jika tidak
didampingi dengan
alat praktikum/alat
peraga.
Rokibun Muji, Muh. Wahyudi, Hasil observasi yang Alat peraga yang
Ahmad Zohdi. 2020. dilakukan dengan dikembangkan ini mampu
Pengembangan Alat Peraga Gaya wawancara pada untuk menjelaskan beberapa
Elektromagentik Sebagai Solusi siswa-siswi pada dua konsep fisika diantaranya
Media Pembelajaran Fisika Di Ma sekolah MA di hukum Faraday, hukum lenz,
AlMaarif Qomarul Huda Montong Lombok Tengah, hukum ampere, konsep induksi
Ara. didapatkan hasil dan beberapa faktor yang
bahwa penggunaan mempengaruhi besarnya gaya
media berupa alat elektromagnetik, serta alat
peraga masih belum peraga yang dirancang ini
maksimal, hal ini menggunakan arus DC yang
dikarenakan proses menghasilkan arus yang tidak
belajar mengajar yang terlalu besar sehingga aman
berlangsung untuk digunakan oleh peserta
tradisional/ceramah didik. Dari hasil pembahasan
dan hampir tidak yang telah dilakukan dan
pernak melakukan kemampuan alat peraga yang
praktikum di di buat menunjukkan bahwa
laboratorium. alat peraga gaya
Wawancara juga elektromagnetik ini sangat
dilakukan untuk guru layak digunakan untuk
fisika di salah satu digunakan sebagai penunjang
sekolah MA di pembelajaran di SMA/MA.
Lombok Tengah yang
diperoleh informasi
bahwa kendala-
kendala yang
menyebabkan guru
tidak menggunakan
alat peraga dalam
proses pembelajaran
adalah karena
kurangnya
ketersediaan alat-alat
di laboratorium
khususnya
materimateri dengan
konsep kemagnetan
tentang gaya
elektromagnetik/moto
r listrik. Sehingga
pembelajaran yang di
terima oleh peserta
didik hanya sebatas
penyampaian secara
verbal oleh guru tanpa
dilakukannya
praktikum.
Hilmi Riyadi, Mustika Wati, dan Berdasarkan hasil Alat peraga didesain sesuai
Syubhan An’nur. 2018. pengamatan peneliti dengan tujuan pembelajaran
Pengembangan Alat Peraga Fisika selama program dan dapat menjadi sumber
Materi Cahaya Untuk Melatihkan pengajaran lapangan belajar yang baik bagi siswa.
Keterampilan Proses Sains Siswa (PPL) di SMP Negeri Sehingga diharapkan dapat
Smp. 11 Banjarmasin, tidak memotivasi dan memudahkan
pernah guru siswa dalam memahami konsep
melakukan praktikum usaha dan energi. Alat peraga
di laboratorium, dinilai mampu dengan baik
begitu juga dengan untuk melakukan umpan balik
hasil wawancara sehingga memudahkan dalam
dengan pengajar proses belajar mengajar. Siswa
pengampu IPA di dapat merasa aman
sekolah tersebut, menggunakan alat peraga yang
ternyata keaktifan dikembangkan, karena tidak
siswa dalam kegatan terdapat benda-benda yang
belajar IPA masih dapat membahayakan siswa
kurang. Pembelajaran ketika menggunakan alat
masih terpusat pada peraga tersebut.
guru karena model
pembelajaran yang
sering dilakukan
adalah model
pembelajaran
langsung dengan
metode ceramah dan
jarang sekali
melakukan percobaan
atau praktikum. Untuk
mengatasi keaktifan
siswa yang masih
kurang dalam
pelajaran tersebut
dapat dilakukan
dengan cara melatihan
keterampilan proses
sains siswa.

Anda mungkin juga menyukai