Disusun Oleh :
PRODI MANAJEMEN
2021
A. Ringkasan Kasus
Bagaimana ketika anda dihadapkan pada dua pilihan antara pekerjaan dengan keluarga?
Tentu itu akan menimbulkan dilema dan stres. Seperti yang dialami oleh Melissa Lloyd, Ia
seorang eksekutif senior di Hotlinks yang merupakan perusahaan internet baru yang sedang
dikembangkan di California. Perusahaan ini menyediakan layanan online bookmark dan layanan
pencarian. Sebelumnya Melissa bekerja di perusahaan P&G, di perusahaan itu Ia bisa mengambil
cuti, flexitime, dan pembagian kerja. Tetapi, di perusahaan yang sekarang, Ia tidak bisa
memanfaatkan benefit perusahan seperti yang ada di perusahaan sebelumnya, dikarenakan Ia
menjabat sebagai wakil presiden. Melissa berusaha untuk membuat keputusan dengan
mengambil cuti selama dua belas minggu tanpa digaji, dan dia kembali bekerja dengan waktu
yang lebih singkat dibandingkan dengan waktu bekerja sebelum Ia mengambil cuti, yaitu 8-9 jam
per hari.
B. Rumusan Masalah
1. Tekanan apa yang sering dihadapi oleh karyawan saat mereka berjuang dengan
membuat keputusan yang mementingkan pekerjaan mereka dibanding keluarga mereka?
2. Walaupun mahal untuk membangun perusahaan kecil dengan family-friendly policies
seperti perusahaan besar, apakah mempertahankan karyawan yang baik dan mengurangi
tingkat stres karyawan akan mengimbangi pengeluaran mereka?
3. Apa solusi lain yang dapat dilakukan untuk membantu Melissa Llyod dalam
mengambil keputusan?
C. Landasan Teori
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan
kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungan.
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors baik dalam bentuk
fisiologis maupun psikologis yang dihadapi seseorang dalam menjalani hidupnya. Stressors
dikelompokkan menjadi level individual, kelompok organisasi,dan di luar organisasi.
penyebabnya : (1) kebijakan dan strategi organisasi, (2) struktur dan desain
● Manajemen Waktu -> (1) buat skala prioritas dan mencapai lebih banyak tujuan dalam
hidup, (2) seimbangkan antara kerja dan kehidupan pribadi.
● Relaksasi dan Olahraga
● Relaksasi -> Ditujukkan untuk mengurangi ketegangan fisik dan mental.
● Olahraga -> Lakukan secara teratur dan tidak berlebihan -> untuk memperkuat daya
tahan fisik dan memperlancar sirkulasi aliran darah.
Kebijakan ramah keluarga, menurut (Kreitner dan Kinicki, 2003:277) diberikan oleh
perusahaan untuk menunjang pekerjaan berupa:
2) Jadwal Kerja Fleksibel (Flexible Time), fleksibilitas membuat para pekerja lebih bahagia dan
membantu perusahaan menurunkan turnover (pergantian) serta meningkatkan produktivitas.
Namun, orangtua bekerja belum banyak mendapatkan kesempatan dalam hal ini. Mereka butuh
waktu kerja fleksibel agar bisa menjalankan peran sebagai orangtua saat anak-anak
membutuhkan mereka.
3) Bekerja dari rumah, para karyawan jarak jauh harus tetap mengikuti prosedur dari perusahaan.
Para karyawan harus mampu fleksibel dan mampu bekerja di dalam banyak tugas (multitask ).
Selain itu, keuntungan bekerja dari rumah dapat meningkatkan produktivitas, dapat
mengakomodasi karyawan yang menderita cacat.
4) Program pengurangan stress, Stres di tempat kerja kemungkinan besar dapat terjadi akibat
tekanan dan beban pekerjaan yang overload. Salah satu strategi yang ditempuh untuk
menanggulangi hal tersebut, yaitu pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan
dukungan sosial.
Work-Life Balance
Menurut Lockwood (2003) work-life balance adalah suatu keadaan seimbang pada dua
tuntutan dimana pekerjaan dan kehidupan seorang individu adalah sama. Dimana work-life
balance dalam pandangan karyawan adalah pilihan mengelola kewajiban kerja dan pribadi atau
tanggung jawab terhadap keluarga. Sedangkan dalam pandangan perusahaan work-life balance
adalah tantangan untuk menciptakan budaya yang mendukung di perusahaan dimana karyawan
dapat fokus pada pekerjaan mereka sementara di tempat kerja. Family-friendly benefits menurut
Lockwood (2003) adalah manfaat yang ditawarkan kepada karyawan untuk mengatasi masalah
pribadi dan komitmen pada keluarga dan pada saat yang sama tidak mengorbankan tanggung
jawab pekerjaan mereka. Berdasarkan pengertian diatas, work-life balance adalah keseimbangan
hidup yaitu waktu luang, keluarga, agama dan kerja yaitu karir dan ambisi pada seorang individu
seharusnya sama seimbang yaitu untuk mengurangi ketegangan antara pekerjaan dan kehidupan
karyawan. Dimana perusahaan membantu para karyawan untuk menyeimbangkan kehidupan dan
kerja karyawan dengan menciptakan program family friendly benefit yang mendukung
kesejahteraan karyawannya sehingga karyawan tidak mengorbankan tanggung jawab mereka.
Menurut Preeti Singh dan Parul Khanna (2011) telah merumuskan 9 strategi untuk
menumbuhkan “ Work Life Balance “ yaitu :
1. Jam kerja yang fleksibel , menyediakan penyusunan waktu yang fleksibel dan dapat
dikonsultasikan untuk seluruh karyawan.
2. Kerja paruh waktu, menyediakan lebih banyak kerja paruh waktu dengan jam atau shift yang
lebih sedikit atau penyusunan pembagian kerja untuk seluruh karyawan.
3. Jam kerja yang masuk akal, mengurangi lama waktu kerja yang berlebihan.
4. Akses untuk penanganan anak, meningkatkan akses untuk penanganan anak dengan fasilitas
penanganan anak di kantor bagi yang membutuhkan fasilitas tersebut.
5. Penyusunan pekerjaan yang fleksibel, menyediakan fleksibilitas yang lebih baik dalam
penyusunan pekerjaan untuk menyesuaikan kondisi personal karyawan, termasuk menyediakan
waktu penuh untuk anggota keluarga.
6. Cuti harian, mengizinkan karyawan untuk meminta dan mengambil cuti dalam waktu harian.
7. Mobilitas pekerjaan, menyediakan mobilitas yang lebih baik untuk karyawan dapat berpindah
dari rumah sakit, tempat kerja dan layanan kesehatan untuk menemukan penyusunan pekerjaan
yang lebih sesuai.
8. Keamanan dan kesejahteraan, meningkatkan keamanan, kesejahteraan dan rasa hormat untuk
seluruh karyawan di tempat kerja.
9. Akses telepon, memastikan seluruh karyawan dapat menerima telepon atau pesan mendesak
dari keluarga mereka di tempat kerja, dan mendapat akses telepon untuk tetap dapat
menghubungi keluarga mereka selama jam kerja.
D. Pembahasan
1. Tekanan yang dihadapi oleh karyawan disebabkan oleh individual, dimana adanya
pertentangan antara karier dan tanggungjawab keluarga. Karyawan dituntut untuk bekerja
penuh sehingga seringkali harus mengorbankan tanggung jawabnya dalam keluarga.
Untuk meminimalkan stres yang harus dilakukan oleh karyawan salah satunya dengan
tidak membawa masalah pekerjaan ke dalam keluarga dan sebaliknya. Kemudian yang
harus dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan stres yaitu menciptakan organisasi
sebagai tempat yang bersahabat dengan kehidupan, yang memberi kesempatan pada
karyawan untuk merefleksikan dirinya. Faktor lain yang menyebabkan tekanan pada
karyawan karena lingkungan, yaitu jarak tempuh kantor yang jauh dari rumah karyawan.
Sehingga sulit untuk membagi waktu kerja dan keluarga. Misalnya :
Level individual : Semua faktor lingkungan terkait langsung dengan pekerjaan seseorang.
Contoh: work overload/underload, monoton, role conflict.
Level di luar organisasi : Faktor yang terkait dengan kehidupan seseorang tetapi tidak
terkait secara langsung dengan kehidupan organisasi dan potensial menimbulkan stres.
Contoh: kemacetan, jauhnya jarak dari rumah ke tempat kerja.
2. Family friendly policies dapat memberikan manfaat mengatasi masalah pribadi dan
komitmen pada keluarga dan pada saat yang sama tidak mengorbankan tanggung jawab
pekerjaan mereka. Sehingga dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan. Dimana perusahaan membantu para karyawan untuk menyeimbangkan
kehidupan dan kerja karyawan dengan menciptakan program family friendly benefit yang
mendukung kesejahteraan karyawannya sehingga karyawan tidak mengorbankan
tanggung jawab mereka. Dan dapat mengurangi tingkat stress karyawan.
● Jam kerja yang fleksibel , menyediakan penyusunan waktu yang fleksibel dan
dapat dikonsultasikan untuk seluruh karyawan.
● Kerja paruh waktu, menyediakan lebih banyak kerja paruh waktu dengan jam
atau shift yang lebih sedikit atau penyusunan pembagian kerja untuk seluruh
karyawan.
● Jam kerja yang masuk akal, mengurangi lama waktu kerja yang berlebihan.
● Akses untuk penanganan anak, meningkatkan akses untuk penanganan anak
dengan fasilitas penanganan anak di kantor bagi yang membutuhkan fasilitas
tersebut.
● Penyusunan pekerjaan yang fleksibel, menyediakan fleksibilitas yang lebih baik
dalam penyusunan pekerjaan untuk menyesuaikan kondisi personal karyawan,
termasuk menyediakan waktu penuh untuk anggota keluarga.
● Cuti harian, mengizinkan karyawan untuk meminta dan mengambil cuti dalam
waktu harian.
● Mobilitas pekerjaan, menyediakan mobilitas yang lebih baik untuk karyawan
dapat berpindah dari rumah sakit, tempat kerja dan layanan kesehatan untuk
menemukan penyusunan pekerjaan yang lebih sesuai.
● Keamanan dan kesejahteraan, meningkatkan keamanan, kesejahteraan dan rasa
hormat untuk seluruh karyawan di tempat kerja.
● Akses telepon, memastikan seluruh karyawan dapat menerima telepon atau pesan
mendesak dari keluarga mereka di tempat kerja, dan mendapat akses telepon
untuk tetap dapat menghubungi keluarga mereka selama jam kerja.
E. Rekomendasi
F. Daftar Pustaka