Anda di halaman 1dari 10

Managing “Daddy Stress” at Baxter

Disusun oleh:

Lila Krismandita (17311075)


Almira Vania Yasmine (17311079)
Sinta Vidayati Nur Hapsari (17311080)
Indra Trio Suprawina (17311090)
Deansyah Kusuma Tanjung (17311124)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017/2018
A. Rangkuman Kasus
Bertahun tahun yang lalu seorang perempuan itu dapat menentukan pekerjaan dan
keluarganya. Namun, kenyataannya sekarang laki-laki juga mengalami hal yang sama
yaitu laki-laki lebih memilih untuk menyerahkan pekerjaan rumah dan mendidik anak
kepada istrinya. Sementara itu istri mereka mendorong untuk selalu ada dirumah, salah
satu caranya dengan melakukan pekerjaan di rumah.
Harry M. Jansen Kraemer. Jr Direktur dari Baxter Internasional mulai menyadari
bahwa dari mereka ingin diberikan keringanan untuk bertemu dengan keluarganya.
Empat puluh sembilan persen laki-laki lebih memilih keluar dari pekerjaannya supaya
lebih dekat dengan keluarganya. Mereka para istripun tidak mau mengalah padahal
dahulu seorang istri sangat mendukung karir suaminya bahkan, saat rapat merekapun
membawa anak mereka. Sehingga banyak yang meninggalkan pekerjaannya.
Sementara Kraemer 100% empati pada pekerja yang dapat membagi waktu antara
pekerjaan dan keluarga. Di Baxter Internasional sekitar 2031 karyawannya sudah dapat
membagi waktu. Dengan cara memadatkan waktu bekerjanya, karyawan tidak perlu
dipotong gajinya.
Untuk memastikan omongannya itu di dengar oleh bawahan dilingkungan
kerjanya, Kreamer juga membuat koran bulanan dengan cerita yang lucu tentang
rumah tangganya. Kreamer meyakinkan, bahkan apa yang ia lakukan telah dilakukan
oleh tiga puluh dari seratus orang yang empat orang diantaranya adalah laki-laki
memilih bekerja dengan alternatif yang ia sediakan dan enam tahun terakhir terjadi dua
kali peningkatan.
Jadi Kreamer menganggap bahwa untuk apa ia dan para karyawannya sering
bertatap muka jika mereka saja bisa menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan hanya
dengan komunikasi yang baik.
B. Permasalahan
1. Bagaimana tekanan yang diberikan oleh lingkungan kerja maupun keluarga
yang dilihat dari sisi lai laki maupun perempuan ?
2. Apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meyakinkan karyawan
akan lingkungan kerja yang ramah akan keluarga ?
3. Apa yang harus dilakukan oleh HRM untuk mendukung organisasi yang
ramah keluarga ?
C. Landasan Teori
1. Work Family Conflict
Menurut Greenhaus & Beautell (1985)
Peran ganda bersifat bi-directional, artinya keluarga dapat
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pekerjaan (family work conflict) &
pekerjaan dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan keluarga (work family
conflict).
a. Time based conflict
Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan salah satu tuntutan keluarga
dapat mengurangi waktu untuk bekerja.
b. Behaviour-based conflict
Terjadi ketika adanya ketidaksesuaian antara perilaku dengan yang
diinginkan oleh ke-2 bagian (keluarga/pekerjaan).
2. Family Friendly Benefits
Kebijakan negara atau perusahaan yang mendukung pegawai mereka
(terutama perempuan) untuk dapat bekerja atau berkarir dan membentuk
keluarga tanpa harus mengorbankan satu atau yang lainnya.
3. Telecommunting
Model atau perjanjian kerja dimana karyawan memperoleh fleksibilitas
bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan bantuan teknologi
telekomunikasi.
D. Pembahasan
1. Tekanan pada pekerja laki-laki maupun perempuan tentunya mempengaruhi
kinerja mereka dikantor. Dalam peran sosial mereka dikeluarga sebagai figur
seorang ayah maupun ibu tentunya juga akan mengakibatkan konflik sosial
dalam keluarga. Konflik tersebut disebabkan adanya tekanan peran yang dapat
didesain oleh:
a. Time Based Conflict
Waktu yang dibutuhkan seorang ayah maupun ibu untuk menjalankan
salah satu tuntutannya inilah yang dapat mengurangi waktu mereka
untuk menghabiskan waktu bersama sang buah hati maka dari itu
seharusnya para pekerja mengoptimalkan jam kerjanya.
b. Behaviour Based Conflict
Dorongan salah satu pasangan untuk selalu berada atau meluangkan
waktu lebih banyak dalam keluarga yang menjadi banyak pertimbangan
karena pekerja yang sudah terbiasa bekerja paruh waktu diperusahannya
diharuskan memilih antara keluarga dengan pekerjaan.
2. Adanya fasilitas tambahan yang menunjang karyawan untuk tetap bisa
meluangkan waktunya untuk bersama keluarga. Contohnya seperti :
a. day care
b. kesehatan dan kesejahteraan
c. kompensasi cuti
3. Mencantumkan fasilitas-fasilitas yang akan di dapat oleh karyawan di dalam
kontrak kerja.
E. Rekomendasi
Untuk menjadi seorang pekerja yang dapat membagi waktu dengan keluarga
memang bukan hal yang mudah bagi sebagian orang. Namun, diera sekarang inilah
baik dari pihak pemerintah maupun perusahaan sendiri seharusnya sudah mampu
untuk membuat sebuah kebijakan. Kebijakan yang didasari dari teori Family
Friendly Behaviour. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan bisa membawa
dampak yang baik bagi perusahaan maupun pekerja.
1. Family Friendly Behaviour
Kebijakan negara atau perusahaan yang mendukung pegawai mereka
(terutama perempuan) untuk dapat bekerja atau berkarir dan
membentuk keluarga tanpa harus mengorbankan satu atau yang lainnya.
Dengan adanya Family Friendly Behaviour diharapkan dapat
membantu dan menangani berbagai tuntutan maupun permasalahan
yang dialami oleh pekerjanya. Contohnya adalah :
a. Flex-time
Karyawan dapat memiliki kebebasan untuk memilih jadwal kerja
mereka atau dapat memilih dari beberapa pilihan. Semua pilihan
kerja fleksibel ini memberdayakan karyawan dengan membiarkan
mereka menyusun jadwal kerja mereka dengan cara yang
mengakomodasi kehidupan keluarga dan kebutuhan pribadi mereka.
b. Membagi pekerjaan
Karyawan dapat membagi-bagi pekerjaan dengan waktu yang
sudah ditentukan.
c. Pekerjaan paruh waktu
Seorang karyawan penuh waktu mungkin akan diizinkan untuk
mengubah posisi paruh waktu baik sebagai bagian pekerjaan, atau
hanya sebagai pengurangan jam kerja dan masih terus dalam posisi
yang sama.
d. Maternity / Paternity Leave
Cuti hamil maupun melahirkan dapat diberikan bagi pekerja yang
akan memiliki anak. Bisa jadi, mereka juga tidak akan diberikan uang
saku untuk melaksanakan cuti. Namun bukan hal yang tidak mungkin
jika perusahaan juga memberikan uang saku. Deangan cara inilah
perusahaan berharap bahwa karyawannya dapat mempunyai waktu
untuk menyesuaikan peran mereka sebagai orang tua baru.
e. Tempat penitipan anak
Mungkin bagi sebagian orang rela membayar seorang pengasuh
demi menitipkan anak-anak saat mereka bekerja. Tapi bagi sebagian
perusahaan dapat memilih untuk membuat tempat penitipan anak di
kantornya agar intensitas pertemuan antara orang tua dan anak tidak
berkurang.
f. Jaminan Kesehatan
Biaya asuransi kesehatan di rumah sakit tertentu maupun pusat
kebugaran juga dapat dianjurkan.
g. Beasiswa Pendidikan
Dengan cara memberikan beasiswa bagi anak-anak pekerja di
perusahaan. Atau meminjamkan uang untuk biaya pendidikan
mereka.
2. Telecommunting
Model atau perjanjian kerja dimana karyawan memperoleh
fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan bantuan
teknologi telekomunikasi.
Telecommuting memungkinkan seorang pekerja memiliki
kebebasan yang lebih besar mengenai jam kerja dan tempat kerjanya.
Ini memberi karyawan lebih fleksibel untuk menyeimbangkan
kewajiban kerja dan pribadi.
Seringkali, bekerja dari rumah bisa membuat Anda lebih
produktif, karena Anda tidak memiliki gangguan dari ruang kantor.

3. Menurut Surat dan Hadist


a. “ Pria menjadi pimpinan wanita karena Allah telah memberikan
kelebihan (kekuatan) kepada lelaki dari wanita dan karena pria
bertanggung jawab menafkahkan hartanya “ (An - Nisa’ , 4 : 34 ).
b. “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada
anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
c. “Dan sesungguhnya anakmu mempunyai hak atas kamu.” (HR
Muslim)
d. “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya dan imam adalah pemimpin dan
orang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan wanita
adalah penanggung jawab atas rumah, suami dan anaknya. Dan
setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR Bukhari).
F. Referensi

1. Bohlander, George., and Snell, Scott. (2010). Principles of Human Resource.


Management, 15th ed. Mason, OH: South Western – Cengage Learning. Cushway,
Barry. (2002)
2. https://www.mbaskool.com/business-concepts/human-resources-hr-terms/15345-
family-friendly-benefits.html
3. https://www.huffingtonpost.com/julie-stich/familyfriendly-benefits-
b_b_11402884.html
4. http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-work-family-conflict-
adalah.html
5. https://justworks.com/blog/policies-encourage-family-friendly-culture
6. https://www.businessnewsdaily.com/9614-family-friendly-workplace.html
7. https://www.thebalance.com/what-is-telecommuting-2062113
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Telecommuting
9. https://almanhaj.or.id/2473-antara-kerja-dan-mendidik-anak.html
10. http://catatan-firdaus.blogspot.co.id/2014/08/menjemput-rejeki.html

Anda mungkin juga menyukai