Anda di halaman 1dari 6

Kasus 7

Using “Sticky” Awards: KFC Does it Right

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Rama Ardhi P. (17311008)


2. Muhammad Mahadi (17311018)
3. Raden Aldo P. (17311023)
4. Dino Adriyono (17311032)
5. Fikri Irfan Adristi (17311033)

Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2018
1. Ringkasan Kasus
Semua orang yang mengunjungi kantor KFC atau Tricone Corporate mendapatkan
rasa akan betapa pentingnya pengakuan saat berjalan melalui lorong diantara gedung
perusahaan di Louisville, Kentucky. Disana KFC memperlihatkan berbagai program
pengakuannya dan menampilkan ratusan foto karyawannya. Bahkan, KFC juga memiliki
Marching Band untuk merayakan pencapaian karyawan yang dipilih secara acak.

Setelah KFC mendorong program pengakuan, banyak hal mulai berubah. Karyawan
menjadi lebih setia pada perusahaan, lebih bahagia dan lebih bekerja keras. Program
penghargaan KFC yang formal maupun informal termasuk penghargaan pelayanan dan
program komunikasi dan kinerja.

Landasan dari program pengakuan KFC adalah kartu C.H.A.M.P.S atau kartu
Cleaniliness, Hospitality, Accuracy, Maintenance, Product and Speed yang berisi stiker.
Setiap karyawan bisa memberi stiker C.H.A.M.P.S kepada karyawan lain saat
menyaksikannya melakukan perbuatan yang positif. Setiap minggu, manajer restoran
menarik kartu C.H.A.M.P.S yang sudah selesai dan menawarkan juara penghargaan
rendah atau tanpa biaya. Para manajer di restoran KFC tidak dapat mengatakan hal yang
baik tentang program C.H.A.M.P.S. atau dampak pengakuan dari program penghargaan
layanan perusahaan.

2. Rumusan Masalah
1. Haruskah penghargaan karyawan dianggap sebagai program yang unik atau sebagai?
Jelaskan!
2. Saat kartu C.H.A.M.P.S sudah selesai, penghargaan melekat apa yang KFC sebaiknya
berikan kepada karyawannya?
3. Dapatkah pemberian kartu C.H.A.M.P.S. dan stiker menjadi berlebihan?
4. Apa saja Faktor yang mempengaruhi kebijakan Kompensasi ?
5. Jelaskan pandangan islam mengenai kompensasi!
3. Landasan Teori

3.1 Kompensasi
Kompensasi merupakan setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan
sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi atau perusahaan
(Panggabean, 2002 : 75). Nawawi (2000 : 315), menyatakan bahwa kompensasi
merupakan penghargaan/ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi
dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. Kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka
(Handoko, 2008:155).

3.2 Jenis-jenis Kompensasi


Kompensasi dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu kompensasi finansial
dan non finansial. Menurut Bangun (2012:255) kompensasi finansial :

1. Kompensasi finansial yang diberikan secara langsung, yaitu gaji, upah, komisi-komisi
dan bonus.
2. Kompensasi yang diberikan secara tidak langsung, seperti tunjangan kesehatan,
tunjangan pensiun, tunjangan hari raya, tunjangan pendidikan, kompensasi non
finansial.

Menurut Rivai (2004:357) “kompensasi non finansial merupakan bentuk kompensasi


yang diberikan kepada karyawan selain dalam bentuk uang”. Menurut Mondy (2008:4)
“Non financial compensation (kompensasi non finansial) adalah balas jasa yang diberikan
perusahaan kepada karyawan bukan berbentuk uang, tapi berwujud fasilitas”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kompensasi non finansial adalah imbalan dalam bentuk fasilitas-
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan berupa pelatihan dan penghargaan atas
kinerjanya.

3.3 Fungsi Kompensasi


Kompensasi berfungsi sebagai perangsang kerja karyawan agar karyawan dapat
meningkatkan motivasi kerja dan berfungsi untuk memelihara karyawan agar karyawan
tetap bertahan di perusahaan yang dia tempati.
3.4 Faktor yang mempengaruhi kebijakan Kompensasi
Pemberian kompensasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah faktor
pemerintah, serikat pekerja, produktivitas, ukuran perbandingan upah dan standar biaya
hidup pegawai. Dengan adanya beberapa faktor tersebut, maka pemberian kompensasi
akan berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan tercapai keadilan satu sama
lain.

3.5 Motivasi
Pada dasarnya manusia mau melakukan sesuatu karena adanya suatu dorongan baik
dari dalam dirinya ataupun dari luar untuk memenuhi kebutuhannya. Dorongan tersebut
dinamakan motivasi. Menurut Hasibuan (2012:143) motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai
kepuasan.

3.6 Tujuan Motivasi Kerja


Tujuan pemberian motivasi adalah sebagai daya perangsang bagi karyawan agar dapat
bekerja dengan baik dan dapat memberikan prestasi yang baik bagi perusahaan.

3.7 Budaya Perusahaan


Menurut Newstrom & Davis (2002) budaya organisasi merupakan refleksi dari
organisasi formal maupun organisasi informal yang terbentuk di dalam organisasi yang
bersangkutan, yang kesemuanya itu membentuk norma-norma, kepercayaan atau persepsi
bersama yang nantinya dianut oleh seluruh organisasi.

3.8 Keadilan dalam islam


Konsepsi keadilan Islam ialah menempatkan sesuatu pada tempatnya, membebankan
sesuatu sesuai daya pikul seseorang, memberikan sesuatu yang memang menjadi haknya
dengan kadar yang seimbang.

4. Pembahasan & Rekomendasi

Kompensasi merupakan penghargaan/ganjaran pada para pekerja yang telah


memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut
bekerja. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas
jasa untuk kerja mereka.

Penghargaan karyawan ini adalah program unik dan tidak tepat dikatakan sebagai
budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan refleksi dari organisasi formal maupun
organisasi informal yang terbentuk di dalam organisasi yang bersangkutan, yang
kesemuanya itu membentuk norma-norma, kepercayaan atau persepsi bersama yang
nantinya dianut oleh seluruh organisasi. Penghargaan atau kompensasi apabila sudah dapat
memenuhi kebutuhan karyawannya maka tidak dapat digunakan lagi, sehingga
penghargaan atau kompensansi tidak bisa menjadi norma sehingga tidak tepat disebut
sebagai budaya organisasi.

Sesuatu itu akan memotivasi jika sesuatu itu belum terpsuaskan, maka penghargaan
melekat yang seharusnya diberikan ialah sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan
karyawan yang belum terpuaskan sehingga kompensasi atau penghargaan dapat berfungsi
sebagai perangsang kerja karyawan agar karyawan dapat meningkatkan motivasi kerja dan
berfungsi untuk memelihara karyawan agar karyawan tetap bertahan di perusahaan yang
dia tempati.

Penghargaan kartu C.H.A.M.P.S dapat menjadi berlebihan jika di saat kebutuhan


karyawan akan pengakuan sudah terpenuhi tetapi kartu C.H.A.M.P.S tetap diberikan.
Menurut Islam keadilan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya sehingga kartu
C.H.A.M.P.S harus diberikan kepada orang dan dengan jumlah yang tepat.

Faktor yang mempengaruhi kebijakan Pemberian kompensasi antara lain adalah


faktor pemerintah, serikat pekerja, produktivitas, ukuran perbandingan upah dan standar
biaya hidup pegawai. Dengan adanya beberapa faktor tersebut, maka pemberian
kompensasi akan berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan tercapai keadilan
satu sama lain.

Dalam pandangan islam mengenai kompensasi terdapat dalam sebuah hadist yaitu
“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah,
shahih). Maksud hadits ini adalah bersegera menunaikan hak si pekerja setelah selesainya
pekerjaan, termasuk pemberian penghargaan kerja.
5. Referensi

1. Sari, E L. 2015, “PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP


PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT RYAN JAYA PERSADA”.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol. 4 No. 12,
https://ejournal.stiesia.ac.id/jirm/article/viewFile/1051/1006, diakses pada tanggal 28
Mei 2018.
2. Haryani, S S., dkk. 2015, “PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI
KERJA DAN KINERJA (STUDI PADA KARYAWAN PT. TELEKOMUNIKASI
INDONESIA, TBK MALANG)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 25 No. 1,
https://media.neliti.com/media/publications/86156-ID-pengaruh-kompensasi-terhadap-
motivasi-ke.pdf, diakses pada tanggal 30 mei 2018.
3. Pioh, N L., Tawas, H N. 2016, “PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA PEGAWAI ( STUDI
PADA PNS DI KANTOR KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA)”.
Jurnal EMBA 838 | Vol.4 No.2, https://media.neliti.com/media/publications/130581-ID-
pengaruh-kompensasi-dan-lingkungan-kerja.pdf, diakses pada tanggal 31 mei 2018.
4. Supriyadi, L. 2012, “PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN
KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PT.
JAYA METAL”. Jurnal Etikonomi Vol. 11 No. 1,
https://media.neliti.com/media/publications/194809-ID-pengaruh-kompensasi-motivasi-
dan-karakte.pdf, diakses pada tanggal 31 mei 2018.
5. Tuasikal, M A. 2018 “Bayarkan Upah Sebelum Keringat Kering”.,
https://rumaysho.com/3139-bayarkan-upah-sebelum-keringat-kering.html, diakses pada
tanggal 1 juni 2018

Anda mungkin juga menyukai