Pendahuluan
Kajian singkat yang dituangkan dalam model pointers ini kurang banyak
menjelaskan mengenai teori konflik, melainkan lebih ditekankan kepada
pengungkapan pengalaman praktek tugas kepolisian dalam penanganan peritiwa
konflik di Indonesia pada masa lalu.
.
Menyikapi hal tersebut diatas sebagai upaya dalam rangka melakukan
tindakan deteksi dini dan cegah dini dengan sistem pelaporan secara cepat
sistematis, berjenjang dan terkontrol, sehingga setiap perkembangan informasi
secara segnifikan akan dapat diperoleh dengan optimal. Oleh sebab itu perlu
kiranya mengatur mekanisme pelaporan secara cepat sesuai dengan tingkat
kewenangan dari tingkat tugas prajurit dilapangan sebagai Bapul sampai dengan
tingkat pimpinan atas.
Adapun nilai guna yang dapat diambil dari penulisan tersebut adalah
sebagai gambaran dan bahan masukan kepada pimpinan tentang dampak dari
perubahan secara global yang menuntut kemampuan aparat intelijen dilapangan
dalam melaksankan mekanisme pelaporan secara cepat , sehingga dapat
bermanfaat dan berguna dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya.
Kinerja intelijen terlalu sering dipandang sebelah mata oleh banyak pihak.
Walaupun mungkin jauh-jauh hari telah memberikan early warning kepada calon
korban, tetapi selalu saja dalam posisi yang terus disalahkan. Khususnya apabila
terjadi sebuah peristiwa yang mengerikan seperti kerusuhan Mei 1998,
penculikan para aktivis, tragedi bom Bali, bom JW Marriott I (2002) dan bom JW
Marriot II (2009). Dari serentetan peristiwa tersebut, pihak intelijen dipandang
memiliki tanggung jawab secara langsung dalam melakukan cegah
tangkal.Tentunya tindakan melakukan cegah tangkal harus sesuai koridor. Tidak
mengorbankan kepentingan rakyat, sekelompok masyarakat atau melanggar hak
asasi manusia. Dalam kondisi masyarakat yang demikian , keberadaan sebuah
intelijen sering berada dalam posisi terjepit. Ditambah lagi skeptis masyarakat
terhadap intelijen cenderung negatif. Dalam kerangka negara, intelijen yang kuat
adalah sebuah harapan utama. Tanpa memiliki kekuatan dalam bidang intelijen,
sebuah negara akan menjadi bulan-bulanan oleh negara lain. Konsitusi intelijen
adalah garda terdepan bagi sebuah pertahanan negara, tetapi tidak berarti sepak
terjangnya dapat melakukan segala cara. Tindakan intelijen harus berdasarkan
payung hukum yang jelas, sehingga ada kontrol yang kuat dalam melakukan misi
dan tindakan akan tetapi kondisi saat ini uu intelijen belum ada .