Anda di halaman 1dari 11

SISITEM PENANGANAN KONFLIK

Pendahuluan

Dalam rangka menata upaya pemeliharaan kedamaian pasca konflik di


Indonesia, perlu kajian terhadap situasi dan peristiwa konflik pada masa lalu
beserta perkembangan dan upaya penanggulangannya, termasuk kajian
terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam upaya penanggulangannya. Kajian
itu perlu guna mendapatkan masukan yang positif agar upaya pemeliharaan
perdamaian pasca konflik dapat lebih behasil, sehingga antisipasi yang dilakukan
bukannya hanya sekedar menghentikan konflik tetapi juga mampu mengeliminir
potensi konflik, sehingga dikemudian hari dapat terwujud suasana yang damai
dan dapat tercegah kambuhnya konflik.

Untuk memahami masalah konflik di Indonesia paling tidak harus dubahas


sebagai pokok persoalan yang menyangkut konflik antara lain:

1. Analisia terhadap betuk–bentuk konflik: mencakup faktor jenis konflik,


dampak kejadian dan trend perkembangannya.
2. Analisis penyebab timbulnya komflik: menyangkut faktor
penyebab/potensi yang menimbulkan konflik, faktor pemicu terjadinya peristiwa
konflik, dan faktor yang mengakibatkan membesarnya konflik.

3. Analisis penanganan konflik: menyangkut upaya pembinaan dalam


rangka mengeliminir potensi konflik, upaya pencegahan untuk mencegah
pecahnya konflik, upaya penanganan untuk mengeliminir lokasi konflik dan
menghentikan konflik, serta upaya konsolidasi atau rehabilitasi akibat kejadian
konfik.

Melalui analisa ketiga permasalahan tersebut, kiranya dapat memperluas


cakrawala pandangan dalam rangka menyusun strategi penanganan konflik yang
lebih konprehensif, sehingga dapat mendukung keberhasilan upaya memelihara
situasi damai di masa mendatang.

Kajian singkat yang dituangkan dalam model pointers ini kurang banyak
menjelaskan mengenai teori konflik, melainkan lebih ditekankan kepada
pengungkapan pengalaman praktek tugas kepolisian dalam penanganan peritiwa
konflik di Indonesia pada masa lalu.

Bentuk-bentuk konflik di Indonesia

Konflik mengandung spektrum pengertian yang sangat luas, mulai dari


konflik kecil antar perorangan, konflik antar keluarga

.
Menyikapi hal tersebut diatas sebagai upaya dalam rangka melakukan
tindakan deteksi dini dan cegah dini dengan sistem pelaporan secara cepat
sistematis, berjenjang dan terkontrol, sehingga setiap perkembangan informasi
secara segnifikan akan dapat diperoleh dengan optimal. Oleh sebab itu perlu
kiranya mengatur mekanisme pelaporan secara cepat sesuai dengan tingkat
kewenangan dari tingkat tugas prajurit dilapangan sebagai Bapul sampai dengan
tingkat pimpinan atas.

Adapun nilai guna yang dapat diambil dari penulisan tersebut adalah
sebagai gambaran dan bahan masukan kepada pimpinan tentang dampak dari
perubahan secara global yang menuntut kemampuan aparat intelijen dilapangan
dalam melaksankan mekanisme pelaporan secara cepat , sehingga dapat
bermanfaat dan berguna dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya.

  Kinerja intelijen terlalu sering dipandang sebelah mata oleh banyak pihak.
Walaupun mungkin jauh-jauh hari telah memberikan early warning kepada calon
korban, tetapi selalu saja dalam posisi yang terus disalahkan. Khususnya apabila
terjadi sebuah peristiwa yang mengerikan seperti kerusuhan Mei 1998,
penculikan para aktivis, tragedi bom Bali, bom JW Marriott I (2002) dan bom JW
Marriot II (2009). Dari serentetan peristiwa tersebut, pihak intelijen dipandang
memiliki tanggung jawab secara langsung dalam melakukan cegah
tangkal.Tentunya tindakan melakukan cegah tangkal harus sesuai koridor. Tidak
mengorbankan kepentingan rakyat, sekelompok masyarakat atau melanggar hak
asasi manusia. Dalam kondisi masyarakat yang demikian , keberadaan sebuah
intelijen sering berada dalam posisi terjepit. Ditambah lagi skeptis masyarakat
terhadap intelijen cenderung negatif. Dalam kerangka negara, intelijen yang kuat
adalah sebuah harapan utama. Tanpa memiliki kekuatan dalam bidang intelijen,
sebuah negara akan menjadi bulan-bulanan oleh negara lain. Konsitusi intelijen
adalah garda terdepan bagi sebuah pertahanan negara, tetapi tidak berarti sepak
terjangnya dapat melakukan segala cara. Tindakan intelijen harus berdasarkan
payung hukum yang jelas, sehingga ada kontrol yang kuat dalam melakukan misi
dan tindakan akan tetapi kondisi saat ini uu intelijen belum ada .

Berdasarkan kenyataan tersebut diatas penulis dapat merumuskan


beberapa permasyalahan yang menghambat dalam pelaksanaan pelaporan
secara cepat dan berjenjang diantaranya adalah ; Satu. Minimnya penguasaan
dan pengetahuan tehnologi informatika oleh prajurit TNI AD sehingga
perkembangan tehnologi informatika secara cepat tidak dapat diikutinya. Dua .
Minimnya kemampuan prajurit dalam mendeteksi perkembangan situasi
diwilayah yang dapat berpotensi menjadi berita baik dimedia massa maupun
media cetak yang dapat memberikan dampak luas terhadap reputasi/citra TNI
AD. Tiga. Adanya keengganan para Dansat / pimpinan untuk melaporkan setiap
pelanggaran anggota ke komando atas yang sekiranya akan dapat menurunkan
reputasi Dansat/pimpinan itu sendiri, sehingga dapat dinilai bahwa satuan yang
memiliki pelanggaran banyak berarti pembinaan satuannya jelek. Empat. Apintel
tidak melaporkan kejadian secara langsung kepada komando atas sebelum ada
persetujuan dari komandan satuannya dan hal tersebut apabila tetap
melaporkan tanpa diketahui atau mendapat persetujuannya maka akan
mendapat tegoran.

Aparat intelijen memiliki fungsi yang sangat strategis dalam upaya


pembinaan satuan dan penentuan kebijakan baik yang bersifat taktis dan
strategis, seperti halnya fungsi penyelidikan dan fungsi penggalangan, namun
yang tak kalah penting diperankan saat ini oleh para unsur intelijen Satuan
adalah fungsi pengamanan baik pengamanan personil, materil, pangkalan

maupun berita dengan menitik beratkan pada mekanisme pelaksanaan


temu cepat dan lapor cepat di setiap perkembangan / hal  menonjol di
satuannya. Ancaman dan teror yang selalu mungkin dapat terjadi saat ini
menunjukan bahwa mereka adalah eksis dan merupakan ancaman yang sangat
serius bagi keamanan seluruh komponen bangsa Indonesia, baik mengancam
secara fisik maupun non fisik yang hal ini harus segara dapat diantisipasi aktif
dan solid serta terkoordinasi dengan baik oleh aparat intelijen termasuk bapul
disatuan satuan. Mencermati dinamika konteks strategis, baik global, regional
maupun domestik, maka ancaman yang sangat mungkin dihadapi Indonesia ke
depan, dapat berbentuk ancaman keamanan tradisonal dan ancaman keamanan
non-tradisional. Ancaman kemanan tradisional berupa invansi atau agresi militer
dari negara lain terhadap Indonesia diperkirakan kecil kemungkinannya. Peran
PBB dan reaksi dunia internasional diyakini mampu mencegah, atau sekurang-
kurangnya membatasi penggunaan kekuatan bersenjata oleh suatu negara untuk
memaksakan kehendaknya terhadap negara lain. Ancaman Non Tradisional
Ancaman dari luar lebih besar kemungkinan bersumber dari kejahatan
terorganisir lintas negara yang dilakukan oleh aktor-aktor non-negara, dengan
memanfaatkan kondisi dalam negeri yang tidak kondusif. Perkiraan ancaman
dan gangguan yang dihadapi Indonesia ke depan, meliputi terorisme, gerakan
separatisme, kejahatan lintas negara (penyelundupan, penangkapan ikan ilegal),
pencemaran, perusakan ekosistem, imigrasi gelap, pembajakan/perampokan,
aksi radikalisme, konflik komunal, dan dampak bencana alam. Dengan
mengetahuinya semua bentuk ancaman tersebut yang didominasi oleh
kemampuan tehnologi yang semakin canggih dalam rangka merongrong dan
mempropaganda serta ,sabotase yang dilakukan ,sehingga dalam hal ini peran
aparat intelijen berada pada posisi terdepan untuk aktif melakukan peyelidikan
penyelidikan guna kepentingan TNI AD. Dengan temu cepat dan lapor cepat
tersebut pimpinan akan  secara lebih cepat pula mengambil langkah-langkah dan
tindakan yang diperlukan guna mengatasi permasalahan yang ada, Diharapkan
dengan lapor cepat ini akan dapat mengurangi dan terhindar dari kerugian-
kerugian yang tidak perlu. Hal ini mengingat masih banyaknya terjadi
permasalahan dan pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan kerugian bagi
prajurit maupun satuan sendiri sehingga menurunkan citra TNI AD.

Dengan demikian hambatan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas


dapat diketahui dari beberapa factor diantaranya ; a) factor Internal antara
lain :1) Kualitas Personel Intel yang ada disatuan intelijen rata – rata
mempunyai tingkat pendidikan umum setingkat SMA sedangkan untuk pihak
lawan tanding dilapangan rata- rata mempunyai tingkat pendidikan Sarjana (S-1),
sehingga sebelum yang bersangkutan melaksanakan tugas penyelidikan
terutama apabila mendapat target sasaran yang mempunyai tingkat pendidikan
yang lebih tinggi maka bagi pelaksana sudah menjadi beban mental secara
psychologis akan menghambat pelaksanaan tugas penyelidikan dilapangan. 2)
Kekuatan personil yang ada disatuan intelijen dihadapkan dengan luas
wilayah tidak sebanding sehingga mengakibatkan dalam dalam rangka Deni,
Ceni dan Peni tidak optimal karena semua wilayah yang ada tidak dapat terkaver
secara keseluruhan. 3) Perkembangan teknologi yang ada tidak bisa diikuti oleh
personel disatuan intelijen karena teknologi membutuhkan sarana dan prasarana
serta dana yang cukup. Sehingga dengan kondisi ini akan menghambat
pelaksanaan tugas penyelidikan yang dilaksanakan oleh Satuan Intelijen . 4)
Terbatasnya alokasi pendidikan dalam mengikuti spesialisasi Intelijen
sehingga kemampuan yang dimiliki aparat intelijen tidak optimal dihadapkan
dengan dinamikia yang terjadi. 5). Motifasi yang rendah dari personel intelijen
mengahambat dalam penugasan sehingga rasa keingin taunnya dari berbagai
permasalahan yang timbul tidak dapat diketahuinya. 6). Kurangnya pemanfaatan
oranisasi intelijen yang ada disatuan masing massing sehingga prosedur
pelaporan tidak dapat dilaksanakan secara berjenjang. b) faktor Eksternal
antara lain : 1) Kondisi Pasca Reformasi dengan adanya era Demokratisasi
dan era transparansi sehingga sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan personil
satuan intelijen saat bekerja dilapangan. 2) Masih adanya masyarakat yang
antipati terhadap institusi intelijen yang dihadapkan dengan kejadian-kejadian
dimasa Orde Baru. 3) Makin mudahnya masyarakat dipengaruh oleh pihak lawan
terutama masalah pola pikir berbangsa dan bernegara. 4) Landasan hukum/
undang undang intelijen masih belum dimiliki sehingga berpengaruh terhadap
tugas dilapangan yang membuat keraguan aparat intelijen. 5) Perkembangan
tehnologi dan informasi yang sangat pesat yang belum mampu dikuasai /
diketaui oleh aparat intelijen dilapangan sehingga mengahambat dalam
penugasan.

Adapun Cara mengatasi Hambatan dari Faktor Internal dapat dilaksanakan


beberapa hal sebagai berikut : 1) Memberikan penugasan-penugasan yang
terukur kepada personil intelijen yang ada disatuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan personel intelijen dilapangan. 2) Melatihkan cover kepada
anggota dengan menjadwalkan setiap hari tertentu setiap minggunya untuk
memerankan cover tertentu dan hasilnya dikoreksi kelebihan dan
kekurangannya.3) Memberikan wawasan pada saat jam Komandan terutama
mengenai perkembangan situasi dan Kondisi aktual agar anggota selalu
mengikuti segala perkembangan yang terjadi disektor tanggung jawabnya. 4)
Membudayaan untuk gemar membaca Koran agar anggota mengikuti setiap saat
perkembangan situasi yang terjadi baik yang bersifat Daerah, Nasional, Regional
bahkan Luar Negeri serta menambah wawasan sehingga dengan harapan
secara kualitas akan bertambah ilmu apabila yang bersangkutan berkomunikasi
dengan lawan tanding dilapangan.5) Membuat Latihan dalam satuan yang
berkaitan dengan kepentingan tugas seperti Latihan penguasaan Matsus Intel
serta memberikan Study Kasus dan menggalakan forum diskusi dengan
bahasan tentang masalah yg sedang aktual saat itu, sehingga diharapkan
personil intelijen terbuka wawasannya.6) Bila memungkinkan dalam
melaksanakan Rekrutmen harus baik terutama dalam penyaluran yang berkaitan
dengan masalah minat dan bakat dibidang Intelijen dengan melaksanakan
seleksi psychology dalam mengikuti sekolah intelijen maupun untuk penempatan
jabatan intelijen. 7) Memanfatkan / mengoptimalkan organisasi intelijen yang
sudah terbentuk, menjadi sarana komuniti intelijen dalam prosedur pelaporan
secara cepat dan berjenjang dari tingkat prajurit sebagai Bapul ket / Babinsa
kepada unit intel kodim dilanjutkan kepada tim intel korem dilanjutkan ke Denintel
Kodam sampai pada Asintel Kodam dan berakhir kepada Aspam Kasad , yang
semua itu tidak terlepas dari koordinasi kebawah, samping dan atas guna
memperlancar pencapaian tugas intelijen. Sistem pelaporan secara berjenjang
dan cepat tak terlepas dari aturan yang mewajibkan bahwa setiap kejadian harus
dilaporkan secara rinci dan procedural ,disamping kesadaran dan disiplin yang
tinggi sebagai aparat intelijen harus memiliki rtanggung jawab tinggi juga.
Sedangkan dalam mengatasai hambatan pada factor eksternal adalah sebagai
berikut : 1) Membiasakan anggota untuk melaksanakan Kodo minimalnya
dengan Masyarakat disekitar Asrama tetapi secara bertahap menjadi meluas yg
dilakukan oleh anggota untuk pelaksanaan Deni, Peni dan Ceni. 2)
Melaksanakan pemetaan daerah daerah rawan yang ada diwilayah tanggung
jawabnya.3) Memerintahkan anggota untuk membentuk jaringan untuk
kepentingannya berdasarkan Organisasi, tempat, situasi dan Tokoh yang ada
diwilayahnya utk dapat dimanfaatkan dalam kepentingant ugasnya.

Adapun kondisi yang harapkan dalam hal ini berdasarkan keadaan


tersebut diatas sehingga pelaksanaan pelaporan secara cepat dan berjenjang
dapat dilaksankan dengan baik diantaranya adalah ; Satu. Penguasaan dan
pengetahuan tehnologi informatika oleh prajurit TNI AD dimiliki secara optimal
sehingga perkembangan tehnologi informatika secara cepat dapat diikutinya,
dengan demikian aparat intelijen yang sudah mengetahui tentang informatika
tersebut tidak akan mendapat kesulitan dalam mencari keterangan meskipun
karus melalui media elektronika yang canggih sekalipun. Dua . Memilikinya
kemampuan prajurit dalam mendeteksi perkembangan situasi diwilayah yang
dapat berpotensi menjadi berita baik dimedia massa maupun media cetak yang
dapat memberikan dampak luas terhadap reputasi/citra TNI AD. Tiga.
Kemauannya para Dansat / pimpinan untuk melaporkan setiap pelanggaran
anggota ke komando atas dan tidak merasa takut karena reputasi jelek dengan
adanya pelanggaran yang sudah dilaporkannya. Empat. Apintel wajib
melaporkan kejadian secara langsung kepada komando atas meskipun belum
ada persetujuan dari komandan dan komandan satuan tetap mengijinkan
sesuai dengan komuniti intelijen dan berorientasi hanya pada kepentingan
bangsa dan Negara yang tak telepas dari kepentingan satuan.
Dengan meminimalisir semua hambatan baik dari factor internal maupun
factor ekstrenal dengan memanfaatkan peluang yang ada maka upaya yang
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan temu cepat dan lapor
cepat sehingga mekanisme pelapopran dapat sistematis dan berjenjang sesuai
hirarki dan dapat dilaksankan dengan baik hal hal yang dapat dilakukan sebagai
berikut : satu. Penguasaan kemampuan tehnologi dan informatika. Dalam
hal ini aparat intelijen harus memiliki kemampuan dan kecakapan dalam
mendapatkan informasi , mengolah data data yang bersumber dari tehnologi/
informatika , sehingga seoarang aparat intelijen tidak mendapat kesulitan/
hambatan dan dapat dengan cepat memperoleh informasi / keterangan yang
diharapkan. Aparat intelijen yang demikian mampu menghadapi segala macam
tantangan dilapangan dengan berbagai dinamika yang ada. Kondsisi seperti ini
akan lebih optimal bila : 1) Mewajibkan seorang aparat intelijen mahir dalam
mengoperasioanlkan computer dan mampu mengakses internet dengan cara
pelatihan dan pendidikan secara khusus ditiap tiap satuan, dan melaksanakan
uji diakhir pelatihan sebagai tolok ukur kemampuan. Bagi personel yang belum
mampu dan tidak bisa menguasai dengan cepat maka dilaksanakan pelatihan
ulang lebih intensif lagidengan pengawasan yang lebih ketat. 2) Memberikan
wawasan pada saat jam Komandan terutama mengenai perkembangan
informatika dan kemajuan tehnologi yang menyangkut situasi dan Kondisi aktual
agar anggota selalu mengikuti segala perkembangan yang terjadi disektor
tanggung jawabnya dan tak lepas dari media cetak dan media elektronik sebagai
wahana pencarian informasi. 3) Mewajibkan aparat intelijen memiliki setidaknya
note book sebagai upaya pembelajaran sehingga keinginan untuk belajar lebih
baik lagi. 4) Memanfaatkan personel yang mahir dalam bidang tehnologi
informatika sebagai guru pembibing terhadap aparat intelijen. 5) Pemanfaatan
tehnologi informatika disetiap pencaria dan pelaporannya agar memperoleh
kecepatan dan ketepatan laporan. Dua. Kemampuan melakukan deteksi
perkembanagan situasi wilayah. Dengan kepekaan yang dimiliki oleh prajurit
dan naluri intelijen yang baik serta memiliki rasa keingin tauan yang tinggi maka
dapat dipastikan bahwa setiap perkembangan situasai yang terjadai diwilayah
dapat termonitor dan terdeteksi dengan optimal, sehingga dinamika situasi dapat
ditangkap oleh aparat intelijen yang kemudian dapat dijadikan sebagai bahan
pelaporan hal tersebut akan lebih maksimal apabila sebagai berikut : a).
Pembentukan jaring intelijen secara luas dengan membagi sector monitor setiap
aparat intelijen dengan memnafaatkan seluruh komponen bangsa baik tokoh
masyarakat yang berpengaruh, insatansi insatansi sipil dan swasta, para alim
ulama, politikus,mahasiswa,pelajar, preman sekalipun yang semua itu terdata
dalam buku saku aparat intelijen masing masing dan tercatat secara lengkap
alamat dan nomor teleponnya. b) Membuat jadwal pertemuan secara rutin dari
hari kehari kepada jaring yang sudah terbentuk sehingga akan semakin timbul
kedekatan secara emaosional antara aparat intelijen dengan jarring sebagai
mata telinga terdepan diwilayah. c) Mengetahui system pembuatan laporan
secara singkat padat dan jelas yang memuat formulasi SIABIDIME sebagai
bentuk keseragaman pelaporan aparat intelijen kepada atasannya .d)
Meningkatkan kualitas kemampuan tentang makna dan arti intelijen baik secara
teori maupun pengalaman. e) Wajib membaca situasi yang berkembang serta
mampu mengelompokan setiap berita tentang hal hal yang prinsip dan biasa
yang dapat timbul dan dapat diberitakan dimedia masa maupun media cetak
sehingga dapat segera diantisipasi apabila berita tersebut dapat melahirkan
dampak negative bagi reputasi TNI AD. Tiga, Tidak ada keengganan Dansat
untuk melaporkan setiap kejadian. Dengan melaksanakan pelaporan dan
pengungkapan pelanggaran setiap anggota kepada komando atas dengan cepat
dan tepat waktu, maka akan jelas bahwa Dansat / Pimpinan tersebut memiliki
keberanian yang tinggi atas resiko yang diembanya sebagai bentuk
kepemimpinan yang bukan popularitas murahan. Dalam hal ini ada beberapa
hal yang dapat mendukung kegiatan tersebut antara lain : a) Dansat sadar
bahwa pembinaan satuan yang baik adalah satuan yang memiliki kesiapan
operasional yang tinggi,pangkalan yang baik, latihan yang berkualitas ,
organisasi yang tertata dengan baik, personel yang lengkap, materiil yang
terpelihara dengan optimal sehingga baik buruknya semua itu bermuara pada
keadaan anggota. Keadaan anggota yang tidak mencerminkan norma
keprajuritan dengan banyaknya pelanggaran akan berpengaruh terhadap
pembinaan satuan yang baik, akan tetapi dengan mampu menyelesaikannya
dengan tuntas melului prosedur hokum yang tepat sehingga akan menimbulkan
kepercayaan terhadap anggota satuannya. b) Menekankan kepada seluruh
prajurit bahwa pada hakekatnya parajurit adalah merupakan Bapul dan wajib
/mampu melaporkan setiap bentuk perkembanagan yang terjadi baik di internal
satuan maupun eksternal satuan secara cepat, tepat dan jelas sehingga
informasi dalam bentuk apapun dapat terdeteksi dengan demikian dansat dapat
melaporkan kepada komando atas dengan cepat. c) Membuat laporan situasi
secara benar dan tanpa rekayasa . d) Dansat/ pimpinan memiliki keberanian dan
tanggung jawab dengan resiko yang terjelek. e) Menanamkan kesadaran akan
rasa peka dan peduli terhadap setiap perubahan situasi secara segnifikan satiap
saat kepada komandan satuan/pimpinan. Empat , Aparat intelijen berani
melaporkan secara cepat meskipun belum mendapat persetujuan
komandan. Adapun hal hal untuk meminimalisir agar tidak ada ketersinggungan
Dansat ketika aparat intelijen disatuannya melaporkan secara cepat ke
komando atasnya antara lain : a) Adanya kesadaran Dansat bahwa intelijen
adalah merupakan komuniti dimana tugas peran dan fungsinya tersebut sangat
dibutuhkan sebagai mata dan telinga setiap bentuk kejadian sehingga aparat
intelijen wajib melaporkan dengan cepat. b) Dimilikinya kesadaran tentang rasa
tanggung jawab sebagai aparat intelijen yang memiliki kewajiban mencari, dan
melaoprkan setiap bentuk perkembanagan situasi dengan cepat. c) Aparat
intelijen harus mampu mendaptkan informasi secara jelas, lengkap dan luas
serta mendetail , akurat dan terkini sehingga aparat intelijen tersebut memang
pantas untuk melaporkan secara langsung ke komando atas dengan sebenar
benarnya. d) Melaporkan secara pendahuluan pada setiap kejadian dilanjutkan
pembuatan laporan lanjutan sehingga tidak terlambat. e) Pemberian
kepercayaan kepada aparat intelijen merupakan salah satu cara untuk
menumbuhkan keberanian melaporkan kepada koamando atas tanpa harus
diperintahkannya. Dari beberapa persoalan , hambatan dan upaya mengatasi
maka dapat diambil Kesimpulan sebagai berikut : Dengan adanya kepekaan
dan deteksi dini yang baik oleh aparat intelijen dengan melaporkan secara cepat
setiap dinamika yang terjadi sesuai dengan peran dan tugasnya baik melalui
tehnologi informatika secara optimal akan menciptakan kebijakan yang baik
dalam pengambilan keputusan seorang komandan /pimpinan dalam
melaksanakan tugas ,sehingga kemungkinan terjelek dapat diantisipasi dengan
optimal dihadapkan dengan tugas pokoknya. Kemampuan yang dimiliki oleh
aparat intelijen agar professional sesuai dengan perkembangan jaman maka
perlu ditingktkan melelui pendidikan mapun pelatihan sehingga secara teoritis
aparat intelijen tersebut mampu dalam menghadapi tantangan dan dinamika
yang terjadi .Sedangkan Keberanian dalam melaporkan setiap kejadian oleh
aparat intelijen ke komando atas tanpa sepengatahuan komandan satuannya
adalah merupakan tolok ukur kemampuan yang dimiliki oleh aparat intelijen
terlepas dari pengaruh Dansatnya sehingga pelaporan dapat dilaksankan
secara cepat. Dengan demikian tindakan yang disarankan adalah sebagai
berikut : a) Pelaksanakan Rekrutmen aparat intelijen harus baik terutama
dalam penyaluran yang berkaitan dengan masalah minat dan bakat dibidang
Intelijen dengan melaksanakan seleksi psychology dalam mengikuti sekolah
intelijen maupun dalam penempatan jabatan intelijen. b) jabatan intelijen
harus didasari dengan latar belakang kualifikasi dan kualitas personel sehingga
dalam pemberian tugas sudah bisa menentukan siapa pelaksana yang sesuai
yang dapat melaksanakan tugas penyelidikan dan pelaporan secara cepat.

Singosari, Desember 2010

Asisten Intelijen Kasdivif 2 Kostrad

Hardani Lukitanta Adi

Letnan Kollonel Inf NRP.31592


. 1) Membiasakan anggota utk melaksanakan Kodo minimalnya
dengan Masyarakat disekitar Asrama tetapi secara bertahap menjadi meluas yg
dilakukan oleh anggota untuk pelaksanaan Deni, Peni dan Ceni.

2) Melaksanakan pemetaan daerah daerah rawan yang ada


diwilayah tfanggung jawabnya
3) Memerintahkan anggota untuk membentuk jaringan untuk
kepentingannya berdasarkan Organisasi, tempat, situasi dan Tokoh
yang ada diwilayahnya utk dapat dimanfaatkan dalam
kepentingantugasnya.

.Cara mengatasi Hambatan dari Faktor Internal sbb :

1) Memberikan penugasan-penugasan yang terukur kepada personil intelijen


yang ada disatuan untuk mengetahui tingkat kemampuan personel
intelijen dilapangan
2) .2) Melatihkan cover kepada anggota dengan menjadwalkan setiap
hari tertentu setiap minggunya untuk memerankan cover tertentu dan
hasilnya dikoreksi kelebihan dan kekurangannya.
3) 3) Memberikan wawasan pada saat jam Komandan terutama
mengenai perkembangan situasi dan Kondisi aktual agar anggota selalu
mengikuti segala perkembangan yang terjadi disektor tanggung
jawabnya.4) Membudayaan untuk gemar membaca Koran agar anggota
mengikuti setiap saat perkembangan situasi yang terjadi baik yang
bersifat Daerah, Nasional, Regional bahkan Luar Negeri serta menambah
wawasan sehingga dengan harapan secara kualitas akan bertambah ilmu
apabila yang bersangkutan berkomunikasi dengan lawan tanding
dilapangan.5) Membuat Latihan dalam satuan yang berkaitan
dengan kepentingan tugas seperti Latihan penguasaan Matsus Intel serta
memberikan Study Kasus dan menggalakan forum diskusi dengan
bahasan tentang masalah yg sedang aktual saat itu, sehingga diharapkan
personil intelijen terbuka wawasannya.6) Bila memungkinkan
dalam melaksanakan Rekrutmen harus baik terutama dalam penyaluran
yang berkaitan dengan masalah minat dan bakat dibidang Intelijen
dengan melaksanakan seleksi psychology dalam mengikuti sekolah
intelijen maupun untuk penempatan jabatan intelijen.

b. Cara mengatasi Hambatan dari Faktor Eksternal sbb


1) Membiasakan anggota utk melaksanakan Kodo minimalnya
dengan Masyarakat disekitar Asrama tetapi secara bertahap
menjadi meluas yg dilakukan oleh anggota untuk pelaksanaan
Deni, Peni dan Ceni.
2) Melaksanakan pemetaan daerah daerah rawan yang ada
diwilayah tfanggung jawabnya
3) Memerintahkan anggota untuk membentuk jaringan untuk
kepentingannya berdasarkan Organisasi, tempat, situasi dan Tokoh
yang ada diwilayahnya utk dapat dimanfaatkan dalam
kepentingantugasnya.
Pada lingkup domestik, Indonesia sebagai bangsa yang berada di tengah-
tengah perkembangan dunia, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan global
dan regional. Dinamika politik ekonomi, sosial dan keamanan yang terjadi di
kawasan, ikut berpengaruh terhadap perkembangan sosial politik dan
pertahanan serta keamanan yang terjadi di Indonesia. Isu keamanan domestik
yang timbul pada dekade terakhir ini, tidak terlepas dari kontribusi faktor-faktor
eksternal, baik langsung maupun tidak langsung. Selain faktor eksternal,
terdapat pula sejumlah faktor internal yang berpotensi mengganggu stabilitas
keamanan nasional. Faktor-faktor tersebut antara lain, dampak heterogenitas
suku bangsa Indonesia, situasi ekonomi yang menyebabkan beban hidup
semakin berat, serta faktor politik dan sosial. Akumulasi faktor eksternal dan
internal tersebut kemudian muncul dalam berbagai bentuk ancaman dan
gangguan terhadap keamanan nasional, dan pada skala yang luas dapat
mengganggu stabilitas kawasan

Anda mungkin juga menyukai