Anda di halaman 1dari 2

REVIEW JURNAL

Reviewer : Mukhamad Zidanul Akhsan


NIM : G100200083
Nama Jurnal : Journal of Islamic Ethics
Judul Artikel : Gaib dan Kuncinnya : Konsep Gaib dalam Al quran dan pertanyaan prediksi genetik
Penulis : Abdurrahman Khaly
Tahun Terbit : 2022
Vol dan Hal : Vol 6. Hal 1-20

Pembahasan
Manusia adalah khalifah Allah yang ditunjuk untuk menjadi pemelihara dan pengelola bumi
dengan segala ornamen yang menghiasinya. Dalam mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan
keterikatan antara satu dengan yang lainnya antar manusia dengan manusia maupun antar manusia
dengan makhluk hidup, baik itu makhluk hidup yang sifatnya empiris (mampu dilihat dan diamati)
maupun makhluk hidup yang tak terlihat atau biasa kita kenal dengan istilah Gaib. Sang Maha Dzat
yang menciptakan Makhluk Hidup pun termasuk bagian dari gaib sendiri. Maka dapat kita tarik
benang merah bahwasannya Manusia, Agama dan Hal Gaib merupakan 3 hal yang tidak bisa kite
kesampingkan, bahkan saling berkaitan satu sama lain.
Secara lahiriah manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dianytara makhluk
makhluk lainnya. Dengan dibekali akal sebagi penunjang utama bagi pengembangan kehidupan
sosialnya menjadikan manusia menjadi makhluk yang memiliki ketergantungan terhadap sesama.
Terlepas dari itu semua peranan akal dan hawa nafsu yang menjadi motor nbagi seorang manusia
mampu menggugah gairahnya untuk selalu ingin mengetahui berbagai hal yang belum diketahuinya.
Salah satunya perkara gaib itu sendiri. Namun apa daya manusia diberikan keterbatasan oleh Allah
khususnya dalam mengetahui hal hal gaib, bahkan sekelas setan oun ia tidak diperkenankan untuk
mencari rahasia yang terdapat dalam langit dunia.
Berkenaan dengan hal gaib sendiri sebenarnya telah tumbuh subur sejak beberapa abad yang
lalu sekitar zaman sebelum masehi. Hal hal mitologi dan ramalan menjadi hal yang sangat luar biasa
karena mampu memberikan prediksi terhadap masa depan suatu bangsa lebih lebih kehidupan umat
manusia. Berjalan seiringnya waktu para pesihir kian hari mulai berkurang karen bertumbuh
kembangnya manusia terhadap realitas ilmiah yang terjadi di sekitar mereka. Melihat juga
perkembangan pemikiran bangsa eropa yang berusaha memisahkan peranan teologis dan sosiologis
atau keilmuan dalam sistem kerja mereka. Titik berangkat mereka berasal dari hal hal yang bersifat
empiris dan mampu ditangkap oleh akal. Maka munculah berbagai bentuk penelitian serta
pengamatan untuk menggali hal tersebut.
Dalam islam sendiri penekanan terhadap kepercayaan pada hal hal gaib dicantumkan secara
langsung dalam rukun iman, dimulai dari ketaatan serta kepercayaan terhadap sang khalik hingga
kepercayaan terhadap takdir. Selain dari pada itu telah banyak disebutkan dalam Al Quran berkenaan
dengan informasi hal hal gaib baik itu yang bisa mereka dapatkan langsung di dunia maupun yang
baru dapat diketahui setelah menkamatkan perjalanan panjang kehidupan yang dipenuhi oleh lika liku,
rintangan serta tantangan. Ada salah satu ayat yang menerangkan terhadap keberadaan yang gaib yang
dinamakan sebagai istilah Kunci Gaib. Terdapat lima buah kunci dalam ayat ini yaitu surah Luqman
ayat 34. Diantaranya :
 Pengetahuan tentang hari kiamat
REVIEW JURNAL

 Pengetahuan tentang proses turunnya hujan


 Pengetahuan tentang apa yang ada dalam rahim
 Pengetahuan tentang hari esok (takdir)
 Pengetahuan Alam Kehidupan setelah mati
Dari kelima kunci diatas melalui pengamatan dan penelitian yang tadinya tidak diketahui sama
sekali. Sekarang telah mampu dipelajari bahkan diketahui secara jelas lagi lagi atas dasar saintis.
Maka sebagai seorang yng beriman maka perlu untuk mempelajari ayat ayat kauniyah yang berada di
sekitar kita baik itu yang sifatnya terlihat maupun tak terlihat. Telah banyak ayat al Quran
memasukkan kata “ketahuilah” atau ‘apakah kamu mengetahui”, dan kaliamat kalimat yang serupa
dengan itu. Hal ini memberikan pesan tersendiri bahwasannya Allah ingin hambanya untuk menggali
lebih dalam segala bentuk pengetahuan yang telah disediakan oleh Allah melalui kalam kalamnya.
Memang kita tidak akan dapat mencapai keseluruhan kejelasan dari gaib itu sendiri yang dilandaskan
pada pengetahuan manusia yang terbatas. Namun setidaknya jikalau memang ada hal hal yang
berkaitan dengan sains maka itu dapat dikompromikan.
Kesimpulan
Manusia tidak akan terlepas dari kehidupan sosialnya baik antara sesamanya maupun dengan
makhluk selainnya baik itu yang nampak secara empiris maupun yang tidak terlihat dan hanya mampu
didengar mealului informasi yang terdapat dalam Al quran. Perihal gaib bukanlah hal yang dapat kita
tolak secara mentah mentah dan tidak diyakini kebenarannya. Dengan hadirnya sains sebagai alat
bantu manusia dalam melakukan kajian kajian terhadap fenomena fenomena yang ada atau yang biasa
kita kenal dalam ajaran islam sebagai pengkajian terhadap ayat ayat kauniyah, menjadikan gaib bukan
hanya menjadi hal yang absoulute yang tidak dapat diyakini kebenaran dan kebenaranya melainkan
dengan hadirnya penelitian yang dibarengi dengan semangat zaman. Mampu mengubah paradigma
tersebut menjadi lebih diterima secara nalar manusia. Namun bukan berarti menyingkap semua tabir
gaib melainkan hanya sebagian saja dan itu tentunya berkaitan dengan kehidupan manusia. Dalam
artian sifatnya bukan lagi absoulute melainkan relatif diketahui.
Kelebihan
Tulisan ini tidak terlalu menggunakan pembahasan yang terlalu meluas dan mengkhususkan serta
memperinci pokok bahasan. Sehingga bagi para pembaca yang kiranya berminat untuk mengadakan
kajian terhadap hal ini maka akan mudah dipahami. Selain daripada itu pengangkatan isu gaib saya
rasa menjadi suatu hal yang menarik dan jarang dikaji oleh khalayak umum, sehingga terkesan
istimewa.
Kekurangan
Sebenarnya kajian mengenai hal hal gaib kurang diminati oleh berbagai kalangan karena
mereka menganggap untuk apa kita melakukan kajian ilmiah yang itu tidak menguntungkan sama
sekali. Pandangan mereka menganggap bahwa hal hal gaib adalah sesuatu yang sudah final tak perlu
kita perdebatkan lagi. Disisi lain penggunaan literatur literatur yang dijadikan landasan dalam
melakukan pengkajian ini tergolong kuno dan ketinggalan zaman. Sebab masih banyak referensi buku
yang dikutip pada terbitan 90 an yang tentunya memiliki konteks yang berbeda dengan zaman yang
berlaku kala ini.

Anda mungkin juga menyukai