Anda di halaman 1dari 2

Daun Pegagan, Sang Suplemen Otak

Ucok Pahala Manik,SPt.

Batu Bara

Lima Puluh Daun Pegagan, Sang Suplemen Otak

Sejak dahulu, daun pegagan telah digunakan secara turun-temurun untuk mengobati penyakit kulit, mengatasi
gangguan saraf, dan memperbaiki peredaran darah. Bahkan, daun pegagan kerap dikonsumsi sebagai lalapan
oleh masyarakat di Jawa Barat. Seiring dengan perkembangan teknologi; daun pegagan kemudian diekstrak
dan diolah dalam bentuk teh, kapsul, krim, salep, obat jerawat, dan body lotion.

Pegagan (Centella asiatica) sebenarnya merupakan jenis tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan,
ladang, tepi jalan, dan pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik yang tersebar di Asia
Tenggara, termasuk Indonesia, India, Cina, Jepang, dan Australia. Di beberapa wilayah di Indonesia pegagan
dikenal dengan beberapa nama lokal, di antaranya pegaga (Aceh), daun kaki kuda (Melayu), ampagaga
(batak), antanan (Sunda), sarowati (Maluku), bebele (Nusa Tenggara), dan dogauke (Papua).

Daun pegagan memiliki rasa yang manis dan bersifat mendinginkan. Bagi dunia kesehatan, daun pegagan
berkhasiat untuk membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun
panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan saraf memori, antibakteri, tonik,
antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Khasiat lain dari daun pegagan
adalah meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan
daya ingat, mental dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi.

Khasiat daun pegagan sebagai suplemen otak telah teruji, baik secara empiris maupun klinis. Kandungan
senyawa asiatikosida dalam daun pegagan mampu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, memberi efek positif
terhadap daya rangsang saraf otak, dan melancarkan peredaran darah pada otak. Beberapa bahan aktif lain
dalam daun pegagan juga bermanfaat meningkatkan fungsi mental melalui efek penenang, antistres, dan
anticemas. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh mahasiswa ITB, disimpulkan bahwa ekstrak air herbal
pegagan (Centella asiatica L.) dapat memperbaiki daya ingat.

Sebuah riset yang dilakukan oleh K. Nalini dari Kasturba Medical College, India, menunjukan bahwa tikus
yang diberi ekstrak daun pegagan selama 14 hari meningkat kemampuan daya ingatnya 3 sampai 60 kali
daripada tikus yang normal. Riset lainnya juga dilakukan pada anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Hasil riset tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan pada tes inteligensia setelah tiga bulan mengonsumsi
pil yang dibuat dari serbuk daun pegagan kering sebesar ½ g. Peningkatannya mencapai 4,6% dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak diberi pil daun pegagan. Yang menarik pula adalah kemampuan penyesuaian
terhadap lingkungan meningkat. Beberapa anak yang pemalu dan suka menyendiri serta yang gelisah dan tidak
bisa tenang menjadi lebih ekspresif, komunikatif, dan kooperatif.

Sifat antibakteri dalam daun pegagan pun telah teruji secara klinis. Bakteri penyebab infeksi, seperti
Escherechia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, dan sejenisnya mampu
dihancurkan ataupun dihambat pertumbuhannya oleh daun pegagan. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh
Laorpuksa A. dan kawan-kawan disimpulkan bahwa bakteri penyebab infeksi pada saluran nafas dapat
ditumpas dengan ekstrak dari daun pegagan. Sementara itu, Feeling Herbert dalam risetnya menyimpulkan
Page 1/2

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com


bahwa asiatikosida yang merupakan senyawa aktif dalam daun pegagan mampu menumpas Mycobacterium
tuberculosis dan Bacillus leprae.pada tes inteligensia setelah tiga bulan mengonsumsi pil yang dibuat dari
serbuk daun pegagan kering sebesar ½ g. Peningkatannya mencapai 4,6% dibandingkan dengan anak-anak
yang tidak diberi pil daun pegagan. Yang menarik pula adalah kemampuan penyesuaian terhadap lingkungan
meningkat. Beberapa anak yang pemalu dan suka menyendiri serta yang gelisah dan tidak bisa tenang menjadi
lebih ekspresif, komunikatif, dan kooperatif.

Sifat antibakteri dalam daun pegagan pun telah teruji secara klinis. Bakteri penyebab infeksi, seperti
Escherechia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, dan sejenisnya mampu
dihancurkan ataupun dihambat pertumbuhannya oleh daun pegagan. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh
Laorpuksa A. dan kawan-kawan disimpulkan bahwa bakteri penyebab infeksi pada saluran nafas dapat
ditumpas dengan ekstrak dari daun pegagan. Sementara itu, Feeling Herbert dalam risetnya menyimpulkan
bahwa asiatikosida yang merupakan senyawa aktif dalam daun pegagan mampu menumpas Mycobacterium
tuberculosis dan Bacillus leprae.

 

 

 

 

Page 2/2

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai