Anda di halaman 1dari 14

PT.

ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI


Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

Bab III
Hasil Survey Lapangan

3.1. PEMATOKAN (STAKE OUT)

Pematokan atau Stake Out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik dari
peta perencanaan (titik-titik rencana) ke lapangan. Titik-titik yang direncanakan
tersebut di patok di lapangan dari titik-titik ikat yang diketahui. Pengertian titik
rencana disini adalah titik yang direncanakan di peta, tetapi di lapangan belum ada
titiknya. Sedangkan titik ikat atau titik kerangka adalah titik yang diketahui
koordinatnya dan titik tersebut terlihat di peta dan ada bentuk fisiknya di lapangan.

Pematokan ini merupakan bagian sangat penting di dalam suatu proyek teknik sipil
seperti pembangunan jalan raya, jalan kereta api, saluran untuk pengairan dan
pelayaran, saluran pipa, saluran listrik dan telepon, lintasan udara (airways), dsb.

Pekerjaan yang demikian sering juga disebut dengan istilah survey rute atau Route
Survey. Survey Rute ini mencakup semua pekerjaan lapangan dan perhitungan
termasuk pembuatan peta-peta, profil-profil yang berhubungan dengan
perencanaan dan pembuatan suatu rute. Desain atau perencanaan suatu rute
tergantung pada survey rute terutama pada penentuan trase dan penempatan jalur
ini di lapangan. Misalnya pada perencanaan suatu jalan raya harus diketahui antara
tempat mana, jumlah jalur dan lebar trase, kemiringan maksimum, jari-jari
lengkungan minimum, jarak pandangan minimum, dan maksud jalan.

Pada jalan kereta api toleransi kemiringan dan jari-jari lengkungan berbeda dengan

untuk jalan raya. Pada saluran pengairan atau kanal, kemiringan adalah kecil

(<0,005%) dan rutenya sedapat mungkin lurus karena terkait dengan erosi dan

agar airnya tidak cepat terbuang ke laut.


Meskipun hubungan yang terpendek antara 2 titik atau tempat merupakan suatu
garis lurus, tetapi untuk jalan raya yang lurus dan terlalu panjang adalah kurang
baik karena pengemudi dapat cepat menjadi bosan dan mengantuk sehingga kurang
awas dan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas (Hendriatiningsih, 1995).

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 1


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

Kesimpulannya adalah bahwa setiap proyek mempunyai karakteristik atau sifat yang
tersendiri.

3.2. PENGUKURAN DAN STAKE OUT PELAKSANAAN JALAN DAN JEMBATAN

Bentuk rute adalah suatu alinyemen geometris yang dapat dihitung, bentuk yang
paling sederhana adalah garis lurus dengan sudut-sudut seperti pada saluran
transmisi. Pada jalan raya sudut-sudut ’dilicinkan’ dengan keluk-keluk, sesuai
dengan keperluan. Umumnya keluk horizontal merupakan lingkaran dan keluk
vertikal merupakan parabola.

Bagian yang lurus dari suatu rute seringkali dinamakan tangent. Untuk menghitung
koordinat-koordinat dari patok-patok kilometer dibuat persamaan berikut:

Dua jalan lurus yang berpotongan disambung dengan keluk lingkaran antara kedua
jalan lurus ini. Sambungan lingkaran ini disesuaikan dengan syarat-syarat yang
terletak pada bagian lurus atau tangent seperti yang diperlihatkan pada Gambar 50.
Titik perpotongan V disebut dengan istilah Point of Intersection atau PI. Sudut
perpotongan dari tangent I dan tangent I adalah j = Y1 –Y2. Persamaan dari kedua
tangent ini adalah:

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 2


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

Cara Perhitungan dan Pemasangan Patok

a) Hitung koordinat titik V dari persamaan tangent I dan tangent II, sehingga
diperoleh nilai Xv dan Yv.

b) Hitung T1V = T2V = R. tan(½. ϕ)

c) Hitung sudut Dϕ yang meliputi bagian busur = 100 m (jarak antara dua patok)
dimana ∆ϕ = 100/R radial. Dasar-dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan
Jalan 93

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 3


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

d) Koordinat tiap titik di tangent I dapat dihitung dengan persamaan : Xv = XP +


dPV sin Ѱ1 dan Yv = YP + dPV sin Ѱ2 , dimana titik P(XP, YP) terletak pada tangent
I

e) Koordinat T1 dihitung dengan jarak T1V = R. tan(½. ϕ).

f) Titik-titik hektometer (setiap jarak 100m) dihitung dengan menambah sudut ∆ϕ,
sehingga seluruhnya menjadi ϕ.

g) Koordinat terakhir dari busur lingkaran setelah n x ∆ ϕ = ϕ harus sama dengan


koordinat di titik T2. h) T2 adalah titik pertama dari tangent II dengan persamaan Y
= m2.x + p2.

Untuk pemasangan, patok pertama-tama dipasang pada titik-titik utama yang


berjumlah 5 yaitu titik O, titik V, titik T1, titik T2 dan titik M. Kemudian dipasang
patok pada titik hektometer (setiap jarak 100m) dari hasil hitungan. Di bagian
lingkaran dengan jarak 100m dan dibagian tangent dengan jarak 400m – 500m.

3.3. PENENTUAN TITIK DETAIL LENGKUNGAN

Terdapat beberapa cara untuk penentuan titik-titik detail lengkungan di lapangan


yaitu:

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 4


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 5


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 6


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

3.4. PATOK BM (Bench Marking)

Patok BM merupakan patok permanen yang terbuat dari beton yang berada di suatu
tempat dengan koordinat global dan elevasi yang tetap atau sudah diketahui nilai
XYZ. Penentuan koordinat dan elevasi patok BM tersebut menggunakan alat GPS
dengan akurasi yang tinggi.

Fungsi patok MB ini sebagai referensi atau acuan dalam pengukuran disekitar titik
BM.

1. Semua BM dan titik Triangulasi (titik pengikat) yang ada di lapangan harus
digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan
koordinat.

2. Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan ditulis angka elevasinya.

3. Pencatuman legenda pada gambar harus sesuai dengan apa yang ada di
lapangan.

4. Penarikan kontur lembah/alur atau sadel bukit harus ada data elevasinya.

5. Detail penggambaran sungai harus genap terutama di sekitar lokasi rencana


bendung.

6. Titik pengikat/referensi peta harus tercantum pada peta dan ditulis di bawah
legenda.

7. Gambar kampung ,sungai dan rawa harus diberi nama & garis batas yang jelas.

8. Pada peta ikhtisar harus tercantum nama kampung, nama sungai, BM, jalan,
jembatan, rencana bendung dan laing-lain tampakan yang ada di daerah
pengukuran.

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 7


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

9. Format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai digambar dengan
sistemkoordinat (tidak diperkenankan digambar dengan cara grafis)

10. Apabila ada 2 kantor atau lebih, yang berdekatan dan hampir berimpit (misalnya
batas kampung, tanggul, jalan, kelokan saluran) kontur digambarkan dengan garis-
garis putus yang diperbesar.

Berikut ini diperlihatkan contoh gambar patok BM

Contoh Patok BM (Bench Marking)

3.5. SURVEY RENCANA PEMATOKAN

Survey Pekerjaan Pemasangan tanda batas tanah/lahandimaksudkan untuk


menyediakan Data dan Dokumen Gambaran Batas Fisik untuk tanah/lahan dinas
Perhubungan Propinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Raya Pameungpeuk
Kelurahan Nagoh Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut. Adapun hasil rencana
pematokan tanah/lahan yang didapatkan dalam bentuk dokumentasi sebagai
berikut:

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 8


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

TAMPAK DEPAN RENCANA PEMASANGAN TANDA BATAS TANAH/LAHAN

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 9


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

TAMPAK BATAS EKSISTING RENCANA PEMASANGAN TANDA BATAS


TANAH/LAHAN

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 10


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

TAMPAK TANAH/LAHAN EKSISTING RENCANA PEMASANGAN TANDA BATAS


TANAH/LAHAN

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 11


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

3.6. SURVEY PENGAMATAN GPS

Survey GPS adalah Survey untuk menentukan koordinat titik – titik kontrol dengan
melakukan pengamatan satelit GPS, bila tidak ditemukan patok tetap BM (titik tinggi
dan koordinat) di sekitar lokasi pekerjaan.

Maksud dan tujuan dilakukan Survey pengamatan GPS ini adalah untuk menentukan
titik – titik kontrol koordinat pada tanda batas, untuk selanjutnya digunakan sebagai
referensi dan kontrol pelaksanaan pengukuran topografi lainnya, terutama pada
pengukuran poligon, sehingga hasil pengukuran topografi secara keseluruhan
tanah/lahan dapat dikontrol. ( Foto Kegiatan Survey GPS).

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 12


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

Berikut titik-titik Koordinat pada tanda batas:

Sumber: Google Earth Pro

TANDA BATAS KOORDINAT


TB 1 7°38'38.13"S 107°43'28.77"E
TB 2 7°38'38.37"S 107°43'30.78"E
TB 3 7°38'37.14"S 107°43'28.72"E
TB 4 7°38'37.25"S 107°43'29.56"E
TB 5 7°38'31.92"S 107°43'30.25"E
TB 6 7°38'32.32"S 107°43'31.59"E
TB 7 7°38'32.55"S 107°43'31.56"E
TB 8 7°38'32.54"S 107°43'31.77"E

3.7. PENGUKURAN TITIK KONTROL HORIZONTAL (POLIGON)

Pengukuran titik kontrol horizontal ini dilakukan dalam bentuk poligon. Pengukuran
poligon ini dimaksudkan untuk membuat jaringan titik kontrol atau kerangka kontrol
titik referensi yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pengukuran secara detail
lainnya, seperti pengukuran batas areal, situasi topografi, bangunan existing, profil
dan cross section jalan existing dan lain sebagainya.

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 13


PT. ASTEKINDO SAPUTRA MANDIRI
Pekerjaan Pemasangan Tanda Batas Tanah/Lahan Dinas Perhubungan Jawa Barat
Jalan Raya Pameungpeuk Kabupaten Garut

3.8. GAMBAR PETA PEMASANGAN TANDA BATAS

Berikut gambar pemasangan tanda batas yang akan dipasang

Bab III Hasil Survey Lapangan III - 14

Anda mungkin juga menyukai