Anda di halaman 1dari 30

Self Love for

Happy Marriage and Kids

Oleh:
Sinka Mutasia, M.Psi., Psikolog

@sinkamutasia @bukapanto.psychology @motherhopeind


Adakalanya,
kita sibuk untuk menjadi isteri dan
ibu yang sempurna

hingga lupa bahwa kita adalah manusia


dengan segala kekurangan,
juga kekuatan diri kita

dan perlahan,
kita seperti kehilangan diri kita sendiri
Adakalanya,
kita sibuk memikirkan
bagaimana membahagiakan
suami dan anak
hingga lupa
bagaimana caranya
membahagiakan
diri sendiri
Adakalanya,
Kita sibuk mengurusi,
memenuhi kebutuhan
suami dan anak
hingga lupa,
pada kebutuhan
diri kita sendiri
Mencintai diri sendiri,
salahkah?

Jika kita terlalu fokus


mencintai diri kita,
hingga muncul
perasaan merasa diri
lebih sempurna dari
orang lain
Jika kita
mencintai diri,
sombong namun menindas
hak/menyakiti
orang lain

egois
In a relationship you aren’t
just learning about the
other person, you are also
learning about yourself.

Dalam suatu hubungan, kita tidak hanya belajar tentang


orang lain, kita juga belajar tentang diri kita sendiri.
Menjalin hubungan
tanpa mencintai
diri sendiri akan
terasa sulit dan
memunculkan
konflik
Pernikahan yang salah satu atau keduanya
memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang
rendah
Sering memandang pernikahan sebagai sumber
kebahagiaan dan kepuasan utama
Harapan yang tinggi memberikan tekanan yang
sangat besar pada pasangan, juga kepada diri
kita sendiri
The solution?
Just be yourself, and love yourself
from the beginning. Know your true,
genuine self, and let your light shine.
Jadilah diri sendiri, cintai diri sendiri. Kenali diri dengan baik, menjadi sejatinya diri kita dan pancarkan sinar diri kita
1. Know Ourselves
Yuk kita bikin coretan singkat tentang diri kita
• Apa kelebihan diri kita (potensi, sumber daya
diri yang kita miliki)?
• Apa kekurangan diri (berkaitan juga dengan
hambatan)?
• Apa tujuan diri dan hidup kita?
• Apa yang membuat kita bahagia?
Yuk kita renungi
• Penilaian yang kita buat, lebih banyak karena
penilaian orang lainkah? Atau diri kita sendiri?
• Tujuan yang akan kita lakukan, untuk menyenangi
orang lainkah? Atau menyenangi diri kita?

• Apakah kita baru bahagia,


ketika orang lain melakukan yang kita suka?
Atau kita bahagia ketika bisa
menjadi yang mereka inginkan?
• Atau dapat bahagia
dengan cara kita sendiri?
2. Self Care
• Jadwalnya “me time". Ini adalah saat di mana
kita mengutamakan diri sendiri, memenuhi
kebutuhan diri
• Lakukan aktivitas sederhana yang disukai. Bisa
berolahraga, membaca novel, atau meminum
segelas the

• Hal-hal ini membantu kita


untuk menenangkan pikiran
• Komunikasikan dengan pasangan
mengenai kebutuhan kita
3. Set Boundaries
• Berani menolak dan mengatakan “tidak” pada hal-
hal di luar tujuan dan prinsip hidup diri kita
• Berani memberikan batasan, mana yang boleh
dimasuki oleh orang lain, mana yang tidak
• Menyadari, bahwa tidak semua hal
perlu kita campuri
• Ada yang tidak bisa di ubah
dan tidak bisa di kontrol oleh diri kita
4. Don’t Get Disheartened,
When You See Your Flaws.

Kecewa saat mengalami kegagalan atau menyadari


kekurangan diri merupakan hal yang wajar

Namun itu tidak berarti


kita adalah orang yang buruk
atau
tidak dapat dicintai.
5. Forgive Yourself For Your Failings
Maafkan diri sendiri
atas semua kekurangan diri kita
Terus menyimpan dendam
atau kecewa terhadap diri sendiri
akan menghalangi kita
untuk dapat
mencintai diri
• Setiap kehidupan memiliki
tantangannya sendiri, setiap rumah
tangga memiliki cerita bahkan air
mata masing-masing

• Mungkin kita terlalu fokus hanya


pada sulit dan terjalnya perjalanan
kita. Hingga lupa bahwa ada
banyak pelajaran dalam perjalanan
kita, yang tidak semuanya dialami
oleh orang lain
Berterima kasih pada diri kita, bahwa ia telah
kuat melalui berbagai macam hambatan dalam
perjalanan
Berterima kasih pada diri, membuat kita lebih
banyak melihat kekuatan diri, pasangan dan
anak kita
Dan berterima kasih pula, pada pasangan dan
anak-anak yang telah bersama kita melalui hari
Remember you are the master of
your own happiness.
• Ingatlah bahwa kita adalah penentu kebahagiaan
diri kita sendiri;

• Pasangan dapat meningkatkan kebahagiaan


namun mereka tidak bertanggung jawab untuk
membuat kita bahagia;

• Jika kita mengandalkan mereka untuk


kebahagiaan diri, akan sangat menguras energi.
Self Love In
Relationships
People treat you the way,
they see you treat yourself
Ketika kita memperlakukan
diri sendiri tanpa rasa
hormat atau cinta, kita
tanpa sadar memberi cela
kepada orang lain untuk
melakukan hal yang sama
kepada kita
You can’t depend on
other people to make
you feel loved

• Bergantung pada pasangan atau


anak, untuk membuat kita merasa
dicintai dapat mengakibatkan relasi
yang tidak sehat
Gelas yang kosong tidak
mungkin dapat menuangkan air,
bukan?

Jika kita saja kesulitan mencintai diri kita,


Bagaimana kita bisa sepenuh hati mencintai pasangan juga anak kita
Yang ada hanya kesemuan dan kehampaan
Semakin kita mencintai diri sendiri, semakin
banyak yang bisa kita berikan kepada orang lain
Cintai diri terlebih dahulu, sehingga ketika relasi
dengan pasangan dan anak ada hambatan, kita
tidak mempertanyakan apakah kita layak dicintai
Karena itu berusahalah untuk mencintai diri
sendiri terlebih dahulu
A relationship should be a partnership,
not a codependent* situation
• Ini menjadi toxic relationship
• Kita mulai memikirkan hal-hal seperti:
Bagaimana jika orang itu pergi?
Bagaimana saya akan hidup tanpa mereka?
Siapa lagi yang
benar-benar akan
mencintaiku?

*Codependency : ketergantungan emosional atau psikologis yang berlebihan pada pasangan


Ketika kita dipenuhi
dengan cinta pada diri,
kita dapat lebih mudah
untuk bangkit kembali
Jadikan diri kita utuh
dibandingkan mencari
seseorang untuk
"melengkapi" atau mem-
validasi diri kita
Remember that self-love is
important for enjoying a happy,
healthy, and respectful relationship

Saat kita merasa merasa aman,


percaya diri, dan merasa nyaman
dengan diri sendiri
Tanpa sadar kita memasukkan energi
positif ke dalam hubungan kita
dengan pasangan dan anak
• Tantangan terbesar kita dalam hidup adalah menerima
diri kita secara utuh dan mencintainya
Dengan mencintai diri, kita dapat meningkatkan relasi
pribadi dengan orang lain (interpersonal relationship)
• Semakin kita mencintai diri
maka kita akan jauh lebih siap
dalam menjalin hubungan
yang lebih sehat
dengan orang lain.
Terutama,
pasangan dan anak
Learning self-love is an ongoing
process. It’s not a switch you
can just flick on.

Anda mungkin juga menyukai