Anda di halaman 1dari 8

(Note untuk Dapus bochan: Artikel.

Respek
terhadap diri sendiri dan orang lain.
https://bukunnq.wordpress.com/respek-
terhadap-diri-dan-orang-lain/. Akses: 11 Januari
2018. )
Respek terhadap diri dan orang lain

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., karena Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ RESPEK TERHADAP DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN”.
Makalah ini tersusun untuk memenuhi kebutuhan mata kuliah “BK PRIBADI DAN SOSIAL” yang
digunakan sebagai bahan diskusi untuk menunjang kelacaran akademik dan mempermudah mahasiswa
dalam mempelajari dan memahami materi perkuliahan.

Namun, sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala keterbatasan. Sehingga makalah ini
terdapat banyak kekeliruan, baik menyangut isi maupun teknik penulisan yang di luar kemampuan. Untuk
itu, saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangatlah diharapkan demi kesempurnaan
penulisan selanjutnya. Terima kasih

BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu hal yang membantu kita menerima diri sendiri adalah dengan menghargai diri sendiri.
Pandangan jelek terhadap diri sendiri, baik beralasan maupun tidak, sedikit banyak akan tercermin dalam
sikap terhadap orang-orang disekitar kita. Misalnya, jika kita merasa tersiksa karena kita merasakan
suatu kekurangan, rasa penyesalan itu akan tertumpuk dalam hati kita, yang kemudian tersalurkan dalam
bentuk sikap permusuhan terhadap dunia luar. Sebaliknya jika kita belajar untuk menghargai dan
bersikap ramah pada diri sendiri, maka sedikit banyak akan bisa menambah cinta kita kepada orang lain.

Bila kita tak sanggup memecahkan persoalan-persoalan kita diri sendiri, kita mulai membenci orang lain.
Hasilnya adalah bisa dikatakan sebagai lingkaran setan yang akan menghancurkan diri sendiri, kita
semua menghargai diri kita sendiri, dominan atau tidak, pd atau tidak pd, pintar atau tidak pintar, Sukses
atau Gagal kita harus menghargai diri kita sendiri. Kalau kitak menghargai diri sendiri, bagaimana orang
mau menghargai kita?

Jadi, pada pembahasan selanjutnya akan lebih di paparkan mengenai respek terhadap diri sendiri dan
orang lain

BAB II
PEMBAHASAN
1. A. PENGERTIAN
Menurut kamus bahasa Inggris kata respect/respek diartikan sebagai :

1. Mengormati
2. Menaruh hormat
3. Menghargai, dan menjunjung tinggi
4. Mengakui dan menaati
Respek adalah rasa hormat. Bukan sekedar hormat saja, tapi juga hormat yang disertai rasa kekaguman.
Bisa dibilang ini adalah tingkat lanjutan dari simpati. Respek bukan sekedar tertarik dan kagum karena
hal-hal yang dilihat secara sekilas saja, tapi rasa respek terhadap orang tertentu baru muncul setelah
seseorang mengetahui pribadi atau perbuatan si orang yang direspek dengan lebih dalam. Misalnya
setelah berkenalan dengan seorang teman, kemudian dalam tempo waktu tertentu menyadari bahwa dia
ahli dalam suatu bidang, bisa jadi timbul rasa respek terhadap teman itu. Respek tidak sama dengan rasa
takut. Rasa hormat dan penghargaan adalah kasih sayang dan kesadaran bahwa diri adalah bagian dari
sebuah masyarakat, dalam hal ini, masyarakat sekolah.

Jadi kesimpulannya, respek terhadap diri sendiri adalah rasa hormat dan kagum terhadap kemampuan
diri sendiri. Sedangkan respek terhadap orang lain adalah rasa hormat-menghormati serta mengagumi
kepribadian orang lain.

1. B. Cara Menghargai (respek) Diri sendiri dan Orang Lain


Adapun cara yang dapat kita lakukan untuk menhargai diri kita sendiri atau respek terhadap diri sendiri
yaitu:
1. 1. Menerima diri apa adanya
Sebagian besar manusia dilahirkan dengan bentuk fisik yang utuh. Tapi, masih saja merasa kurang dan
mengeluhkan tentang ini dan itu. Memang banyak orang yang dianugerahi keindahan bentuk dan
tampilannya. Tetapi kesempurnaan manusia tidak terletak pada keindahan fisiknya semata, melainkan
perilaku, tabiat dan kemuliaan akhlaknya. kesempurnaan fisik bukanlah segala-galanya.

1. 2. Menghindari perilaku yang merusak diri.


Tanpa disadari, kita sering melakukan sesuatu yang merusak diri sendiri. Misalnya, cara berkendara
yang ugal-ugalan.

1. 3. Memupuk rasa malu.


Rasanya tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa rasa malu itu merupakan salah satu indikasi
utama yang membedakan antara orang yang waras dengan para penderita skizofrenia.. Bayangkan jika
kita tidak memiliki rasa malu. Kita pasti akan melakukan semua hal yang tidak sesuai dengan norma. Jika
sudah demikian, masih adakah harga diri kita? Orang justru dihargai karena penempatan rasa malunya
secara tepat. Maka memupuk rasa malu adalah kebutuhan mutlak untuk menjaga harga diri kita sendiri.

1. 4. Menjaga nama baik.


Tidak ada yang mau menghargai orang-orang yang tidak mempunyai nama baik. Jika nama sudah
tercemar, maka orang pun akan segera menjauhi kita. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk
menjaga nama baik. Apalagi jika kita sadar bahwa ketika melakukan suatu perbuatan melanggar norma,
sesungguhnya kita tidak hanya mempertaruhkan nama baik kita sendiri, melainkan juga nama baik
keluarga, dan orang-orang terdekat kita.

1. 5. Menjaga perilaku tetap baik.


Hadiah paling indah yang bisa kita berikan kepada diri sendiri adalah amal baik yang kita lakukan selama
hidup.

1. 6. Kenali Diri Sendiri


Mengenali diri merupakan bagian tersulit dalam proses menghargai diri. Mengenali diri merupakan
sebuah proses yang menuntut kejujuran kita dalam melihat dan mengevaluasi diri. Hanya dengan
kejujuran inilah kita bisa mengidentifikasi keunggulan kita dan hal-hal dalam diri kita yang masih perlu kita
perbaiki ataupun kembangkan lebih lanjut. Dengan mengenal diri kita dengan baik, kita bisa memilih
strategi terbaik untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Jika kita telah mengenal diri
dengan baik, kita bisa memahami kekuatan kita yang bisa kita “bagikan” kepada orang lain. Kita juga bisa
memahami apa yang bisa kita pelajari dari orang lain.

1. 7. Menghargai Diri sebagai Ciptaan Tuhan


Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan membuat kita tetap rendah hati walaupun telah diberi
kesempatan menikmati banyak kesuksesan. Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan juga dapat membuat
kita lebih tegar dalam menyikapi kelemahan kita. Semua ciptaan Tuhan adalah sempurna menurut fungsi
dan tanggung jawab yang kita emban dalam hidup ini. Kita tidak perlu meratapi diri dalam menghadapi
kelemahan yang tidak bisa diperbaiki. Kelemahan ini membuat kita mendapat kesempatan melihat hal-
hal lain yang bisa kita lakukan bukan terpaku pada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan lagi.
1. 8. Sadari bahwa kita ini unik
Yakinlah bawwa diri kita adalah unik dan tidak ada yang bisa menduplikasi dari keunikan kita. Dari jumlah
manusia yang milyar angkanya , tidak ada yang seperti kita sebelum kita hadir di dunia ini, dan tidak ada
yang seperti kita pada saat kita ada didunia ini, lebih lagi di masa akan datang tidak aka nada yang
bergerak, berbicara dan berpikir sama persis seperti kita.

1. 9. Atasi Kelemahan diri


langkah yang satu ini sering kali sulit kita lakukan. Kita seringkali tidak mau mengakui kelemahan kita.
Kita sering kali mengandalkan penilaian orang lain semata terhadap kelemahan kita. Padahal
sebenarnya jika kita jujur, kitalah orang yang seharusnya lebih tahu kelemahan kita sendiri. Jika kita jujur,
kita mungkin mendapatkan bahwa kelemahan kita mungkin saja bukan kelemahan, tetapi kesalahan
yang kita lakukan: kebiasaan buruk (misalnya: kebiasaan menunda pekerjaan, kebiasaan melakukan
terlalu banyak pekerjaan dalam kurun waktu tertentu; sikap negatif (misalnya: lupa berterima kasih pada
orang-orang yang telah banyak membantu, lebih suka melakukan segala sesuatu sendiri tanpa
melibatkan orang lain); atau cara pandang yang salah terhadap kesuksesan dan strategi untuk meraih
sukses.

1. 10. Kembangkan Diri Anda


Setelah kita mampu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kita, kita perlu membiarkan diri kita
dibentuk menjadi lebih baik. Dalam hal ini kita tidak bisa melakukannya sendirian. Selain berusaha, kita
perlu juga mengandalkan Sang Pencipta untuk membantu usaha pengembangan diri kita.

1. Adapun cara untuk meraih respek terhadap orang lain adalah:


• Jangan orang menghina atau mengolok-olok mereka.

• Mendengarkan orang lain ketika mereka berbicara.

• Nilai orang lain pendapat.

• Pertimbangkan kesukaan dan ketidaksukaan orang lain.

• Jangan mengejek atau menggoda orang .

• Jangan bicara tentang orang-orang di belakang mereka .

• Jadilah peka terhadap perasaan orang lain .

• Jangan menekan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dia tidak ingin melakukannya

1. beberapa cara kita bisa menghormati orang yang berbeda dari kita:
• Cobalah untuk belajar sesuatu dari orang lain .

• Jangan Pernah stereotip orang .


• Menunjukkan minat dan penghargaan untuk budaya dan latar belakang orang lain.

• Jangan pergi bersama dengan prasangka dan sikap rasis .

1. C. PRINSIP MEMBINA HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN MAUPUN DIRI SENDIRI


Untuk Mendapatkan Respek Terhadap Diri Sendiri Maupun Orang Lain Terlebih Dahulu Kita Menjalin
Hubungan Dengan Orang Lain Dan Diri Sendiri Dengan Beberapa Prinsip Yaitu:

1. 1. Pahami Karakter diri dan Orang Lain.


Menurut Florence Littauer, dalam bukunya yang berjudul Personality Plus, karakter/watak berbeda
dengan kepribadian. Karakter adalah diri kita yang sesungguhnya, sedangkan kepribadian adalah seperti
pakaian yang kita kenakan. Kepribadian dapat kita ubah, sedangkan karakter tidak. Setiap manusia
memiliki keunikan masing-masing. Tidak ada dua orang yang sama persis. Setiap orang dilahirkan
dengan ciri khas karakter sendiri. Karakter kita tidak akan berubah. Yang bisa berubah adalah
kepribadian kita.

1. 2. Ciptakan Spiral Kehidupan Positif.


Kehidupan ini seperti layaknya sebuah spiral. Kadang-kadang spiral positif, yaitu spiral yang membesar
ke atas. Hal ini terjadi ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, kita menjadi semakin percaya diri dan
optimis, dan hidup kita menjadi penuh berkat, akibatnya kita memiliki sikap yang positif terhadap orang
lain dan menjadikan hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih baik. Sebaliknya spiral negatif, atau
spiral yang mengecil ke atas, ketika segala sesuatu menjadi tidak beres dan kacau, kehidupan kita penuh
dengan kegagalan dan kesulitan, kita menjadi semakin tertekan dan akibatnya mempengaruhi hubungan
kita dengan orang lain.

1. 3. Fokus pada Kekuatan bukan Kelemahan.


Untuk membangun hubungan yang kokoh dan berlanjut untuk masa yang panjang, kita perlu kemampuan
untuk memfokuskan diri pada kekuatan kita atau kekuatan orang lain, bukan pada kelemahan. Cobalah
untuk mempelajari apa yang menjadi kekuatan kita dalam berhubungan dengan orang lain. Selain itu kita
harus juga dapat melihat kekuatan atau hal-hal positif yang dimiliki orang lain, sehingga kita dapat
bersikap adil terhadap setiap orang. Karena setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan masing-
masing. Dengan memfokuskan pada kekuatan, kita dapat senantiasa memperkuat fondasi dari setiap
hubungan yang kita bangun dengan orang lain.

1. 4. Kembangkan Komunikasi Empatik.


Salah satu kebiasaan manusia yang efektif yang dirumuskan oleh Stephen Covey (7 Habits of Highly
Effective People) adalah prinsip komunikasi empatik, yang berarti berusaha mengerti terlebih dahulu,
baru dimengerti. Hal ini memerlukan perubahan paradigma yang sangat mendalam. Kita biasanya
berusaha lebih dahulu untuk dimengerti. Kebanyakan orang mendengarkan orang lain tidak dengan
maksud untuk mengerti, mereka mendengar dengan maksud untuk menjawab. Orang Jawa mengenal
prinsip ini dengan istilah tepo sliro, artinya kita menempatkan diri kita pada situasi orang lain, sehingga
kita bisa lebih memahami perilaku orang lain kepada kita.

1. 5. Pujian yang Tulus dan Teguran yang Tepat.


Kita dapat membuat orang lain atau diri kita sendiri menjadi lebih baik dengan cara memberikan pujian,
dorongan dan kata-kata atau gesture yang positif. Peliharalah hubungan Anda dengan orang lain.
Pelihara dan rawatlah hubungan pribadi kita. Kapan terakhir kita mengatakan kepada istri bahwa kita
mencintainya? Kapan terakhir mengatakan kepada seseorang bahwa kita berterima kasih atas
dukungan, perhatian, dan kerja samanya? Jika hal ini dikatakan dengan sepenuh hati dapat menjadi
sangat berarti.

1. 6. Kehidupan Seperti Gema.


Kehidupan adalah seperti gema. Apa yang kita kirimkan ke luar – kembali lagi. Apa yang kita tabur – kita
panen. Apa yang kita berikan – kita peroleh. Apa yang kita lihat pada diri orang lain – ada dalam diri kita.
Merupakan hukum alam bahwa apa yang kita terima dari orang lain adalah akibat dari apa yang kita
berikan. Kita bisa mendapatkan segala-galanya yang kita inginkan dalam kehidupan, jika kita cukup
banyak membantu orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan.

1. 7. Mulai dengan Apa yang dipikirkan.


Jika apa yang Anda pikirkan mengenai orang lain berubah, maka sikap dan tindakan mereka terhadap
Anda juga akan berubah. Karena manusia sangat sensitif satu sama lain dalam banyak hal, kita biasanya
sangat peka terhadap apa yang dipikirkan oleh satu sama lainnya.

D. MANFAAT RESPEK TERHADAP DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN


Memiliki rasa hormat (Respek) pada diri sendiri akan membimbing moral kita dan dapat memahami diri
sendiri sehingga mengetahui kelemahan dan kekurangan diri sendiri serta potensi dan kemampuan yang
ada dalam diri sendiri. memiliki rasa hormat (respek) terhadap orang lain akan menjaga sikap sopan
santun kita dalam menjalin hubungan atau interaksi dengan orang lain sehingga tercipta kerukunan dan
kedamaian hidup dalam bersosial.

1. D. SKALA RESPEK DIRI


Skala respek diri yang merupakan skala perbandingan antara sikap respek terhadap diri kita yang di
tuangkan dalam suatu metode yang disebut Esra (Self Responsibility). Metode saya dapatkan ketika
mengikuti pelatihan menghadapi dunia kerja yang diadakan oleh Job Plecement Centre Universitas
Hasanuddin.

RANGE SKALA KETERANGAN RESPEK DIRI

100 Perfect, Pribadi yang sempurna

90 Motivator, Beraktualisasi, Dapat menginspirasi orang

80 Aktif secara sosial tetapi bukan orang yang dapat menginspirasi

70 Bukan Pemimpin hanya follower

60 Dapat menjaga diri untuk tidak bersalah


50 Sibuk sendiri

40 Selalu mengeluh

30 Suka berbohong, sulit diandalkan

20 Kriminal kecil-kecilan

10 Kriminal Besar-besaran

0 Brutal

Keterangan: anda dapat mengetahui seberapa respek anda terhadap diri anda dengan melihat table
diatas, misalnya anda orang yang kesehariannya suka mengeluh, ini berarti anda berada pada skala 40.
Pada saat sesorang mengalami perbaikan respek diri pada beberapa saat, ini hanya akan menambah
atau mengurangi skala respek diri anda pada kisaran 15 poin, oleh karena itu jadilah orang yang
kesehariannya (baca, kebiasaan) ialah orang yang memiliki range 90 karena jika anda berada pada tiik
terendah dalam hidup anda, kemungkinan penurunan range hanya berada pada skala 70.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Respek merupakan rasa hormat atau rasa kagum baik itu kepada diri sendiri maupun orang lain. Untuk
meraih respek terhadap orang lain dan diri sendiri kita harus menjalin hubungan terlebih dahulu dan ada
beberapa prinsip dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Meraih respek terhadap diri sendiri dan
orang lain ada beberapa cara atau langkah-langkah yang dapat diambil atau hal-hal yang perlu
diperhatikan. Adapun untuk mengetahui seberapa besar respek kita terhadap diri sendiri dapat
menggunakan skala respek yaitu metode Esra (Self Responsibility).

Jika kita respek terhadap diri sendiri atomatis kita sudah respek terhadap orang lain. Jika kita bisa
menghargai diri sendiri, kita dapat memandang diri secara positif. Apabila kita memiliki pandangan positif,
kita bisa melihat kelemahan kita sebagai suatu kesempatan memperbaiki dan mengembangkan diri. Kita
juga melihat kekuatan kita sebagai anugerah yang dapat kita manfaatkan untuk berbagi dengan orang-
orang di sekitar kita. Dengan demikian, kita bisa membuat diri kita berharga dan berguna bagi lingkungan
kita dan orang-orang di sekitar kita.

B. SARAN

Menghormati diri sangat penting dalam keyakinan mengembangkan dan sikap positif. Cara Anda merasa
tentang diri Anda dapat mempengaruhi cara Anda memperlakukan orang lain dan interaksi Anda dengan
mereka. Anda mungkin berpikir bahwa menghormati diri sendiri adalah sederhana, namun banyak orang
tidak memberikan diri cukup rasa hormat. Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa, jika Anda tidak
menghormati diri sendiri, Anda mungkin menemukan bahwa orang lain mungkin tidak memiliki rasa
hormat untuk Anda either.You juga dapat menemukan bahwa sulit untuk menghormati orang lain ketika
Anda tidak menghormati diri sendiri. Menghormati dimulai dengan Anda, jadi belajar bagaimana
menghormati diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA

http://deathlock.wordpress.com/2008/05/09/simpati-respek-dan-keintiman/ (diakses tanggal 18 novenber


2011)
http://juara.blog.uns.ac.id/2010/08/31/bagaimana-cara-menghormati-orang-lain/ (diakses tanggal 27
oktober 2011)
http://muhammadilyasfaiz.blogspot.com/ (diakses tanggal 20 november
2011)
Hidayati, nia. “belajar menerima kekurangan diri sendiri” http://niahidayati.net/belajar-menerima-
kekurangan-diri.html (diakses tanggal 27 0ktober 2011)
Kadarusman, dadang. “menghargai diri
sendiri”http://www.dadangkadarusman.com/2011/09/28/menghargai-diri-sendiri.html (diakses
tanggal 22 oktober 2011)
Kusnandar, Erwin. “membina hubungan dengan orang
lain)http://erwinkusnandar.multiply.com/journal/item/106/Membina_Hubungan_dengan_Orang_Lain.html(
diakses tanggal 18 novenber 2011)

Linggasari,Ibnu. “menhargai diri


sendiri”http://ibnulinggasakti.wordpress.com/2010/05/03/menghargai-diri-
sendiri/ (diakses tanggal 22 oktober 2011)

Anda mungkin juga menyukai