Anda di halaman 1dari 4

THE CHALLENGE OF MANAGEMENT TO PHILOSOPHY

Peter Koslowski sebagai penulis artikel telah menjelaskan materi tentang


berbagai hal yang dapat dipelajari oleh filsafat dari manajemen serta tantangan
dari manajemen itu sendiri terhadap filsafat. Secara umum oleh Koslowski telah
dijelaskan bahwa manajemen menghadapi filosofi dengan fitur modernitas dan
dipandang dari perspektif organisasi. Hal ini bisa dilihat dari aspek pelembagaan
hingga kerja sama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan tertentu serta
hal ini dinilai sebagai salah satu ciri masyarakat modern. Namun, hal ini dinilai
sangat kontras dengan gagasan filsafat yang bersifat indenpenden dan individual.
Para filsuf, seperti Hans Freyer hingga Husserl dan Habermas telah memandang
tantangan manajemen berbentuk ketegangan serta karakter komplementer dunia
kehidupan (lebenswelt) dan dunia teknis organisasi. Ketegangan ini berasal dari
hubungan antar pribadi di dalam organisasi, termasuk dengan organisasi sendiri.
Untuk itu, menurut Koslowski, bila filsafat ingin memahami masyarakat
modern, maka perlu memahami dampak organisasi dan manusia organisasi pada
masyarakat kontemporer. Filosofi manajemen perlu mengatasi anggapan bersifat
kontradiktif antara dunia kehidupan dan organisasi rasional melalui rekosiliasi.
Salah satu hal yang perlu dipahami dari manajemen dan teknologi adalah upaya
efisiensi, sebagaimana pandangan Ortega Gaset yang melihat teknologi sebagai
upaya mencapai efisiensi dan hasil yang lebih tinggi dalam kerja sama manusia,
yang bertujuan akhir untuk menghemat waktu hidup bagi manusia.
Mendasari tulisan atau modul dari Peter Koslowski ini, maka manajemen
dipandang sebagai salah satu cara untuk mengamankan waktu agar dapat setiap
manusia memiliki waktu untuk berpikir, berfilsafat, dan menikmati budaya lain,
namun belum tentu mampu mewujudkan kehidupan yang baik. Dari tulisan ini,
maka menurut pendapat penulis, modul ini telah bisa menjelaskan secara umum
terkait tantangan manajemen terhadap dunia filsafat, namun kurang menjelaskan
secara detail terkait berbagai upaya yang mampu dilakukan oleh filsafat terhadap
manajemen. Tantangan manajemen terhadap filsafat juga kurang bisa dijelaskan

1
secara sistematis dan komprehensif, sebab tantangan manajemen ini tidak hanya
berupa pengorganisasian dan pengarahan saja, tapi terdapat aspek perencanaan,
pengendalian, kepemimpinan, dan hal lain yang lebih luas. Selain itu, dari sudut
pandang manajemen sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, serta operasi
juga memiliki kompleksitas yang berbeda, meskipun telah didukung teknologi.
Penggunaan teknologi terkini dalam manajemen ataupun organisasi tidak hanya
untuk mencapai efisiensi saja, namun juga untuk meningkatkan efektivitas serta
kinerja organisasi agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai secara terukur.
Menurut pendapat penulis, tantangan manajemen terhadap filsafat adalah
bahwa banyak konsep filsafat yang mungkin sulit untuk diterapkan pada praktik
manajemen yang konkret. Filsafat melibatkan banyak pemikiran abstrak tentang
masalah yang sangat luas dan kompleks, seperti etika, keadilan, kebenaran, serta
kebijaksanaan. Namun, dalam konteks manajemen, ada banyak masalah praktis
yang harus dihadapi dan dipecahkan, seperti pengelolaan sumber daya manusia,
perencanaan strategis, pengambilan keputusan, hingga manajemen risiko. Dalam
situasi seperti ini, maka manajer harus dapat menggabungkan pemikiran filosofis
dengan pemahaman yang kuat tentang praktik manajemen yang efektif. Hal lain
yang dihadapi oleh manajemen dalam menghadapi filsafat adalah bahwa banyak
konsep filsafat bersifat subjektif dan dapat diterapkan dengan cara yang berbeda
oleh orang yang berbeda. Misalnya, beberapa konsep etika mungkin akan sangat
penting bagi suatu organisasi, tetapi tidak begitu penting bagi organisasi lainnya.
Untuk itu, manajer perlu mempertimbangkan konteks spesifik dari organisasinya
ketika menerapkan konsep filsafat dalam praktik manajemen. Namun, meskipun
tantangan ini ada, filsafat masih bisa memberikan pandangan dan kerangka kerja
yang berguna bagi manajer dalam pengambilan keputusan hingga memecahkan
masalah. Filsafat dapat membantu manajer dalam memahami nilai-nilai maupun
prinsip-prinsip dasar yang mendasari praktik manajemen, serta memandu dalam
menghadapi situasi yang sulit dan kompleks.
Didasari penjelasan di atas, maka tantangan manajemen terhadap filsafat
dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang dan pendekatan yang digunakan

2
dalam manajemen. Ada beberapa tantangan umum manajemen yang mungkin
dihadapi dan dikaitkan dengan filsafat, antara lain:
1. Kesulitan mengintegrasikan konsep atau pemikiran filsafat ke dalam praktik
manajemen, dimana filsafat kerap kali mengkaji ide-ide yang bersifat abstrak
dan rumit, sehingga sangat sulit guna mengubahnya menjadi tindakan konkret
dalam lingkungan bisnis atau organisasi yang bersifat konkret.
2. Memahami aspek-aspek etika dalam manajemen, dimana pemahaman filsafat
mempelajari nilai-nilai moral dan etika, sehingga filsafat mampu memberikan
pemahaman yang penting mengenai bagaimana organisasi dan individu harus
bertindak dalam kegiatan bisnis atau organisasi. Namun, menerapkan prinsip-
prinsip moral dan etika dalam praktik manajemen dapat menjadi sangat rumit
dan terkadang memerlukan keputusan sulit dari manajer atau organisasi.
3. Tantangan dalam memahami pluralitas filsafat, dimana ada banyak teori atau
perspektif filsafat yang berbeda-beda, sehingga hal ini bisa menjadi tantangan
untuk memilih salah satu atau beberapa untuk diterapkan dalam manajemen.
4. Tantangan dalam mengaplikasikan filsafat ke dalam konteks global, dimana
dalam dunia/era globalisasi atau persaingan bisnis yang semakin ketat, maka
penerapan konsep filsafat dalam manajemen dapat menjadi lebih sulit, karena
perbedaan budaya dan nilai-nilai yang berbeda-beda antar negara/organisasi.
5. Tantangan dalam menggabungkan filsafat dengan teknologi, dimana di dalam
era digitalisasi serta kemajuan teknologi terkini, maka penggabungan antara
filsafat dan teknologi dapat menjadi tantangan tersendiri dalam manajemen.
Terkadang, teknologi ini dapat mengalahkan nilai-nilai etika dan moral yang
penting dalam praktik manajemen.
Namun, dengan pemahaman dan kesadaran yang cukup tinggi, tantangan-
tantangan ini akan dapat diatasi dan filsafat dapat membantu manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi dengan cara-cara yang beretika, efektif, dan efisien.
Menurut penulis, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh filsafat untuk
membantu praktik-praktik manajemen atau organisasi sehari-hari, sekaligus bisa
menjawab tantangan manajemen terhadap filsafat, antara lain:

3
1. Memberikan pandangan dan pemahaman yang lebih luas; yakni filsafat dapat
memberikan suatu perspektif yang lebih luas serta mendalam tentang praktik
manajemen, maka dapat memungkinkan manajer dalam mempertimbangkan
implikasi jangka panjang dari keputusannya dalam organisasi.
2. Mengembangkan pemikiran kritis dan refleksi diri; dimana perspektif filsafat
bisa mempromosikan pemikiran kritis dan refleksi diri, yang dapat membantu
manajer untuk mempertanyakan asumsi hingga berbagai nilai yang melandasi
praktik manajemen serta untuk mengembangkan kemampuan manajer dalam
memecahkan masalah dalam manajemen atau organisasi.
3. Memperkuat nilai-nilai etika dalam organisasi; dimana perspektif filsafat juga
dapat membantu memperkuat nilai-nilai etika dalam organisasi, memberikan
pandangan tentang apa yang benar dan salah, serta dapat membantu manajer
dalam membuat keputusan bersifat moral/etika dalam kondisi yang rumit.
4. Meningkatkan efektivitas dalam pengambilan keputusan; yakni filsafat dapat
membantu manajer di dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat, dengan
mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari keputusan tersebut, hingga
mempertimbangkan dampak keputusan ini pada berbagai pihak yang terlibat.
5. Meningkatkan hubungan di antara manajer dan karyawan/anggota organisasi;
yakni dengan mempertimbangkan pandangan filosofis tentang keadilan dan
kesetaraan, maka manajer akan dapat membangun hubungan yang lebih baik
dengan karyawan serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis.
6. Meningkatkan kualitas hidup kerja; dimana filsafat juga akan bisa membantu
manajer dalam menciptakan lingkungan/atmosfer kerja yang lebih positif dan
membantu meningkatkan kualitas hidup kerja karyawan, sehingga dari situasi
ini akan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi.
Dengan memanfaatkan konsep dan prinsip-prinsip filosofis dalam praktik
manajemen, maka manajer dapat menciptakan organisasi yang lebih etis, efektif,
hingga kontinu. Karena itu, seorang manajer perlu mengembangkan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai filsafat dan kemampuan untuk mengaplikasikan
konsep-konsep filsafat ini ke dalam praktik manajemen/organisasi sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai