Anda di halaman 1dari 1

3/2/23, 8:34 PM Strategi Licin Evalube | SWA.co.

id

Strategi Licin Evalube


by SWAOnline  - May 27, 2004
Visi besar A.P. Batubara, pendiri sekaligus Komisaris Utama PT Wiraswasta Gemilang
indonesia (WGI) mengembangkan perusahaan pelumas yang disegani di negeri ini
nampaknya mulai menunjukkan titik terang. Pasalnya, performa penjualan produk-produk
WGI belakangan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
Dibanding Pertamina yang menguasai lebih dari 55% pangsa pasar pelumas nasional,
memang masih jauh. Namun, WGI yang baru beroperasi sejak 8 tahun lalu kini telah
berhasil merengkuh sekitar 15% pasar melalui dua merek andalannya, Pennzoil dan
Evalube. Hebatnya lagi, prestasi ini diraih dalam situasi persaingan yang sangat ketat. "Ada
lebih dari 40 perusahaan dengan sekitar 200 merek yang bertarung di pasar ini," ungkap
Timotius Oyong, General Manager Divisi Evalube WGI. Timotius menambahkan, suplai
pelumas yang beredar di pasar saat ini mencapai 1,2 miliar liter/tahun, sementara
kebutuhan pelumas nasional hanya sekitar 50% dari jumlah itu, yaitu 670 juta liter.
"Persaingan yang ada saat ini jelas bukan persaingan yang mudah," ujarnya lagi.
Namun, dalam persaingan yang ketat sekalipun, Evalube dapat terus tumbuh. Malahan,
dalam dua tahun terakhir tingkat pertumbuhannya melebihi ?kakaknya?, Pennzoil. Dewi A.
Hilman Rasyid, GM Komunikasi Korporat WGI, membenarkan data itu. Dikatakannya,
berkat inovasi, strategi komunikasi dan distribusi yang tepat, Evalube berhasil meraih
penjualan yang tidak kalah besar dibanding Pennzoil.
Dewi mengungkapkan, Evalube lahir karena adanya semangat nasionalisme pendiri WGI.
Dikatakannya, meski WGI telah mengantongi lisensi untuk memproduksi dan memasarkan
merek Pennzoil di Indonesia, tetap saja dinilai masih belum cukup. "Kami ingin
membuktikan bahwa kami tidak hanya bisa memproduksi produk berlisensi, tapi juga
produk lokal dengan mutu yang tidak kalah dari produk berlisensi," ujarnya.
Keseriusan WGI dalam mengembangkan produk dibuktikan dengan dibangunnya
laboratorium pengembangan produk sejak awal pendirian perusahaan. Padahal, untuk itu,
WGI harus merogoh kocek sangat dalam mengingat infrastruktur lab tersebut sangat mahal.
"Biasanya perusahaan pelumas hanya memiliki pabrik, tapi WGI, selain punya pabrik, juga
punya lab sendiri," ungkap Dewi sambil menjelaskan, saat ini hanya empat produsen yang
memiliki lab pengembangan produk. Baru-baru ini WGI memperoleh ISO 17025, sebagai
akreditasi lab penguji pelumas.
Lagi pula, Dewi melanjutkan, pasar pelumas di Indonesia terlalu besar bagi WGI jika hanya
mengusung satu merek. Dengan tidak adanya aturan mengenai usia kendaraan, maka jenis
dan varian pelumas di Indonesia menjadi sangat beragam. "Kendaraan dengan tahun
pembuatan yang berbeda memiliki spesifikasi pelumas yang berbeda pula," ujarnya.
Karena alasan itu pulalah, WGI tidak ragu meluncurkan Evalube pada tahun 1997. "Evalube
bukan fighting brand. Produk ini merupakan complementary produk Pennzoil," kata Dewi
sambil menjelaskan bahwa meski mengantongi lisensi merek Pennzoil, tetap saja WGI
memiliki keterbatasan dalam memproduksi varian-varian yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasar lokal di Indonesia. Selain itu, Evalube juga ditujukan untuk konsumen
dengan daya beli yang tidak terlalu tinggi. Dari sisi harga, Evalube memang berada di
bawah Pennzoil. Untuk roda dua, harga Evalube dipatok 15%-20% di bawah Pennzoil.
Adapun untuk roda empat, harganya bisa 20%-30% di bawah Pennzoil.
Dengan harga yang lebih rendah, Evalube juga menyasar segmen pasar yang berbeda.
"Evalube kami tujukan untuk konsumen kelas menengah, tidak sampai bawah," ujarnya.
Menurutnya, di pasar pelumas, segmen menengah-atas yang paling besar, mengingat
pemilik kendaraan bermotor biasanya berasal dari kalangan itu. Selain itu, kebanyakan
pemilik kendaraan juga tidak mau ambil risiko menggunakan pelumas murah yang
berkualitas rendah.
Karena ditujukan untuk pasar yang berbeda, distribusi Evalube pun menggunakan pola
yang berbeda dari Pennzoil. Timotius menjelaskan, Pennzoil memulai aktivitas distribusinya
dari kota (baca: Jawa), baru kemudian menyebar ke daerah, sedangkan Evalube
sebaliknya. Kantong konsumen yang dibidik Evalube lebih banyak tersebar di daerah.

https://swa.co.id/swa/listed-articles/strategi-licin-evalube 1/1

Anda mungkin juga menyukai