net/publication/348590111
Pemasaran Syariah
CITATIONS READS
0 3,996
1 author:
Purnama Putra
Universitas Islam 45 Bekasi
36 PUBLICATIONS 214 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Analysis of Attitudes, Subjective Norms, and Behavioral Control on Muzakki's Intention to Pay Zakah View project
All content following this page was uploaded by Purnama Putra on 19 January 2021.
RAJAWALI PERS
Divisi Buku Perguruan Tinggi
PT RajaGrafindo Persada
DEPOK
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Purnama Putra
Teori dan Praktik Pemasaran Syariah/Purnama Putra, Wiwik Hasbiyah AN.
— Ed. 1—Cet. 1.—Depok: Rajawali Pers, 2018.
xii, 260 hlm. 23 cm
ISBN 978-602-425-XXX-X
2018.XXXX RAJ
Purnama Putra M.Si.
Wiwik Hasbiyah AN, S.H.I., M.
TEORI DAN PRAKTIK PEMASARAN SYARIAH
PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Anggota IKAPI
Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956
Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id http: // www.rajagrafindo.co.id
Perwakilan:
Jakarta-16956 Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Depok, Telp. (021)
84311162. Bandung-40243, Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi, Telp. 022-5206202. Yogyakarta-
Perum. Pondok Soragan Indah Blok A1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-625093.
Surabaya-601 18, Jl. Rungkut Harapan Blok A No. 09, Telp. 031-8700819. Palembang-30137, Jl. Macan
Kumbang III No. 10/4459 RT 78 Kel. Demang Lebar Daun, Telp. 0711-445062. Pekanbaru-28294, Perum
De' Diandra Land Blok C 1 No. 1, Jl. Kartama Marpoyan Damai, Telp. 0761-65807. Medan-20144, Jl. Eka
Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. 061-7871546.
Makassar-90221, Jl. Sultan Alauddin Komp. Bumi Permata Hijau Bumi 14 Blok A14 No. 3, Telp. 0411-
861618. Banjarmasin-701 14, Jl. Bali No. 31 Rt 05, Telp. 0511-3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol Gg 100/V
No. 2, Denpasar Telp. (0361) 8607995. Bandar Lampung-35115, Jl. P. Kemerdekaan No. 94 LK I RT 005
Kel. Tanjung Raya Kec. Tanjung Karang Timur, Hp. 082181950029.
KATA PENGANTAR
Y
M
Persaingan dunia Bisnis saat ini berkambang sangatlah pesat,
Perusahaan-perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah
strategis agar mampu bersaing pada kondisi apapun. Selain tuntutan
M
akan kemampuan bersaing, perusahan juga dituntut untuk memiliki
keunggulan yang dapat membedakan yang satu dengan yang lain.
Kemajuan teknologi informasi menjadi sarana persaingan yng sangat
kompetitif bagi perusahaaan. Keuntungan kompetitif sangat diperlukan
agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan bisnis dalam jangka
U
panjang.
Perkembangan dunia bisnis pada lembaga keuangan berbasis syariah
seperti Bank bank syariah , asuransi syariah/takaful, pengadaian syariah
dan investasi syariah dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
D
v
prinsip, nilai nilai dasar, sejarah dan perkembangannya, implementasi
pemasaran syariah, membangun bisnis dengan sustainable syariah
marketing dan studi kasus pada penerapan pemasaran syariah.
Buku ajar ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dalam
mempelajari pemasaran syariah.
Y
M
M
U
D
Y
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
M v
vii
DAFTAR GAMBAR xi
M
BAB 1 PENDAHULUAN KONSEP, PENGERTIAN
PEMASARAN KONVENSIONAL DAN
PEMASARAN SYARIAH 1
U
A.
Tujuan Pembelajaran 2
B. Uraian Materi 3
C.
Latihan Soal/Tugas 24
D
vii
BAB 4 KARAKTERISTIK MARKETING SYARIAH 43
A.
Tujuan Pembelajaran 43
B. Uraian Materi 43
C.
Latihan Soal/Tugas 49
BAB 5 CARA BERBISNIS NABI MUHAMMAD SAW. 51
A. Tujuan Pembelajaran 51
B. Uraian Materi 51
C.
Latihan Soal/Tugas 62
Y
BAB 6 SEMBILAN ETIKA PEMASARAN ISLAM 65
A.
Tujuan Pembelajaran 65
B. Uraian Materi 65
C.
Latihan Soal/Tugas M
BAB 7 MEMBANGUN BISNIS DENGAN NILAI-NILAI
SYARIAH DENGAN MENELADANI SIFAT
75
RASULULLAH 77
M
A.
Tujuan Pembelajaran 77
B. Uraian Materi 77
C.
Latihan Soal/Tugas 85
U
C.
Latihan Soal/Tugas 103
BAB 9 ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS DENGAN
PENDEKATAN 4C 105
A.
Tujuan Pembelajaran 105
B. Uraian Materi 105
C.
Latihan Soal/Tugas 121
Y
C.
Latihan Soal/Tugas 144
BAB 12 SYARIAH MARKETING VALUE (BRAND,
SERVICES, PROCESS) 145
B. Uraian Materi
M
A. Tujuan Pembelajaran 145
145
C.
Latihan Soal/Tugas 152
M
BAB 13 SYARIAH MARKETING SCORECARD
(CREATE A BALANCED VALUE TO YOUR
STAKEHOLDERS) 155
A. Tujuan Pembelajaran 155
U
Daftar Isi ix
B. Uraian Materi 169
C.
Latihan Soal/Tugas 182
BAB 16 PEMASARAN SYARIAH: STUDI KASUS
PEMASARAN ASURANSI SYARIAH (TAKAFUL) 185
A. Tujuan Pembelajaran 185
B. Uraian Materi 185
C.
Latihan Soal/Tugas 202
BAB 17 PEMASARAN SYARIAH: STUDI KASUS
PEMASARAN PEGADAIAN SYARIAH 205
Y
A. Tujuan Pembelajaran 205
B. Uraian Materi 205
C.
Latihan Soal/Tugas
M
BAB 18 PEMASARAN SYARIAH: STUDI KASUS
PEMASARAN INVESTASI SYARIAH PADA
BATASA CAPITAL
231
233
M
A.
Tujuan Pembelajaran 233
B. Uraian Materi 233
C.
Latihan Soal/Tugas 247
GLOSARIUM 249
U
D
Y
M
Gambar 1. Fungsi Manajemen Pemasaran (Kottler, 2000)
Gambar 2. Proses Pengevaluasian Kegiatan Pemasaran
4
7
Gambar 3. Konsep Inti Pemasaran 12
M
Gambar 4. Perbandingan Konsep Penjualan Dan Konsep
Pemasaran 17
U
D
xi
Y
M
M
U
D
Y
Pengantar
M
Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya,
ada pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik
M
perhatian yang sangat bessar baik dari perusahaan, lembaga maupun
antarbangsa. Bergesernya sifat baik dari perusahaan, lembaga maupun
antarbangsa. Berbagai organisasi dalam melaksanakan pemasaran
seperti lembaga-lembaga pemerintah, orgnisasi keagamaan dan lain-lain
U
1
tertentu di tempat tertentu pula. Misalnya ikan di tepi pantai relatif banyak,
sedangkan buah-buahan di pegunungan relatif banyak. Untuk itu perlu
adanya kecakapan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, diperlukan
pemasaran di situ terlihat antara produsen dan konsumen dengan tempat
yang saling berjauhan dan produk yang berbeda pada tempat yang berbeda
pula. Pemasaran khusunya jual beli di lakukan dengan barter sudah sukar
dilakukan. Dengan demikian akan digunakan uang sebagai alat tukar atau
sebagai alat perantara. Orang yang melakukan kegiatan menyampaikan
barang dan jasa itu telah melakukan kegiatan pemasaran.
Pada umumnya pemasaran dianggap sebagi tempat bagi para
Y
penggeruk keuntungan, orang penuh muslihat, penjaja barang
yang menggoda keinginan orang. Oleh sebab itu banyak konsumen
yang ditelan oleh orang-orang jahat, tapi apabila kita menerapkan
sistem-sistem islam di pemasaran itu maka hal-hal seperti itu tidak
M
akan terjadi. Pada dasarnya, bagi umat islam Nabi Muhammad Saw.
telah mengajarkan kepada kita bagaiman sistem pemasaran islami.
Akan tetapi, karena di masyarakat sudah berakar sistem pemasaran
konvensional maka sistem pemasaran islam kurang dikenal. Hal ini
juga menjadi pelajaran untuk kita agar dapat mengenalkan kembali dan
M
menjadikan sistem pemasaran berkembang di kalangan masyarakat.
A. Tujuan Pembelajaran
U
B. Uraian Materi
1. Konsep Pemasaran Konvensional
a. Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
b. Peranan Pemasaran
Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk
atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau
jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan
menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan
Y
baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara
efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap
memegang prisip kepuasan pelanggan.
M
c. Arti Fungsi Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan(yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan,
M
mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan
kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan
organisasi secara efisien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen
pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan
untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat
U
- Mengevaluasi
- Mengembangkan hasil
rencana pemasaran
- Mengambil tindakan
Y
perbaikan
Y
4. Sasaran dan isu Menentukan sasaran perusahaan
untuk produk di bidang penjualan,
pangsa pasar, laba serta isu yang
akan memengaruhi sasaran ini.
5. Strategi pemasaran M Menyajikan pendekatan pemasaran
yang luas, yang akan digunakan
untuk mencapai sasaran dalam
rencana.
6. Program tindakan Menspesifikasikan apa yang
M
akan dilakukan, siapa yang akan
melakukannya, kapan dan berapa
biayanya.
7. Anggaran Laporan laba dan rugi yang di
proyeks ikan yang meramalkan
U
2) Implementasi pemasaran
Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran
menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi
mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara
efektif melalsanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan
program tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas
serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan
penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.
Y
b) Pengarahan kegiatan pemasaran, yaitu:
Usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu kegiatan
pemasaran agar semuanya itu dapat dilakukan dengan baik,
meliputi: M
(1) Pemberian perintah secara baik, harus ada follow up-
nya, secara senderhana, perlu penjelasan sehingga ada
pengertian dan sifatnya harus konsultatif.
M
(2) Motivasi.
(3) Kepemimpinan.
Dengan pengarahan segala kegiatan yang menyimpang akan
terdeteksi dan pimpinan dapat memberikan motivasi untuk
U
Y
Apa yang ingin Apa yang Apa yang
Mengapa
dicapai? terjadi?
M hal ini
terjadi
harus kita
lakukan
mengenai hal
tersebut
Y
berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran.
Pada tabel di bawah akan disajikan bentuk pertanyaan yang mungkin
akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin
mengherankan dan kadang-kadang mengejutkan manajemen.
M
Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang masuk
akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.
Y
5. Pemasok. Kecenderungan apa yang memengaruhi pemasok?
Bagaimana perkiraan ketersediaan sumber daya kunci untuk
produksi?
M
6. Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang?
Bagaimana perusahaan menghadapi publik ini?
2) Audit Pemasaran
M
1. Misi bisnis. Apakah misi diuraikan dengan jelas dan berorientasi
pada pasar?
2. Objektif pemasaran. Apakah perusahaan sudah menerapkan objektif
yang jelas sebagai pedoman perencanaan pemasaran dan mengukur
presentasi? Apakah objektif ini cocok dengan peluang perusahaan
U
Y
perkembangan pasar? Apakah pembuat keputusan perusahaan
menggunakan reset pemasaran dengan efektif?
2. Sitem perencanaan pemasaran. Apakah perusahaan menyiapkan
rencana tahunan, jangka panjang dan strategik? Apakah rencana
tersebut digunakan?
M
3. Sistem pengendalian pemasaran. Apakah objektif tahunan pemasaran
tercapai? Apakah manajemen secara periodik menganalisis
penjualan dan laba yang dihasilkan oleh produk, pasar, teritori,
M
dan saluran distribusi?
4. Pengembangan produk baru. Apakah perusahaan terorganisasi
dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring
ide produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian
U
Y
promosi perusahaan? Bagaimana anggaran ditetapkan? Apakah
anggaran mencukupi? Apakah pesan iklan dan media dikembangkan
dan diterima dengan baik? Apakah perusahaan mempunyai program
promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dikembangkan
dengan baik.
M
5. Tenaga penjualan. Apa yang menjadi objektif armada tenaga
penjualan perusahaan? Apakah jumlah tenaga penjualan cukup
besar? Apakah pengorganisasiannya sudah tepat? Apakah mereka
M
dilatih, disupervisi dan dimotifasi dengan baik? Bagaimana tenaga
penjualan ini kalau dibandingkan dengan armada milik pesaing?
(Disadur dari Kottler, 2000)
U
2) Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan
kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan
Y
3) Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya
tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau
M
jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah
istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang
didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
M
Nilai kepuasan
Kebutuhan, Produk
pelanggan dan
keinginan dan permintaan (organisasi jasa dan ide)
mutu
U
5) Nilai Pelanggan
Karena semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan jasa
yang superior, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang beraneka
ragam. Konsumen membuat pilihan pembeli berdasarkan pada persepsi
mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa ini.
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati
Y
pelanggan karen memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya
total yang menyertai produk tersebut. Nilai total antara lain nilai
dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya energi yang
dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nialai, konsumen akan
M
mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan memengaruhi kepuasan dan
peluang untuk membeli ulang produk tersebut.
6) Kepuasan Pelanggan
M
Kepuasan pelanggan tergangtung pada anggapan kinerja produk
dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja
atau prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapa, pembelinya merasa
puas. Perusahaan yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira
pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat merekaserahkan,
U
7) Mutu
Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, yang saat ini ada
D
8) Pertukaran
Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang
dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi:
a) terdapat sedikitnya dua pihak:
b) masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga
bagi pihak lain:
Y
c) masing-masing pihak mampu berkomunitas dan melakukan
penyerahan:
d) masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran
pertukaran: M
e) masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain
adalah layak dan bermanfaat (negoisasi).
M
9) Transaksi
Transaksi adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit
melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu
dan tempat.
U
10) Hubungan
Proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan
erat yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang
berkepentingan yang lain dengan kata lain hubungan adalah praktik
D
11) Jaringan
Jaringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung;
pelanggan, suplier, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak
lain yang bersama-sama dengan firm telah membangun hubungan bisnis
yang saling menguntungkan.
12) Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia
Y
dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan itu.
Y
B) Konsep Produk
Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik
dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan
C) Konsep Penjualan
M
energi untuk terus-menerus melakukan perbaikan produk.
Y
Pasar pelanggan terpadu kepuasan pelanggan
Bab 1 | Konsep Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional 17
1. Konsep Pemasaran Syariah
a. Pengertian Pemasaran Syariah
Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah adalah penerapan
suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.
Jadi Pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang
telah diajarkan Nabi Muhammad Saw. Menurut Hermawan Kartajaya,
nilai inti dari Pemasaran syariah adalah Integritas dan transparansi,
sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh
dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya.
Y
Pemasaran adalah garis depan suatu bisnis, mereka adalah
orang-orang yang bertemu langsung dengan konsumen sehingga
setiap tindakan dan ucapannya berarti menunjukkan citra dari barang
dan perusahaan. Namun sayangnya pandangan masyarakat saat ini
M
menganggap pemasar diidentikkan dengan penjual yang dekat dengan
kecurangan, penipuan, paksaan dan lainnya yang telah memperburuk
citra seorang pemasar. Tidak terelakkan lagi banyak promosi usaha-
usaha yang kita lihat sehari-hari tidak menjelaskan secara detail tentang
produknya, yang mereka harapkan adalah konsumen membeli produk
M
mereka dan banyak dari konsumen merasa tertipu atau dibohongi ketika
mencoba produk yang dijual pemasar tersebut.
Y
bahkan dapat mengubah suatu values kepada para stakeholders sehingga
perusahaan tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya
sehingga menjadi bisnis yang sustainable.1
M
Dalam hal teknisnya pemasaran syariah, salah satunya terdapat
syariah marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah
marketing value untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing
strategy melakukan segmenting, targeting dan positioning market
dengan melihat pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi
M
persaingan sehingga dapat melihat potensi pasar yang baik agar dapat
memenangkan mind-share. Selanjutnya syariah marketing value melihat
brand sebagai nama baik yang menjadi identitas seseorang atau
perusahaan, sehingga contohnya perusahaan yang mendapatkan best
U
1
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2011/04/11/manajemen-
pemasaran-dan-strategi-pemasaran/
2
http://abbelnbc2303.blog.com/2010/04/03/marketing-syariah/
Y
janganlah kalu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” (QS
Al-Jatsiyah: 18).
Kemudian kata itu muncul dalam bentuk kata kerja dan turunnya
sebanyak tiga kali; M
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan_Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu, dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa…” (QS As-Syura: 13)
M
“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan (syi’ah) dan
jalan” (QS Al-Maidah: 48).
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya
U
tak ada ketetapan yang menetuka (dari Allah), tentulah merteka telah
dibinasakan. Dan sesunggguhnya orang-orang yang zalim ituakan
memperoleh azab yang amat pedih” (QS As-Syur: 21).
Y
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis)
dalam Islam.
Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik
proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan
M
nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad
dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut
dapat dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip muamalah islami
tidak terjadi dalam suatu transaksi apa pun dalam pemasaran dapat
M
dibolehkan.
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan
bagi para pemasar sebagai berikut.
1. Teistis (rabbaniyyah): Jiwa seorang syariah marketer meyakini
U
Y
menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah
yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi
syariah humanistis universal.3
Syariah
M
3. Perbandingan Konsep Pemasaran Konvensional dan
3
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=
http://monzer.kahf.com/papers/english/market_regulation.pdf
4
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Alpabeta
Bandung, 2010
Y
perusahaan dapat bersaing secara sehat dan masing-masing punya
peluang untuk berkembang dengan baik tanpa menjatuhkan
pesaingnya. Pesaing merupakan mitra yang turut dalam
menyukseskan implementasi ekonomi syariah. Hal berbeda pada
M
pemasaran konvensional cenderung menganggap pesaing sebagai
pihak lawan yang harus dimatikan karena dapat menghambat laju
perusahaan.
e) Budaya kerja, budaya kerja yang harus diaplikasikan adalah
M
bagaimana budya kerja yang dituntunkan oleh Rasulullah Saw. yaitu
memiliki sifat kejujuran (shiddiq), cerdas atau kompeten (fathonah),
bertanggung jawab (amanah) dan mampu menyebarluaskan dan
mengkomunikasikan aktivitas kerja yang baik (tabligh)
U
Penutup
Manajemen pemasaran Syari’ah adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
D
Y
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
23 Pebruari 2005.
M
Budi Wisakseno, Rasionalitas Nasabah Perbankan Syariah, republika, Jumat,
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep pemasaran syariah
dan pemasaran konvensional serta perbandingan antara keduanya.
M
Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar pemasaran syariah.
2. Menjelaskan konsep pemasaran syariah dari era rasional ke era
emosional dan era spiritual.
U
B. Uraian Materi
D
25
bisnis yang digelutinya tersebut mungkin menyimpang atau malah
bertentangan dengan ajaran agama Islam, benarkah demikian?
Suatu saat, saya berdiskusi ringan dengan seorang kiai yang juga
pakar ekonomi syariah dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari
beberapa bank dan asuransi syariah, KH. Dr. Didin Hafidhuddin. Saya
bilang, “pak Kiai, apakah benar ada dikotomi antara pasar emosional
dan pasar rasional? Dan apakah pasar syariah itu pada awalnya hanyalah
pasar emosional, kemudian bergeser ke pasar rasional?” Jawab beliau
terus terang tidak saya duga, “kata siapa orang yang di pasar emosional
tidak rasional? Justru orang-orang yang ada di pasar emosional
Y
sebenarnya sangat rasional dalam menentukan pilihan.”
Beliau mengatakan, orang yang berada dalam kategori pasar
emosional biasanya lebih kritis, lebih teliti dan lebih cermat dalam
membandingkan dengan bank atau asuransi konvensional yang selama
M
ini digunakannya, sebelum menentukan pilihan ke pasar syariah. Sambil
bercanda beliau menambahkan. “Hitung-hitungan orang seperti ini
malah bisa sampai ke hitung-hitungan amal ke akhirat.”
Pernyataan ini ada benarnya. Coba kita tengok pendapat seorang
M
praktisi perbankan tentang dikotomo pasar emosional dan pasar rasional,
Budi Wisakseno. Beliau, yang mantan Direksi Bank Muamalat Indonesia
dan saat buku ini ditulis menjabat sebagai Direktur Utama Bank Syariah
Mega Indonesia, mengatakan bahwa pemahaman dikotomi antara
nasabah rasional dan nasabah emosional adalah keliru. Cara berpikir
U
Y
emosional, dan akhirnya ke spiritual. Pada akhirnya konsumen akan
mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai
spiritual yang diyakininya. Di level intelektual, pemasaran memang
menjadi seperti “robot” dengan mengandalkan kekuatan logika dan
konsep-konsep keilmuan. M
Di level intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara
fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran,
seperti segmentasi, targeting, positioning, marketing mix, branding, dan
M
sebagainya. Kemudian di level emosional, kemampuan pemasar dalam
memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Di sini
pelanggan dilihat sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan emosi
dan perasaannya. Jika di level intelektual otak kiri si pemasar paling
berperan, di level emosional otak kananlah yang paling berperan. Jika di
U
Y
menunjukkan betapa semakin tingginya kompleksitas bisnis, semakin
canggihnya tools manajemen, dan semakin majunya perangkat regulasi
ternyata tidak menjadikan praktik bisnis menjadi semakin dewasa dan
beradab, justru sebaliknya, ia semakin kebablasan tanpa etika, tanpa
M
nilai-nilai motal, dan tanpa pegangan.
Bumi sudah menjadi renta, carut marut, dan amburadul akibat
ulah manusia. Namun, manusia-manusia itu sendiri agaknya masih
saja sama, masih enggan bertobat dan kurang menyesali kesalahannya,
M
kata Andrias Harefa dalam buku Kepemimpinan Kristiani.
Praktik bisnis sakit yang selama puluhan tahum melingkupi
keseharian kita semakin menyadarkan kita bahwa kejujuran, etika, dan
moral dalam suatu bisnis menjadi suatu keharusan. Pada lingkungan
bisnis yang tidak jarang mengabaikan etika, kejujuran merupakan
U
resource yang semakin langka bagi perusahaan. Dan tidak hanya langka,
ia merupakan komponen penting daya saing suatu perusahaan. Dari
sinilah muncul paradigm baru dalam pemasaran, yang dilandasi oleh
kebutuhan yang paling pokok, yang paling dasar, yaitu kejujuran, moral,
D
Y
pemasar, pesaing maupun sebagai pelanggan- hendaklah prinsip-prinsip
keadilan, kejujuran, transparansi, etika, dan moralitas menjadi napas
dalam setiap bentuk transaksi bisnisnya. Karena itu, bagi seorang
muslim, setiap hari Jumat di Masjd ia selalu diingatkan khatib dalam
M
penutupan khutbahnya, agar senantiasa berbuat adil ketika melakukan
transaksi bisnis, senantiasa jujur, dan berbuat baik kepada siapa saja,
keluarga maupun orang lain, menghindari perbuatan tercela, apalagi
permusuhan, baik dalam pergaulan bisnis maupun bermasyarakat
secara umum.
M
Ayat yang tidak pernah luput dibacakan oleh khatib dalam khutbah
Jumat adalah sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, member kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
U
Y
juga akan menjalani kehidupan di akhirat, jadi berada di pasar emosional
akan lebih kritis dalam menentukan pilihan karena bukan sekadar
keuntungan duniawi saja yang dicari tapi juga bekal untuk di akhirat nanti,
di mana semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawabannya.
M
Berbeda dengan paham sekulerisme yang menganggap segala hal yang
berlandaskan cara berpikir keagamaan merupakan hal yang tidak rasional.
Pada saat ini, praktis bisnis dan pemasaran mengalami pergeseran
dan transformasi dari level rasional ke emosional dan pada akhirnya
M
ke level spiritual. Hal ini dapat dilihat dari perilaku konsumen yang
mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai
spiritual yang diyakini.
Di level rasional (intelektual) mengandalkan kekuatan logika
dan konsep-konsep keilmuan dengan menggunakan sejumlah tools
U
C. Latihan Soal
1. Jelaskan konsep pemasaran rasional, emosional dan spiritual!
Y
2. Umat Islam adalah mayoritas di Indonesia, namun pangsa pasar
lembaga keuangan syariah saat ini masih sangat kecil di bandingkan
dengan pasar lembaga keuangan konvensional. Menurut anda
apakah pemasaran emosional dan spiritual lembaga keuangan
M
syariah belum maksimal atau masyarakat Indonesia cenderung
rasional?
DAFTAR PUSTAKA
M
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik.
Gema Insani, 2003.
U
Mizan. 2005.
Muhammad Husein Haekal, Hayat Muhammad (Sejarah Hidup
Muhammad, Terj.), Timtamas, 1984.
Muhammad Abdul gani, The Spritualy In Business, Pena Pundi Aksara,
Jakarta, 2005.
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Alpabeta
Bandung, 2010.
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep pemasaran syariah
dan pemasaran konvensional serta perbandingan antara keduanya.
M
Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
1. Menjelaskan konsep spiritual marketing.
2. Menjelaskan konsep spiritual marketing sebagai jiwa bisnis lembaga
keuangan syariah.
U
B. Uraian Materi
D
33
Empowering (pemberdayaan), dan Modeling (panutan). Pada bagian
akhir inilah Covey kemudian menyadari bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang bisa jadi panutan (modeling), seorang pemimpin haruslah
memimpin berdasarkan prinsip-prinsip. “Building trust with others,”
begitu katanya. Pemimpin harus mampu menyatukan kata dengan
perbuatan, dan pemimpin adalah orang yang layak dipercaya. Kata kunci
untuk semua ini adalah kejujuran yang senantiasa menjadi bagian dari
nilai-nilai spiritual.
Kita perlukan kepemimpinan spiritual dalam mengelola suatu bisnis,
terlepas dari mana sumber spiritual tersebut. Seperti yang dikatakan
Y
Jonathan L. Parapak, “Apabila kita dalami elemen-elemen pokok dari
kepemimpinan, maka semua harus diwarnai, dicerahi, dan dilandasi
oleh ajaran, nilai, dan prinsip-prinsip agama (Kristen bagi penganut
agama Kristen). Visinya adalah visi penyelamat, visi transformasi,
M
visi pemeliharaan, visi pemberdayaan, dan visi kekekalan. Strateginya
adalah strategi pemberdayaan, penyelematan, dan pembaruan. Sistem
nilai, ajaran, dan prinsip-prinsip kristiani menjadi pegangan, landasan,
acuan, dan arahan utama dalam memilih pola komunikasi, skenario
yang akan digelar.1
M
Di sini Parapak ingin mengatakan bahwa kehidupan bermasyarakat,
dalam mengelola bisnis atau aktivitas apa saja dalam hubungannya
dengan berkomunikasi dengan sesama umat manusia, mestilah diwarnai
oleh nilai-nilai spiritual. Jadi, nilai-nilai spiritual tidak hanya hadir
U
1
Jonatahan L. Parapak, Kepemimpinan Kristiani: Spiriyual, Etika dan Teknik-
teknik kepemimpinan dalam era Penuh Perubahan, UPI STT; Jakarta, 2001
Y
dengan cara yang membuat kehidupan semakin kaya bagi semua orang.
Bagaimana kita dapat hidup dalam suasana yang mampu meningkatkan
kesejahteraan dan pengembangan diri sendiri, dengan lingkungan
sekitar (masyarakat dan bisnis), jika kita tidak dapat menghayati sesama.
M
Spiritual kristen dan moral kristen menyatu dalam kehidupan yang
baik. Spiritual erat berkaitan dengan sumber tindakan-tindakan kita.
Jika kita memahami bahwa tujuan hidup adalah menjalin keakraban
dengan Tuhan, maka tak akan terjadi perpisahan yang sesungguhnya
antara kehidupan moral dan spiritual. Makna kehidupan yang kita cari,
M
rasa lapar kita akan kasih, serta keinginan untuk menjalin hubungan
atau mencari pemenuhan merupakan tanggapan terhadap Tuhan yang
memberikan diri-Nya.
Sendjaya, seorang pendeta yang juga seorang doktor di bidang
U
Y
kemampuan, dan pelayanannya pada kemanusiaan. Rasulullah Saw.
bersabda: “ Sesungguhnya Allah tidak melihat pada wajah dan kekayaannu,
tetapi pada hati dan perbuatan (yang ikhlas). (HR Ibnu Majjah).
Sifat-sifat tersebut merupakan cermin dari ketakwaan seseorang.
M
Lebih tegas lagi, Rasulullah menekankan akibat buruk dari diskriminasi
hukum. Rasullah menekankan pentimhnya penegakan kesetaraan hukum
bagi siapa pun. Sehubungan dengan ini, Rasulullah bersabda:”Andaikan
Fatimah, anak perempuan Muhamad mencuri, sungguh aku sendiri yang akan
M
memotong tangannya.” (HR Nas’i).
Sedangkan keadilan ekonomi menurut Syafii Antonio, yaitu bahwa
konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama bagi setiap individu
dalam masyarakat dan di hadapan hukum harus diimbangi dengan
keadilan ekonomi. Tanpa pengimbangan tersebut, keadilan sosial
U
Y
Indonesia, bahwa di bank yang dipimpinnya karyawan berkreasi
berdasarka “prinsip-prinsip langit” (celestial principle). Karyawan tidak
hanya dituntut menyelenggarakan prinsip pengelolaan usaha yang
sehat yang dikenal dengan Goog Corporate Governance, melainkan juga
M
melaksanakan prinsip God Corporate Governance dengan transparansi dan
akuntabilitas yang tinggi. Mereka bekerja tidak semata karena alasan
finasial, tetapi termotivasi pengabdian kepada Sang Maha Pencipta.
Mempersembahkan kinerja terbaik bagi perusahaan menjadi kunci
M
untuk memasuki pintu keabadian menuju-Nya.
Lebih lanjut, Riawan Amin mengatakan bahwa semestinya semua
aktivitas pengelolaan –apakah itu pengelolaan bisnis atau bahkan
pengelolaan negara- semestinya diwarnai semangat spiritual yang
menyebarkan kebaikan, bukan kejahatan; menumbuhkan kooperasi,
U
Y
diri kita sendiri, pelanggan, pemasok, distributor, pemilik modal, dan
bahkan para pesaing kita. Kita harus mencintai pelanggan dan sekaligus
juga menghargai para pesaing.
Bisnis berlandaskan syariah sangat mengedepankan sikap dan
M
perilaku yang simpatik, selalu bersikap bersahabat dengan orang lain,
dan orang lain pun dengan mudah bersahabat dan bermitra dengannya.
Rasulullah Saw. bersabda: “Semoga Allah memberikan rahmatNya kepada
orang yang murah hati (sopan) pada saat ia menjual, membeli, atau saat ia
M
menuntut haknya.”
Allah Swt. dalam Al-Qur’an mengajarkan untuk senantiasa rendah
hati, berwajah manis, bertutur kata baik, berperilaku sopan termasuk
dalam aktivitas berbisnis. Firman Allah, “Janganlah kamu memalngkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
U
Y
baik karena persaingan turut membesarkan pasar. Jika kita sukses,
berarti permintaan pasar terhadap penawaran kita juga akan membesar.
Tentu saja kita juga keterbatasan-keterbatasan, sehingga tidak semua
permintaan dapat kita penuhi. Nah permintaan pasar seperti inilah yang
M
nantinya akan dipenuhi para pesaing kita.
Karena itu, dalam spiritual marketing, kita lebih menempatkan
pesaing sebagai mitra ketimbang sebagai musuh yang harus dipukul,
diangkat kejelekannya atau kelemahannya, dihalang-halangi langkahnya,
M
Allah berfirman: “Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan
dan takwa, janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
(QS Al-Maidah (5): 2)
Memang spiritual marketing bertujuan untuk mencapai suatu
solusi yang adil dan transparan bagi semua yang terlibat. Di dalmnya
U
terdapat nilai-nilai moral dan kejujuran. Tidak ada pihak yang merasa
dirugikan. Tidak akan pula pihak yang berburuk sangka (Su’udzan).
Nilai-nilai spiritual dalam berbisnis juga akan mampu memperbaiki inner-
side Sebaliknya, spiritual seseorang, ia pun akan mampu menjalankan
D
Y
nilai sayariah dan dalam implementasinya selalu dijiwai oleh nilai-nilai
kebenaran yang terpancar dari Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Memancarkan
cahaya untuk menerangi kegelapan yang pekat dalam dunia bisnis. Firman
Allah’ “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpanaan cahaya
M
Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita
besar. Pelita itu ada di dalam kaca dan kaca-kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya), seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak
berkahnya , yaitu pohon Zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur dan tidak
pula sebelah barat. Yang minyak-minyaknya saja hampir-hambir menerangi
M
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah maha
Mengetahui segala sesuatu” (QS An-Nur (24): 35)
U
Y
optimal jika dalam segala hal aktivitas sehari-hari kita menempatkan
Tuhan sebagai Stakeholder utama. Inilah perbedaan pokok antara
pemasaran biasa dan spiritual marketing. Kita menempatkan Tuhan
sebagai satu-satunya pemilik kepentingan (The ultimate stakeholder).
M
Akuntabilitas dan responbilitas diterjemahkan sebagai pertanggung
jawaban di padang mahsyar (yaumul hisab).. kelak yang merupakan
pengadilan abadi terhadap sepak terjang manusia (termasuk para pelaku
bisnis), baik yang tersurat maupun yang tersirat. Allah Swt. berfirman:
M
”Aakah manusiamengira ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban) (QS Qiyamah 75: 36)
C. Latihan Soal
U
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik.
Gema Insani, 2003.
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya On Marketing, Gramedia,
Jakarta 2002.
Y
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep dasar pemasaran
syariah dan Karakteristik Pemasaran Syariah. Melalui Risetasi, Anda
M
harus mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar pemasaran syariah.
2. Menjelaskan karakteristik pemasaran syariah.
U
B. Uraian Materi
D
43
mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan ajaran Islam atau
apakah cara yang dipergunakan apakah menggunakan cara-cara yang kotor
ataukah tidak. Benarkah telah terjadi dikotomi antara pasar emosional
dan pasar rasional? Dan apakah pasar syariah itu awalnya hanyalah pasar
emosional kemudian bergeser ke pasar rasional? Pakar ekonomi syariah
K.H. Didin Hafidhudin membantah argumentasi di atas, menurut beliau
orang-orang yang dikatakan selama ini berada di pasar emosional justru
sebenarnya sangat rasional dalam menentukan pilihan. Orang yang berada
dalam kategori pasar emosional biasanya lebih kritis, lebih teliti dan lebih
cermat dalam membandingkan dengan lembaga keuangan konvensional
yang selama ini digunakan sebelum menentukan pilihan ke pasar syariah.
Y
Pendapat ini diperkuat oleh salah seorang praktisi perbankan syariah
yang merupakan salah satu mantan direksi Bank Muamalat Indonesia
Budi Wisakseno yang mengatakan bahwa pemahaman dikotomi
M
antara nasabah rasional dan nasabah emosional adalah keliru. Cara
berpikir seperti itu, dilandasai oleh teori pemasaran konvensional
yang berpaham sekuler yang memisahkan kehidupan dunia dengan
kehidupan spiritual–di mana segala hal yang berlandaskan cara berpikir
keagamaan serta merta akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak rasional.
M
Ketika seorang nasabah rasional mendapatkan informasi bahwa suku
bunga bank konvensional sedang tinggi, ia akan menarik dananya di
bank syariah dan memindahkannya ke bnak konvensional. Menurut
teori pemasaran konvensional ini adalah sikap yang rasional karena dia
mencoba menghindar dari situasi yang kurang menguntungkan. Namun
U
sebenarnya ini juga bisa dikatakan cara berpikir emosional, karena hanya
mempertimbangkan keuntungan dunia tetapi mengabaikan keuntungan
akhirat. Sebaliknya, seorang nasabah yang menurut sebagian pihak
dikatakan emosional karena mengedepankan nilai-nilai ajaran agama Islam
D
Y
berperasaan dan empatik. Pemasar menempatkan konsumen sebagai
subjek dan tidak hanya sebagai objek pembeli produk perusahaan,
sehingga kebutuhan konsumen akan didengarkan dan berusahan untuk
diwujudkan. Beberapa konsep pemasaran yang ada pada level emosional
M
antara lain experimental marketing dan emotional branding.
Di level spiritual, pemasaran sudah disikapi sebagai bisikan nurani dan
panggilan jiwa. Di sini praktik pemasaran dikembalikan kepada fungsinya
yang hakiki dan dijalankan dengan moralitas yang kental. Prinsip-prinsip
M
kejujuran, empati, cinta dan kepedulian terhadap sesama menjadi dominan.
Jika di level intelektual bahasa yang digunakan adalah “bahasa logika” dan
di level emosional adalah “bahasa rasa”, maka di level spiritual digunakan
“bahasa hati”. Kasus runtuhnya sejumlah perusahaan besar seperti Enron
dan World Com akibat pemalsuan laporan keuangan adalah menunjukkan
U
Y
Effective People” menjadi “The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness. Covey
akhirnya berkesimpulan bahwa faktor spiritual merupakan faktor kunci
terakhir yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam suatu perusahaan,
ia menyebutnya dengan “Voice”. Seorang pemimpin harus memiliki empat
M
style, “The 4 Roles of Leadership” yaitu “Pathfinding (perintisan), Aligning
(penyelerasan), Empowering (pemberdayaan), dan Modeling (panutan). Pada
bagian akhir inilah Covey kemudian menyadari bahwa untuk menjadi
seorang pemimpin yang bisa jadi panutan, seorang pemimpin haruslah
memimpin berdasarkan prinsip. Pemimpin harus mampu menyatukan
M
apa yang diucapkan (kata) dengan perbuatan dan pemimpin adalah
seseorang yang layak dipercaya. Kata kunci untuk semua ini adalah
kejujuran yang senantiasa menjadi bagian dari nilai-nilai spiritual.
U
1997. Jakarta
Y
Dan sesunggguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azabyang amat
pedih” (QS As-Syur: 21).
Kata syariah berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti
‘menerangkan’ atau ‘menjelaskan sesuatu’.2 Atau berasal dari kata
M
syir’ah dan syari’ah yang berarti ‘suatu tempat yang dijadikan
sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang
mengambilnya tidal memerlukan bantuan alat lain.3.
Syaikh Al-Qardhawi44 mengatakan, cakupan dari pengertian syariah
M
menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-syumul).
Didalamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai
dari aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarga
(seperti nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan,
industri, perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek
U
2
2Encyclopedia Brittanica, X, (Micropeadia)). H. 49. Dikutip dari Hermawan
Kartajaya, Syariah marketing, ,Ushul Al-Syariah (Nalar Kritis Syariah). Kairo, Mesir, 1978
3
Lihat Mu’jam Alfazh Al-Qur’an Al-Karim, kairo: Majma’Al-Lughan Al’Arabiyah,
Jus 2, hlm. 13
4
Yusuf Qardawi, Madkhal Li Dirasah Al-Syaria’ah Al-Islamiyyah, Maktabah,
kairo, 1990 M.
Y
dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam
suatu transaksi apa pun dalam
pemasaran dapat dibolehkan. Dalam kaidah fiqh dikatakan, al
muslimuuna ala syurutihim illa syarthan harrama halalan aw ahalla haraman
M
(kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis yang
mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan
bagi para pemasar sebagai berikut:5
M
a. Teistis (rabbaniyyah): jiwa seorang syariah marketer meyakini
bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan
ini adalah yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan
segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk
kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan
U
2005
Y
status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal
sehingga menjadi syariah humanistis universal.
C. Latihan Soal
M
1. Jelaskan konsep dasar marketing syariah yang diajarkan dalam Al-
Qur’an!
2. Bagaimana implementasi dari karakteristik marketing syariah yang
M
berisi rabbaniyah, akhlakiyah, waqiiyyah dan insaniyyah apabila dibawa
kepada lingkungan bisnis?
DAFTAR PUSTAKA
U
Y
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cara Nabi Muhammad
dalam menjalankan bisnis serta nilai-nilai etis yang harus dipegang oleh
M
seorang marketer. Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
1. Menjelaskan sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad dalam
berbisnis.
2. Menjelaskan etika bisnis yang diajarkan Nabi Muhammad Saw.
U
B. Uraian Materi
1. Cara Berbisnis Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad Saw. tercatat dalam sejarah adalah pembawa
kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat
manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah Saw. telah membuka
zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah
tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus
dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak dasar
peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya).
51
Kesuksesan Rasulullah Saw. itu sudah banyak dibahas dan diulas
oleh para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu
sisi Muhammad Saw. ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat
perhatian oleh para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai
seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan
Rasulullah Saw. hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu
relevan diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang
merawat Muhammad Saw. sejak bayi wafat, seorang pamannya yang
bernama Abu Thalib lalu memeliharanya.
Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad Saw. sebagaimana
Y
anaknya sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian
mengajari Rasulullah Saw. cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan
mengajaknya pergi bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya
(Makkah) ke negeri Syam (yang kini dikenal sebagai Suriah) pada saat
M
Rasulullah Saw. baru berusia 12 tahun. Tidak heran jika beliau telah
pandai berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah
Saw. dalam berbisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah
daging dalam sosoknya.
M
Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga
beliau digelari Al-Shiddiq. Selain itu, Muhammad Saw. juga dikenal
sangat teguh memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah
sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu. Tidak heran jika beliau juga
mendapat julukan Al-Amin (Terpercaya). Menurut sejarah, telah tercatat
U
Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama
seorang wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah
binti Khuwailid. Khadijah yang kelak menjadi istri Muhammad Saw.,
telah lama mendengar reputasi Muhammad sebagai pebisnis ulung
yang jujur dan teguh memegang amanah. Lantaran itulah, Khadijah
lalu merekrut Muhammad sebagai manajer bisnisnya. Kurang lebih
selama 20 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun,
Muhammad mengembangkan bisnis Khadijah sehingga sangat maju
pesat. Boleh dikatakan bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah
Y
sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan
seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya.
Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya
“Muhammad: A Trader” bahwa Rasulullah Saw. adalah pebisnis
M
yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah
membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering menjaga janjinya
dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu.
Muhammad Saw. pun senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab
M
yang besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain,
beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan
pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence),
kemampuan, efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat
dan kompetitif. Dalam menjalankan bisnis, Muhammad Saw. selalu
U
Y
Ketika menjadi kepala negara, Rasulullah Saw. mentransformasikan
prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan
hal itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang
nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang
M
kita kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di
tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan
transaksi bisnis yang dibangun atas dasar saling setuju.
Ketika Nabi Muhammad Saw., berusia 25 tahun, sebelum diangkat
M
menjadi seorang nabi dan rasul, beliau pernah menjalankan perniagaan
bersama Siti Khadijah ke negeri Syam. Pada waktu berdagang, ia
ditemani oleh Maisarah, budak Siti Khadijah.
Tips Berdagang Cara Nabi muhammad Saw.
• Kejujuran.
U
• keramahan.
• sopan santun yang ditunjukan oleh pemuda Muhammad dalam
berdagang membuat kagum Maisarah.
D
Y
tahun hingga 40 tahun. Dan selebihnya adalah masa keRasulan sebagai
suri teladan kita semua sebagai umat Muslim.
Apa saja Nilai warisan yang bisa kita Tiru dari Rasul yang bisa
M
kita ikuti sebagai pengikutnya, Khususnya untuk seorang Hambanya
yang menjadi Pengusaha sebagai Orang yang mencari Nafkah Semasa
Mudanya Rasul Allah ini sudah berkenalan dengan Bisnis dari Usia
Dini, Dimulai dari menggembala Kambing.
Lalu Bisnisnya ke-Level yang lebih tinggi, Pada waktu itu Beliau
M
masih berusia 12 Tahun dan Beliau di Ajak oleh pamannya Abu Thalib
untuk berdagang di Negeri Syam. Disitulah Awalannya Nabi Muhammad
Saw. mengenal Bisnis secara serius, dan menjadi Enterprenur Sejati.
Hingga beliau mendapat reputasi yang sangat baik bagi penduduk Negri
U
tersebut.
Reputasi-reputasinya adalah sebagai Orang yang Terpercaya (Al-
Amin) di dalam Perdagangannya maupun di Kehidupan sehariannya.
Pada usia 17 Tahun Nabi Muhammad Saw. sudah di beri mandat penuh
D
Y
3. Prinsip kebebasan individu yang bertanggung jawab, bukan bisnis
hasil dari paksaan atau riba. yang menjerat kebebasan individu.
4. Bertanggung jawab, bertanggung jawab moral kepada tuhan atas
konsumennya.
M
perilaku bisnisnya maupun orang lain/partner bisnisnya maupun
Y
berdua putus asa dari rizky selama kepalamu masih bergerak.
Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merahtidak
mempunyai baju, Kemudian Allah Swt. memberikan rizky
Shahihnya).
M
kepadanya (HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab
Y
sesungguhnya berada dalam Jamaah. Dan, tangan Allah
sesungguhnya bersama Jamaah”.
2) Kerja Pintar, Kreatif dan Visioner.
M
3) Menerapkan kesepakatan Win-Win-Solution (Saling
menguntungkan, dan tidak ada yang dirugikan).
4) Bekerja dengan Prioritas.
5) Tidak melakukan Monopoli.
M
6) Selalu berusaha dan Tawakal.
7) Tepat Waktu.
8) Berani ambil Risiko.
9) Tidak menimbun barang dagangan (ihtikar), Rasul melarang
U
Y
5. Tidak menjelekkan bisnis Orang lain, Beliau bersabda”
Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud
untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (HR.
Muttafaq ‘alaih).
M
6. Pintar beriklan/Promosi, Rasul hafal betul di mana ada Bazaar
di suatu tempat tertentu. Sehingga makin banyak orang
mengenal beliau dan barang dagangannya.
7. Transparansi (keterbukaan), Beliau bersabda “Tidak dibenarkan
M
seorang Muslimin menjual satu-satu jualannya yang mempunyai
aib, sebelum dia menjelaskan aibnya” (HR Al-Quzuwaini).
8. Mengutamakan pelanggan (Customer Satisfaction).
9. Networking (Jejaring) di wilayah lain.
U
Y
keringat karyawan kering.
5) Tidak membebani Kar yawan dengan tugas di luar
kemampuannya.
kekuatannya.
M
6) Karyawan di Wajibkan kerja sungguh-sungguh dengan seluruh
Y
Sering kali bermuka masam ketika bertemu dengan orang atau bahkan
memilah milih untuk berperilaku ramah. Padahal, ramah merupakan
sifat terpuji yang dianjurkan oleh agama Islam untuk siapa saja dan
kepada siapa saja. Dengan ramah, maka banyak orang yang suka, dengan
M
ramah banyak pula orang yang senang. Karena sifat ramah merupakan
bentuk aplikasi dari kerendahan hati seseorang. Murah hati, tidak
merasa sombong, mau menghormati dan menyayangi merupakan inti
dari sifat ramah. Oleh karena itu, bersikap ramahlah dalam transaksi
M
jual beli karena dapat membuat konsumen senang sehingga betah atau
bahkan merasa tentram jika bertransaksi.
4. Adil
Adil merupakan sifat Allah Swt. dan Rasulullah Saw. merupakan
U
contoh sosok manusia yang berlaku adil. Dengan adil, tidak ada yang
dirugikan. Bersikap tidak membeda-bedakan kepada semua konsumen
merupakan salah satu bentuk aplikasi dari sifat adil. Oleh karena itu,
bagi para penjual semestinya bersikap adil dalam transaksi jual beli
D
C. Latihan Soal
1. Jelaskan sejarah hidup Nabi Muhammad sebagai seorang pedagang!
2. Jelaskan Kiat-kiat berbisnis yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
Y
Saw.!
3. Jelaskan etika bisnis Islami yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
Saw. dan bagaimana dampak positifnya apabila dijalankan pada
masa sekarang!
M
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
M
Raja Fahd, 1418 H.
Budi Wisakseno, Rasionalitas Nasabah Perbankan Syariah, republika, Jumat,
23 Pebruari 2005.
Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik.
U
Y
http://thecitysasuke.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-dasar-
bisnis-islam.html.
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Etika Pemasaran yang harus
ditatati dan dijalankan oleh seorang Marketer. Melalui Risetasi, Anda
M
harus mampu:
1. Menjelaskan Tuntunan Islam dalam kegiatan pemasaran.
2. Menjelaskan sembilan etika bisnis yang harus ditatai oleh seorang
Marketer.
U
B. Uraian Materi
1. Tuntunan Islam dalam Pemasaran
Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi
semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha
semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk
kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.
Islam agama yang sangat luar biasa. Islam agama yang lengkap,
yang berarti mengurusi semua hal dalam hidup manusia. Islam agama
65
yang mampu menyeimbangkan dunia dan akhirat; antara hablum
minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan
sesama manusia). Ajaran Islam lengkap karena Islam agama terakhir
sehingga harus mampu memecahkan berbagai masalah besar manusia.
Islam menghalalkan umatnya berniaga. Bahkan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam seorang saudagar – sangat terpandang pada zamannya.
Sejak muda beliau dikenal sebagai pedagang jujur. “Sepanjang perjalanan
sejarah, kaum Muslimin merupakan simbol sebuah amanah dan di
bidang perdagangan, mereka berjalan di atas adab islamiah,” ungkap
Syekh Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam Ensiklopedi Adab
Y
Islam Menurut Alquran dan Assunnah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan pada
umatnya untuk berdagang dengan menjunjung tinggi etika keislaman.
Dalam beraktivitas ekonomi, umat Islam dilarang melakukan
M
tindakan bathil. Namun harus melakukan kegiatan ekonomi yang
dilakukan saling ridho, sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang
artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
M
dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisaa: 29)
Berdagang penting dalam Islam. Begitu pentingnya, hingga
Allah Subhanahu wa ta’ala menunjuk Muhammad sebagai seorang
pedagang sangat sukses sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Ini
U
Y
memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang
lain. Dinamakan juga surat Alif Lam Mim karena dimulai dengan
huruf Arab Alif Lam dan Mim. Ayat 1-2 Al-Baqarah berarti: “Kitab ini
bertakwa.”
M
(Al-Quran) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
Y
Islam. Kegiatan pemasaran seharusnya dikembalikan pada karakteristik
yang sebenarnya. Yakni religius, beretika, realistis dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan. Inilah yang dinamakan marketing syariah, dan
inilah konsep terbaikmarketing untuk hari ini dan masa depan.
M
Prinsip marketing yang berakhlak seharusnya kita terapkan.
Apalagi nilai-nilai akhlak, moral dan etika sudah diabaikan. Sangat
dikhawatirkan bila menjadi kultur masyarakat. Perpektif pemasaran
dalam Islam adalah ekonomi Rabbani (divinity), realistis, humanis dan
M
keseimbangan. Inilah yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan
sistem ekonomi konvensional. Marketing menurut Islam memiliki nilai
dan karakteristik yang menarik. Pemasaran syariah meyakini, perbuatan
seseorang akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Selain
itu, marketing syariah mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral
U
Y
tersebut menjadi suatu aktivitas diperbolehkan dalam Islam. Oleh
karena itu, dalam perspektif syariah pemasaran adalah segala aktivitas
yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan
nilai (value creating activities) yang memungkinkan siapa pun yang
M
melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya
yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan
sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami
atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.
M
Strategi Pemasaran dalam Islam
Semua aktivitas kehidupan perlu dilakukan berdasarkan
perencanaan yang baik. Islam agama yang memberikan sintesis dan
rencana yang dapat direalisasikan melalui rangsangan dan bimbingan.
U
Y
mempraktikkan prinsip mudharabah dan dengan mengkombinasikan
berbagai unit produksi, proyek industri, perdagangan dan pertanian
dalam kerangka perencanaan dapat diterapkan atas dasar prinsip
tersebut. Pendapatan yang dihasilkan oleh usaha seperti itu dapat dibagi
M
secara sebanding setelah dikurangi segala pengeluaran yang sah.
Dalam sistem perencanaan Islam, kemungkinan rugi sangat kecil
karena merupakan hasil kerja sama antara sektor pemerintahan dan
swasta. Investasi yang sehat akan mendorong kelancaran arus kemajuan
M
ekonomi menjadi lebih banyak. Dalam kegiatan pemasaran, tentu
lebih dahulu menyusun perencanaan strategis untuk memberi arah
terhadap kegiatan perusahaan yang menyeluruh, yang harus didukung
rencana pelaksanaan lebih rinci di bidang-bidang kegiatan perusahaan.
Dalam Islam, bukanlah suatu larangan bila seorang hamba mempunyai
U
Y
berkata jujur (benar). Oleh sebab itu, salah satu karakter berdagang
yang terpenting dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala adalah
kebenaran. Sebagaimana dituangkan dalam hadis: “Pedagang
yang benar dan terpercaya bergabung dengan para nabi, orang-orang
M
benar (siddiqin), dan para syuhada di surga.” (HR Turmudzi).
Pada dasarnya ada tiga unsur etika yang harus dilaksanakan oleh
seorang produsen Muslim. Yakni bersifat jujur, amanat dan nasihat.
Jujur artinya tidak ada unsur penipuan. Misal dalam promosi/harga.
Amanat dan nasihat bahwa seorang produsen dipercaya memberi
M
yang terbaik dalam produksinya, sehingga membawa kebaikan dalam
penggunaannya.
Saat ini semakin banyak masyarakat dunia yang sadar tentang
kegiatan bermuamalah secara Islam. Salah satu buktinya adalah pesatnya
U
Y
narkotika dan barang-barang yang diharamkan Allah Subhanahu
wa ta’ala. “Hasil penjualan barang-barang itu hukumnya haram
dan kotor,”.
2. Tidak melakukan sistem perdagangan terlarang. Contohnya menjual
M
yang tidak dimiliki. Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jangan kamu menjual sesuatu yang tidak engkau miliki.” (HR Ahmad,
Abu Daud, an-Nasa’i). Selain itu Islam juga melarang umatnya
menjual buah-buahan yang belum jelas hasilnya serta sistem
M
perdagangan terlarang lainnya.
3. Tidak terlalu banyak mengambil untung.
4. Tidak membiasakan bersumpah ketika berdagang. Hal ini sesuai
dengan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah
kalian banyak bersumpah ketika berdagang, sebab cara seperti itu melariskan
U
kepada pembelinya.
6. Penjual harus melebihkan timbangan. Seorang pedagang sangat
dilarang mengurangi timbangan.
7. Pemaaf, mempermudah dan lemah lembut dalam berjual beli.
8. Tidak boleh memakan dan memonopoli barang dagangan tertentu.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidaklah seorang menimbun
barang melainkan pelaku maksiat.” (HR Muslim).
Y
berdasarkan musim. Allah berfirman, yang artinya, “Karena kebiasaan
orang-orang Quraisy (yaitu) kebiasaan mereka bepergian (berdagang) pada
musim dingin dan musim panas.” (QS Al-Quraisy: 1-2). Pada musim panas
biasanya mereka berdagang sampai Busra (Syria). Pada musim dingin
M
mereka berdagang sampai Yaman. Demikian pula yang dilakukan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, terutama sebelum pada masa
kenabian. Pasar yang terkenal pada masa jahiliyah yang terletak di utara
kota Mekkah meliputi Busra, Dumatul Jandal dan Nazat. Pasar yang
terletak di Selatan kota Mekkah mencakup Mina, Majinna, Ukaz, San’a,
M
Aden, Shihr, Rabiyah, Sohar dan Doba. Sedangkan pasar yang di Timur
kota Mekkah terdiri dari Musyaqqar, Sofa dan Hijar.
Segmentasi demografi yang dilakukan Muhammad adalah pasar
yang dikelompokkan berdasarkan keluarga, kewarganegaraan dan kelas
U
Y
di sekitar kita. Di sisi lain, kondisi masyarakat dalam mensikapi lahirnya dan
beroperasinya lembaga syariah dapat dikelompokkan ke dalam masyarakat
yang mengedepankan pada emosional keagamaan dan masyarakat yang
mengedepankan rasional ekonomi.
M
Oleh karena itu, dari titik tolak yang terjadi ini, perlu dilakukan
kajian tentang–kalau meminjam istilah pemasaran konvensional–
konsep marketing mix yang sesuai dengan tuntunan syariah.
Dengan kata lain, konsep marketing mix ini akan dianalisis dan dikaji
M
secara mendetail dengan menggunakan rujukan dari Al-Quran, Al-
Hadis, ijma’ dan qiyas. Dengan harapan hasilnya dapat ditemukan
konsep marketing mix berdasarkan tuntunan ajaran Islam.
Pengertian “marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses
to pursuit its marketing objectives in the target market”. Oleh karena dalam
U
Y
Berkaitan dengan bauran pemasaran konvensional, maka penerapan
dalam syariah akan merujuk pada konsep dasar kaidah fikih. Yakni: Al-
ashlu fil-muamalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun ’ala tahrimiha, yang
M
artinya, “Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
C. Latihan Soal
M
1. Jelaskan sembilan etika pemasaran yang diajarkan oleh Islam!
2. Bagaimana tanggapan anda mengenai model pemasaran bisnis
MLM, apakah sudah sesuai dengan etika pemasaran Islam ?
U
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an al Karim, Departemen Agama RI.
Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: Karim Bisnis
D
Konsulting, 2005.
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,
Cetakan I, 2006, Mizan Pustaka.
Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2003, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi 9,
Jilid 1 dan 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 1 dan
2, Penerbit Prehallindo, Jakarta.
Y
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Membangun Bisnis dengan
Nilai-nilai Syariah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad
M
Saw. Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
1. Menjelaskan tentang bagaimana Nabi Muhammad membangun
bisnisnya.
2. Menjelaskan tentang sifat-sifat Nabi Muhammad yang bisa
U
B. Uraian Materi
1. Cara Nabi Muhammad Membangun Bisnis
Kelahiran Nabi Muhammad merupakan peristiwa yang tiada
bandingnya dalam sejarah umat manusia, karena kehadirannya telah
membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia bahkan
alam semesta (rahmatul-lillamin 21: 107) beliau adalah utusan Allah
Swt. yang terakhir sebagai pembawa kebaikan dan kemaslahatan bagi
seluruh umat manusia. Michael Hart dalam bukunya, menempatkan
77
beliau sebagai orang nomor satu dalam daftar seratus orang yang memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam sejarah. Kata Hart, Muhammad Saw.
terpilih untuk menempati posisi pertama dalam urutan seratus tokoh
dunia yang paling berpengaruh, karena beliau merupakan satu-satunya
manusia yang memiliki kesuksesan yang paling hebat di dalam kedua
bidang-bidang sekaligus: agama dan bidang duniawi.
Kesuksesan Nabi Muhammad Saw. telah banyak dibahas para ahli
sejarah, baik sejarawan Islam maupun sejarawan Barat. Salah satu
sisi kesuksesan Nabi Muhammad adalah kiprahnya sebagai seorang
padagang (wirausahawan). Namun, sisi kehidupan Nabi Muhammad
Y
sebagai pedagang dan pengusaha kurang mendapat perhatian dari
kalangan ulama pada momentum peringatan maulid Nabi. Karena itu,
dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. di tahun
1427 H ini, kita perlu merekonstruksi sisi tijarah Nabi Muhammad Saw.,
Y
perdagangan seperti kebanyakan pedagang-pedagang lainnya. Tiga dari
perjalanan dagang Nabi setelah menikah, telah dicatat dalam sejarah:
pertama, perjalanan dagang ke Yaman, kedua, ke Najd, dan ketiga ke
Najran. Diceritakan juga bahwa di samping perjalanan-perjalanan
M
tersebut, Nabi terlibat dalam urusan dagang yang besar, selama musim-
musim haji, di festival dagang Ukaz dan Dzul Majaz. Sedangkan musim
lain, Nabi sibuk mengurus perdagangan grosir pasar-pasar kota Makkah.
Dalam menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad jelas menerapkan
prinsip-prinsip manajemen yang jitu dan handal sehingga bisnisnya
M
tetap untung dan tidak pernah merugi.
Muhammad did his dealing honestly and fairly and never gave his customers
to complain. He always kept his promise and delivered on time the goods
of quality mutually agreed between the parties. He always showed a gread
sense of responsibility and integrity in dealing with other people. Bahkan
dia mengatakan: His reputation as an honest and truthful trader was well
established while he was still in his early youth.
Y
prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran
akademis di penghujung abad ke-20 atau awal abad ke- 21. Prinsip bisnis
modern, seperti tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen (costumer
satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kompetensi,
M
efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif, semuanya
telah menjadi gambaran pribadi, dan etika bisnis Muhammad Saw.
ketika ia masih muda.
Pada zamannya, ia menjadi pelopor perdagangan berdasarkan
M
prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang fair, dan sehat. Ia tak segan-
segan mensosialisasikannya dalam bentuk edukasi langsung dan
statemen yang tegas kepada para pedagang. Pada saat beliau menjadi
kepala negara, law enforcement benar-benar ditegakkan kepada para pelaku
bisnis nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas Pacta Sur Servanda
U
yang kita kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian.
Di tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan
transaksi, yang dibangun atas dasar saling setuju. “Sesungguhnya
transaksi jual-beli itu (wajib) didasarkan atas saling setuju (ridla)”. Terhadap
D
Y
pasar di Utara dan Selatan dengan modalnya. Ini dilakukan kadang-
kadang dengan kontrak biaya (upah), modal perdagangan, dan kontrak
bagi hasil.
Dalam dunia manajemen, kata benar digunakan oleh Peter Drucker
M
untuk merumuskan makna efisiensi dan efektivitas. Efisiensi berarti
melakukan sesuatu secara benar (do thing right), sedangkan efektivitas
adalah melakukan sesuatu yang benar (do the right thing).
Efisiensi ditekankan pada penghematan dalam penggunaan input
M
untuk menghasilkan suatu output tertentu. Upaya ini diwujudkan melalui
penerapan konsep dan teori manajemen yang tepat. Sedangkan efektivitas
ditekankan pada tingkat pencapaian atas tujuan yang diwujudkan melalui
penerapan leadership dan pemilihan strategi yang tepat
Prinsip efisiensi dan efektivitas ini digunakan untuk mengukur
U
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(QS Al-Ahzab:21)
Y
beliau dalam berdakwah, yaitu istiqomah. Istiqomah berarti keajegan
dalam berusaha, atau dengan kata lain kontinuitas dalam menjalankan
sesuatu. Berkaitan dengan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad dalam
M
kehiudpan sehari-hari, beliau menerapkannya dalam setiap sisi
kehidupan, dalam pergaulan dengan kaum muslimin dan sahabat
maupun dengan orang-orang kafir. Dalam berdagang maupun dalam
berdakwah sifat-sifat tersebut melekat erat dan tercermin dalam sikap
beliau.
M
Berkaitan dengan sifat mulia dan terpuji nabi Muhammad,
sifat-sifat terebut dapt diterapkan dalam kehidupan berbisnis atau
bermuamalah di jaman sekarang. Karena dilihat dari manapun semua
etika bisnis ataupun aturan bermula dan berakar dari 5 hal yang menjadi
U
1. Fathonah
Kecerdasan menjadi kunci dasar dalam dakwah Rasulullah, karena
untuk menyampaikan 6.236 ayat Al-Qur’an kemudian menjelaskannya
dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Selain itu menerpkan dan menerjemahkan dalam kejadian sehari-hari juga
Y
akan menguasai bidangnya, menjadi seorang profesional, dan mampu
menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat.
2. Amanah
M
Amanah berarti dapat dipercaya. Seperti diketahui, nabi Muhammad
mendapat gelar al-amin dari suku Quraisy. Apa pun yang beliau ucapkan,
dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai
seorang yang tidak pernah berdusta. Sekalipun seorang kafir Quraisy
lebih mempercayai Nabi Muhammad daripada rekan se-sukunya.
M
Kaitannya dalam sebuah bisnis, sifat amanah adalah salah “alat”
untuk menjalin komunikasi bisnis dan mendapatkan kepercayaan dari
rekan bisnis. Pada dasarnya hal terpenting dalam urusan bisnis dan
peradagangan adalah trust, yang mencerminkan integritas seseorang
U
Y
Dalam berbisnis, kejujuran adalah kunci untuk mendapatkan trust
dari rekan, konsumen maupun manager. Bisnis dengan sifat shiddiq
adalah bisnis yang dijalankan secara jujur, adil, bersaing sehat dan tidak
sampai merugikan pelanggan Kejujuran dalam bisnis bisa diwujudkan
M
dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan, misalnya tepat waktu,
menepati janji, tidak menutupi keburukan, melayani dengan totalitas,
dan pelaporan yang sesuai fakta. Orang yang bersifat sidiq dalam bisnis,
akan melakukan dengan sebenar-benarnya dalam membuat perencanaan,
M
keputusan dan efisien serta efektif dalam implementasi di lapangan.
4. Tabligh
Tabligh berarti menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan
oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan
U
5. Istiqomah
Sifat istiqomah berarti melakukan sesuatu secara terus-menerus,
Y
sikap mantap, tegak, konsisten, atau lebih simpel dikatakan sebagai
kontinuitas. Keistiqomahan nabi Muhammad tidak perlu diragukan
lagi dalam berdakwah menyebarkan ajaran islam. Islam yang menyebar
M
sampai ke seluruh pelosok dunia adalah bukti keitiqomahan beliau.
Apabila beliau tidak istiqomah dalam berdakwah pastilah islam tidak akan
menjadi agama mayoritas penduduk dunia dan sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Dalam lingkungan bisnis, orang yang istiqamah dalam kebaikan
akan mendapatkan ketenangan sekaligus mendapatkan solusi serta
M
jalan keluar dari persoalan yang ada. Istiqomah dalam bisnis berarti
konsisten dalam melakukan usaha dan tahan godaan yang mungkin
menjadi penghambat sampai tujuannya tercapai.
U
C. Latihan Soal
1. Jelaskan Empat sifat Nabi Muhammad dan aplikasinya dalam dunia
bisnis modern!
D
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an al Karim, Departemen Agama RI.
Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: Karim Bisnis
Konsulting, 2005.
Y
Muhammad Syafii Antonio, bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press, 2001.
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Membangun Bisnis dengan
Nilai-nilai Syariah terutama nilai-nilai keadilan dalam berbisnis. Melalui
M
Risetasi, Anda harus mampu:
1. Menjelaskan tentang bagaimana konsep keadilan dalam berbisnis.
2. Menjelaskan tentang keadilan versus keserakahan dan nilai-nilai
syariah dalam bisnis.
U
B. Uraian Materi
1. Konsep Keadilan dalam Bisnis
Dalam kaitan dengan keterlibatan sosial, tanggung jawab sosial
perusahaan berkaitan langsung dengan penciptaan atau perbaikan
kondisi sosial ekonomi yang semakin sejahtera dan merata. Tidak
hanya dalam pengertian bahwa terwujudnya keadilan akan menciptakan
stabilitas sosial yang akan menunjang kegiatan bisnis, melainkan juga
dalam pengertian bahwa sejauh prinsip keadilan dijalankan akan lahir
wajah bisnis yang lebih baik dan etis. Tidak mengherankan bahwa
87
hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah satu topic penting dalam
etika bisnis.
Y
kelompok masyarakat dengan negara. Intinya adalah semua orang atau
kelompok masyarakat diperlakukan secara sama oleh negara dihadapan
dan berdasarkan hukum yang berlaku. Semua pihak dijamin untuk
mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan hukum yang berlaku.
2. Keadilan Komutatif
M
Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang
satu dan yan lain atau antara warganegara yang satu dengan warga
M
negara lainnya. Keadilan komutatif menyangkut hubungan horizontal
antara warga yang satu dengan warga yang lain. Dalam bisnis, keadilan
komutatif juga disebut atau berlaku sebagai keadilan tukar. Dengan kata
lain, keadilan komutatif menyangkut pertukaran yang adil antara pihak-
pihak yang terlibat. Prinsip keadilan komutatif menuntut agar semua
U
3. Keadilan Distributif
Prinsip dasar keadilan distributif yang dikenal sebagai keadilan
ekonomi adalah distribusi ekonomi yang merata atau yang dianggap
adil bagi semua warga negara. Keadilan distributif punya relevansi
dalam dunia bisnis, khususnya dalam perusahaan. Berdasarkan
prinsip keadilan ala Aristoteles, setiap karyawan harus digaji sesuai
dengan prestasi, tugas, dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Pandangan-pandangan Aristoteles tentang keadilan bisa kita dapatkan
dalam karyanya nichomachean ethics, politics, dan rethoric. Lebih khususnya,
dalam buku nicomachean ethics, buku itu sepenuhnya ditujukan bagi
Y
Dari pembedaan ini Aristoteles menghadirkan banyak kontroversi
dan perdebatan seputar keadilan. Lebih lanjut, dia membedakan
keadilan menjadi jenis keadilan distributif dan keadilan korektif. Yang
M
pertama berlaku dalam hukum publik, yang kedua dalam hukum perdata
dan pidana. Kedailan distributif dan korektif sama-sama rentan terhadap
problema kesamaan atau kesetaraan dan hanya bisa dipahami dalam
kerangkanya. Dalam wilayah keadilan distributif, hal yang penting ialah
bahwa imbalan yang sama-rata diberikan atas pencapaian yang sama rata.
M
Pada yang kedua, yang menjadi persoalan ialah bahwa ketidaksetaraan
yang disebabkan oleh, misalnya, pelanggaran kesepakatan, dikoreksi
dan dihilangkan.
Keadilan distributif menurut Aristoteles berfokus pada distribusi,
U
Y
laian yang terakhir itu dapat menjadi sumber pertimbangan yang hanya
mengacu pada komunitas tertentu, sedangkan keputusan serupa yang
lain, kendati diwujudkan dalam bentuk perundang-undangan, tetap
merupakan hukum alamjika bisa didapatkan dari fitrah umum manusia.
1. Prinsip No Harm
U
Y
Prinsip keadilan tukar atau prinsip pertukaran dagang yang fair,
terutama terwujud dan terungkap dalam mekanisme harga dalam
pasar. Dalam keadilan tukar ini, Adam Smith membedakan antara
M
harga alamiah dan harga pasar atau harga aktual. Harga alamiah adalah
harga yang mencerminkan biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh
produsen, yaitu terdiri dari tiga komponen biaya produksi berupa upah
buruh, keuntungan untuk pemilik modal, dan sewa. Sedangkan harga
pasar atau harga aktual adalah harga yang aktual ditawarkan dan dibayar
M
dalam transaksi dagang didalam pasar.
keadilan sosial sebagai the difference principle dan the principle of fair equality
of opportunity. Inti the difference principle, adalah bahwa perbedaan sosial
dan ekonomis harus diatur agar memberika manfaat yang paling besar
bagi mereka yang paling kurang beruntung. Istilah perbedaan sosil-
D
Y
yang paling lemah. Hal ini terjadi kalau dua syarat dipenuhi. Pertama,
situasi ketidaksamaan menjamin maximum minimorum bagi golongan
orang yang paling lemah. Artinya situasi masyarakat harus sedemikian
rupa sehingga dihasilkan untung yang paling tinggi yang mungkin
M
dihasilkan bagi golongan orang-orang kecil. Kedua, ketidaksamaan diikat
pada jabatan-jabatan yang terbuka bagi semua orang. Maksudnya supaya
kepada semua orang diberikan peluang yang sama besar dalam hidup.
Berdasarkan pedoman ini semua perbedaan antara orang
M
berdasarkan ras, kulit, agama dan perbedaan lain yang bersifat
primordial, harus ditolak. Lebih lanjut John Rawls menegaskan bahwa
maka program penegakan keadilan yang berdimensi kerakyatan haruslah
memerhatikan dua prinsip keadilan, yaitu, pertama, memberi hak dan
kesempatan yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas seluas
U
Y
mendasar (hak asasi) yang harus dimiliki semua orang. Dengan
kata lain, hanya dengan adanya jaminan kebebasan yang sama bagi
semua orang maka keadilan akan terwujud (Prinsip Kesamaan Hak).
Prinsip the greatest equal principle, menurut penulis, tidak lain adalah
M
“prinsip kesamaan hak” merupakan prinsip yang memberikan
kesetaraan hak dan tentunya berbanding terbalik dengan beban
kewajiban yang dimiliki setiap orang (i.c. para kontraktan). Prinsip
ini merupakan ruh dari asas kebebasan berkontrak.
M
b. ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa
sehingga perlu diperhatikan asas atau prinsip berikut: (1) the different
principle, dan (2) the principle of fair equality of opportunity. Prinsip ini
diharapkan memberikan keuntungan terbesar bagi orang-orang yang
kurang beruntung, serta memberikan penegasan bahwa dengan
U
kondisi dan kesempatan yang sama, semua posisi dan jabatan harus
terbuka bagi semua orang (Prinsip Perbedaan Objektif). Prinsip
kedua, yaitu “the different principle” dan ”the principle of (fair) equality
of opportunity”, menurut penulis merupakan “prinsip perbedaan
D
Y
hidupnya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, pertanggung
jawaban moralitas ”kelebihan” dari mereka yang beruntung harus
ditempatkan pada ”bingkai kepentingan” kelompok mereka yang
M
kurang beruntung. “The different principle” tidak menuntut manfaat
yang sama (equal benefits) bagi semua orang, melainkan manfaat yang
sifatnya timbal balik (reciprocal benefits), misalnya, seorang pekerja
yang terampil tentunya akan lebih dihargai dibandingkan dengan
pekerja yang tidak terampil. Disini keadilan sebagai fairness sangat
M
menekankan asas resiprositas, namun bukan berarti sekadar ”simply
reciprocity”, di mana distribusi kekayaan dilakukan tanpa melihat
perbedaan-perbedaaan objektif di antara anggota masyarakat. Oleh
karenanya, agar terjamin suatu aturan main yang objektif maka
keadilan yang dapat diterima sebagai fairness adalah pure procedural
U
Y
Jalan keluar untuk memecahkan persoalan perbedaan dan
ketimpangan ekonomi dan sosial yang antara lain disebabkan oleh
pasar adalah bahwa di samping menjamin kebebasan yang sama bagi
semua, negara dituntut untuk mengambil langkah dan kebijaksanaan
M
khusus tertentu yang secara khusus dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi kelompok yang secara objektif
tidak beruntung bukan karena kesalahan mereka sendiri. Langkah atau
kebijaksanaan khusus ini memang hanya dimaksudkan untuk kelompok
yang memang atas kemampuan mereka sendiri tidak bisa memperbaiki
M
kondisi sosial dan ekonomi mereka. Jadi jalan keluar yang diajukan
atas ketimpangan ekonomi adalah dengan mengandalkan kombinasi
mekanisme pasar dan kebijaksanaan selektif pemerintah yang khusus
ditujukan untuk membantu kelompok yang secara objektif tidak mampu
U
Y
adil, baik dari sisi distribusi dan prosedur atau dikenal keadilan distributif
dan keadilan prosedural. Ketika para karyawan merasa diperlakukan adil,
dalam jiwa mereka akan tumbuh dua jenis outcome berupa kepuasan
dan komitmen kerja.
M
Keadilan terhadap karyawan bukan berarti tidak boleh menurunkan
gaji karyawan. Hal itu boleh saja dilakukan asal dilakukan dengan
seadil-adilnya. Pemimpin perusahaan KLA Instrumen, Ken Levy
menggunakan prinsip keadilan yang saya maksud, ketika perusahaan
M
tersebut mengalami kesulitan. Ia mengatakan dalam suatu rapat ”Pada
hari ini saya menghendaki gaji karyawan dipotong 10%, tetapi karena
saya mendapat gaji myang paling besar, maka saya mohon dipotong 20%”.
Di luar dugaan, orang yang menghadiri rapat tersebut bukannya menjadi
kesal karena pemotongan itu, tetapi mereka sepakat dan karyawan tetap
U
Y
usaha yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yang terbaik.
Namun persaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan
berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti
mematikan saingan atau pesaing. Dengan demikian persaingan harus
Y
rekayasa akuntansi. Penipuan ini telah menenggelamkan kepercayaan
investor terhadap korporasi AS dan menyebabkan harga saham dunia
menurun serentak di akhir Juni 2002. Dalam perkembangannya, Scott
M
Sullifan (CFO) dituduh telah melakukan tindakan kriminal di bidang
keuangan dengan kemungkinan hukuman 10 tahun penjara. Pada saat
itu, para investor memilih untuk menghentikan atau mengurangi
aktivitasnya di bursa saham.
Dugaan penggelapan pajak IM3 diduga melakukan penggelapan
M
pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku
Desember 2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar
dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu,
U
Y
aku telah menjadikannya di antara kamu sekalian sebagai hal yang di
haramkan, maka janganlah kamu saling mengzalimi.”
Allah mencintai orang-orang yang adil dan membeci orang-orang
yang berbuat zalim, bahkan melaknat mereka. Firman-Nya, “Ingatlah,
M
kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim” (QS Hud: 18).
Keserakahan dalam mengumpulkan harta merupakan bagian dari
bentuk kezaliman.
Syaik Al-Qaradhawi mengatakan, sesungguhnya pilar penyangga
M
kebebasan ekonnomi yang berdiri di atas pemuliaan fitrah dan harkat
manusia disempurnakan dan ditentukan oleh pilar penyangga yang lain,
yaitu keadilan. Keadilan dalam islam bukanlah prinsip yang sekunder.
Ia adalah dasar dan fondasi kokoh yang memasuki semua ajaran dan
hukum islam berupah akidah,syariah, dan akhlak (moral).
U
Y
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS Al-Nahl: 90).
Sikap adil, misalnya, dibutuhkan ketika seseorang praktisi
perbankan syariah menentukan nisbah mudharabah, musyarakah, wakalah,
wadiah, dan sebagainya. Sikap adil juga diperlukan ketika asuransi
M
syariah menentukan bagi hasil dalam surplus underwriting, penentuan
bunga teknik (bunga teknik tidak ada dalam asuransi syariah), dan
bagi hasil investasi antara perusahaan dan peserta. Begitu juga ketika
para pemasar melakukan penjualan produk-produk konsumsi, haruslah
M
selalu menjaga nilai-nilai keadilan. Karena itu, transparansi dalam bisnis
perbankan, asuransi, leasing, obligasi, pasar modal, dan perdagangan
menjadi sangat penting.
Islam secara jelas menjelaskan ketulusan dan transparansi dalam
bermuamalah (berbisnis). Al-Quran dengan tegas menekankan perlunya
U
hal ini dalam nilai semua ukuran. Allah berfirman, “ Dan berikanlah
ukuran yang penuh dengan timbangan dengan adil” (QS Al-An’am: 152).
Dalam ayat lain dikatakan, “Maka berikanlah ukuran dan timbangan
D
sepenuhnya tanpa merampas apa yang telah menjadi hak mereka, dan jangan
membuat kerusakan di bumi setelah diperbaiki. Hal ini baik bagimu jika kamu
sekalian beriman” (QS Ali Imran: 85).
Termasuk dalam prinsip keadilan adalah memenuhi hak pekerja
atau buruh. Dalam prinsip keadilan Islam, seorang pekerja yang
mencurahkan jerih payah dan keringatnya tidak boleh dikurangi atau
ditunda-tunda gaji atau upahnya. Allah Swt. berfirman, “sesungguhnya
Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalnya
dengan baik” (QS Al-Kahfi: 30).
Y
bentuk keadilan sosial dalam Islam tentang alam, kehidupan, dan
manusia. Keadilan sosial tidak lain hanyalah cabang dari prinsip besar,
di mana seluruh pembahasan Islam harus dirujukkan kepadanya.”
Islam adalah suatu undang-undang yang mengatur semua sistem
M
kehidupan manusia secara keseluruhan, tidak memecahkan persoalan-
persoalan yang ada di dalamnya secara acak, tidak pula menghadapinya
sebagai bagian-bagian yang terpisah satu sama lain. Hal ini karena
islam memiliki konsep yang menyeluruh dan lengkap tentang
M
alam,kehiudupan, dan manusia. Kepadanya berpangkal semua persoalan
cabang dan yang bersifat perincian; semuanya diikat dalam teori-teori,
kaidah-kaidah, syariat-syariat secara keseluruhan baik ibadah khusus
(ibadah mahdhah) maupun ibadah muamalahnya. Semua keluar dari
konsep yang lengkap, sempurna dan terpadu.
U
mencega dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah...” (QS Ali
Imran: 110). “dan demikian pula kami telah menjadikan kamu sekalian
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan
manusia dan agar Rasul menjadi saksi pula atas perbuatanmu...” (QS
Al-Baqarah: 143).
Dr. Mustaq Ahmad mengatakan, para pelaku bisnis muslim
diharuskan berhati-hati agar jangan sampai melakukan tindakan yang
merugikan dan membahayakan orang lain atau malah merugikan dirinya
sendiri akibat tindakan-tindakannya dalam dunia bisnis.
Y
“Dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui” (QS Al-Baqarah: 102).
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah yang halal lagi baik dari
M
apa yang terdapat di dalam bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu” (QS Al-Baqarah:168). Mehalalkan segala cara dalam rangka
untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya, sekalipun
mengorbankan hak-hak orang lain adalah manifsetasi sifat
M
keserakahan yang muncul karena banyak mengikuti nafsu setan.
“Dan sesungguhnya orang-orang yang menukar janjinya dengan Allah
dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak
mendapat bagian (pahala) di akhirat, dah Allah tidak akan berkata-kata
dengan mereka dan tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, dan tidak
U
(pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka, azab yang pedih” (QS Ali
Imran: 77).
“Kamu menghendaki harta benda dunia, sedangkan Allah menghendaki
(pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”
D
Y
“... Kamu tidak (boleh) menzalimi dan pula dizalimi...” (QS Al-Baqarah:
279)
“...Dan Allah tidak menyukai mereka yang berbuat zalim ....” “... Dan
Allah tidak menyukai mereka yang berbuat kerusakan...”
C. Latihan Soal
M
1. Jelaskan Jenis keadilan dalam berbisnis!
M
2. Islam mengajarkan nilai-nilai keadilan dalam aktivitas bisnis
umatnya, bagaimana aplikasi konsep keadilan apabila diterapkan
pada lembaga keuangan syariah?
U
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an al Karim, Departemen Agama RI.
Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: Karim Bisnis
D
Konsulting, 2005.
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,
Cetakan I, 2006, Mizan Pustaka.
Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2003, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi 9,
Jilid 1 dan 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 1 dan
2, Penerbit Prehallindo, Jakarta.
Y
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada Bab ini akan dijelaskan Analisis Lingkungan Bisnis dengan
Pendekatan 4C (Change, Competitor, Customers dan Company): Setelah
M
mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengunaan 4C (change, competitor, customer dan company).
2. Menggambarkan bisnis di masa mendatang dengan menggunakan
analisis (change, competitor, customer dan company).
U
B. Uraian Materi
1. Change, Competitor, Customer dan Company
D
105
kondisi pasar yang dinamis, Hermawan Kartajaya (Pakar Marketing)
mengembangkan konsep Sustainable Marketing Enterprise (SME) di
mana dalam konsep tersebut terdapat Marketing-in sub Model terdiri
dari Outlook, Architecture, dan Scorecard.
Y
1. Analisis Perubahan yang terjadi (Change/Value Migrator). Ada
beberapa aspek yang memengaruhi terjadinya perubahan, antara
lain teknologi, politik-hukum, sosial budaya, ekonomi dan pasar.
Perubahan ini mencakup seberapa pasti/tidak pasti perubahan
M
tersebut, seberapa penting atau tidak penting perubahan tersebut.
contoh dampak Perubahan teknologi saat ini dapat kita lihat pada
penggunaan internet, twitter, facebook. Bahkan saat ini perubahan
sosial juga merambah ke dunia online. Perusahaan-perusahaan saat
M
ini juga berlomba-lomba memperbaiki teknologi, terutama industri
perbankan yang banyak menawarkan fitur-fitur layanan ATM dan
kemudahan lain yang berhubungan dengan teknologi.
2. Analisis Customer (Value Demander). Customer merupakan value
demander, yang mana kebutuhan daya beli, keputusan merupakan di
U
Y
organisasi cukup mudah, “ambil saja alam semesta, kurangi bagian yang
mewakili organisasi, sisanya adalah lingkungan”. Namun lingkungan
tidaklah sesederhana itu definisinya. Menurut Smircich and Stubbart,
(1985); Mansfield, (1990) dalam Brooks and Weatherston (1997: 4),
M
definisi lingkungan memiliki masalah intelektual, sehingga para peneliti
mengkategori-kannya dengan pendekatan yang berbeda. Dalam konteks
manajemen strategi lingkungan didefinisikan berdasarkan dekat dan
jauhnya lingkungan dari organisasi atau langsung dan tidak langsungnya
lingkungan memengaruhi organisasi. Lingkungan yang paling dekat
M
dengan organisasi atau disebut juga task environment, industry environment
(Hitt 1997: 22; Pearce & Robinson, 2000: 71), specific environment
(Robbins, 1994:231) yaitu lingkungan yang langsung memengaruhi
strategi, mencakup pesaing, pemasok, pelanggan dan serikat dagang.
U
Y
Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan internal
(internal environment) dan lingkungan eksternal (external environment)
(Wheleen and Hunger, 2000: 8; Hitt, 1997: 6). Lingkungan internal
M
terdiri dari struktur (structure), budaya (culture), sumber daya (resources)
(Wheelen & Hunger, 2000: 10). Lingkungan internal perlu dianalisis
untuk mengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses)
yang ada dalam perusahaan. Struktur adalah bagaimana perusahaan di
M
organisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus
kerja. Struktur sering juga disebut rantai perintah dan digambarkan
secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi. Budaya merupakan
pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh
anggota organisasi.
U
Y
lokasi geograpis, akses terhadap materiil, jaringan distribusi dan
teknologi). Jika perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber
daya tersebut maka, ketiga sumber daya di atas memberikan perusahaan
M
sustained competitive advantage.
Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi
dan perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan (opportunities) dan
ancaman (threath) yang akan dihadapi perusahaan. Terdapat dua perspektif
untuk mengkonseptualisasilkan lingkungan eksternal.
M
Pertama, perspektif yang memandang lingkungan eksternal sebagai
wahana yang menyediakan sumber daya (resources). Kedua, perspektif
yang memandang lingkungan eksternal sebagai sumber informasi.
Perspektif pertama berdasar pada premis bahwa lingkungan eksternal
U
Y
strategi yang dijalankan perusahaan.
Teori kontinjensi (contingency theory) menyatakan bahwa
keselarasan antara strategi dengan lingkungan bisnis eksternal
menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Teori kontijensi juga
M
bermakna bagaimana perencanaan strategi mampu memenuhi
tuntutan lingkungan, yang mana jika tidak tercipta keselarasan antara
perencanaan strategi dengan lingkungan bisnis eksternal dapat berakibat
munculnya krisis organisasi atau perusahaan. Keselarasan antara
M
strategi organisasi dengan lingkungan eksternalnya merupakan fokus
kajian manajemen stratejik. Pendekatan dengan menggunakan teori
kontijensi ini mendapat dukungan dari banyak pakar. Bukti empiris
yang ada pada umumnya menunjukkan bahwa perusahaan yang
berhasil menyelaraskan strateginya dengan lingkungan eksternal yang
U
Y
“Bagaimana respon yang tepat yang akan saya lakukan atas perubahan
yang sudah saya perkirakan”.
Riset yang dilakukan Coourtney, Kirkland, dan Viguere (1997),
M
agaknya mendukung apa yang ditemukan Miliken. Menurut para
konsultan dari McKinsey ini, ada dua kategori informasi yang
menentukan ketidakpastian. Kategori pertama, apakah informasi
tersebut dapat mengidentifikasi trend yang jelas, seperti misalnya
informasi tentang demografi yang dapat menggambarkan permintaan
M
potensial. Untuk ketidaktahuan informasi kategori ini, tingkat
ketidakpastian yang dihadapi perusahaan adalah tingkat pertama. Pada
tingkat ini, ketidakpastian bisa dipecahkan dengan analisis sederhana
dengan satu prediksi saja. Analisis yang kita lakukan misalnya dengan
U
riset pasar, analisis 5 (lima) kekuatan Porter, analisis rantai nilai atau
penggunaan analisis arus kas diskonto.
Kategori kedua adalah, informasi yang tadinya tidak dikenal yang
didekati dan diketahui dengan analisis yang lebih mendalam. Pada
D
Y
Pada ketidakpastian tingkat ini, sejumlah elemen ketidakpastian saling
berinteraksi. Lingkungan sudah sulit untuk diprediksi arahnya, karena
itu sulit pula menentukan rentang hasil yang akan diperoleh dengan
menjalankan strategi. Karena rentang hasilnya sulit didapatkan, maka
M
rentang pilihan skenario yang bisa dibuat pada tingkat 3 dan tingkat 2
sudah tidak dapat dilakukan lagi pada tahap ini. Analisis lebih banyak
dilakukan pada aspek kualitatif ketimbang kuantitatif. Namun demikian,
tetap dianjurkan untuk tidak terlalu mengandalkan intuisi karena
ketidakpastian mungkin bisa dipecahkan dengan memerhatikan kejadian
M
yang lama, atau kasus tertentu pada perusahaan sejenis.
Dengan berbagai tantangan ketidakpastian di atas perusahaan harus
selalu siap untuk berubah. Bahkan, kenyataan ini membuat banyak
pihak menjadi skeptis dengan proses perencanaan strategis. Kantor
U
ketika proses tersebut berakhir dunia sudah berubah dan akan terus
berubah? Jadi, apakah strategi masih relevan?”.
Apa yang dikemukakan oleh Miliken, maupun laporan dari Courtney,
Kirkland dan Viguere, mengkaitkan informasi sebagai sumber utama
ketidakpastian. Dalam hubungan itu, ada beberapa hal dilingkungan
perusahaan yang memberikan ketidakpastian. Duncan (1972),
menyebutkan bahwa ada 5 (lima) faktor yang terlibat, antara lain:
1. Pemerintah sebagai regulator
2. Pelanggan
Y
2. Perilaku distributor
3. Perilaku konsumen
4. Persaingan
M
5. Dampak peraturan pemerintah
6. Dampak perkembangan tekhnologi
7. Jasa lembaha keuangan
M
Faktor-faktor di atas kerap menjadi bagian dalam proses analisis
eksternal oleh perusahaan-perusahaan yang sedang mengembangkan
perencanaan strategis.
Y
Pada pertengahan tahun 1990-an misalnya, penggunaan telepon
selular masih sangat terbatas. Namun sekarang bisa kita lihat, bahkan
anak sekolah Dasr pun punya telepon selular. Dengan sangat mudah,
M
kita berkomunikasi dan juga menerima informasi. Hal inilah yang
akhirnya menciptakan peluang-peluang baru. Maka, seiring dengan
kemajuan teknologi dan tuntutan dari pasar, bermunculan produk baru
seperti MP3 player, PDA phone, camera phone, handycam, digital camera, dan
lain sebagainya.
M
Dalam buku Beyond Mobile; People, Communications, and Marekting
in Mobilized World, karya Mats Lindgren, Jorgrn Jedbratt, dan Erika
Svensson, diterangkan bahwa mobile marketplace menjadi ancaman dan
sekaligus peluang bagi setiap perusahaan. Setiap konsumen menjadi raja
U
Y
b. Be Respectful to Your Competitors (Competitor)
Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus
memerhatian cara mereka menghadapi menghadapi persaingan usaha
M
yang serba dinamis. Globalisasi dan perubahan teknologi mencipatkan
persaingan usaha yang ketat. Pasar menjadi semakin kompleks dan tidak
mudah ditebak. Informasi yang didapat menjadikan perusahaan dengan
mudahnya mengakses info mengenai pesaing dan persaingan. Perang
M
yang terjadi di pasar menjadi semakin terbuka akibat pengaruh dari
perkembangan komunikasi, seperti yang disebut dalam buku Wharton
on Dynamic Competition Stategys, “As market boundaries become more blurred,
bringing new outsiders into once stable industries, competition has become more
complex and multidimentional.” Karena itu, persaingan usaha yang terjadi
U
kitab suci menceritakan bahwa persaingan ini sudah terjadi sejak nabi
Adam, yaitu ketika terjadi pertikaian antara kedua putra beliau ; Habil
dan Qabil, yang mengakibatkan Habil meninggal ditangan Qabil.
Dalam konteks kehidupan saat ini, semakin banyaknya manusia yang
memiliki sifat seperti Qabil, mereka selalu tidak puas, tidak mau kalah dan
selalu iri terhadap keberhasilan orang lain. Seperti kata pepatah, “Rumput
tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”. Banyak perusahaan besar
yang arogan, tidak mau kalah, dan selalu merasa benar sendiri, sehingga
akhirnya perusahaan itu hancur dengan sendirinya.
Y
untuk tidak terpengaruh oleh permainan bisnis seperti itu. Jika anda
mempunyai emotional intellegence (EQ) yang baik dan menerapkan praktik
bisnis yang baik, ketika pesaing menyerang anda dengan serangan yang
tidak etis, yang anda harus lakukan adalah dengan tidak melakukan
M
apa-apa. Ya, tidak usah membalas perlakuan pesaing anda tadi. Cepat
atau lambat pesaing anda akan merasakan bahwa tindakan mereka yang
tidak adil justru akan membawa dampak negatif pada mereka.
Y
seakan menjadi satu juga ketika bangsa Arab memerintah di wilayah
Timur Tengah, Afrika Utara, Portugis, Spanyol, Perancis, dan wilayah
Eropa lainnya. Perekonmian dan pemerintahan Islam dijalankan,
penemuan-penemuan di berbagai bidang ilmu dilahirkan, dan kehidupan
M
berjalan dengan makmurnya. Di abad ke-21 ini kita disatukan dengan
perkembangan teknologi yang menyatukan bangsa-bangsa di dunia.
Di era glonalisasi seperti sekarang, masyarakat menjalani
kehidupannya secara paradoks. Sebagai contoh, internet mempermudah
M
kita memperoleh informasi global secara massal. Namun, dilain pihak,
terlalu banyak informasi yang ada membuat kita menjadi kebingungan,
mana informasi yang benar atau mana informasi yang sebenarnya
dibutuhkan. Banyaknya pilihan yang ada justru membuat kita semakin
sulit memilih. Paradoks yang terjadi ini mengharuskan kita untuk
U
fokus terhadap apa yang terpenting dalam hidup dan dalam aktivitas
sehari-hari.
Derasnya arus informasi serta tuntutan masyarkat dunia terhadap
globalisasi mendorong terjadinya paradoks di masyarkat. Di satu sisi,
D
“In turbulent time, in time of great change, people head for two extremes;
fundamentalism and personal, spiritual experience…with no membership
Y
lists or even a coherent philosophy or dogma, it is difficult to efine or
measure the unorganized New Age movement. But, in every major U.S.
and European city, thousand who seek insight and personal growth cluster
around a metaphysical bookstore, a spiritual teacher, or an education center.”
M
Bagi umat beragama, globalisasi membawa banyak manfaat dan
peluang. Karena itu kita mesti belajar satu sama lain tanpa meninggalkan
jati diri kita. Karena itulah, kita lihat umat Islam mulai menerapkan
perekonomian secara syariah.
M
Perekonomian Islam dimulai dengan kehadiran perbankan syariah
sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan etika, dengan dasar Al-
Qur’an dan Hadis. Salah satu tonggak utama berdirinya perbankan
syariah ini adalah dengan beroperasinya Mit Ghamr Local Saving ank
U
Y
kembali prinsip-prinsip dasar perusahaannya. Perusahaan-perusahaan
besar yang sukses di abad ke-21 ini umumnya dapat mendeteksi
perubahan yang terjadi di pasar dan bagaimana mereka tetap konsisten
menjalankan nilai-nilai dan prinsip dasar perusahaannya. General
M
Electris, di bawah kepemimpinan Jack Welch, berhasil menorehkan
sejarah sebagai salah satu perusahaan yang sukses karena prinsip dasar
perusahaan yang dianutnya. Prinsip mereka terkenal dengan nama “GE
WAY”, dengan nilai-nilai sebagai berikut.
M
GE VALUES
GE Leaders… Always with Unyielding Integrity:
1) Have a Passion for Excellence and Hate Bureaucracy
2) Are Open to Ideas from Anywhere.. and Comitted to Work-Out
U
3) Live Quality… and Drive Cost and Speed for Competitive Edge
4) Have the Self-Confidence to Involve Everyone and Behave in a
Boundaryless Fashion
D
Y
Dengan menerapkan GE Values secara konsisten dan menyeluruh
di perusahaannya, Jack Welch telah berhasil membawa perusahaannya
mencapai kejayaan. Ia berhasil menjadi pemimpin yang dikagumi
si seluruh dunia dan kepemimpinannya dijadikan contoh bagi para
M
pemimpin perusahaan besar. Bagi Jack Welch, perubahan yang terjadi
dalam kehidupan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Tetapi
kenyataannya banyk manajer perusahaan yang takut akan perubahan
dan merasa aman dengan kondisi di mana mereka merasa nyaman.
M
Change is a big part of reality of business. Teke the business environment it’s
constantly changing. New competitors. New products. Any business that ignores
these facts is doomed to collapse.
The Body Shop, sebuah perusahaan kosmetik yang pernah terpilih
sebagai Company of the year pada 1987, merupakan salah satu
U
perusahaan yang sukses berkat nilai dan prinsip dasar yang dianut
perusahaannya. Sebagai aktivitas lingkungan hidup dan hak asazi
manusia (HAM) Yang gemar melakukan perjalanan ke negara-negara
dunia .
D
Y
2. Support Community Trade
3. Activate Self Esteem
4. Defend Human Rights
5. Protect Our Planet
M
Berikut Kutipan dari perkataan Anita Roddick:
“None of our Products are a matter of life and death, So Camaigning for
M
me became the method by which we could introduce values into a non valuie
industry.”
Apa yang dilakukan Jack Welch dan Anita Roddick ini pada
dasarnya adalah penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan.
U
C. Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan 4C (Change, Competitor,
Customer dan Company)?
2. Jelaskan masing masing contoh dalam pengunaan 4C (Change,
Competitor, Customer dan Company) dalam Implementasi pemasaran
syariah dalam Bisnis?
Y
M. Amin Suma, Asuansi syari’ah dan Asuransi Konvensinal: Tori, system,
aplikasi dan pemasaran, Kholam Publishing, Ciputat, 2006.
Mulyadi. (2001). Balanced Scorecard; Alat Manajemen Kontemporer Untuk
M
Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Syariah
Marketing Strategy Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
M
1. Mendefinisikan pengertian Sharia Marketing Strategy.
2. Mendefinisikan tujuan Sharia Marketing Strategy.
U
B. Uraian Materi
1. Mendefinisikan pengertian Sharia Marketing Strategy
Ketertarikan untuk membahas syariah marketing ini adalah karena
D
123
marketing mix semata, yaitu pembuatan strategi untuk produk
(product), harga (price), tempat (place) atau promosi (promotion). Namun
pengertian terhadap pemasaran itui sendiri cakupannya lebih luas.
Pemasaran saya definisikan sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari
satu inisiator kepada stakeholdersnya. Seperti yang saya tukis dalam
buku Rethinking Marketing: Sustainable Marketing Enterprise in
Asia, inspirasi menyangkut sebuah mimpi (dream), kultur menyangkut
keptribadian (personality), dan institusi menyangkut aktivitas (activity).
Nah agar sukses kita harus mempunyai impian yang akan menjadi driver
dan konsisten dalam melakukan aktivitas.
Y
Ada 17 prinsip syariah marketing sebagai berikut.
Prinsip 1: Information Technology Allows Us to be Transparent (change)
Prinsip 2: Be Respectful to your Competitors (Competitor)
M
Prinsip 3: The Emergence of Customers Global Paradox (Cuctomer)
Prinsip 4: Develop A Spiritual-Based Organization (Company)
Prinsip 5: View Market Universally (Segmentation)
M
Prinsip 6: Target Costumer’s Heart and Soul (Targeting)
Prinsip 7: Build A Belief System (Positioning)
Prinsip 8: Differ Yourself with A Good Package of Content and Context
(Differentiation)
U
Y
3. Syariah Marketing Value untuk memenangkan heart–share
Y
pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok
pasar yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan
untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.
Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan
tingkat tertentu.
M
• Dapat dijangkau (accessible)
Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Cukup besar (substantial)
U
Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat
dilayani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang cukup
bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai.
• Dapat dibedakan (differentiable)
D
Y
Ada empat hal penting yang diinginkan oleh konsumen dalam
memenuhi kebutuhannya, yaitu kualitas, harga, pelayanan, dan
ketepatan waktu. Namun dari keempat hal penting itu, pelayanan
merupakan hal yang paling dominan. Sedang harga dan kualitas
M
sering kali menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Oleh karena
itu segmentasi pasar harus dilakukan agar bisa memberikan
pelayanan yang mengarah dan tepat kepada pasarnya.
3. Strategi pemasaran lebih terarah
M
Dengan melayani pasar yang sifatnya homogen, maka dalam
merencanakan strategi pemasaran, penyusunan bauran pemasaran
(marketing mix) yang meliputi produk, harga, distribusi, dan
promosinya dapat lebih terarah dan lebih tajam.
U
Y
apa saja yang dilakukan perusahaan-perusahaan kompetitor itu
untuk merebut perhatian pasar dalam usaha memenuhi kebutuhan
segmen pasar tersebut.
8. Evaluasi target dan rencana bisnis
M
Setelah mengetahui siapa dan bagaimana karakteristik segmen
pasar yang ditarget, maka perusahaan bisa melakukan evaluasi atas
efektif tidaknya kegiatan pemasaran yang sudah dilakukan selama
periode tertentu, apakah sudah sesuai dengan karakteristik pasar
M
yang ditargetnya, dan juga perusahaan bisa mempelajari apa yang
lebih dan kurang dari strategi yang sudah berjalan, untuk dibuat
perencanaan bisnis selanjutnya di depan.
Y
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian
geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi
yang dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target
operasi perusahaan.
M
2. Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan
tingkat pendidikan.
M
3. Segmentasi Pasar berdasarkan Psikografi
Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan
segmen demografi tertentu merespon suatu stimuli pemasaran.
U
Y
yang lebih besar.
6. Segmentasi berdasarkan situasi penggunaan
Kesempatan atau situasi bisa menentukan apakah konsumen
7.
M
akan membeli atau mengkonsumsi. Segmentasi ini dibuat untuk
membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.
Segmentasi berdasarkan benefit
Bentuk segmentasi yang mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan
M
menfaat berbeda yang mereka cari dari produk merupakan bentuk
segmentasi yang kuat. Sebuah studi yang melakukan pengujian
apakah yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap micro
atau craft beer, teridentifikasi lima keuntungan strategic brand, yaitu:
• Fungsional (contoh kualitas)
U
• Nilai uang
• Manfaat sosial
• Manfaat emosi positif
D
Y
kalangan dan jenis kelamin. Produk Aqua diproduksi untuk semua
kalangan dan untuk dikonsumsi siapa saja.
Secara psikografis, Aqua ditujukan untuk kalangan kelas sosial
M
menengah. Tapi bisa juga untuk kelas kalangan bawah mengingat
ada harga kemasan yang bisa dijangkau kelas kalangan bawah dengan
harga pasar Rp500,- dan Rp3000,- Selain itu Aqua diperuntukkan bagi
orang-orang dengan gaya hidup praktis dan sehat dengan kemasan
yang mudah didapat dan dibawa, sehingga Aqua cocok bagi orang aktif
M
dengan mobilitas yang tinggi.
Y
India, dan negara lainnya.
Secara psikografis, ponsel ini ditujukan bagi orang-orang yang
selalu ingin terhubung dengan internet dengan kecepatan tinggi, gemar
berfoto dan multimedia, juga untuk kebutuhan kerja karena dapat
membuka file dokumen.
melalui dua sisi, taitu: mass marketing dan niche marketing. Menurut
karakteristiknya, pendekatan sejatinya bisa dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu: static attribute segmentation, dynamic attribute segmentation, dan
individual segmentation. Dalam segmentasi static attribute pendekatan yang
dilakukan adalah dengan membagi pasar berdasarkan atribut-atribut
yang statis sifatnya, seperti geografis atau demografis. Segmentasi
geografis membagi pasar berdasarkan negara, kawasan, provinsi, atau
kota. Segmentasi demografis membagi pasar berdasarkan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, jumlah pendapatan, agama, dan pendidikan. Dalam
dynamic attribute segmentation pendekatan yang dilakukan adalah dengan
Y
menentukan target yang akan dibidik usaha kita akan lebih terarah.
Olehnya itu perusahaan harus membidik pasar yang akan dimasuki
sesuai daya saing yang dimiliki (competitive advantage).
Menurut warren dalam bukunya, Global marketing managemen7.
M
kriteria target market adalah market zise dengan potential competition,
dan compatibility dengan feasibility. Tentunya untuk bersaing perusahaan
harus memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sesuai resources
yang dimiliki. Ada tiga hal yang dibutuhkan dalam segmentasi
M
pasar. Pertama bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan
menguntungkan (market zise).
Kedua strategi targeting harus didasarkan pada keunggulan daya saing
perusahaan (competitive advantage). Keunggulan daya saing merupakan
cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan
U
usaha yang ada secara efektif dan efisien sehingga targeting yang
dilakukan akan sesuai dengan keadaan di pasar.
Di tengah situasi persaingan yang semakin crowded ini, perusahaan
tidak bisa lagi sekadar membidik rasio atau benak konsumen. Jika
hanya membidik benak konsumen ini, niscaya konsumen tidak bisa
membedakan keunggulan masing-masing produk, karena sudah terlalu
banyak dan relatif tidak berbeda satu sama lain dari sisi fungsionalnya.
Olehnya itu perusahaan syariah harus mampu membidik hati dan
jiwa konsumennya. Baik yang jangka lama (long-term) maupun yang
bersiifat singkat (short-term)
Y
dikomunikasikan secara konsisten dan tidak berubah-ubah. Perusahaan
syariah harus membangun positioning yang kuat dan positip sangatlah
penting, citra syariah harus bisa dipertahankan dengan menawarkan
value-value yang sesuai prinsip syariah.
M
Saat ini, konsumen memegang peranan kunci untuk pembelian
dan pemakaian produk-produk. Tersedianya berbagai pilihan yang
masing-masing mempunyai sisi positif dan negatifnya, membuat
konsumen selalu membanding-bandingkan produk yang ditawarkan
M
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Untuk itulah positioning
diperlukan agar citra terhadap suatu produk atau perusahaan dapat
terbentuk sesuai dengan niat dan tujuan dari perusahaan.
Menurut Philip Kotler, positioning adalah proses mendesain citra
dari apa yang ditawarkan perusahaan sehingga mempunyai arti dan
U
C. Latihan Soal
1. Jelaskan maksud dari segmentasi, targeting dan positioning dalam
strategy marketing?
Y
2. Bagaimana pola segmentasi, targeting dan positioning yang harus
diterapkan pada perusahaan perbankan syariah?
M
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
M
Budi Wisakseno, Rasionalitas Nasabah Perbankan Syariah, republika, Jumat,
23 Peb 2005.
Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik.
Gema Insani, 2003.
U
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Syariah
Marketing Tactic Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
M
1. Mendefinisikan pengertian Sharia Marketing Tactic.
2. Mendefinisikan tujuan Sharia marketing Tactic.
3. Mampu mengkritisi konsep Sharia Marketing Tactic.
U
B. Uraian Materi
1. Mendefinisikan Pengertian Sharia Marketing Tactic
D
137
Pemasaran bukanlah hanya seperti anggapan orang, yaitu study untuk
menjual. Atau seperti yang dipahami beberapa kalangan hanyalah
marketing mix semata, yaitu pembuatan strategi untuk produk
(product), harga (price), tempat (place) atau promosi (promotion).
Namun pengertian terhadap pemasaran itui sendiri cakupannya lebih
luas. Pemasaran saya definisikan sebagai sebuah disiplin bisnis strategis
yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values
dari satu inisiator kepada stakeholdersnya. Seperti yang saya tukis
dalam buku Rethinking Marketing: Sustainable Marketing Enterprise in
Asia, inspirasi menyangkut sebuah mimpi (dream), kultur menyangkut
keptribadian (personality), dan institusi menyangkut aktivitas (activity).
Y
Nah agar sukses kita harus mempunyai impian yang akan menjadi driver
dan konsisten dalam melakukan aktivitas.
Ada 17 prinsip syariah marketing sebagai berikut.
M
Prinsip 1: Information Technology Allows Us to be Transparent (change)
Prinsip 2: Be Respectful to your Competitors (Competitor)
Prinsip 3: The Emergence of Customers Global Paradox (Cuctomer)
Prinsip 4: Develop A Spiritual-Based Organization (Company)
M
Prinsip 5: View Market Universally (Segmentation)
Prinsip 6: Target Costumer’s Heart and Soul (Targeting)
Prinsip 7: Build A Belief System (Positioning)
U
Y
1. Sharia Marketing Strategy untuk memenangkan mind-share
2. Sharia Marketing Tactic unutuk memenangkan market-share
3. Sharia Marketing Value untuk memenangkan heart–share
M
Dalam syariah marketing strategy yang pertama harus dilakukan
dalam mengeksplorasi pasar. Besarnya ukuran pasar (market size),
pertumbuhan pasar (market growth), keungguklan kompetitif (competitive
advantages) dan situasi persaingan (competitive situation).
M
Setelah menyusun strategi, kita harus menyusun taktik untuk
memenangkan Sharia yang disebut Sharia Marketing Tactic. Pertama-
tama, setelah mempunyai positiong yang jelas di benak masyarakat,
perusahaan harus membedakan diri dari perusahaan lain yang sejenis.
U
Y
Pada dasarnya terdapat lima generic value strategy:
1. “More for more” adalah formula value yang menawarkan total get
M
(Fb+Eb) dan total give (P+Oe) yang lebih tinggi dibandingkan
value yang ditawarkan pesaing.
2. “More for same” menawarkan total get yang lebih tinggi dan total
give yang sama.
M
3. “More for less” menawarkan total get yang lebih tinggi dan total give
yang lebih rendah.
4. “Same for less” menawarkan total get yang samadan total give yang
lebih rendah.
U
5. “Less for less” menawarkan total get dan total give yang lebih rendah
dibandingkan pesaing.
Y
nilai-nilai lingkungan dan pemberdayaan komunitas disekitarnya.
Budaya perusahaanpun harus dilandasi syariah; dengan menerapkan
nilai-nilai luhur yang mesti dianut setiap karyawannya.
(Differentiation)
M
a. Differ Youself With A Good Pacpage of Content and Context
Y
perusahaan syariah dapat mengimplementasikan perangkat lunak yang
mendukung operasional perusahaannya, dan menjalankan reward dan
punishment dengan benar terhadap sumber daya manusianya. Tetapi,
hal ini tidaklah cukup. Perusahaan syariah harus mengidentifikasikan
M
kembali perbedaan yang bisa di-leverage dari content yang ditawarkan
sehingga memberi value added bagi konsumen. Untuk itu, perlu dikaji
bentuk-bentuk penawaran produk-produk syariah dengan cara-cara yang
berbeda atau bahkan unconventional, yang tentunya tanpa mengindahkan
prinsip-prinsip syariah marketing tersebut.
M
b. Be Honest With Your 4 Ps (Marketing Mix)
Marketing mix dikenal dengan 4P dengan elemen-elemennya
adalah Product (produk), price (harga), Place (tempat/distribusi), dan
U
Y
Proses integrasi terhadap offer dan access harus didasari oleh prinsip-
prinsip keadilan dan kejujuran.
C. Latihan Soal
1. Jelaskan pengertiandan tujuan differentiation, marketing mix dan selling
dalam Sharia Marketing Tactic?
Y
2. Jelaskan apakah lembaga keuangan syariah di Indonesia sudah
menggunakan differentiation, marketing mix dan selling dan bagaimana
tanggapan masyarkat terhadap langkah-langkah Sharia Marketing
Tactic lembaga keuangan Syariah?
M
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
M
Adiwarman karim, ekonomi mikro Islam, the international institute of
Islamic though Indonesia (IIITI), Jakarta, 2002.
Ali Mustafa ya’qub. Pengelolaaan dana asuransi syariah, 2001.
U
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Sharia
Marketing Value Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
M
1. Mendefinisikan pengertian Sharia Marketing value.
2. Mendefinisikan tujuan Sharia Marketing value.
3. Menjelaskan Bagaimana Brand dapat menjadi value indicator yang
U
B. Uraian Materi
1. Mendefinisikan Pengertian Sharia Marketing value
Ketertarikan untuk membahas syariah marketing ini adalah karena
adanya perubahan lanskap perekonomian dunia. Selama puluhan tahun,
dunia hanya mengenal sistem ekonomi kapitalisme. Namun pada akhir
145
1970-an dan wal 1980-an, sistem ekonomi Islam atau yang dikenal juga
sebagi sistem ekonomi syariah mulai bermunculan di Negara-negara
Timur Tengah.
Dalam model SME, konsep pemasaran disini tidaklah berarti
pemasaran sebagi sebuah fungsiatau departemen dalam perusahaan, tetapi
bagaimana kita bisa melihat pasar secara kreatif dan inovatif. Pemasaran
bukanlah hanya seperti anggapan orang, yaitu study untuk menjual.
Atau seperti yang dipahami beberapa kalangan hanyalah marketing mix
semata, yaitu pembuatan strategi untuk produk (product), harga (price),
tempat (place) atau promosi (promotion). Namun pengertian terhadap
Y
pemasaran itui sendiri cakupannya lebih luas. Pemasaran saya definisikan
sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada
stakeholdersnya. Seperti yang saya tukis dalam buku Rethinking Marketing:
M
Sustainable Marketing Enterprise in Asia, inspirasi menyangkut sebuah
mimpi (dream), kultur menyangkut keptribadian (personality), dan institusi
menyangkut aktivitas (activity). Nah agar sukses kita harus mempunyai
impian yang akan menjadi driver dan konsisten dalam melakukan aktivitas.
M
Ada 17 prinsip syariah marketing sebagai berikut.
Prinsip 1: Information Technology Allows Us to be Transparent (change)
Prinsip 2: Be Respectful to your Competitors (Competitor)
Prinsip 3: The Emergence of Customers Global Paradox (Cuctomer)
U
Y
sedangkan faKtor terakhir, company adalah berbagai factor internal
yang penting dalam proses pembuatan strategi.
Sembilan prinsip berikutnya (prinsip 5 – prinsip 13) menerangkan
Y
Pada dasarnya terdapat lima generic value strategy:
1. “More for more” adalah formula value yang menawarkan total get
M
(Fb+Eb) dan total give (P+Oe) yang lebih tinggi dibandingkan
value yang ditawarkan pesaing.
2. “More for same” menawarkan total get yang lebih tinggi dan total
give yang sama.
M
3. “More for less” menawarkan total get yang lebih tinggi dan total give
yang lebih rendah.
4. “Same for less” menawarkan total get yang samadan total give yang
lebih rendah.
U
Y
nilai-nilai lingkungan dan pemberdayaan komunitas disekitarnya.
Budaya perusahaanpun harus dilandasi syariah; dengan menerapkan
nilai-nilai luhur yang mesti dianut setiap karyawannya.
M
3. Brand Menjadi Value Indicator yang Mencerminkan
Fungsional Benefit, Emosional Benefit, Price dan Other
Expenses dalam Syariah Marketing .
Brand atau merek adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa
M
perusahaan anda. Brand mencermnkan nilai (value) yang anda berikan
kepada konsumen. Value didefinisikan sebagai Total Get dibagi Total Give
di mana Total Get terdiri dari komponen functional benefit dan Emotional
benefit, sedangkan Total Give terdiri dari komponen Price dan other expenses.
U
Y
mengandung unsur kezaliman, dan tidak membahayakan pihak
sendiri ataupun orang lain. Dan value dalam brand yang anda tawarkan
dalam brand haruslah sama dengan yang anda deliver. Untuk itu, anda
harus membangun brand dengan membangun nilai-nilai spiritualitas
M
yang didukung pengimplementasiannya dalam aktivitas sehari-hari
perusahaan anda. Pengimplementasian ini ditujukan untuk menjaga
kepercayaan konsumen dengan sepenuh hati.
Beberapa karakter yang bisa dibangun untuk menunjukkan
M
nilai spiritual ini bisa digambarkan dengan nilai kejujuran, keadilan,
kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas. Dengan
membangun karakter brand anda pun akan semakin kuat sehingga
menjadi brand syariah yang kuat.
U
Y
saham, pemerintah, dan para karyawan sendiri.
Mungkin timbul pertanyaan, mengapa servis itu menjadi sedemikian
pentingnya bagi perusahaan? sebenarnya jawabannya mudah. Sebagai
manusia, kita suka diperhatikan dan dilayani karena memang sudah nature
M
manusia sejak kecil diperhatikan dan dilayani oleh orang tua dan keluarga
dekatnya lainnya. Begitu manusia terjun ke dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas, rasa haus akan kekeluargaan pun muncul sehingga mereka
berusaha mencari tempat di masyarakat yang memungkinkan diri mereka
M
dengan nyaman dan damai.
Oleh karena itu perusahaan berbasis syariah marketing, harus
berupaya menjadi yang terbaik dalam pelayanan kepada konsumen.
Penjaga harus menjaga dan terus-menerus memperkuat servis yang
diberikan. Servis yang dimaksud disini bukan lagi layanan purnajual,
U
Y
mitra atau bahkan dengan pesaing dengan tujuan untuk menciptakan
kemaslahatan bersama.
Sedangkan proses dalam konteks delivery adalah bagaimana proses
pengiriman atau penyampaian produk atau servis yang ditawarkan
M
perusahaan kepada konsumen. Proses delivery cukup penting. Karena
merupakan contact poin yang memungkinkan konsumen langsung
bisa merasakan kepuasan atau tidak terhadap layanan perusahaan.
Proses delivery yang tepat waktu pasti akan membawa nilai lebih bagi
M
konsumen. Selain itu, proses delivery ini juga mempunyai makna bahwa
nilai yang ditawarkan dalam sebuah produk atau servis harus sesuai
dengan yang disampaikan. Disinilah kejujuran dan tanggung jawab dari
perusahaan harus disampaikan sehingga dapat memberikan nilai lebih
kepada konsumen.
U
C. Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian dan tujuan Syariah Marketing Value ?
D
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
Adiwarman karim, ekonomi mikro Islam, the international institute of
Islamic though Indonesia (IIITI), Jakarta, 2002.
Y
Ali Mustafa ya’qub. Pengelolaaan dana asuransi syariah, 2001.
AMMAI, buku panduan Ujian Gelar Profesional keanggotaan asosiasi
ahli manajemen asuransi Indonesia, sector jiwa, AMMAI, 2000.
23 Feb 2005.
M
Budi Wisakseno, Rasionalitas Nasabah Perbankan Syariah, republika, Jumat,
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Syariah
marketing Scorecard Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
M
1. Mendefinisikan pengertian Sharia Marketing Scorecard.
2. Mendefinisikan tujuan Sharia marketing Scorecard.
3. Menjelaskan Sharia pentingnya people, customers dan shareholder bagi
U
perusahaan.
B. Uraian Materi
1. Mendefinisikan Pengertian Sharia Marketing Scorecard
D
155
yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang
digelutinya dan cara mendapatkan hasil tersebut mungkin menyimpang
atau malah bertentangan dengan prinsip syariah.
Seorang pakar ekonomi syariah Didin Hafidhudin mengatakan
bahwa orang-orang yang ada dipasar syariah justru sebenarnya sangat
rasional dalam menentukan pilihan. Beliau juga mengatakan, orang
yang berada dalam kategori pasar emosional biasanya lebih kritis,
lebih teliti dan sangat cermat dalam membandingkan dengan bank
atau asuransi konvensional yang selama ini digunakannya sebelum
menentukan pilihannya ke pasar syariah. Pernyataan ini ada benarnya
Y
melihat pendapat seorang praktisi perbankan syariah tentang dikotomi
pasar emosional dan pasar rasional, Budi Wicakseno mengatakan,
bahwa pemahaman dikotomi antara nasabah rasional dan nasabah
emosional adalah keliru. Cara berpikir seperti itu, katanya, dilandasi
M
oleh teori pemasaran konvensional yang berpaham sekuler, segala hal
yang berlandaskan cara berpikir keagamaan serta-merta akan dianggap
sebagai sesuatu yang tidak rasional.
Memang praktisi bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan
M
mengalami transformasi dari level intelektual (rasional) ke emosional
dan akhirnya ke pasar spiritual. Pada akhirnya konsumen akan
mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai
spiritual yang diyakininya. Dilevel Intelektual (rasional), pemasar
menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan
U
Y
2. Mendefinisikan Tujuan Sharia marketing Scorecard
Dalam kehidupan manusia, ada hubungan horizontal dan ada
M
pula hubungan vertikal. Hubungan secara horizontal adalah hubungan
antar-sesama manusia, sedangkan hubungan secara vertikal adalah
hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Maka, Sang Pencipta
sesungguhnya juga erupakan stakeholders yang paling utama. Dengan
M
tekad untuk melayani Sang Pencipta ini, kita akan menghindari dalam
melakukan hal-hal tercela atau hal-hal yang dilarang oleh agama.
Sehingga prinsip-prinsip syariah marketing akan tetap terjaga dalam
perusahaan tersebut. Penciptaan value terhadap para stakeholdesr ini akan
membawa perusahaan untuk tetap menjadi perusahaan yang sustainable.
U
Y
isolation dan interdepartemental frictions juga untuk mengurangi
perlawanan terhadap sebuah perubahan
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu.” (QS Al-Baqarah: 198)
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS Al-Baqarah:
275)
Y
ada tawar menawar dan pertengkaran antara Muhammad dan para
pelanggannya, sebagaimana sering disaksikan pada waktu itu di pasar-
pasar sepanjang jazirah Arab. Segala permasalahan antara Muhammad
dengan pelanggannya selalu diselesaikan dengan adil dan jujur, tetapi
C. Latihan Soal
Y
1. Jelaskan pengertian Sharia Marketing Scorecard?
2. Jelaskan tujuan Sharia marketing Scorecard?
3. Jelaskan bagaimana hubungan Horizontal dan hubungan vertikal
M
bisa memengaruhi kinerja perusahaan dalam perspektif syariah
marketing?
DAFTAR PUSTAKA
M
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd.
Budi Wisakseno, Rasionalitas Nasabah Perbankan Syariah, republika, Jumat, 23.
Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik.
U
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Syariah
marketing Enterprise Melalui Risetasi, Anda harus mampu:
M
1. Mendefinisikan pengertian definisi dan tujuan Sharia Marketing
Enterprise.
2. Menjelaskan Bagaimana Menerapkan Sharia Marketing Enterprise
dalam pemasaran syariah.
U
B. Uraian Materi
1. Mendefinisikan Pengertian Sharia Marketing Enterprise
D
Suatu pekerjaan pasti di dasari oleh niat dan tujuan yang ingin di
capai.ketika perusahaan melakukan kegiatan pemasaranya, niat yang
ada adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Namun,
dalam prinsipnya syariah, kegiatan pemasaran ini harus di landasi
dengan semangat ibadah kepada tuhan sang maha pencipta, berusaha
semaksimal mungkin dengau tujuan untuk kesejahteraan bersama,
bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.
161
Pengertian enterprise. Saya mendefinisikan enterprise ini sebagai
komponen-komponen inspirasi, kultur, dan institusi dari sebuah
perusahaan. Ketiga komponen ini saling berhubungan dan harus
berjalan secara terintegrasi. Seperti yang saya tulis dalam buku
rethinking marketing: sustainable marketing enterprise in asia, inspirasi
menyangkut kepribadian (personality) dan institusi menyangkut aktivitas
(activity). Nah, agar sukses, kita harus memiliki impian yang akan
menjadi driver dan konsisten dalam melakukan aktivitas inspirasi
merupakan “otak” sebagai-sebagai sumber ide, budaya merupakan
“hati” yang akan membentuk sikap dan perilaku, sedangkan institusi
adalah “tangan dan kaki” kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Y
Untuk menjadi perusahaan berbaris syariah , budaya perusahaaan
tentulah harus berdasarkan nilai-nilai islam. Institusinya pun harus
mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah. Values atau nilai-nilai
M
islam ini memegang peranan penting untuk membentuk kepribadian
suatu institusi.
Y
keuntungan yang bersifat materiil atau finansial semata. Sebuah
perusahaan berbasis syariah marketing harus bisa menentukan tujuan
akhirnya yang bersifat spiritual-universal. Charoen Pokphand dari
Thailand, misalnya sebenarnya sudah menerapkan syariah marketing,
M
paling tidak dalam inspirasi, karena mempunyai goal untuk menjadi
“sumber energi manusia” (The source of human energy).
Maka, dalam perusahaan berbasis syariah marketing, penetuan visi
dan misi tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan
M
akhir yang ingin dicapai. Tujuan ini harus bersifat mulia, lebih dari
sekadar keuntungan finansial.
Y
antarsesama manusia, khususnya dengan sesama rekan di
lingkungan kerja. Sikap bersahabat dan murah hati akan mencairkan
suasana dan akan memberikan ketentraman dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari.
3. Cara berbusana
M
Pada dasarnya, bagi perusahaan yang berbasis syariah, busana
karyawan yang bekerja di perusahaannya haruslah mampu
M
metampakkan nuansa syariah. Karena hal ini adalah aspek
paling tangible yang membedakan antara perusahaan syariah dan
perusahaan non-syariah. Cara berbusana ini juga menjadi kontrol
bagi karyawan yang bersangkutan dalam pergaulan sehari-hari.
Dengan mengenakan busana rapi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
U
Y
perusahaan tersebut harus mempunyai sistem umpan balik yang baik
dan bersifat transparan. Sistem umpan balik ini untuk memeriksa
apakah ketiha stakeholders utama yaitu; pelanggan, karyawan, dan
pemegang saham, sudah merasa terpenuhi kebutuhannya. Jika salah
M
satu saja dari ketiga stakeholders utama ini merasa tidak puas, akibatnya
akan sangat fatal bagi keberlangsungan hidup perusahaan.
Selanjutnya transparansi berarti bahwa ketiga stakeholders utama
harus mendapatkan informasi yang jelas dan jujur dari perusahaan.
M
Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Dengan demikian, mereka pun
akan merasa punya sense of ownership, bukan hanya sense of belonging
terhadap perusahaannya.
Dengan adanya sistem umpan balik dan transparansi ini,
U
C. Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian Syariah Marketing Enterprise?
2. Jelaskan tujuan budaya yang harus dibangun oleh perusahaan
dengan prinsip syariah ?
3. Menurut anda apakah nilai-nilai spiritual dan simbol-simbol
Y
keagamaan yang dipakai oleh perusahaan syariah berpengaruh
secara signifikan terhadap pemasaran perusahaan?
4. Jelaskan ajaran Islam yang mengajarkan keadilan dan transparansi
dalam bisnis!
M
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja
M
Fahd, 1418 H.
Budi Wisakseno, Rasionalitas Nasabah Perbankan Syariah, republika, Jumat,
23 Pebruari 2005.
David K. Hurst, Crisis &Renewal, 1955 Meeting the challenge of organizational
U
Y
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Syariah
Pemasaran dalam produk bank syariah Melalui Risetasi, Anda harus
M
mampu:
1. Sistem Bank Syariah.
2. Konsep Pemasaran Bank Syariah.
U
B. Uraian Materi
D
169
investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi
makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak
Islami, dan lain-lain.
Sejarah dari Bank Syariah di Indonesia itu sendiri karena masyarakat
Indonesia yang mayoritas Islam, namun belum ada Bank yang tercermin
pada bank-bank Timur Tengah, bank di Indonesia mayoritas Merupakan
bank cerminan barat (Amerika dan Eropa), yang lebih dikenal bank
konvensional, dan sebenarnya kajian tentang perbankan syariah sudah
muncul sejak tahun 1980-an namun realisasinya berdiri tahun 1991,
oleh Bank Muamalat Indonesia. Bank ini diprakarsai oleh Majelis
Y
Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
muslim. Bank ini awalnya Memiliki landasan hukum yang lemah UU
No. 7 Tahun 1992 belum dijelaskan tentang bank syariah, namun
M
setelah terjadi revisi muncul UU No. 10 Tahun 1998 dan dengan revisi
UU tersebut maka status bank syariah semakin kuat Bank Muamalat
Indonesia juga sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun
1990-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal.
IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada
M
periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini
keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam undang-undang
yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1997
tentang Perbankan.
U
Y
Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda
dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah
kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-
lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan,
M
kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang
surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank
syariah. Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan bank Muamalat
melewati krisis yang terjadi pada tahun 1998 dengan menunjukkan
kinerja yang semakin meningkat dan tidak menerima sepeser pun
M
bantuan dari pemerintah dan pada krisis keuangan tahun 2008, bank
Muamalat bahkan mampu memperoleh laba Rp300 miliar lebih.
Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini
untuk menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan
U
kebal krisis dan mampu tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu perlu
langkah-langkah strategis untuk merealisasikannya. Langkah strategis
pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan adalah
pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka
D
kantor cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank
konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis ini merupakan
respon dan inisiatif dari perubahan Undang-Undang perbankan No. 10
tahun 1998. Undang-undang pengganti UU No. 7 tahun 1992 tersebut
mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.
Berikut adalah daftar Bank Umum Syariah (UUS), Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), dan Unit Usaha Syariah (UUS)
yang ada di Indonesia sampai akhir tahun 2015:
Y
o PT Bank Victoria Syariah
o PT Bank Syariah Bukopin
o PT Bank Maybank Indonesia Syariah
o
2. Unit Usaha Syariah (UUS):
o
M
PT Bank Jabar Banten Syariah
o PT Bank OCBC NISP
o PT Bank Permata
o PT Bank Sinarmas
D
Y
o PT BPD Nusa Tenggara Barat
tersebut.
3) Kebutuhan kenyamanan menggunakan produk atau jasa.
4) Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai.
5) Kebutuhan untuk persahabatan.
6) Kebutuhan untuk diberi perhatian.
7) Kebutuhan status (prestise) dan kebutuhan aktualisasi diri.
Y
berhubungan dengan bank.
f) Ingin memperoleh perhatian oleh seluruh karyawan bank.
Y
Pemasar mempunyai tugas yang tidak mudah, karena diharuskan
untuk memahami kebutuhan pelanggan. Bahwa empat C pelanggan
tersebut, yaitu memberi solusi kepada pelanggan apa yang menjadi
M
kebutuhan dan keinginan pelanggan, menjelaskan apa yang menjadi
biaya pelanggan, menjaga kenyamanan pelanggan, dan menjaga
komunikasi dengan pelanggan dengan baik. Apabila pelanggan merasa
sudah mendapatkan empat C, bisa dipastikan kepauasan dari pelanggan,
dan mendapatkan mafaat dari produk yang telah ditawarkan kepadanya
M
3. Segmentasi Pasar, Sasaran dan Posisi Bank Syariah
a. Segmentasi pasar bank syariah
Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar
U
Y
Penentuan posisi pasar bagi produk atau jasa bagi suatu bank
sangat penting. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang
kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa diposisikan
pada posisi yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat
M
nasabah untuk membeli produk atau jasa ditawarkan.
Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan
oleh nasabah atau konsumenatas dasar atributnya misalnya:
1. Simpanan giro (mudharabah dan wadiah) diposisikan sebagai
M
kantongnya pengusaha.
2. Simpanan tabungan (mudharabah dan wadiah) diposisikan sebagai
kantongnya keluarga.
3. Simpanan deposito (mudharabah) diposisikan sebagai kantong
U
Y
4. Menimbulkan kepuasan.
• Bai istisna’
7. Prinsip sewa (ijarah)
• Ijarah muntahia bithamlik
D
Y
harus ditempuh dalam memasarkan produk atau jasa perbankan yang
ditunjukan pada peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan tersebut
diorientasikan pada:
1. Produk funding (pengumpulan data)
2. Orientasi pada pelanggan
3. Peningkatan mutu layanan
M
4. Meningkatkan fee based income
M
Dengan demikian, strategi pasar merupakan hal penting dalam
pemasaran bank syariah. Yang dimaksud dengan strategi pasar adalah
penetapan secara jelas pasar bank syariah sehingga menjadi kunci utama
untuk menerapkan elemen-elemen strategi lainnya. Strategi pasar dapat
U
Y
a) Berikan pertanyaan tentang kebutuhan nasabah secara umum
b) Jelaskan keuntungan produk /pelayanan secara umum
4. Memberikan informasi, dilakukan dengan:
a) Menyamakan persepsi
b) Jelas dan relevan
M
c) Perhatian level nasabah
d) Konfirmasi kembali (memahamkan nasabah)
M
5. Probing, dapat dilakukan dengan:
a) Open probes, artinya merangsang nasabah untuk berbicara
b) Close probes, artinya mengarahkan nasabah yang pendiam.
U
Y
5) Jaminan keamanan. Semua nasabah pasti sangat menginginkan
jaminan keamanan dalam penyimpanan dananya di sebuah bank.
Dengan memberikan jaminan keamanan, nasabah akan lebih
percaya akan kenyamanan dan keamanan dalam menyimpan uang
M
tidak kalah dengan bank konvensional.
Y
Indonesia yang memacu terus inovasi dalam pengembangan produk-
produk syariah yang baru.
Dalam dunia perbankan, teknologi informasi tentu memainkan
peranan sangat penting, adanya ATM, SMS center, Internet Banking, 24
M
hour hotline, merupakan kunci sukses perusahaan dalam memberikan
pelayana terbaik. Infrastruktur sebuah bank harus didukung oelh
investasi teknologi informasi yang kuat. Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan Bank Indonesia tahun 2001, hal pertama yang merupakan
M
pertimbangan konsumen dalam memilih suatu bank baik bank
konvensional maupun bank syariah adalah masalah aksesibilitas.
Sejak berdirinya, BMI terus-menerus mengembangkan
infrstrukturnya, terutama untuk perkembangan teknologi informasi,
jaringan, dan Sumber Daya Manusia. Selain itu, sebagai upaya untuk
U
sekitar 1300 cabang kantor pos di tanah air. Hal ini tentunya akan
memperluas jaringan dan mempermudah nasabah untuk mengakses
BMI.
Sebagai lembaga perbankan syariah yang pertama hadir di Indonesia,
BMI memiliki visi untuk menjadi bank syariah yang utama di Indonesia,
yang didominasi di pasar emosional dan dikagumi dipasar rasional.
Melalui visi ini BMI tetap ingin menjadi pioner bagi masyarakat syariah
yang ada di pasar emosional. Dengan munculnya bank-bank syariah baru
di Indonesia, BMI tetap ingin menjaga kualitasnya sehingga dipercaya
Y
memperbaiki diri, terutama dalam hal kualitas sumber daya manusia.
Untuk itu, dibentuklah Muamalat Institute, sebagai lembaga pendidikan
khusus untuk karyawan BMI. Di tempat ini para karyawan BMI diajari
penggunaan prinsip-prinsip syariah dalam dunia perbankan agar mereka
M
dapat menjadi karyawan BMI yang profesional dalam melakukan
pekerjaannya.
C. Latihan Soal
M
1. Jelaskan Sistem Bank Syariah?
2. Jelaskan Konsep dan Tujuan Pemasaran Bank Syariah?
3. Jelaskan Segmentasi Pasar, Sasaran dan Posisi Bank Syariah?
U
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
D
Y
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Syariah
marketing studi kasus pemasaran Takaful Melalui Risetasi, Anda harus
M
mampu:
1. Sistem Asuransi syariah
2. Konsep dan Mekanisme Asuransi syariah
U
B. Uraian Materi
D
185
pabrik tidak hanya sekadar untuk kepentingan ekonomi tanpa risiko.
Tetapi, sebaliknya mereka merasakan bahwa selama melakukan aktivitas
di pabrik, keselamatan jiwanya benar-benar membutuhkan sebuah
lembaga yang bisa memberikan proteksi terhadap jiwanya. Sehingga
secara psikologi, ketenangan dan ketentraman dapat dinikmati selama
melakukan aktivitas ekonominya, di samping risiko yang selama ini
dikhawatirkan dapat dihindari atau paling tidak diminimalisir menjadi
sesuatu yang tidak memberatkan jika suatu hari nantinya mendapatkan
kerugian dalam aktivitas ekonomi. Maka pilihan yang tepat terdapat
pada institusi yang bernama asuransi.
Y
Fungsi asuransi dewasa ini tidak dibatasi sebagai instrument untuk
melindungi harta (sektor usaha) dan keluarga (jiwa), melainkan juga
mengandung investasi (asuransi dwiguna). Selama ini asuransi konvensional
meninvestasikan dana yang didapatnya tanpa mempertimbangkan etika
M
halal-haram, sehingga uang hasil investasi yang diterima nasabah juga
tidak terjaga kehalalannya. Ketidakhalalan tersebut mencakup unsur-
unsur maysir (perjudian, untung-untungan), gharar (ketidakjelasan,
ketidakpastian) dan riba (bunga) baik pada akad maupun operasionalnya.
M
Kehadiran asuransi syari’ah yang di desain untuk menghapuskan
unsur maysir, gharar dan riba tersebut diharapkan menjadi salah satu
alternative yang cukup menarik bagi umat muslim khususnya dan umat
manusia seluruhnya dalam menginvestasikan dananya dan melindungi
harta dan keluarganya secara aman dan halal.
U
Y
atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
M
kehilangan keuntungann yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan. Menurut Ketentuan Pasal 246
M
KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah Perjanjian dengan mana
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).
U
Y
2. At-Ta’min At-Ta’min, berasal dari kata amana yang mempunyai
makna memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan
bebas dari rasa takut. Tujuan pelaksanaan kesepakatan ta’min yag
dimaksud adalah menghilangkan rasa takut atau was-was dari
M
sesuatu kejadian yang tidak dikehendaki yang akan menimpanya,
sehingga dari adanya jaminan yang dimaksud, maka rasa takutnya
hilang dan merasa terlindungi.
3. At-Tadhamun At-Tadhamun berasal dari ikata dhamana yang
M
berarti saling menanggung. Hal ini bertujuan untuk menutupi
kerugian atas suatu peristiwa dan musibah yang dialami oleh
seseorang. Hal ini dilakukan oleh seseorang yang menanggng
untuk memberikan sesuatu kepada orang yag ditanggung berupa
pengganti (sejumlah uang atau barang) karena adanya musibah
U
Y
Sesungguhnya orang yang beriman ialah siapa yang memberikan keselamatan
dan perlindungan terhadap harta dan jiwa manusia. (HR Ibnu Majah)
Y
memasukan unsur investasi (khususnya pada asuransi jiwa) baik dengan
akad bagi hasil (mudharabah) maupun fee (wakalah).
Sedangkan di Indonesia, sejarah asuransi jiwa mengalami tiga masa
yang dikenal sebagai masa pendudukan Belanda, masa pendudukan
M
jepang, dan masa Indonesia merdeka. Pada masa pendudukan Belanda
(sampai Maret 1942). Maskapai-maskapai yang tercatat dalam riwayat
sejarah asuransi jiwa di Indonesia pada waktu itu mencapai 36 buah.
Pada masa pendudukan Jepang (sampai 17 Agustus 1945). Pada zaman
M
pendudukan Jepang, selama tiga setengah tahun banyak maskapai-
maskapai asuransi yang ditutup dan gulung tikar. Ketika Indonesia telah
merdeka (17 Agustus 1945 sampai saat ini). Dalam masa ini tercatat
pula mulai bermunculannya beberapa perusahaan swasta nasional. Pada
masa ini juga tercatat dalam sejarah, peleburan perusahaan-perusahaan
U
Prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda
dengan prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika islami secara
komprehensif dan bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian
asuransi syariah merupakan turunan (minor) dari konsep ekonomika
islami. Asuransi harus dibangun atas dasar fondasi dan prinsip dasar
yang kuat serta kokoh. Dalam hal ini prinsip dasar asuransi syariah ada
sembilan macam, yaitu:
1. Tauhid (Unity)
2. Keadilan (Justice)
Y
maysir, gharar, dan riba. Untuk mengatasi masalah gharar dalam
asuransi konvensional maka sistem yang ditawarkan asuransi syariah
adalah dengan menukar akad tadabbuli (jual beli) dengan bentuk
akad takafuli (tolong menolong) atau akad tabarru (dana kebajikan)
M
dan akad mudharabah (bagi hasil). Dengan akad takafuli atau tabarru
maka sebagian dana premi dicadangkan untuk membantu para peserta
asuransi. Dana yang lainnya diinvestasikan oleh perusahaan pada
kegiatan usaha yang produktif atas nama atau sebagai wakil dari
peserta atau anggota asuransi. Keuntungan dari investasi tersebut
M
akan didistribusikan kepada para peserta dan perusahaan berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.
Sementara itu untuk mengatasi terjadinya unsur maysir pada
asuransi konvensional dapat dilakukan dengan cara reserving period
U
sejak awal akad sehingga tidak ada uang anggota asuransi yang hangus.
Artinya semua anggota asuransi syariah berhak memperoleh kembali
seluruh dana premi yang telah disetor atau cash value kapan saja
diperlukan, kecuali dana tabarru yang telah diniatkan dan diikhlaskan
D
Y
1) Keberadaan Dewan Pengawas Syariah dalam perusahaan asuransi
syariah merupakan suatu keharusan.
2) Prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli (tolong menolong).
Sedangkan akad asuransi konvensional bersifat tabaduli (jual beli
M
antara nasabah dengan perusahaan)
3) Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syariah
(premi) diinvestasikan berdasarkan dengan sistem bagi hasil
(mudharabah). Sedangkan pada asuransi konvensional investasi
M
dana dilakukan pada sembarang sektor dengan sistem bunga.
4) Premi yang terkumpul diperlukan tetap sebagai dana milik nasabah.
Sedangkan asuransi konvensional premi menjadi milik perusahaan
dan perusahaanlah yang memilik otoritas penuh.
U
Y
pakan milik peserta. perusahaan bebas mentukan
Perusahaan hanya sebagai investasinya
pemegang amanah untuk
mengelola.
Pembayaran Klaim
M
Dari rekening tabarru’
(dana kebijakan) seluruh
peserta yang sejak awal
sudah diikhlaskan oleh
peserta untuk keperluan
Dari rekening dana perusahaan.
tolong-menolong bila
M
terjadi musibah.
Keuntungan (profit) Dibagi antara perusahaan Seluruhnya menjadi milik
dengan peserta sesuai perusahaan
dengan prinsip bagi hasil
(mudharabah)
U
Y
1. Asuransi konvensional (ta’min taqlidi atau tijari). Hal seperti
ini mempunyai akad muawwadah yang mengandung unsur
gharar. Gharar yang dimaksud termasuk fahisy. Ta’min tijari ini
mengandung unsur riba nasi’ah dan fadhl, ia juga mengandung
M
maysir dan memakan harta manusia dengan cara yang bathil.
2. Ta’min ta’awuni al-basit. Ta’min dimaksud, dihalalkan oleh
ketentuan syariah islam. Sebab ia bersifat tolong menolong, yaitu
peserta memberikan hartanya tanpa ditentukan jmlahnya untuk
M
kepentingan orang yang menjadi peserta atau bukan peserta
dan sifatnya bukan dalm jumlah yang besar, hal ini bias diatur
dengan manajemen yang rapi dan boleh juga dilaksanakan tanpa
manajemen yang baik. Prinsip yang dijalankannya adalah ta’awun
atau tabarru’ dengan awad hibah atau shodaqoh.
U
Prinsip-Prinsip Asuransi
Prinsip-prinsip asuransi adalah sebagai berikut.
1. Insurable Interest
Merupakan hal berdasarkan hukum untuk mempertanggung
Y
suatu risiko berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara
hukum antara tertanggung dan suatu yang dipertanggungkan dan
dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum.
M
Semua ini tergambar dari kontrak asuransi. Kemudian dalam hal
ini perlu menyebutkan adanya kepentingan terhadap barang yang
dipertanggungkan.
2. Utmost Good Faith
M
Dalam penetapan setiap suatu kontrak haruslah didasarkan kepada
itikad baik antara tertanggung dengan penanggung mengenai
seluruh informasi baik materiil maupun immateriil.
3. Idemnity
U
bersifat keuangan.
4. Proximate Cause
Suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu
peristiwa secara berantai atau berurutan dan intervensi kekuatan
lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan
independen.
5. Subrogation
Hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada
tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan
Y
3. Strategi Pemasaran pada Asuransi Syariah (Takaful)
• Metode pemasaran asuransi jiwa
Beberapa perusahaan asuransi menggunakan metode dengan
M
mengadopsi sistem field development system (FDS) dengan 4 pola
pengembangan (agen) financial consulting, yaitu:
1. performance review & planning
2. individual instruction and drill
M
3. field observation & demonstration
4. group instruction & drill
• Distribusi
Y
1. Saluran distribusi sistem keagenan (Agency Distribution System)
2. Saluran distribusi melalui broker asuransi
3. Saluran distribusi melalui retail outlet
M
4. Saluran distribusi melalui penjualan langsung (Direct Selling)
5. Saluran distribusi melalui pengiriman surat (Direct Mailing)
6. Saluran distribusi melalui market afiliasi
M
• pola kerja agen
1. Prospekting
2. pendekatan
3. pencarian Fakta
U
4. Presentasi produk
5. penutupan (Closing)
6. layanan purna jual
D
Y
1. Jujur dan Tidak Curang
2. Menentukan Harga (Rate) secara Adil
3. Berperilaku Baik dan Simpatik
4. Rabbaniyyah
M
5. Bersikap Adil terhadap Semua Stakeholders
6. Bersikap Melayani dan Mempermudah
M
7. Bersaing Secara Sehat (Fastabiqul Khairat)
8. Mendahulukan Sikap Tolong Menolong (Ta’awun)
9. Terpercaya (Amanah)
10. Bekerja Secara Profesional
U
Y
14. Melakukan Tindakan Korupsi ataupun Money Laundri
asuransi jiwa lainnya
M
2. berjanji tidak melakukan pekerjaan/tugas rangkap untuk peruahaan
• Sistem pengupahan
1. memperlakukan kewajiban dan Hak antara buruh dan majikan
dengan sistem ekonomi syariah.
2. kewajiban pimpinan perusahaan terhadap buruh
• Menentukan standar UMR (Upah Minimum Regional)
Y
membuka cabang syariah. Situasi ini juga didorong oleh keluarnya KMK
(keputusan Menteri Keuangan) terbaru tahun 2003 yang mengatur
regulasi asuransi syariah, serta semakin berkembangnya lembaga
keuangan syariah lainnya di Indonesia. Selain itu, adanya otonomi
M
daerah yang semakin kuat, tingkat kesadaran masyarakat terhadap
produk-produk asuransi yang semakin meningkat, dan juga tentunya
agama Islam yang dianut mayoritas penduduk Indonesia merupakan
faktor-faktor pendukung yang penting dalam perkembangan asuransi
M
syariah di Indonesia.
Namun, yang menjadi kendala dalam perkembangan industri
asuransi syariah ini adalah belum adanya regulasi yang dikeluarkan
oleh pemerintah yang berupa UU Asuransi. Sampai saat ini, teknis dan
operasi lembaga asuransi syariah hanya diatur melalui surat keputusan
U
Y
saling melindungi dan menggung risiko dari segi keuangan yang
terjadi di antara mereka.
Seperti yang berlaku pada lembaga keuangan perbankan syariah,
M
teknologi informasi memegang peranan penting dalam bisnis asuransi
syariah Takaful. Teknologi Informasi sangat menunjang servis yang
diberikan dan juga dapat memberikan informasi yang akurat, transparan,
dan up to date terhadap penyelesaian suatu klaim.
M
Asuransi Takaful Indonesia mempunyai visi sebagai lembaga
keuangan yang konsisten menjalankan transaksi asuransi secara Islami.
Operasional perusahaan dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip syariah
yang bertujuan memberikan fasilitas dan layanan terbaik bagi umat
Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Selain itu,
U
Y
syariah, pihak manajemen menyadari bahwa pengetahuan sumber
daya manusia (SDM) dalam prinsip-prinsip syariah, khususnya untuk
lembaga keuangan syariah, perlu sewaktu-waktu ditimgkatkan. Karena
itulah, pelatihan-pelatiham untuk SDM mereka selalu dilaksanakan
M
secara rutin. Selain itu, manajemen juga sering mengirimkan SDM-
nya ke Malaysia untuk mempelajari konsep-konsep baru serta inovasi-
inovasi produk yang cukup dinamis dan berkembang pesat di sana.
M
C. Latihan Soal
1. Jelaskan perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah?
2. Jelaskan Sistem dan Konsep Pemasaran Takaful/Asuransi Syariah?
3. Mengapa Pemasaran sangat penting dalam mendapatkan suatu
U
DAFTAR PUSTAKA
D
Y
M
M
U
D
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan Syariah
marketing Studi kasus pemasaran pegadaian syariah Melalui Risetasi,
M
Anda harus mampu:
1. Sistem Pengadaian Syariah
2. Konsep dan Mekanisme Pengadaian syariah
U
B. Uraian Materi
D
205
bagI hasil. Pegadaian syariah atau dikenal dengan istilah rahn, dalam
pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau
Mudharobah (bagi hasil). Karena nasabah dalam mempergunakan
marhumbih (UP) mempunyai tujuan yang berbeda-beda misalnya
untuk konsumsi, membayar uang sekolah atau tambahan modal kerja,
penggunaan metode Mudharobah belum tepat pemakaiannya. Oleh
karenanya, pegadaian menggunakan metode Fee Based Income (FBI).
Sebagai penerima gadai atau disebut Mutahim, penggadaian akan
mendapatkan Surat Bukti Rahn (gadai) berikut dengan akad pinjam-
meminjam yang disebut Akad Gadai Syariah dan Akad Sewa Tempat
Y
(Ijarah). Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad
tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun)
miliknya dijual oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan
Akad Sewa Tempat (ijarah) merupakan kesepakatan antara penggadai
M
dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk penyimpanan
dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.
Salah satu inovasi produk yang diluncurkan oleh pagadaian adalah
Program Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian yang saat ini lebih
M
dikenal dengan sebutan Gadai Gabah. Program ini diluncurkan atas
landasan pemikiran bahwa dalam rangka mengurangi kerugian petani
akibat perbedaan harga jual gabah pada saat panen raya. Sasaran
utama program ini adalah membantu petani agar bisa menjual gabah
yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang ditetapkan oleh
U
Y
formal. Indonesia yang sebagian masyarakatnya masih berada di garis
kemiskinan cenderung memilih melakukan kegiatan pinjam meminjam
kepada lembaga informal seperti rentenir. Kecenderungan ini dilakukan
karena mudahnya persyaratan yang harus dipenuhi, mudah diakses dan
M
dapat dilakukan dengan relatif singkat.
Namun, di balik kemudahan tersebut, rentenir atau sejenisnya
menekan masyarakat dengan meninggikan bunga. Jika masyarakat
melihat keadaan lembaga formal yang dapat dipergunakan untuk
M
melakukan pinjam meminjam, mungkin masyarakat akan cenderung
memilih lembaga formal tersebut untuk memenuhi kebutuhan dananya.
Lembaga formal tersebut dibagi menjadi dua yaitu Lembaga Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Saat ini masih terdapat kesan terhadap masyarakat bahwa
U
Y
orang yang mempunyai utang atau oleh oarang lain atas nama orang
yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan
kekuasaan kepada orang lain yang berpiutang untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila ihak yang
M
berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Pegadaian syariah adalah pegadaian yang dalam menjalankan
operasionalnya berpegang kepada prinsip syariah. Payung gadai syariah
dalm hal pemenuhan prinsip-prinsip syariah berpegang pada fatwa DSN-
M
MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26 Juni 2002 yang menyatakan
bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang
dalam bentuk rahn diperbolehkan. Sedangkan dalam aspek kelembagaan
tetap menginduk kepada Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990
tanggal 10 April 1990.
U
Y
dengan tidak melakukan kegiatan usaha yang mengandung unsur riba,
maisir dan gharar.
Oleh karena itu, pengawasan harus melekat, baik internal terutama
keberadaan Dewan Pengawas Syariah sebagai penanggung jawab yang
M
berhubungan dengan aturan syariahnya dan eksternal pegadaian
syariah, yaitu masyarakat muslim utamnya, serta adanya perasaan
selalu mendapatkan pengawasan dari yang membuat aturan syariah
itu sendiri, yaitu Allah Swt.
M
Operasionalisasi pegadaian syariah menggambarkan hubungan
antara nasabah dan lembaga pegadaian syariah. Yang secara singkat
dan sederhana digambarkan sebagai berikut.
1. Nasabah menjaminkan barang yang dimilikinya kepada pihak
pegadaian untuk mendapatkan pembiayaan, kemudian pegadaian
U
Y
berpiutang). Konsep tersebut dalam fiqh Islam dikenal dengan istilah
rahn atau gadai.1
Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
M
jaminan atas pinjaman yang dipinjamnya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn
adalah semacam jaminan utang atau gadai.
M
Rahn adalah penyerahan barang yang dilakukan oleh muqtaridh (orang
yang berutang) sebagai jaminan atas utang yang diterimanya. Dengan
demikian, pihak yang memberi utang memperoleh jaminan untuk
mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya apabila peminjam
U
oleh seorang berutang atau oleh orang lain atas namanya, dan yang
memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada
orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana
harus didahulukan.”
Y
operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003
tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun
harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis
anggapan itu. Berkat Rahmat Allah Swt. dan setelah melalui kajian
M
panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan
Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang
menangani kegiatan usaha syariah.
Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem
M
administrasi modern yaitu asas rasionalitas, efisiensi dan efektivitas
yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah
itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/
Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di
bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan
U
Y
yang diperkirakan. Menurut survei BMI, dari target operasional tahun
2003 sebesar 1,55 milyar rupiah pegadaian syariah cabang Dewi Sartika
mampu mencapai target 5 milyar rupiah.
Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari
M
barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap
memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah
Nasional, yaitu memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang
digadaikan. Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah
M
pinjaman. Sedangkan pada pegadaian konvensional, biaya yang harus
dibayar sejumlah dari yang dipinjamkan.
Program Syariah Perum Pegadaian mendapat sambutan positif dari
masyarakat. Dari target omzet tahun 2006 sebesar Rp323 miliar, hingga
September 2006 ini sudah tercapai Rp420 miliar dan pada akhir tahun
U
2006 ini diprediksi omzet bisa mencapai Rp450 miliar. Bahkan Perum
Pegadaian Pusat menurut rencana akan menerbitkan produk baru,
gadai saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), paling lambat Maret 2007.
Manajemen Pegadaian melihat adanya prospek pasar yang cukup bagus
D
d. Landasan Hukum
Sebagaimana halnya instritusi yang berlabel syariah, maka landasan
Y
hukum pegadaian Syariah juga mengacu kepada syariah Islam yang
bersumber dari Al Quran dan Hadist Nabi Saw. Adapun landasan yang
dipakai adalah:
Quran Surat Al Baqarah: 283
M
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
M
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah
ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan
U
Hadist
Muslim
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Saw. bersabda: Tidak terlepas kepemilikan
barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat
dan menanggung risikonya. HR Asy’Syafii, al Daraquthni dan Ibnu
Majah
Nabi Bersabda: Tunggangan (kendaraan) yang digadaikan boleh dinaiki
dengan menanggung biayanya dan bintanag ternak yang digadaikan dapat
diperah susunya dengan menanggung biayanya. Bagi yang menggunakan
kendaraan dan memerah susu wajib menyediakan biaya perawatan dan
pemeliharaan. HR Jamaah, kecuali Muslim dan An Nasai
Y
• Ijab Qobul
• Pihak yang menggadaikan (rahn)
• Yang menerima gadai (murtahin)
•
•
Jaminan (marhun)
Utang (marhun bih)
M
Syarat sah gadai:
M
• Rahn dan murtahin dengan syarat-syarat: kemampuan juga berarti
kelayakan seseorang untuk melakukan transaksi pemilikan, setiap
orang yang sah melakukan jual beli sah melakukan gadai.
• Sighat dengan syarat tidak boleh terkait dengan masa yang akan
U
Y
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
Penjualan marhun:
•
•
segera melunasi utangnya.
M
Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahn untuk
f. Teknik Transaksi
Sesuai dengan landasan konsep di atas, pada dasarnya Pegadaian
D
Y
3. Marhun (barang yang dirahnkan). Marhun bisa dijual dan nilainya
seimbang dengan pinjaman, memiliki nilai, jelas ukurannya,milik
sah penuh dari rahn, tidak terkait dengan hak orang lain, dan bisa
M
diserahkan baik materi maupun manfaatnya.
4. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang
dirahnkan serta jangka waktu rahn ditetapkan dalam prosedur.
5. Rahn dibebani jasa manajemen atas barang berupa: biaya asuransi,
M
biaya penyimpanan, biaya keamanan, dan biaya pengelolaan serta
administrasi.
Y
simpan yang sudah berjalan ditambah bea administrasi,
• Atau hanya membayar jasa simpannya saja terlebih dahulu jika
pada saat jatuh tempo nasabah belum mampu melunasi pinjaman
uangnya.
M
Jika nasabah sudah tidak mampu melunasi utang atau hanya
membayar jasa simpan, maka Pegadaian Syarian melakukan eksekusi
barang jaminan dengan cara dijual, selisih antara nilai penjualan dengan
pokok pinjaman, jasa simpan dan pajak merupakan uang kelebihan yang
M
menjadi hak nasabah. Nasabah diberi kesempatan selama satu tahun
untuk mengambil Uang kelebihan, dan jika dalam satu tahun ternyata
nasabah tidak mengambil uang tersebut, Pegadaian Syariah akan
menyerahkan uang kelebihan kepada Badan Amil Zakat sebagai ZIS.
U
g. Kegiatan Usaha
Produk gadai yang diterbitkan oleh perum pegadaian antara lain:
1. Kredit KCA
D
Y
kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian mengenakan
biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua
belah pihak.
M
Pegadaian Syariah akan memperoleh keutungan hanya dari bea
sewa tempat yang dipungut bukan tambahan berupa bunga atau sewa
modal yang diperhitungkan dari uang pinjaman. Sehingga di sini dapat
dikatakan proses pinjam meminjam uang hanya sebagai ‘lipstick’
yang akan menarik minat konsumen untuk menyimpan barangnya di
M
Pegadaian.
Mekanisme perjanjian gadai ditentukan oleh banyak hal, di
antaranya yaitu subyek dan objek perjanjian gadai. Subyek perjanjian
adalah rahn, sedangkan objeknya adalah marhun, serta murtahin adalah
U
c) Kedudukan marhun,
d) Risiko atas kerusakan marhun dan pemindahan milik marhun,
e) Pungutan hasil marhun,
f) Biaya pemeliharaan marhun,
g) Pembayaran utang dari marhun,
h) Hak murtahin atas harta peniggalan, setelah semua jelas dan, maka
dapat dilakukan perjanjian pegadaian di antara kedua belah pihak.
Y
kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan
bagi Pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang
bergerak milik nasabah yang telah melakukan akad.
M
j. Operasionalisasi Pegadaian Syariah
Implementasi operasi Pegadaian Syariah hampir bermiripan dengan
Pegadaian konvensional. Seperti halnya Pegadaian konvensional ,
Pegadaian Syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan
M
barang bergerak. Prosedur untuk memperoleh kredit gadai syariah
sangat sederhana, masyarakat hanya menunjukkan bukti identitas
diri dan barang bergerak sebagai jaminan, uang pinjaman dapat
diperoleh dalam waktu yang tidak relatif lama (kurang lebih 15 menit
U
Y
b. Mampu memberikan penaksiran secara akurat atas nilai barang
gadai sehingga tidak merugikan salah satu dari kedua belah pihak.
c. Memiliki sarana dan prasarana penunjang dalam memperoleh
M
keakuratan penilaian barang gadai.
3. Pelunasan
Pelunasan dilakuakan dengan cara nasabah membayar pokok
pinjaman dan jasa simpanan sesuai dengan tarif yang telah ditentukan.
Macam-macam jenis pelunasan pada pegadaian syariah terdiri dari,
pelunasan penuh, ulang gadai, tebus sebagian. Namum pada dasarnya
nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap waktu tanpa harus
menunggu waktu jatuh tempo. Setelah melakuakan pelunasan terhadap
kewajibannya nasabah dapat menganbil kembalai barang yang telah
diserahkan sebagai barang gadaian.
Y
disalurkan kepada lembaga ZIZ.
Y
syarat mudah.
Y
dengan tiga puluh milyar rupiah), maka untuk mendirikan perusahaan
seperti ini perlu pengkajian kelayakan usaha yang hati-hati dan aman.
Prospek suatu perusahaan secara relatif dapat dilihat dari suatu
analisis yang disebut SWOT atau dengan meneliti kekuatan (Strength),
M
kelemahannya (Weakness), peluangnya (Oportunity), dan ancamannya
(Threat), sebagai berikut.
Y
menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan /kerugian
secara adil.
• Pada pinjaman mudharabah, pegadaian syariah dengan
sendirinya tidak akan membebani nasabahnya dengan biaya-
M
biaya tetap yang berada di luar jangkauannya. Nasabah hanya
diwajibkan membagihasil usahanya sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan sebelumnya. Bagi hasil kecil kalau
keuntungan usahanya kecil dan bagi hasil besar kalau hasil
M
usahanya besar.
• Investasi yang dilakukan nasabah pinjaman mudharabah tidak
tergantung kepada tinggi rendahnya tingkat bunga karena
tidak ada biaya uang (biaya bunga pinjaman) yang harus
diperhitungkan.
U
Y
bisa terjadi sehingga diperlukan kecermatan yang lebih besar.
4) Karena membawa misi bagihasil yang adil, maka pegadaian syariah
lebi banyak memerlukan tenaga-tenaga profesional yang andal.
Kekeliruan dalam menilai kelayakan proyek yang akan dibiayai
M
dengan sistem bagi hasil mungkin akan membawa akibat yang lebih
berat daripada yang dihadapi dengan cara konvensional yang hasl
pendapatannya sudah tetap dari bunga.
5) Karena pegadaian syariah belum dioperasikan di Indonesia, maka
M
kemungkinan disana-sini masih diperlukan perangkat peraturan
pelaksanaan untuk pembinaan dan pengawasannya. Masalah adaptasi
sistem pembukuan dan akuntansi pegadaian syariah terhadap sistem
pembukuan dan akuntansi yang telah baku, tremasuk hal yang perlu
dibahas dan diperoleh kesepakatan bersama.
U
Y
pegadaian yang berlaku sekarang dikhawatirkan mengandung
unsur-unsur yang tidak sejalan dengan syariah Islam, yaitu
antara lain:
a. Biaya ditetapkan dimuka secara pasti (fixed), dianggap
M
mendahului takdir karena seolah-olah peminjam uang
dipastikan akan memperoleh keuntungan sehingga
mampu membayar pokok pinjaman dan bunganya pada
waktu yang telah ditetapkan (lihat surat Luqman ayat 34).
M
b. Biaya ditetapkan dalam bentuk prosentase (%) sehingga
apabila dipadukan dengan unsur ketidakpastian yang
dihadapi manusia, secara matematis dengan berjalannya
waktu akan bisa menjadikan utang berlipat ganda (lihat
surat Al-Imran ayat 130).
U
Y
pemerintah yang kemampuannya semakin kecil dibandingkan
melalui tabungan masyarakat yang melalui sektor perbankan
dan lembaga keuangan lainnya.
• Mengingat demikian besarnya peranan yang diharapkan dari
M
tabungan masyarakat melalui sektor perbankan maka perlu
dicarikan berbagai jalan dan peluang untuk mengerahkan dana
dari masyarakat. Pegadaian berfungsi mencairkan (dishoarding)
simpanan-simpanan berupa perhiasan dan barang tidak
M
produktif yang kemudian diinvestasikan melalui mekanisme
pinjaman mudharabah.
• Adanya pegadaian syariah yang telah disesuaikan agar tidak
menyimpang dari ketentuan yang berlaku akan memperkaya
khasanah lembaga keuangan di Indonesia. Iklim baru ini
U
Y
semua orang tanpa pandang suku, agama, ras, dan adat istiadat. Isu
primordial, eksklusivisme atau sara mungkin akan ilontarkan untuk
mencegah berdirinya pegadaian syariah.
M
Ancaman berikutnya adalah dari mereka yang merasa terusik
kenikmatannya mengeruk kekayaan rakyat Indonesia yang sebagian
terbesar beragama Islam melalaui sistem bunga yang sudah ada.
Munculnya pegadaian syariah yang menuntut pemerataan pendapatan
yang lebih adil akan dirasakan oleh mereka sebagai ancaman terhadap
M
status quo yang telah dinikmatinya selama puluhan tahun. Isu tentang
ketidakcocokan dengan sistem internasional berlaku di seluruh dunia
mungkin akan dilontarkan untuk mencegah berkembangnya di tengah-
tengah mereka pegadaian syariah.
U
pegadaian syariah mempunyai prospek yang cukup cerah, baik itu adalah
Perum Pegadaian yang telah mengoperasikan sistem syariah maupun
pegadaian syariah yang baru. Prospek ini akan lebih cerah lagi apabila
kelemahan (weakness) sistem mudharabah dapat dikurangi dan ancaman
(threat) dapat di atasi.
Y
pemberian pinjaman dengan hukum gadai. Nama pegadaian ini, lalu
dijadikan sebagai merek dari lembaga keuangan ini.
Pada tahun 1901, pegadaian berubah status menjadi Perusahaan
Jawatan (perjan). Kemudian pada tahun 1928 berubah menjadi
M
perusahaan di bawah IBW. Selanjutnya, pada tahun 1960 berubah
menjadi Perusahaan Negara dan pada tahun 1969 berubah kembali
menjadi Perusahaan Jawatan (perjan). Pada tahun 1990 berubah status
menjadi Perusahaan Umum (perum), ditandai dengan lahirnya PP
M
10/1990 tanggal 10 April 1990 dan PP 103 tahun 2000. Saat ini, Perum
pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dalam lingkungan Kementerian BUMN.
Dengan menggunakan nama pegadaian, perum pegadaian adalah
satu-satunya perusahaan yang menggunakan sistem gadai. Lembaga
U
ini merupakan sarana pendanaan alternatif yang sudah ada sejak 100
tahun lalu dan sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia, terutama di
kota-kota kecil. Kegiatan usahanya terutama untuk menyalurkan uang
pinjaman atas dasar hukum gadai serta menjalankan usaha lain seperti
D
Y
termasuk kalangan non-muslim. Pada awalnya Pegadaian Syariah
ditargetkan untuk konsumen muslim yang ingin bertransaksi sesuai
dengan prinsip syariah dan juga mementingkan rasionalitas dari
pelayanan yang diberikan. Sebagai catatat, selain pegadaian syariah,
M
pemain dalam bidang ini adalah perbankan syariah yang memiliki
produk gadai syariah atau disebut rahn, sebagai alternatif layanan
perbankan syariah.
Sampai saat ini, beberapa perbankan syariah juga menawarkan
M
produk gadai syariah antara lain; Bank Syariah Mandiri, Bank
Muamalat Indonesia, Bank Danamon Syariah, dan lain-lain. Namun,
dalam perjalanannya, pegadaian syariah tidak terlalu terpengaruh oleh
beroperasinya sistem gadai syariah pada perbankan syariah. Buktinya,
pegadaian syariah pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan yang
U
kontribusi cabang syariah saja, tetapi dari semua cabang syariah yang
dibuka tahun 2004. Hal yang menjadi kekuatan adalah karena merek
yang digunakan tetap pegadaian syariah, yang langsung mempunyai
asosiasi langsung dengan sistem gadai syariah. Selain itu, mereka
pun berusaha untuk melakukan sosialisasi secara langsung ke daerah-
daerah sesuai dengan target market-nya yang berasal dari segmen
masyarakat menengah ke bawah. Dengan tagline yang sederhana,
gampang dimengerti, dan sekaligus sangat kuat, “Mengatasi Masalah
Tanpa Masalah”, mereka berusaha mengkomunikasikan bahwa dengan
Y
C. Latihan Soal
1. Jelaskan perbedaan Pegadaian Konvensianal dan Syariah?
2. Jelaskan Sistem dan Konsep Pemasaran Pegadaian Syariah?
M
3. Bagaimana perkembangan Pegadaian syariah sekarang di Indonesia,
Jelaskan Argumentasi anda?
DAFTAR PUSTAKA
M
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
Budi santoso, Totok. Nuritomo. Bank dan Lembaga Keungan Lainya, Jakarta
U
Persada, 2002.
Kasmir, pemasaran bank, edisi revisi, Jakarta: Kencana prenada media
group, 2008.
Muhammad Sula dan Hermawan Kertajaya. Syariah Marketing, Jakarta.
Mizan. 2005.
Zahra Laila, Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah Perum Pegadaian
Syariah, Bogor: 2006.
Y
A. Tujuan Pembelajaran
M
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian, Tujuan
Pemasaran Syariah pada Investasi syariah Melalui Risetasi, Anda harus
M
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan Investasi syariah
2. Menjelaskan norma dan etika Investasi syariah
U
B. Uraian Materi
Produk investasi syariah seperti reksadana dan saham memiliki
prospek cerah. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari beberapa data
yang ada. Menyangkut kinerja portofolio saham syariah, berdasarkan
penelitian yang dilakukan Farida Rachmawati (2002) kinerja portofolio
saham syariah memiliki prospek yang tidak mengecewakan. Selama
tahun 2001-2002, kinerja portofolio saham syariah tengah mengungguli
kinerja saham konvensional untuk kriteria Sharpe Index dan Treynor
233
Index. Portofolio saham konvensional hanya unggul pada pengukuran
dengan Jenshen’s Alpha. Dalam hal ini portofolio saham syariah unggul
pada kriteria return dan risk (level total risiko dan risiko pasar).
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan proses screening
berdasarkan syariah memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
portofolio saham syariah. Dari penelitian terlihat, kinerja portofolio
22 saham syariah mampu mengungguli kinerja 23 saham konvensional
selama periode 2001-2002.
Y
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa inggris,
M
yaitu investment. Kata invest sebagai kata dasar dari investment
memiliki arti menanam. Dalam kamus istilah Pasar Modal dan keuangan
kata invesment diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam
suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Sedangkan dalam kamus Lengkap Ekonomi, Investasi didefinisikan
M
sebagai saham penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain
seperti saham atau harta tidak bergerak yang di harapkan dapat di tahan
selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan.
Secara umum investasi berarti penundaan konsumsi saat ini untuk
U
potensi konsumsi saat ini untuk mendapatkan peluang yang lebih baik
atau besar di masa yang akan datang.
Berikut karakteristik investasi:
1. Modal sebagai penentu keputusan
2. Waktu yang tepat untuk mengambil keputusan
Y
modal.
Keuntungan dari cash flows dan atau hasil penjualan harta atau
aset investasi adalah merupakan hasil investasi. Di mana risikonya
terletak pada deviasi antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan
yang terjadi. Hal inilah yang kemudian menjadikan konsep dasar
D
Y
b. Masa investasi
c. Waktu mengalihkan investasi
M
Strategi mengatasi permasalahan waktu adalah dengan melakukan
investasi secara berkala dengan nilai tertentu.
Dalam investasi kita mengenal harga. Harga adalah nilai jual atau
beli dari sesuatu yang diperdagangkan. Selisih harga beli terhadap
harga jual disebut profit margin. Harga terbentuk setelah terjadinya
D
mekanisme pasar.
Suatu pernyataan penting yang disampaikan oleh seorang ulama
besar al-Ghozali adalah keuntungan merupakan kompensasi dari
kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri
pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang memperoleh keuntungan
yang merupakan kompensasi dari risiko yang ditanggungnya.
Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari
produk domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan
sebagai peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang
Y
kecuali keuntungannya saja. Dalam investasi mengenal harga. Harga
adalah nilai jual atau beli dari sesuatu yang diperdagangkan. Selisih
harga beli terhadap harga jual disebut profit margin. Harga terbentuk
setelah terjadinya mekanisme pasar.
M
Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud investasi dalam
Islam adalah melakukan usaha secara aktif terhadap harta atau sumber
daya yang ia miliki melalui cara-cara yang sesuai dengan prinsip syariah.
Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi.
M
Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan
langkah awal pembangunan kegiatan ekonomi. Dinamika penanaman
modal memengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan
mencerminkan marak lesunya pembangunan.
Sedangkan tujuan investasi adalah mendapatkan sejumlah
U
Y
maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk
hal-hal yang haram.
2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
M
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar).
M
6. Manajemen yang diterapkan adalah manajemen islami yang tidak
mengandung unsur dan menghormati hak asasi manusia serta
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya
Y
sekalipun dan tidak melanggar hukum positif yang berlaku, belum
tentu aman kalau dilihat dari sisi syariat Islam. Investasi hanya dapat
dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariat Islam
dan tidak mengandung riba. Untuk sistem perekonomian di Indonesia
M
pada saat ini, berdasarkan UU pasar modal hanya meliputi beberapa
hal, yaitu instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan
pembagian dividen berdasarkan pada tingkat laba usaha, penempatan
dalam deposito pada bank umum syariah, surat utang jangka panjang,
baik berupa obligasi maupun surat utang jangka pendek yang telah lazim
M
diperdagangkan di antara lembaga keuangan syariah yaitu termasuk jual
beli utang dengan segala kontroversinya.
Dalam hal menerbitkan saham maupun melakukan investasi, OIC
Academy menyetujui perusahaan saham selama mereka tidak didirikan
U
Y
keuntungannya akan dibagikan kepada nasabah dan bank sesuai nisbah
yang disepakati bersama sebelumnya.
Index (JII).
5. Reksadana Syariah
Dalam reksadana konvensional, pengaturan atau penempatan
portofolio investasi hanya menggunakan pertimbangan tingkat
keuntungan. Sedangkan reksadana syariah selain mempertimbangkan
tingkat keuntungan juga harus mempertimbangkan kehalalan suatu
produk keuangan. Sebagai contoh bila reksadana syariah ingin
menempatkan salah satu jenis investasinya dalam saham, maka saham
yang dibeli tersebut harus termasuk perusahaan yang sudah dibolehkan
Y
dan atas nama investor. Sebagai bukti penyertaan dalam reksadana
syariah maka investor akan mendapat unit penyertaan dari reksadana
syariah.
M
4. Pemasaran Syariah pada Investasi Syariah
a. Pengertian strategi
Ada beberapa definisi strategi yang dikemukakan oleh para ahli,
M
berikut beberapa definisi dari para ahli tersebut:
1) Menurut Benyamin Molan, strategi adalah program luas untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi, tanggapan organisasi
pada lingkungannya sepanjang waktu.
U
b. Pengertian pemasaran
Beberapa pengertian pemasaran oleh beberapa para ahli, antara lain:
1) Menurut William J. Staton pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
c. Strategi pemasaran
Menurut Nugroho J. Setiadi, strategi pemasaran (marketing strategi)
adalah suatu rencana yang didesain untuk memengaruhi pertukaran
dalam mencapai tujuan organisasi. pemasaran adalah pengambilan
keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran,
Y
alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada dua
faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam
pemasaran yaitu:
M
1) Daur hidup produk, Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap
daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap
kedewasaan dan tahap kemunduran.
2) Posisi persaingan perusahaan di pasar Strategi pemasaran harus
M
disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah
memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian
kecil dari pasar
Y
prosses suatu bisnis, maka semua bentuk transaksi apa pun dalam
pemasaran dibolehkan.
Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas
yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan
M
nilai (value creating activities) yang memungkinkan siapa pun yang
melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang
dilandasi atas kejujuran,keadilan,keterbukaan,dan keikhlasan sesuai
dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami atau
M
perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.
Kotler (1997) mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang didalamnya terdiri dari individu dan kelompok
dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan,menawarkan,dan mempetukarkan produk yang bernilai
U
Y
kelemahan dari suatu produk atau jasa yang akan dijual.
2. Memanfaatkan keadaan dan kondisi orang yang tampak sangat
membutuhkan
M
3. Tidak memenuhi syarat-syarat dari suatu perjanjian.
syariah dan obligasi syariah yang baru sejak tahun 2000 ada di Indonesia.
Pada akhir 2002 (November) muncul obligasi syariah dari Indosat,
dan sejak saat itulah obligasi-obligasi syariah bermunculan dan menjadi
D
Y
reksadana syariah juga. BTS pun fokus pada fund management syariah
sehingga mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan PNM yang
menggunakan instrumen campuran dengan saham dan juga Danareksa
yang hanya bermain di saham.
M
Untuk reksadana, perkembangan teknologi informasi (TI) tidak
terlalu berpengaruh karena sebenarnya penggunaan TI ini sama saja,
baik pada produk konvensional maupun syariah. Mungkin juga karena
belum tersedianya perangkat lunak yang telah disesuaikan (customized)
M
dengan reksadana syariah di Indonesia. Saat ini, perusahaan-perusahaan
perangkat lunak yang ada baru mengembangkan TI untuk dunia
perbankan syariah karena memang perhitungan di bank syariah jauh
berbeda dengan bank konvensional dan juga memang diwajibkan oleh
bank Indonesia. Untuk reksadana, sementara ini ada pengelola yang
U
riil. Perbedaan ini wajar, karena industri reksadana syariah masih relatif
baru sehingga membutuhkan pembelajaran terlebih dahulu.
Pada mid 2003 ketika reksadana Batasa Syariah diluncurkan,
masyarakat tertarik untuk berinvestasi di produk syariah karena adanya
faktor fatwa MUI tadi. Namun, lama kelamaan, selain karena fatwa MUI,
konsumen menjadi tertarik berinvestasi pada reksadaana syariah ini
karena faktor return-nya yang cukup memikat. Hal ini terlihat dari profil
konsumen BTS Capital saat ini, yang separuhnya adalah non-muslim.
Mereka mengetahui bahwa instrumen syariah ini memberikan return
Y
sistem market-to market. Redemption ini tidak berpengaruh pada reksadana
syariah karena jika ingin mencairkan dana, harus dengan cara menjual
reksadana syariah tersebut terlebih dahulu, dan benchmark reksadana
syariah bukanlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
M
Hal-hal tersebut membawa migrasi besar-besaran dari asabah
reksadana konvensional ke reksadana syariah. Selain return nya lebih
besar, risiko juga lebih kecil. Berdasarkan keterangan dari Agus
Syabaruddin, kepala Divisi Pengembangan Produk Bank Syariah Mandiri
M
(BSM), setiap harinya ada migrasi dari reksadana konvensional ke
reksadana syariah sebesar Rp200-Rp500 juta.
Faktor lainnya yang mendukung perkembangan reksadana syariah
adalah tidak adanya trader atau spekulan untuk obligasi syariah.
Sebagian besar nasabah memang memegang obligasi syariah untuk
U
DAFTAR PUSTAKA
Y
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an
Raja Fahd, 1418 H.
Budi santoso, Totok. Nuritomo. Bank dan Lembaga Keungan Lainya, Jakarta
Salemba Emapat. 2014.
M
Didin Hafidhuddin, Islam aplikatif (gema insani press, 2003).
Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya On Marketing, Gramedia,
Jakarta 2002.
Kasmir, Pemasaran Bank, edisi revisi, Jakarta: Kencana prenada media
U
group, 2008.
Muhammad Sula dan Hermawan Kertajaya. Syariah Marketing, Jakarta.
Mizan. 2005.
Tempo Interasktif, Jakarta., Sabtu, 30 April 2005.
D
Y
M
‘Iwad : Merupakan equivalent countervalue yang berupa risiko
(Ghurmi),kerja dan usaha (Kasb), dan tanggung jawab (Daman).
Akad : (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau
M
kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmenyang
terbingkai dengan nilai-nilai Syariah. Dalam istilah Fiqih,secara
umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang
untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, seperti
wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak,
U
seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai. Secara khusus akad
berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan penawaran/pemindahan
kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan)
dalam lingkup yang disyariatkan danberpengaruh pada sesuatu.
D
Bai’ al-Dayn : Akad jual beli ketika yang diperjual belikan adalah
Dayn atau utang. Dayn dapat diperjual belikan dengan harga
yang sama,tetapi sebagian besar ulama Fiqih (Fuqaha) sepakat
bahwa jual beli Dayn atau utang dengan diskon tidak dibolehkan
secaraSyariah.
Bai’ al-Inah : Akad jual beli ketika penjual menjual asetnya kepada
pembeli dengan janji untuk dibeli kembali (sale and buy back)
dengan pihak yang sama. Bai’ al-Inah adalah penjualan tunai
(cash sale)dilanjutkan dengan pembelian kembali dengan tangguh
249
(deferredpayment sale/BBA). Sebagian besar ulama Fiqih sepakat
bahwaBai’ al-Inah tidak dibolehkan secara Syariah, kecuali madzhab
Syafi’i dan Zahiri.
‘Iwad : Merupakan equivalent countervalue yang berupa risiko
(Ghurmi),kerja dan usaha (Kasb), dan tanggung jawab (Daman).
Akad : (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian
ataukesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmenyang
terbingkai dengan nilai-nilai Syariah. Dalam istilah Fiqih,secara
umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseoranguntuk
melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, sepertiwakaf,
Y
talak, dan sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak,
seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai. Secara khusus
akadberarti keterkaitan antara ijab (pernyataanpenawaran/
pemindahan kepemilikan) dan qabul (pernyataanpenerimaan
pada sesuatu.
M
kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan danberpengaruh
Y
pemasok, pedagang/ reseller) untuk berhubungan dan bertransaksi.
Brand label : nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan
pada kemasan.
M
Broker : perantara yang fungsi utamanya adalah mempertemukan
penjual dan pembeli serta membantu kelancaran proses negosiasi.
Bursa : gedung atau ruangan yang ditetapkan secara resmi sebagai
tempat penyelenggaraan transaksi efek.
M
Buyer’s market : artinya pasar milik konsumen.
Calon pembeli : seseorang yang diidentifikasi oleh pemasar sebagai
orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran
nilai.
U
Glosarium 251
segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil)
dalam pembandingan dan pembeliannya.
Corporate chain : suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
usaha/bisnis yang saling berkaitan atau berhubungan dalam satu
manajemen dan dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham.
Customer Delight : adalah usaha/upaya bagaimana membuat
pelanggan terkesan dan senang
Customer self-service : merupakan pelayan diri sendiri (konsumen)
Daya tarik emosional : daya tarik yang mencoba membangkitkan emosi
positif atau negatif yang dapat memotivasi pembelian.
Y
Daya tarik moral : daya tarik yang diarahkan pada perasaan audiens
tentang apa yang benar dan tepat. Biasanya digunakan untuk
mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial.
M
Daya tarik rasional : daya tarik yang didasarkan pada kualitas, nilai
ekonomis, manfaat, atau kinerja suatu produk dalam memotivasi
pembelian.
Defensive strategy : strategi mempertahankan pangsa pasar dari pesaing
M
dan menjaga kelompok produk dari serangan produk substitusi.
Direct marketing : sistem pemasaran interaktif yang menggunakan
satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan/
atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi.
U
Y
Frekuensi (frequency) : Banyaknya rata-rata orang atau rumah tangga
melihat paparan pesan tersebut dalam suatu periode tertentu.
Frekuensi pembelian : berapa kali pembeli rata-rata membeli produk
M
tersebut dalam suatu periode.
Frekuensi periklanan : Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk
menyampaikan pesan ke konsumen.
Full-service wholesaler : merchant wholesaler yang memberikan jasa
M
penyimpanan, memiliki armada penjual, menjual secara kredit,
rnengirimkan barang, dan bantuan manajemen.
Ghost Shopping : orang berpura-pura menjadi pelanggan dan
melaporkan titik-titik kuat maupun titik-titik lemah yang dialami
U
Glosarium 253
kepadamustajir. Skim ini sering juga disebut ijarah muntahiya
bittamlik.
Ijarah : Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir)
denganpenyewa (mustajir). Setelah masa sewa berakhir, barang
sewaandikembalikan kepada muaajir.
Iklan pengingat : periklanan yang bertujuan untuk mengingatkan suatu
merek tertentu agar dibeli konsumen.
Iklan penguat : periklanan yang bertujuan meyakinkan pembeli
sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.
Impulse goods : merupakan barang yang dibeli tanpa perencanaan
Y
terlebih dahulu ataupun usaha-usaha mencarinya.
Independent retail firm : suatu outlet pengecer yang dimiliki dan
dioperasikan secara independen dan tanpa afiliasi (penggabungan).
M
Informercial : iklan TV yang tampak seperti acara televisi selama
30 menit, tetapi sebenarnya adalah iklan produk atau pemacu
penjualan awal.
Intangible : merupakan sesuatu yang tidak dapat disentuh dan
M
tidak dapat dirasa, atau sesuatu yang tidak dapat dengan mudah
didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.
Istishna : Akad jual-beli barang (mashnu’) antara pemesan
(mustashni’)dengan penerima pesanan (shani’). Spesifikasi
U
Y
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya
Komunikasi Pemasaran Terintegrasi (Integrated Marketing
Communication-IMC) : suatu konsep perencanaan komunikasi
M
pemasaran yang menyadari nilai tambah dari suatu rencana
komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai
disiplin komunikasi, misalnya, periklanan umum, tanggapan
langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat dan
menggabungkan berbagai disiplin ini untuk memberikan kejelasan,
M
konsistensi, dan pengaruh komunikasi yang maksimum melalui
integrasi menyeluruh dari pesan-pesan yang berlainan.
Konsumen Banyak Uang : Konsumen yang memiliki banyak uang dan
merupakan konsumen dengan daya beli yang aktual
U
Glosarium 255
Konsumen Pengutil : konsumen yang suka mengambil barang dengan
tanpa sepengetahuan.
Konsumen trend setter : konsumen selalu suka akan sesuatu yang
baru, dan dia mendedikasikan dirinya untuk menjadi bagian dari
gelombang pertama yang memiliki atau memanfaatkan teknologi
terbaru
Konsumen Value seeker : adalah mereka yang memiliki pertimbangan
dan pendirian sendiri
Media : sarana/alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan.
Media terdiri atas media cetak (koran, majalah, surat langsung),
Y
media penyiaran (radio, televisi), media elektronik (pita audio, pita
video, videodisk, CD-ROM), dan media display (papan reklame,
tanda reklame, poster).
M
Merek (brand) : nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan
satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk
mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut.
Mudharabah muqayyadah : Akad mudharabah ketika shahibul maal
menetapkan syarattertentu yang harus dipatuhi mudharib, baik
M
mengenai tempat, tujuan, maupun jenisusahanya. Dalam skim ini
mudharib tidakdiperkenankan untuk mencampurkan dengan modal
atau danalain. Pembiayaan mudharabah muqayyadah antara lain
digunakanuntuk investasi khusus dan reksadana.
U
Y
dengankeuntungan yang disepakati.
Musyarakah Menurun : Akad berpola bagi hasil ketika dua pihak
bermitra untukkepemilikan bersama suatu aset dalam bentuk
properti,peralatan, perusahaan, atau lainnya.Bagian aset pihak
M
pertama,sebagai pemodal, kemudian dibagi ke dalambeberapa unit
dandisepakati bahwa pihak kedua, sebagai klien, akan membelibagian
aset pihak pertama unit demi unit secara periodik,sehingga akan
meningkatkan bagian aset pihak kedua sampaisemua unit milik
M
pihak pertamaterbeli semua dan asetsepenuhnya milik pihak kedua.
Keuntungan yangdihasilkan padatiap-tiap periode dibagi sesuai
porsi kepemilikan aset masing-masing pihak saat itu.
Musyarakah Mutanaqisah : Akad bagi hasil yang merupakan
penyertaan modal secara terbatasdari satu mitra usaha kepada mitra
U
Glosarium 257
Qardh : Akad pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak
tertentu(muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah
yang sama sesuai pinjaman. Muqridh dapat meminta jaminan
atas pinjaman kepada muqtaridh. Pengembalian pinjaman dapat
dilakukan secara angsuran atau sekaligus.
Musyarakah : Akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau
lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal
dan produktif. Pendapatan atau keuntungan dibagi sesuai dengan
nisbah yang telah disepakati.
Pemasaran : suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya
Y
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Positioning : segala upaya untuk mendesain produk dan merek kita
M
agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak pelanggan.
Product Life Cycle (PLC) : suatu grafik yang menggambarkan riwayat
suatu produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik
dari pasar.
M
Qard-ul Hasan : Akad pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak
tertentu(muqtaridh) untuk tujuan sosial yang wajib dikembalikan
dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman.
Rahn : Akad penyerahan barang/harta (marhun) dari nasabah (rahin)
U
Y
mengembangkan dan/atau mengelola keseluruhan produk jadi.
Tabarru’ : Transaksi tidak untuk mencari keuntungan materiil dunia
melainkan untuk tolong-menolong dan mengharapkan keuntungan
di akhirat (pahala). M
Target market : sekelompok konsumen yang akan dijadikan pasar
sasarannya, dengan mengembangkan metode penilaian atas daya
tarik segmen serta memilih segmen yang akan dimasuki.
M
Tawarruq : Akad jual beli yang melibatkan tiga pihak, ketika pemilik
barang menjual barangnya kepada pembeli pertama dengan harga
dan pembayaran tunda, dan kemudian pembeli pertama menjual
kembali barang tersebut kepada pembeli akhir dengan harga dan
pembayaran tunai. Harga tunda lebih tinggi daripada harga tunai
U
(feel), kognitif (think), fisik dan gaya hidup (act), serta hubungan
dengan kultur atau referensi tertentu (relate) yang akhirnya mampu
memberikan dimensi/imajinasi terhadap satu produk.
Tijarah : Transaksi untuk mencari keuntungan materiil.
Total customer cost : terdiri dari harga yang dibayarkan, biaya waktu,
biaya tenaga, dan biaya psikis.
Total customer value : sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan
dari produk dan jasa, meliputi product value (misalnya keandalan,
Glosarium 259
daya tahan/keawetan, unjuk kerja), service value (penyerahan
barang, pelatihan, instalasi, perawatan, reparasi), personnel value
(kompeten, responsif, empati, dapat dipercaya), dan image value
(citra perusahaan).
Ujr : Imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan
yang dilakukan.
Wadi’ah yad amanah : Akad penitipan barang/uang ketika pihak
penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang
yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau
Y
kelalaian penerima titipan.
Wadi’ah yad dhamanah : Akad penitipan barang/uang ketika pihak
penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat
memanfaatkan barang/uang titipan, dan harus bertanggung jawab
M
terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua
manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang/
uang tersebut menjadi hak penerima titipan.
Wadi’ah : Akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai
M
barang/uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan
untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang/
uang. Berdasarkan jenisnya, wadi’ah terdiri dari wadi’ah yad
amanahdan wadi’ah yad dhamanah.
U