Anda di halaman 1dari 88

TUGAS RANCANG – 3

(GENERAL ARRANGEMENT)
OIL TANGKER

Disusun oleh

Muhammad Ariful Jamil


NIM. 2019.02.2.0024

PRODI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2021
LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan.
Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang maha Esa sehingga
saya bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Ucapan terimakasih tidak lupa saya haturkan kepada orang tua saya dan
dosen pembimbing dan teman-teman satu perjuangan yang banyak mambantu
dalam penyusunan laporan ini. Saya menyadari didalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,
baik dari segi Bahasa maupun dalam segi tulisan.

Oleh karena itu saya meminta maaf atas ketidak sempurnaannya dan juga
memohon kritik dan saran untuk saya agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
penyusunan laporan. Harapan saya mudah-mudahan apa yang saya susun ini bisa
memberikan manfaat untuk diri saya pribadi, teman-teman, serta orang lain.

Surabaya, 13 Januari 2022

Muhammad Ariful Jamil


2019.02.2.0024

Teknik Sistem Perkapalan 2


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

TUGAS MERANCANG – 3
RENCANA UMUM (GENERAL ARRANGEMENT)

Tugas ini diberikan kepada:


Nama : Muhammad Ariful Jamil
NIM : 2019.02.2.0024
MULAI TUGAS : SEPTEMBER 2022
SELESAI TUGAS : JANUARI 2022
Dosen Pembimbing : 1. Hadi Prasution S.T.,M.T.
2. UripPrayogi S.T.,M.T.
Metode yang digunakan : Sesuai petunjuk buku panduan merancang - 3

Surabaya, 13 Januari 2022


Mengetahui

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Urip Prayogi S.T.,M.T. Hadi Prasutyon S.T.,M.T.

Teknik Sistem Perkapalan 3


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kapal adalah merupahkan alat transportasi yang berada diatas air,dan
dapat juga dikatakan bangunan yang terapung diair yang harus layak laut
dan layak huni,untuk itu maka kapal memerlukan berbagai macam
mekanisme untuk menjalankan opersinya dengan baik,dan oleh karena
kapal sendiri itu berbentuk aneh dan sempit maka bangunan tersebut
dibatasi oleh tempat yang sangat terbatas,oleh karena dibatasi oleh batas-
batasan segi ekonomis,dan segi teknisnya maka hampir semua mekanisme
yang ada dikapal berpusat di suatu daerah yaitu disekitar daerah kamar
mesin.dan dapat dibayangkan betapa rumitnya dan kompleknya disekitar
kamar mesin dari sebuah kapal.

Dengan terbatasnya tempat yang tersedia maka diperlukan perancangan


agar semua system yang ada dikapal berjalan dengan baik dan penempatan
dari permesinan dan semua peralatan sesuai dengan fungsinya dan
peraturan yang berlaku,serta memenuhi kriteria
keamanan.kenyamanan,dan ketenangan.

General Arrangement dari suatu kapal dapat didefinisikan sebagai


penentuan dari ruangan-ruangan untuk segala kegiatan (fungsi) dan
peralatan yang dibutuhkan dan diatur sesuai dengan letak dan jalan untuk
mencapai ruangan-ruangan tersebut. Sebagai akibat dari batasan tersebut
maka dalam pembuatan suatu general arrangement selalu ada 4 (empat)
langkah yang dikerjakan; yakni:

1. menetapkan main spaces (ruangan-ruangan utama)


2. menetapkan batasan-batasan dari setiap ruangan
3. memilih dan menetapkan perlengkapan dan peralatan dalam batas-
batas dari space tersebut

Teknik Sistem Perkapalan 4


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

4. menyediakan jalan-jalan menuju ruangan tersebut.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini agar dalam perencanaan kapal tersebut
dapat dijamin kehandalannya serta optimalnya perencanaan ruangan dan
peralatan lainnya.

Beberapa tujuan dari rencana umum yang perlu diperhatikan adalah sbb :

a. Menentukan motor penggerak kapal dan perencanaan kapal mesin di


kapal.
b. Menetukan dan sekaligus menempatkan semua sistem dan peralatan
yang ada di kapal.
c. Menentukan letak dari ruangan-ruangan yang ada di kapal sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

1.3 Batasan-Batasan
Dalam rencana umum dibatasi oleh beberapa batasan sebagai berikut :

a. Batasan ukuran utama kapal :


 Lpp : 85,570 m
 Lwl : 88,1371 m
 Bmld : 14 m
 Dmld : 7,2 m
 T : 6,451 m
 Vd : 12,500 knots
 Cb : 0,765
 Δ : 6,060 ton
b. Disesuaikan dengan Lines Plan dan peraturan-peraturan biro klasifikasi
yang berlaku.
c. Perhitungan-perhitungan yang dilakukan adalah :
 Perhitungan daya dan pemilihan mesin induk.
 Menghitung permesinan geladak.
 Menghitung jumlah crew.

Teknik Sistem Perkapalan 5


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

 Menghitung jumlah sekat, jarak gading, dll.


 Menghitung kebutuhan bahan-bahan dari kapal pada saat kapal
berlayar seperti: HFO, MDO, LO, Freshwater
 Menggambar pandangan/penampang kapal secara memanjang.
 Merencanakan ruangan-ruangan.
General Aranggement atau Rencana umum suatu kapal adalah
gambar rencana penempatan ruangan – ruangan, jalan – jalan, maupun
peralatan yang dipakai untuk kegiatan di kapal tersebut.

1.4 RUANGAN
Yang dimaksud dengan ruangan disini adalah, semua ruangan yang
dapat digunakan untuk menunjang pengoperasian kapal. Ruangan tersebut
antara lain adalah :

1. Ruang mesin
2. Ruang muat.
3. Ruang akomodasi.
4. Ruang kemudi.
5. Ruangan-ruangan lain
6. Tanki-tanki. (bahan bakar, minyak pelumas, air tawar, balas).

Rencana umum sebagai proses dan mempunyai empat bagian


karekteristik menurut Ship Design and Contruction yaitu :

- Penentuan lokasi ruang muat.


- Penentuan batas-batas ruang termasuk kamar pribadi.
- Penentuan dan pemilihan perlengkapan yang tepat.
- Penyediaan atau lintasan yang cukup untuk akses antar ruangan.
Langkah-langkah pengerjaan secara garis besarnya rencana umum sebagai
berikut:

1. Menentukan dimensi mesin uatama dengan menggunakan metode “


Ayre Rimmers”.
2. Menentukan jumlah crew / ABK dan penumpang.

Teknik Sistem Perkapalan 6


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

3. Menentukan rute pelayaran dengan beberapa aspek kebutuhan diatas


kapal, yakni kebutuhan permesinan kapal dan kebutuhan ABK dan
penumpang.
4. Menentukan jarak gading.
5. Menentukan ruang muat dengan memperhatikan jenis dan jumlah
muatan,cara pembungkusan muatan dan cara bongkar muat
6. Menentukan posisi bongkar muat.
7. Penyediaan tank-tank terutama perhitungan volume tank untuk
minyak,ballast,dan bahan baker.
8. Penentuan ruang akomodasi,jumlah crew, penumpang dan standart
akomodasi.
9. Penentuan pembagian sekat melintang.

Pada langkah yang bersamaan juga ditentukan kebutuhan lain seperti:

- Sekat kedap masing-masing dengan ruangan.


- Struktur dan kontruksi.
Pembagian Ruangan Kapal.
Yang dimaksud adalah semua ruangan yang dapat digunakan untuk
menunjang pengoperasian kapal, ruangan tersebut antara lain:

a) Ruang mesin.
b) Ruang muatan.
c) Ruang akomodasi.
d) Ruang kerja.
e) Ruang sisa.
f) Tank-tank.
g) Gudang-gudang.

a) Ruang mesin ( Marchinery Room )

Ruangan mesin adalah ruangan yang khusus dipergunakan untuk


menempatkan mesin penggerak utama dan peralatan penunjangnya.

Teknik Sistem Perkapalan 7


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

b) Ruangan muat ( Cargo Hold )

Ruangan muat adalah ruangan yang dipersiapkan untuk menempatkan


muatan yang dibawa kapal, muatan ini untuk setiap kapal berbeda, dapat
berbentuk muatan cair atau muatan kering.

c) Ruangan akomodasi ( Accomodation Room )

Ruangan akomodasi adalah ruangan yang dipergunakan oleh crew kapal


maupun penumpang kapal untuk berakomodasi dan juga untuk yempat
tinggal selama diatas kapal. Ruangan ini terdiri atas beberapa jenis
ruangan yang jumlah dan luasnya tergantung dari penggunaan.

d) Ruangan kerja ( Working Space )

Ruangan kerja adalah ruangan yang khusus digunakan untuk tempat


melakukan aktivitas selama mengoperasikan kapal. Ruangan ini terdiri
dari beberapa jenis ruangan yang jumlah dan luasnya tergantung dari
penggunaan.

e) Ruang kemudi ( Wheel House )

Ruangan kemudi adalah ruangan yang khusus digunakan untuk


mengemudikan kapal, dan berkomunikasi antar kapal dengan daratan
ataupun antara kapal dengan kapal saat dilaut.

f) Tanki ( Tanks ).

Yang dimaksud tank disisni adalah tank didalam double bottom. Untuk
tank yang ditempatkan di tempat lain,digunakan untuk keperluan harian.

Adapun tank-tank tersebut antara lain:

- Sludge tank : Tank tampung yang digunakan minyak pada pesawat oil
bilge water separator
- Slop tank : Tank yang digukan unuk menampung hasil pembersihan atau
pencucian ruang muat,pemutusan dan campuran minyak lainnya.

Teknik Sistem Perkapalan 8


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

- Tank bahan baker mesin induk : Tank yang digunakan untuk menyimpan
bahan baker mesin induk selama beroperasi.
- Tank bahan mesin bantu : Tank yang digunakan untuk menyimpan bahan
bakar mtor bantu selama kapal beroperasi.
- Tank lubrication oil : Tank yang digunakan untuk menampung minyak
pelumas dari motot induk maupun motor Bantu.
- Tank air tawar : Tank yang dugunakan untuk menyimpan air tawar selama
kapal beroperasi.
- Black water tank : Tank yang digunakan untuk menyimpan air-air kotor
selama kapal beroperasi.
- Grey water tank : Tank yang digunakan untuk meyimpan air gray selama
kapal berlayar yang tidak boleh dibuang kelaut.

g) Gudang-gudang ( Stoner )

Adalah ruangan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang atau


peralatan yang dibutuhkan oleh kapal ataupun dibutuhkan pada waktu
kapal beroperasi missal : gudang pompa,gudang lampu,dan sebagainya

1.5 PERALATAN

Yaitu semua peralatan yang dapat dipakai untuk menunjang


beroperasinya kapal tersebut. Oleh karena itu macam dan ukuran
perlengkapan tersebut tergantung pada type,daya,muatan kapal,serta pada
waktu sandar dipelabuhan untuk bongkar muat.

Termasuk peralatan yang ada disini :

- Peralatan bongkar muat.


- Peralatan tambat.
- Peralatan pengemudian.
- Peralatan keselamatan.
- Peralatan lain-lainnya.

Teknik Sistem Perkapalan 9


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

1.5.1 Peralatan bongkar muat.


Adalah peralatan yang digunakan untuk pemuatan ataupun
pembongkaran muatan kapal dan jenis alat ini tergantung dari jenis
muatannya sedangkan daya angkatnya ditentukan dari jumlah dan
waktu tang untuk bongkar muat di dermaga.

1.5.2 Peralatan tambat.


Adalah peralatan yang digunakan untuk menunjang penambatan
kapal di dermaga ataupun dilaut.

1.5.3 Peralatan pengemudian.


Adalah peralatan yang digunakan untuk mengarahkan tujuan gerak
kapal.

1.5.4 Peralatan keselamatan.


Adalah peralatan yang digunakan untuk meyelamatkat ABK dan
penumpang pada waktu kapal mengalami kecelakaan.

1.5.5 Perlengkapan lain.


Adalah perlengkapan yang dipakai untuk melengkapi bagian-bagian
yang membutuhkan.

1.6 JALAN-JALAN.
Yang dimaksud dengan jalan-jalan disini adalah suatu bagian di
kapal yang terletak di dalam atau diluar bangunan atas. Jalan-jalan ini
dapat digunakan untuk berakomodasi dari lewatnya orang-orang ataupun
barang-barang.

Termasuk jalan-jalan ini antara lain :

- Jalan-jalan antar ruang.


- Tangga bangunan atas.
- Jalan-jalan keperalatan.
- Tangga turun.

Teknik Sistem Perkapalan 10


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

BAB II
RENCANA UMUM
2.1 Penentuan Jarak Gading.
Yaitu dengan rumus :

A L
0 = + 0,48
500

85,570
= + 0,48
500

= 0,65 m = 0,65 mm

Penentuan jarak gading pada ceruk buritan maupun pada ceruk haluan
adalah maksimum sebesar 600 mm

2.2 Penentuan Letak sekat kedap air


a. Jarak frame 0 terhadap AP

(S1) = 2/3 atau ¾

= 2/3 . 600

= 400 mm

→Pada gambar diletakkan pada nomor gading AP sampai dengan 0

b. Sekat belakang kamar mesin / afterpeak bulkhead


Diletakkan sekurang-kurangnya 7 atau 8 jarak gading dari frame nol

(S2) 8 × 600 = 4800 mm

Jumlah Frame 4800 : 600 = 8 Frame

→Pada gambar diletakkan pada nomor gading 0 sampai dengan 8

c. (S3) Panjang ruang mesin


(S3) = Poop – ( S1+S2)
= 22,83. (400+4800)

Teknik Sistem Perkapalan 11


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

= 11,871 m diambil = 12 m =12000 mm

Jumlah Frame 12000 : 600 = 20 Frame


→Pada gambar diletakkan pada nomor gading 8 sampai dengan 36
d. Sekat tubrukan / collision bulkhead

(S4) =(5~8)% x Lpp

=7 % x 85,570

= 5,989 m = 59899 mm

→Pada gambar diletakkan pada nomor gading 142 sampai dengan FP..

e. Sekat melintang ruang muat

Untuk kapal oil tanker panjang ruang muat maksimum untuk ± 10


%Lpp atau panjang @ ruang muat < 16 m

Jadi, = L – (S1 + S2 + S3 + ruangpompa +coverdam + S4)


= 85570 – (400 + 4800 + 1471 + 2400 + 1200 + 5989)
= 69310 mm
= ( sekat ruang muat 4)
69310
=
4
= 17327,5 mm / 600 = 28,879 → 29 Frame

Panjang setiap ruang muat


= 18 . Fs
= 18 . 600 = 10800 mm
Panjang total ruang muat sebesar
= 10800 . 4
= 43200 mm
- Ruang muat I terletak pada frame 36 sampai dengan 62, dengan
panjang ruang muat 15,6 m.

Teknik Sistem Perkapalan 12


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

- Ruang muat II terletak pada frame 62 sampai dengan 88, dengan


panjang ruang muat 15,6 m.
- Ruang muat III terletak pada frame 88 sampai dengan 114, dengan
panjang ruang muat 15,6 m.
- Ruang muat VI terletak pada frame 114 sampai dengan 140, dengan
panjang ruang muat 12,6 m.

 Perhitungan tinggi Double bottom diruang muat

H = 350 + 45 (B)

= 350 + 45 (14)

=980mm ≈ 1.000 mm

 Sedangkan tinggi Double bottom di kamar mesin

H’ = H + 20 % . H

= 1000 + ( 20 % . 1000 )

= 1200 mm

Sekat memanjang untuk kapal Cargo = ≤ 0,6 B ,maka perencanaan sekat


memanjang ruang muat direncanakan sebagai berikut,

Sm = 0,5 × B

= 0,5 × 14

= 7 m = 7000 mm

2.3 Susunan ABK dan Penumpang

2.3.1 Pendahuluan

Bahwa dalam pembangunan sebuah kapal yang diiringi dengan kemajuan


teknologi, maka didalam suati system tersebut banyak menggunakan alat-alat
yang serba komputer. Sistem jaringan jaringan dalam kapal yang serba canggih

Teknik Sistem Perkapalan 13


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

bias menaikkan efesiensi produktif kapal. Dngan bantuan alat tersebut, maka
orang-orang yang ada dalam kapal ( ABK ) dapat diminimalkan.

Untuk memperoleh efesiensi kerje dan optimasi biaya , maka dilakukan


penentuan jumlah awak kapal berdasrkan kebutuhan pada masing-masing bagian
atau departemen yang disusun sebagai berikut
2.3.2 Perhitungan bhp
Rumus pendekatan jumlah ABK dipakai rumus HP Froude adalah :

N 0
{ (
= Cst Cdek lwl.
10 5 )
Lpp x B x T x 35
1/ 6 +Ceng
→ ( )
BHP
1/3 +C
105 → }
Dimana :
Cst : Coefesien Of Stuward ( 1,2 ÷ 1,33 )
Cdeck : Coefesien Of Deck Craw ( 11,5 ÷ 14,5 )
Ceng : Coefesien Of Engine Craw (8,5 ÷ 11,0 )
C : Cadet ( 2 )

N 0 = 1,2

{ (
11,5 8 8,1371 .
85,570 X 14 X 6,451 X 35
10 5 )
1/6 +8,5

1051
( )
1/3 +2
10 5 → }
= 1,2 (13,951 + 2,729808 +2

=22,416

= 22 orang

Daftar ABK dan Penumpang


 Daftar ABK

Teknik Sistem Perkapalan 14


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

1. Captain / Kapten : 1 orang


2. Deck Departement
– Chief Officer / Mualim I : 1 orang
– Second Officer / Mualim II : 1 orang
– Third Officer / Mualim III : 1 orang
– Radio Operator / Markonis : 1 orang
– Quarter Master / Juru Mudi : 3 orang
– Ordinary Seaman / Kelasi / Sailor : 1 orang
– Bostwain : 1 orang
3. Engine Departemen / Bagian Mesin
– Chief Engineer / Kepala Kamar Mesin : 1 orang
– Second Engineer / Masinis I : 1 orang
– Third Engineer / Masinis II : 1 orang
– Oil man : 3 orang
– Electrician / Juru Listrik : 1 orang
– Cadet : 2 orang
4. Catering Departemend / Bagian Hidangan
– Chief Cook / Kepala Juru Masak : 1 orang
– Steward / Pelayan : 1 orang
– Doctor : 1 orang

Total jumlah crew kapal : 22 orang

2.4 Crew Accomodation


Ketentuan-ketentuan umum untuk ruang-ruang okomodasi adalah sebagai
berikut:

1. Sleeping room ( ruang tidur )


a. ukuran ruangan tergantung dari BRT kapal

L∗B∗T
BRT = ton atau BRT = 0,6 DWT
3,5

Teknik Sistem Perkapalan 15


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

85,570∗14∗6,451
= = 22 ton
3,5

b. untuk kapal diatas 3000 BRT, luas lantai minimum 2,78 m2/orang.
c. ruang tidur untuk kapten, kepala mualim, kepala kamar mesin, dan
operator radio masing – masing dilengkapi dengan kamar mandi dan
WC.
d. untuk awak kapal yang lain masing – masing kamar tidur dapat
ditempati oleh 2-3 orang
e. tinggi ruangan ruangan di ukur dari sisi atas geladak sampai sisi atas
balok geladak diatasnya.tinggi minimum dalam keadaan bebas adalah
1900 mm,atau tergantung dari BRT kapal.

Untuk BRT < 1600 tinggi 7 feet

Untuk BRT > 1600 tinggi 7 feet 6 inches

1 feet = 0,3048 m

1 inches = 2,54 cm

f. ukuran tempat tidur dengan ketentuan, panjang x lebar = 190 x 68 cm.


2. Mess room ( ruang makan )
a. setiap kapal harus dilengkapi dengan mess room atau ruang makan,
yang harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh awak
kapal, dimana ruang makan untuk perwira harus disediakan terpisah.
b. ruang makan harus dilengkapi dengan meja, kursi, dan perlengkapan
makan yang lain yang dapat menampung seluruh jumlah awak kapal
dalam waktu yang bersamaan.
c. sedekat mungkin dengan galley atau dapur.
d. dapat dilengkapi dengan pantry atau tempat penyimpanan masakan.
e. untuk ukuran meja makan tergantung ruang makan dan jumlah
pemakaian. Lebar meja makan ditentukan 800 mm. kursi untuk meja
makan tersebut berukuran 400 x 400 mm, diletakan melingkari meja
berjarak masing – masing 200 mm.

Teknik Sistem Perkapalan 16


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

3. Smoking room
 Untuk kapal-kapal yang berlayar diluar tepat asalnya dan ukuran kapal
> 3000 BRT harus dilengkapi dengan sebuah smooking room untuk
perwira.
4. Hospital room
 Untuk kapal yang mempunyai ABK >15 orang dan pelayaran lebih
dari tiga hari harus disediakan sebuah ruangan untuk fasilitas
hospital accomodation.
 Hospital room ditempatkan sedemikian rupa sehingga pasien dapat
beristirahat dengan baik.
 Untuk melayani hospital room dapat ditempatkan seorang tenaga
kesehatan dengan peralatan,obat-obatan dan dilengkapi dengan
tempat tidur.
5. Ship office

Untuk kapal yang mempunyai ukuran > 3000 BRT kapal harus
dilengkapi dengan ruang kantor untuk deck departement dan satu ruang
kantor untuk engine departement.

6. Sanitary Accomodation
a. Setiap kapal harus dilengkapi dengan peralatan sanitasi termasuk
kloset, bak mandi, pancuran air, dimana pemakaiannya disesuaikan
dengan kebutuhan.
b. Untuk kapten, kepala mualim, kepala kamar mesin, dan operator
radio harus disediakan kamar mandi, water closed tersendiri dan
dilengkapi dengan shower bath.
c. Setiap satu toilet, satu bak mandi, dan shower maksimum dalam satu
hari digunakan untuk 8 orang. Ukuran shower adalah panjang
minimum 2 feet lebar minimum 6 1/4.
d. Untuk wash basin untuk diletakkan didekat setiap tangga turun
( starway ) di dalam bangunan atas.
7. Dry Provision Room ( Gudang Makanan ).

Teknik Sistem Perkapalan 17


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Gudang makanan atau Dry Store harus cukup untuk mentyimpan makan
kering selama pelayanan.

Clod Provision Store ( Ruang Pendingin )

a. Ruang pendingin atau Cold Provision Store bersuhu cukup dingin


guna menyimpan beberapa jenis makanan, antara lain : daging,sayur-
sayuran,buah-buahan, dan ikan.
b. Volume buah-buahan dan sayur-sayuran : 6 ft3 / orang / bulan
c. Volume daging dan ikan : 4 ft3 / orang / bulan

2.5 Navigation Space.


1. Chart Room.
Chart room atau ruang peta terletak satu kompartemen atau geladak
dengan ruang kemudi atau wheel house. Ukuran minimal 8 x 8 feet atau
2,4 x 2,4m meja diletakkan melintang kapal dan merapat pada dinding
sebelah depan. Ukuran panjang peta 180 cm jadi ukuran meja 1,8 x 1,2m.
Chat room dilengkapi dengan pintu sorong untuk masuk kedalam wheel
house.
2. Radio Room ( ruang radio )
- Ruang radio atau ruang markonis diletakkan di geladak teratas,
terlindung dari air dan gangguan suara terletak satu kompartemen atau
geladak dengan ruang kemudi atau wheel house.
- Di dekat ruang radio harus ditempatkan ruang untuk pembangkit
listrik darurat atau ESEP ( Electrik Shortconnection Emergency
Power).
3. Ruang Kemudi.

- Ruang kemudi atau wheel house harus ditempatkan pada geladak


teratas sampai ketinggian dimana arah pandangan ke depan dan
kesamping tidak terganggu.
- Jarak pandang kedepan minimum 1.25 x Lpp.
- Untuk ukuran jendela adalah 600 x 500 mm.

Teknik Sistem Perkapalan 18


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

- Ukuran minimal wheel house ditentukan sebagai berikut :


1. jarak dari dinding depan ke kompas 900 mm.
2. Jarak dari kompas ke stering wheel 500 mm.
3. jarak dari stering wheel ke pengemudi 600 mm.
4. jarak dari ke pengemudi ke belakang 600 mm.
Ruang untuk wheel house dibuat secukupnya. Disisi kanan dan kiri
selalu ada flying bridge dengan bagian keluar sebesar 2-3 feet untuk
memudahkan ABK mengatur kapal du kode atau pada saat masuk ked
ok dan pengawasan waktu berlayar. Pintu dari stering wheel ke flying
bridge dengan type sliding door ( pintu besar / dorong ).

4. ESEP ROOM ( Emergency Source Of Electrical Power )


ESEP ROOM berfungsi sebagai :

- Sebagai pengganti pembangkit listrik utama bila tidak berfungsi.


- Memberi aliran listrik selama 6 jam dan tetap berfungsi bila kapal
miring 235° dan trim 10°.
- Esep room diletakkan diatas open deck dan diluar machinery casing.
- Harus dapat memberi tenaga listrik selama 6 jam secara kontinu pada
bagia-bagian ini :
1. Skoci penolong dan seketika life boat dan over side
2. Semua jalan ( all Ways ).
3. Semua tangga ( all star ways ).
4. Semua jalan keluar ( exits ).
5. Ruang generatif utama. ( main generating set space ).
6. Ruang mesin ( machinery room )
7. Ruang navigasi ( navigatiom room ).
8. Ruang peta (chart room )
9. tanda bahaya umum ( general alarm )
10.lampu-lampu navigasi ( navigation lamp )
11.Lampu-lampu kode ( day light signaling lamp)
- bentuk ESEP room dapat berupa Accumulator ( battery ), generator
dengan independent fuul supply dan switchable prine move.

Teknik Sistem Perkapalan 19


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

- Untuk kapal < 5000 BRT harus disediakan ESEP room dengan
kemampuan cukup 2 jam saja secara terus menerus pada bagian
lounching station. Stowage position of survival craft dank arena kapal
mempunyai BRT < 5000 maka syarat tersebut harus mutlak adanya
yaitu direncanakan terletak di navigation deck.
5. CO2 Room.
Setiap kapal dilengkapi dengan alat-alat pemadam kebakaran yang
berbentuk CO2 busa ( foam ) diletakkan di bagiann yang mudah
dicapai misalnya Gang Way, Stan Way, Gudang, Dapur, dan lain-lain.
Seangkan untuk gudangnya dapat ditempatkan digeladak dibatasan
sekat depan agar dekat dengan ruang load.

6. Fore Castle.
Merupakan bangunan yang berada dibagian haluan kapal,
digunakan sebagai tempat pergudangan yaitu :

-Peralatan cadangan tempat : jangkar, rantai, propeller.


-Tali-temali dan kabel-kabel.
-Lampu-lampu dan cat kapal.

7. Perencanaan Sekat Kedap Air


 Tank penampung dan Ruang pemisah.
1. Tank penampung

Tank penampungan atau sloop tank berfungsi untuk menampung


minyak pelumas kotor dan air buangan hasil pencucian dari ruang
muatan yang dipompa oleh stripping pump. Aliran yang tertampung
dalam sloop tank ini dikeluarkan pada saat kapal berlabuh oleh
pompa pencucian ruang muatan.

Teknik Sistem Perkapalan 20


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Tank ini direncanakan berada di bagian dasar kamar pompa, antara


sekat depan kamar mesin dan sekat depan ruang pompa, sepanjang 4
jarak gading normal atau 2400 mm.

2. Ruang Pemisah

Ruangan pemisah atau cofferdam direncanakan berjumlah dua


buah sebagai pembatas atau pengisolasi ruangan pada ujung – ujung
daerah ruang muatan.

1. cofferdam pertama berupa ruang pompa yang terletak di depan


amar mesin sebagai pembatas kamar mesin dengan ruang muatan.
2. cofferdam kedua terletak di depan tank muat depan sebagai
pemisah ruang muatan dengan kotak lantai dan tank ballast haluan.
Cofferdam kedua direncanakan sepanjang 1 jarak gading di luar
sekat atau 600 mm dan mempunyai system bilga tersendiri.
Sekat ruang pemisah ini harus bersifat kedap minyak atau oiltight
bulkhead dan memiliki kekuatan konstruksi sama dengan sekata
antara ruang muatan atau cargo tank bulkhead.

8. LUBANG VENTILASI
1. Pintu
● Lebar Pintu diluar : 600 – 700 mm

● Lebar Pintu dalam kabin : 640 – 660 mm

● Ketinggian dari geladak : 1850 – 1950 mm

● Ketinggian dari ambang pintu kabin : 150 – 200 mm

● Ketinggian dari ambang pintu diluar: 300 – 450 mm

2. Jendela

Ukuran bangunan atas geladak akomodasi

Teknik Sistem Perkapalan 21


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

● Ukuran standart : - 350 – 550 mm – 800 – 700 mm - 450 – 600


mm – 800 – 900 mm- 550 – 600 mm – 850 –
1000 mm

● Jendela persegi

Tinggi : 250 – 350 mm

Lebar : 400 – 500 mm

● Jendela bundar

Diameter : 400 mm

Ketinggian : 1550 mm

● Untuk Wheel House

Penonjolan ke depan : 15º

Ukuran jendela diatas geladak : 1200 – 2000 mm dari bawah

Jarak antara jendela : kurang dari 100 mm

3. Tangga

Tangga biasa

● Lebar

Diluar bangunan atas : 750 – 900 mm

Didalam / tangga akomodasi : Lebih dari 520 mm

● Tinggi pegangan

Diluar bangunan atas : 950- 1600 mm

Didalam / tangga akomodasi : Lebih dari 820 mm

Teknik Sistem Perkapalan 22


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

● Jarak antara anak tangga : 280 - 300 mm

● Lebar anak tangga : 220 – 250 mm

● Ukuran anak tangga : 180 x 9,5 sampai

180 x 10 mm

4. Vertical ladder

● Lebar : 250 – 300 mm

● Jarak antara anak tangga : 250 – 300 mm

● Diameter batang : 25 – 30 mm

9. Perencanaan Lampu Navigasi

Lampu navigasi berfungsi untuk lampu rambu – rambu atau tanda


petunjuk posisi dari sebuah kapal jika terlihat oleh kapal lain. Lampu –
lampu navigasi ini harus terpasang sesuai dengan peraturan
keselamatan yang ada.

1. Mast Head Light

a. Jumlahnya tergantung pada panjang kapal dan daerah pelayaran,


untuk kapal dengan panjang atau L > 45,75 meter dan pelayaran
besar berjumlah 2 buah.

b. Sudut penyinaran horisontal lampu 225°

c. Warna lampu putih

d. Dapat dilihat sampai sejauh 5 mil

e. Daya lampu 500 watt

2. Side Light

Teknik Sistem Perkapalan 23


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

a. Side light berjumlah 2 buah dan diletakan di samping bangunan atas


dengan jarak sama dengan lebar kapal

b. Sudut penyinaran lampu 112°

c. Warna lampu

- starboard : hijau

- portside : merah

d. Dapat dilihat sejauh 2 mil

e. Daya lampu 40 watt

3. Stern Light

a. Stern light berjumlah 1 buah dan diletakan di dekat stern anchor


light

b. Sudut penyinaran lampu 135°

c. Warna lampu putih

d. Dapat dilihat sejauh 2 mil

e. Daya lampu 40 watt

4. White Light

a. White light atau anchor light hanya diletakan di haluan

b. Jumlah white light bergantung dari letak jangkar, dalam hal ini
jumlahnya adalah 1

c. Warna lampu putih

d. Dapat dilihat sejauh 2 mil

e. Daya lampu 60 watt

f. Tinggi minimum 6 meter dari geladak kimbul atau fore castle deck

Teknik Sistem Perkapalan 24


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5. Red Light

a. Red light berfungsi sebagai lampu rambu – rambu pada saat cuaca
berkabut atau saat kapal kandas

b. Jumlah red light 2 buah dan diletakan pada mast atau tiang muatan

c. Sudut penyinaran lampu 360°

d. Warna lampu merah

e. Dapat dilihat sejauh 2 mil

f. Daya lampu 200 watt

6. Mooring Light

a. Mooring light digunakan pada saat kapal bersandar

b. Mooring light berjumlah 1 buah

c. Warna lampu merah

d. Daya lampu 1000 watt

10. Peralatan Keselamatan

Peralatan keselamatan di atas kapal terdiri dari beberapa kelompok,


yaitu

a.Keselamatan penumpang
b. Keselamatan kapal
A. Peralatan keselamatan penumpang

Untuk peralatan ini terdiri dari :

a. Baju renang berjumlah sesuai dengan jumlah ABK dan penumpang


kapal ditambah 10%

Teknik Sistem Perkapalan 25


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

b. Pelampung dengan jumlah sesuai dengan peraturan


c. Sekoci penolong masing – masing berkapasitas sesuai dengan
jumlah total ABK dan penumpang, diletakan di sebelah kanan dan
kiri kapal pada boat deck
d. Dewi – dewi digunakan sebagai alat untuk menurunkan sekoci,
bermacam – macam sedangkan kapasitasnya tergantung dari ukuran
sekoci
B. Peralatan keselamatan Kapal

Peralatan ini terdiri dari alat – alat pemadam kebakaran, yang dapat
berbentuk tabung – tabung gas, serbuk, busa atau dengan menggunakan
pompa kebakaran. Untuk pompa kebakaran terdapat ketentuan khusus
sebagai berikut :

Tinggi kenaikan / tinggi tekan pompa ( head ), harus dapat


mencapai tinggi 12 meter diatas bangunan atas tertinggi.

C. Perencanaan Sekoci Penyelamat

Sekoci penyelamat atau life boat pada sebuah kapal harus


memenuhi persyaratan untuk mengangkut seluruh penumpang, dimana
dalam hal ini adalah seluruh awak kapal, pada waktu keadaan darurat yang
terpasang pada sisi kiri dan kanan kapal atau mengarah menjorok ke
bawah pada buritan. Sekoci penyelamat pada kapal ini direncanakan
berjumlah 1 buah dengan system peluncuran secara ditembakan mengarah
menjorok ke bawah dan diletakan di buritan. Sekoci ini diluncurkan hanya
jika kapal dalam keadaan darurat.

Sekoci pernyelamat diatur dalam peraturan keselamatan jiwa di


laut atau SOLAS 1960 sebagai berikut :

1. Dapat diturunkan ke permukaan air dengan selamat dan cepat


sekalipun kapal dalam kondisi tidak menguntungkan atau miring oleng
15°.

Teknik Sistem Perkapalan 26


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

2. Peletakan konstruksi dudukan sekoci diatur sedemikian sehingga dapat


memungkinkan terjadinya embarkasi seluruh awak kapal dengan cepat
dan tertib.
3. Tata letak dan susunan peralatan dan konstruksi dudukan sekoci diatur
sedemikian sehingga tidak mengganggu operasi kerja awak kapal pada
kondisi normal.
Berdasarkan standar ukuran sekoci oleh BOT ( Board of Trade )
England, maka sekoci untuk kapal dengan awak kapal sejumlah 21 orang
adalah menggunakan dua buah sekoci dan dapat dipilih sebagai berikut :

Kapasitas : 21 orang

177 ft³

Panjang : 5,68 m

Lebar : 1,90 m

Tinggi : 0.75 m

Berat : 600 Kg ( sekoci )

1200 Kg ( penumpang )

127 Kg ( peralatan )

Berat total : 1927 Kg

Selanjutnya untuk peralatan – peralatan dudukan dari sekoci,


misalnya boat davit, peluncur, boat winch, direncanakan dan dihitung pada
bagian tersendiri.

11. Perlengkapan Lain


a. Freeing port

Adalah lubang – lubang dinding yang terletak di bagian bawah bulwark.


Digunakan untuk mengeluarkan air laut yang terlanjur naik ke atas
geladak.

Teknik Sistem Perkapalan 27


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Luas lubang freeing port adalah :

A = 0,07 l ( m² ) untuk l > 20 m ⃗ l adalah panjang bulkwark

yaitu sebesar 2,3 m

= 0,07 x 2,3 = 0,1611 m2

b. Pintu - pintu

untuk masuk atau keluar ABK dan penumpang ke dalam ruang bangunan
atas, digunakan pintu – pintu kedap. Ukuran pintu adalah sebagai
berikut : panjang x lebar = 1800 x 800.

c. Jendela ( side scuttle )

jendela diletakan minimum satu buah disetiap ruangan. Bersifat


kedap, berbentuk lingkaran dengandiameter 400 mm dan diletakan dengan
pusat lingkaran 1600 mmdiatas geladak ruang tersebut. Tidak boleh
tertutup oleh benda atau barang – barang lain yang ada di dalam ruang
tersebut.

Khusus untuk wheel house harus dapat memandang daerah seluas


– luasnya, dapat menggunakan jendela berbentuk kotak, ukuran jendela
600 x 400 mm.

Teknik Sistem Perkapalan 28


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

BAB III
PERHITUNGAN TAHANAN DAN PEMILIHAN
MESIN INDUK KAPAL
3.1 Data kapal
 Nama kapal : KM KUNYIT
 Type kapal : OIL TANKER
 Ukuran utama :
 Lpp : 85,570 m
 Lwl : 88,1371m
 Bmld : 14 m
 Dmld : 7,2 m
T : 6,451 m
 Vd : 12,500 knots
 Cb : 0,765
Δ : 6,060 ton
 Letak kamar mesin : Raung mesin diburitan
 Jumlah baling-baling : 1 dengan 4 daun
 Rute pelayaran : Tanjung Perak – Ujung Pandang
 Jarak pelayaran : 437 nautical miles
 Waktu pelayaran : 1 hari, 11 jam

3.2 Perhitungan Tahanan Dan Perhitungan BHP


 Co = koreksi mesin induk total
 C = Koreksi mesin induk
 C1 = Koreksi koefisien blok
 C2 = Koreksi B/T
 C3 = Koreksi LCB
 C4 = Koreksi Lwl

Teknik Sistem Perkapalan 29


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

3.2.1 Perhitungan Koreksi Mesin


a. Perhitungan koreksi mesin, dengan metode Ayre Remmers.
Vp = (Vd + 1) x 0,5144
= (12,5 + 1) x 0,5144
= 6,9444 m/det
G = 9,81 m/det
1 knot = 0,5114 m/det

b. Froude number
Vp
Fr =
√ g . Lpp
6,944
= = 0,274
√ 9,81 X 65
c. Displacement coefficient
Lpp 85,570
= 1
∆1 /3 6,060 3
= 46,963
Dari ke dua harga tersebut dapat ditentukan harga koreksi C dari diagram
Ayre Remmers Bild 1

Koreksi mesin dari diagram Ayre Remmers Bild 1, didapatkan harga C = 452

Teknik Sistem Perkapalan 30


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

A. Koreksi Harga Cb

Dari diagram Ayre Remmers Bild 2, untuk harga Fr = 0,239 didapatkan:


Cb standard δ = 0.7
Cb kapal δ = 0,765
Karena Cb kapal < Cb standard maka koreksi harga Cb dilakukan sebagai berikut:
Cbstandard−Cbkapal
Koreksi harga Cb = 300 .
Cbstandard

0,69−0,765
= 300 . 0,7
0,7

= 19,5 %

Untuk koreksi Cb dari diagram Ayre Remmers Bild 4 didapatkan harga


C1= 0,124%
B. Koreksi B/T
B
Koreksi B/T = 10 . δ (2 - )
T

Teknik Sistem Perkapalan 31


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

14
= 10 . 0,765 (2 – )
6,451
= 16,6 % (C2)
C. Koreksi LCB

Ayre Remmers memberikan syarat pula untuk menentukan posisi LCB


Kapal, yang juga belum tentu semua sama dengan L CB standart, oleh
karena itu perlu adanya koreksi.

Dari harga di atas dari Bild 3 didapatkan letak LCB standart = 1,502 % di
depan midship . Harga ini akan dibandingkan dengan LCB Kapal yang
telah di hitung pada Lines Plan.

LCBstandard−LCBkapal
LCB =
LCBstandard

1,502−0,00044
=
1.502

= 0,999 %

Karena LCB kapal ada didepan Ф, maka koreksi harga LCB diambil dari
diagram Ayre Remmers Bild - 6,didapatkan harga C3 = 5,8 %

Teknik Sistem Perkapalan 32


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

D. Koreksi Lwl

Penentuan LWL standard diberikan sebagai berikut

LWL standard = 1,025 . Lpp 85,570 = 87,709 m

LWL kapal = 88,1371 m

LWLstandard−LWLkapal
Koreksi harga LWL =
LWLstandard

87,709−85,570
=
87,709

= 0,00488% (C4)
3.2.2 Perhitungan BHP
 Total koreksi terhadap besarnya tahanan yang diterima kapal
Ctotal = C + (C1 + C2 + C3 + C4)
= 452 + (12,4 + (16,6 + 5,8 + (0,4))%
= 490,8 % = 490

 Tahanan kapal (Wo)


0,64
550. D . Vp ²
W0 =
Ctotal
550. 60600,64 . 6 , 9444²
=
490,8
= 14240,166 kg
 Tenaga yang diberikan
W 0 .Vp
EHP =
75
14240,166 .6,9444
=
75
= 9156,368 HP

Harga relative rotative efficiency ηrr = 1,03

 Wake Fraction ( W )

Teknik Sistem Perkapalan 33


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

w (wake fraction) = (0,5 . δ) – 0,05


= (0,5 . 0,35) – 0,05 = 0,125

Teknik Sistem Perkapalan 34


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Thrust Deducation Fraction ( t )


t (thrust deduction fraction) = 0,6 . w
= 0,6 . 0,19 = 0,114
1−T
ηh =
1−W
1−15,852
=
1−0,199
= 15,653

Speed Advanced ( Va )
Va = Vd (1-W)
= 12,5 (1-0,332)
= 8,350

 Propulsif koefisien ( PC )
Pc = ηp . ηh . ηrr
= 0,61 . 15,653 . 1,03 = 0.712
A. EHP

Maka daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari


perbandingan antara daya efektif dengan koefisien propulsi, yaitu :

Wo x Va
DHP =
75
14240,166 x 6,060
=
75
= 1150,605 HP

B. SHP

SHP adalah daya yang disalurkan oleh mesin penggerak (daya poros).
Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang, akan
mengalami losses sebesar 2%. Sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya
pada daerah midship kapal, mengalami losses sebesar 3%. Pada

Teknik Sistem Perkapalan 35


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

perencanaan kali menggunakan / menempatkan kamar mesin kapal di


bagian belakang, sehingga mengalami losses sebesar 2%. Jadi efisiensi
transmisi porosnya (ηsηb) = 0,98. (Harvald,1992. hal : 135)

SHP= DHP / ηsηb


(Harvald,1992. hal : 135)
= 1150,605 / 0,98

= 1174,086 HP

Teknik Sistem Perkapalan 36


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

C. BHP

Adalah daya pengerak yang dikeluarkan oleh mesin. (Edwar V.


Lewis. Hal 131)
a. BHPscr

Adanya pengaruh effisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG), pada


tugas ini memakai sistem roda gigi reduksi tunggal atau single
reduction gears dengan loss 2% untuk arah maju sehingga ηG =
0.98
BHPscr= SHP / ηG
= 1174,086 / 0,98 HP
= 1198,046 HP

b. BHP

BHP mcr adalah daya output dari motor penggerak keluaran


pabrik (Maximum Continuous Rating = 100%) . dimana besarnya
80% - 85%, maka daya yang diambil sebesar 85%. Sehingga
cukup dengan daya 85% dari MCR kapal dapat bergerak dengan
kecepatan (vs)
daya BHPscr diambil 85%
BHPmcr = BHPscr / 0.85
= 1198,046 / 0.85
= 1409,465 HP
= 1051,0378695 kW

Teknik Sistem Perkapalan 37


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

2.4. Pemilihan Mesin Penggerak Utama

Dalam pemilihan mesin pada merek Man, akan digunakan tipe L21/31.
Tipe L21/31 dirasa paling sesuai dibandingkan dengan tipe yang lain,
dikarenakan daya yang memenuhi dan tidak terpaut terlalu jauh antara daya
yang dibutuhkan dan daya yang dihasilkan engine. Berikut dibawah ini
adalah spesifikasi dari ;

Merk : MAN B&W

Cycle : 4 Stroke

Type : L21/31

Jumlah Cylinder :5

Cylinder Bore : 210 mm

Cylinder Strokes : 310 mm

HP : 1409,465 Kw

Engine Speed : 900/1000 Rpm

Power range : 1000-1080kw

SFOC : 192 gr/kWh

SLOC : 0,8 gr/Kwh

Teknik Sistem Perkapalan 38


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

BAB IV
PERENCANAAN UMUM
Kompartemen – kompartemen ruang muatan, double bottom, ceruk
haluan, dan ceruk buritan pada kapal ini akan dimanfaatkan sebagai tangki –
tangki. Dalam hal ini dilakukan perencanaan kapasitas dan ukuran tangki serta
kemungkinan pemakaian dari tangki tersebut. Tangki – tangki ini direncanakan
untuk keperluan pelayanan kapal dan motor induk, antara lain :

1. tank bahan bakar HFO


2. tank bahan bakar MDO
3. tank minyak pelumas
4. tank air tawar
5. tank air ballast
4.1 Perhitungan Consumable
4.1.1 Perencanaan Kapasitas dan Ukuran Tangki-Tangki
1. Bahan bakar mesin induk
Whfo = SFOC x BHP x (S/Vd) x 10-6 x c
Dimana :
BHP = 1051,03786Kw
SFOC = 192 gr / kWh
S = 430 nautical miles x 1,852 = 796,36 km
Vs = 12,5 knots
C = 1,05
Maka Whfo = SFOC x BHP x (S/Vd) x 10-6 x c
= 192 x 1409 x (430 /12,5 ) x 10-6 x 1,05
= 17,5747 ton
Vhfo = Whfo / ρ Hfo ρ = 0,991 ton / m3
= 17,5747 / 0,991
= 17,933 m3

Teknik Sistem Perkapalan 39


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Penambahan volue tank bahan bakar sebesar 4% dikarenakan kontruksi


dan ekspansi panas (ship design dan contruction pada doble bottom)
Vhfo = (1+0,04) x vhfo = 18,650 m3
2. Bahan Bakar MDO
Wmdo = (10 ~ 20)% x Whfo
= 15 % x 17,5747
= 2,636 ton
Vdo = Wmdo / ρ mdo diaman ρ mdo = 0,85 ton / m3
= 2,3724 m3
Penambahan volume tank bahan bakar sebesar 4 % dikarenakan kontruksi
dan ekspansi panas (Ship design dan contruction) pada doble bottom
Vmdo = (1+0,04) x Vdo
= (1,04) x 2,3724
= 2,467 m3
3. Lubricating oil (LO)
Wlo = 0,02 x Whfo
= 0,02 x 19,4247
= 0,38849 ton
Vlo = Wlo / ρ Lo ρLo = 0,92 ton / m3
= 0,42228 m3
4. Perhitungan tank fresh water
Sebelum menghitung volume tank fresh water, maka terlebih dahulu harus
dihitung kebutuhan provision and crew.
a. Untuk kebutuhan makan dan minum
TC (total crew) : 22 orang
T (waktu pelayaran) : 1 hari 11 jam
Vd (kecepatan service) : 12,5 knot
Cfwd (est.keb. air) : 0,01 ton /orang/ hari
Wfwd = Tc x T x Cfwd
= 21 x 2,6 x 0,01
= 0,546 ton

Teknik Sistem Perkapalan 40


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Waktu bongkar muat di perkirakan 2(Tb) = 2 hari


Wfwd = Tb x Cfwd x Tc
= 2 x 0,01 x 18
= 0,36 ton
Jadi total kebutuhan air tawar untuk makan dan minum
Wfwdtotal = 0,546 + 0,36 = 0,906 ton
b. Untuk kebutuhan mandi dan cuci
Wfws =Tc x T x Cfws dimana Cfws = 0,08 ton/orang /hari
=21 x 2,6 x 0,08
= 4,368 ton
Waktu bongkar muat diperkirakan = 2 hari
Wfws = Tb x Cwfs x Tc
= 2 x 0,08 x 18
= 2,88 ton
Jadi total kebutuhan air untuk mandi dan cuci adalah
Wfwstotal = 4,368 + 2,88
= 7,248 ton
c. Untuk kebutuhan memasak
Wfwc = Tc x T x Cfwc dimana Cfwc = 0,002 ton / orang /hari
=21 x 2,6 x 0,002
=0,1092 ton
Waktu bongkar muat diperkirakan = 2 hari
Wfwc = Tx Cfwc x Tb
= 18 x 0,002 x 2
= 0,072 ton
Jadi total kebutuhan air untuk memasak adalah
Wfwctotal = 0,1092 + 0,072
= 0,1812 ton
d. Untuk kebutuhan pendingin mesin induk
Wfwj = BHP x C x (s/Vd) x 10-6 C= 5 kg / BHP / hari
= 1720 x 5 x (593/11,7) x 10-6

Teknik Sistem Perkapalan 41


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

= 0,43588 ton
e. Untuk kebutuhan pendingin mesin bantu
Wfwae =(0,1~0,2) x Wfwj
= 0,2 x 0,43588 = 0,0871 ton
Total kebutuhan Air tawar
Wfw = Wfwd + Wfws +Wfwc +Wfwj +Wfwae
= 0,906 + 7,248 + 0,1812 + 0,4538 + 0,0871
= 8,8761 ton

Vfw = Wfw / ρ fw ρfw = 1 ton / m3

= 8,8761 m3
5. Tanki- tanki lain
a. Sludge Tank
VSludge = 0,005 . (VMDO + VHFO). 15

= 0,005 . (2,37666 + 19,6011).15

= 1,70731 m³

b. Sewage Tank
VSewage = ⅓ . Wfw (Berat air tawar)

= ⅓ . (7,87585)

= 2,62528 m³

4.2 Perhitungan LWT dan DWT


A. Volume displacement (dari baseline sampai ke sarat air)
V =lwl.B.T Cb
= 87,13 x 14 x 6,451 x 0,71
= 5587,03176 m3
B. Perhitungan displacement kapal (Δ)
Ρ =1,025 ton /m3
Δ = Lwl x B x T x Cb x ρ

Teknik Sistem Perkapalan 42


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

= 87,13 x 14 x 6,451 x 0,71 x 1,025


= 5726707,556 ton

C. Menghitung Nilai E
Dalam mengestimasi berat kontruksi dan permesinan kapal, hal yang perlu
dikalkulasi pertama adalah mencari Llyod’s Equipment Numeral (E) yakni
dengan rumus.
E = Lpp (B+T) + 0,85 Lpp(H-T) + 0,85 (Σlh)
Dimana nilai:
 L = Lpp = 85,570 m
 B = Bmld= 14 m
 H = Dmld = 7,2 m
 T = sarat kapal (6,451 m)
 L1 = panjang forecastle = 9,2 m
 h1 = tinggi forecastle = 2,5 m
 L2 = panjang poopdeck= 22,9 m
 h2 = tinggi poopdeck = 2,5 m
ΣLh = (L1 x h 1) + (L2 x h2)
= 23 + 57,25 = 80.25
Maka nilai
E = 92(15+6,292) + 0,85x92(7,55-6,292) + 0,85(80,25)
= 2.125,4521
D. Perhitungan berat baja kapal (Wst)
Selanjutnya adalah didaptkan estimasi berat dari kontruksi baja pada kapal
dengan menggunakan formula berikut :
K= 0,03 ~ 0,04
Diamana nilai K= 0,04
Wst = k xE1,36
=0,04 x 2.125,45211,36
= 1340,89188
E. Perhitungan berat Outfit dan akomodasi (Woa)

Teknik Sistem Perkapalan 43


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Watson, rina 1977 (lecture on ship design and ship theory, herald poehls)
WOA =0,4 x Lpp x B
= 0,4 x85,570x 14 = 479 ton
F. Perhitungan permesian propulsi (Wd)
Berdasarkan data dari catalog main engine yang dipilih, didapatkan nilai
berate mesin: Wd = 19 ton
G. Weigh of reminder (Wr)
Wr = k x MCR 0,7 dimanaBHP MCR = 2.033,1834
= 0,04 x 2.033,1834 x 0,7 K=0,03 ~ 0,04
= 56,9291352 ton
H. Berat instalasi permesian kapal (Wmt)
Wmt = 0,4 x lpp x b
= 0,4 x 85,570 x 15
= 513 ton
I. Perhitungan berat cadangan (Wres)
Perhitungan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan yang tidak
disengaja akibat perkiraan yang salah serta yang belum dihitung.
Wres = (2~3) % x Wtotal
Wtot = (Wst + Woa + Wmt + Wr +Wd)
= 1340,89188+552 +552+56,9291352 +19)
= 2.520,8210152 ton
Jadi Wres = 3% x 2.520,8210152
= 75,62463045 ton
Maka , Lwt = Wst + Woa +Wmt +Wr +Wd +Wres
= 2.596.44564565 ton
Sehingga DWT = Δ –Lwt
= 6,060. – 2.596,44564565
= 3.912,149 ton

Teknik Sistem Perkapalan 44


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

4.3 Perhitungan Volume Tangki-Tangki dengan Metode Sympson

Base Line HFO


frame 36
37s/d
s/d39
41 Luas tanki = (1/3) x h x A
8.38 m²
frame y fs y x fs h 450 mm lebar jarak pembagi
1 4446.7658 1 4446.766 0.45 m
2 4553.7982 4 18215.19
3 4657.7806 2 9315.561
4 4759.0568 4 19036.23
5 4857.9665 1 4857.967
total 55871.71 mm
55.87171 m

Base Line HFO


Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame 36
37s/d
s/d39
41
10.54 m²
h 450 mm lebar jarak pembagi
frame y fs y x fs 0.45 m
1 5609.2468 1 5609.2468
2 5734.1116 4 22936.446
3 5857.2753 2 11714.551
4 5978.2316 4 23912.926
5 6096.4797 1 6096.4797
total 70269.65 mm
70.26965 m

Base Line HFO


frame 36
37s/d
s/d39
41 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
11.3 m² h
frame y fs y x fs h 450 mm lebar jarak pembagi
1 6015.946 1 6015.95 0.45 m
2 6134.3987 4 24537.6
3 6251.9528 2 12503.9
4 6367.7126 4 25470.9
5 6480.7884 1 6480.79
total 75009.1 mm
75.0091 m

Teknik Sistem Perkapalan 45


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Tangki Volume h 1100 mm tinggi tanki HFO


No y fs y x fs 1.1 m
1 8.380757025 1 8.380757 volume tanki = (1/3) x h x ( y x Fs)
2 10.54044749 4 42.16179 22.7 m3
3 11.25136278 1 11.25136 Volume Tanki
total 61.79391

Base Line MDO


frame 34
36s/d
s/d35
37
frame y fs y x fs Luas tanki = (1/3) x h x A
1 4143.5925 1 4143.593 2.15 m²
2 4183.088 4 16732.35 h 150 mm lebar jarak pembagi
3 422.0926 2 844.1852 0.15 m
4 4260.6235 4 17042.49
5 4298.6978 1 4298.698
total 43061.32 mm
43.06132 m
½ Tangki MDO
frame 34
36s/d
s/d35
37
frame y fs y x fs Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
1 5364.6324 1 5364.6324 3.2696 m²
2 5407.0476 4 21628.19 h 150 mm lebar jarak pembagi
3 5449.3653 2 10898.731 0.15 m
4 5491.6137 4 21966.455
5 5533.8206 1 5533.8206
total 65391.829 mm
65.391829 m

Batas Atas Tangki MDO


frame 34
36s/d
s/d35
37 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame y fs y x fs 3.54 m² h
1 5822.5115 1 5822.51 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 5862.3027 4 23449.2 0.15 m
3 5901.875 2 11803.8
4 5941.2481 4 23765
5 5980.4412 1 5980.44
total 70820.9 mm
70.8209 m

Teknik Sistem Perkapalan 46


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Tangki Volume h 1300 mm tinggi tanki MDO


No y fs y x fs 1.3 m
1 2.153066075 1 2.153066 volume tanki = (1/3) x h x ( y x Fs)
2 3.26959144 4 13.07837 8.13 m3
3 3.541045295 1 3.541045 volume tanki
total 18.77248

Base Line LO
frame 32
33s/d
s/d33
34 Luas tanki = (1/3) x h x A
frame y fs y x fs 2.34 m²
1 3807.824 1 3807.824 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 3851.89 4 15407.56 0.15 m
3 3895.3205 2 7790.641
4 3938.1341 4 15752.54
5 3980.3494 1 3980.349
total 46738.91 mm
46.73891 m

½ Tangki LO
Frame 32
33s/d
s/d33
34 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame y fs y x fs 3.0637 m²
1 5018.4053 1 5018.4053 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 5062.4053 4 20249.621 0.15 m
3 5106.5125 2 10213.025
4 5150.1066 4 20600.426
5 5193.4329 1 5193.4329
total 61274.911 mm
61.274911 m

Batas Atas Tangki LO


frame 32
33s/d
s/d33
34 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame y fs y x fs 3.35 m² h
1 5493.934 1 5493.93 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 5536.1893 4 22144.8 0.15 m
3 5578.0661 2 11156.1
4 5619.5848 4 22478.3
5 5660.7657 1 5660.77
total 66933.9 mm
66.9339 m

Teknik Sistem Perkapalan 47


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Tangki Volume h 1300 mm tinggi tanki L.O


No y fs y x fs 1.3 m
1 2.33694554 1 2.336946 volume tanki = (1/3) x h x ( y x Fs)
2 3.06374554 4 12.25498 7.77 m3
3 3.346696415 1 3.346696 volume tanki
total 17.93862

Base Line Tangki Sewage


frame 30
32s/d
s/d31
33 Luas tanki = (1/3) x h x A
frame y fs y x fs 2.12 m²
1 3430.0814 1 3430.081 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 3479.9376 4 13919.75 0.15 m
3 3528.9989 2 7057.998
4 3577.2863 4 14309.15
5 3624.8203 1 3624.82
total 42341.8 mm
42.3418 m

½ Tangki Sewage
frame 30
32s/d
s/d31
33
Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame y fs y x fs
2.8466 m²
1 4649.3915 1 4649.3915
h 150 mm lebar jarak pembagi
2 4697.2862 4 18789.145
0.15 m
3 4744.6143 2 9489.2286
4 4791.4069 4 19165.628
5 4837.6948 1 4837.6948
total 56931.087 mm
56.931087 m

Batas Atas Tangki Sewage


frame 30
32s/d
s/d31
33 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame y fs y x fs 2.88 m² h
1 5139.7592 1 5139.76 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 5185.7983 4 20743.2 0.15 m
3 5231.2891 1 5231.29
4 5276.2537 4 21105
5 5320.7136 1 5320.71
total 57540 mm
57.54 m

Teknik Sistem Perkapalan 48


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Tangki Volume h 1300 mm tinggi Sludge tank


No y fs y x fs 1.3 m
1 2.117089755 1 2.11709 volume tanki = (1/3) x h x ( y x Fs)
2 2.846554365 4 11.38622
7.1 m3
3 2.876998495 1 2.876998
Volume Tanki
total 16.38031

Base Line Tangki Sewage


frame 28
30s/d
s/d29
31 Luas tanki = (1/3) x h x A
frame y fs y x fs 1.87 m²
1 3000 1 3000 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 3057.0076 4 12228.03 0.15 m
3 3113.0409 2 6226.082
4 3168.1235 4 12672.49
5 3222.2788 1 3222.279
total 37348.89 mm
37.34889 m
1/2 Tangki Sewage
frame 28s/d
30 s/d2931 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame y fs y x fs 2.6087 m²
1 4241.9766 1 4241.9766 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 4295.5709 4 17182.284 0.15 m
3 4348.3352 2 8696.6704
4 4400.3041 4 17601.216
5 4451.5156 1 4451.5156
total 52173.663 mm
52.173663 m
Batas Atas Tangki Sewage
frame 28
30s/d
s/d29
31 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
frame y fs y x fs 2.91 m² h
1 4748.9934 1 4748.99 h 150 mm lebar jarak pembagi
2 4800.2391 4 19201 0.15 m
3 4850.7516 2 9701.5
4 4900.5549 4 19602.2
5 4949.673 1 4949.67
total 58203.3 mm
58.2033 m

Teknik Sistem Perkapalan 49


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Tangki Volume h 1300 mm tinggi Sludge tank


No y fs y x fs 1.3 m
1 1.86744425 1 1.867444 volume tanki = (1/3) x h x ( y x Fs)
2 2.60868313 4 10.43473
6.59 m3
3 2.91016728 1 2.910167
Volume Tanki
total 15.21234

Ruang Muat 1 Doublle Bottom


frame 37 s/d 64
No y fs y x Luas
fs tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
1 6015.946 1 6015.946 111.9658 m² h 1560 mm
2 6420.869 4 25683.48 1.56 m
3 6788.705 2 13577.41
4 7083.942 4 28335.77
5 7290 2 14580
6 7414.908 4 29659.63
7 7483.272 2 14966.54
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 215318.8
215.3188
½ Ruang Muat 1
frame 37 s/d 64 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs lebar jarak pembagi 116.375 m² h 1560 m
1 7140.138 1 7140.138 1.56 m
2 7322.553 4 29290.21
3 7433.899 2 14867.8
4 7500 4 30000
5 7500 2 15000
6 7500 4 30000
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 223798.1
223.7981

Teknik Sistem Perkapalan 50


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Batas Ruang Muat 1


frame 37 s/d 64
No y fs y x fs
1 7500 1 7500
2 7500 4 30000
3 7500 2 15000
4 7500 4 30000
5 7500 2 15000
6 7500 4 30000
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 225000
225

Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)


lebar jarak pembagi 117 m² h 1560 mm lebar jarak pembagi
1.56 m

Total Volume Ruang Muat 1


No y fs y x fs
h 6450 mm tinggi ruang muat
1 111.9658 1 111.9658
6.45 m
2 116.375 4 465.5001 volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
3 117 1 117
1493.102 m3 Hasil Volume
total 694.4659

Ruang Muat 2 Doublle Bottom


frame 64 s/d 90 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs 117 m² h 1560 mm
1 7500 1 7500 1.56 m
2 7500 4 30000
3 7500 2 15000
4 7500 4 30000
5 7500 2 15000
6 7500 4 30000
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
Teknik Sistem Perkapalan 51
total 225000
225
LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

½ Ruang Muat 2
frame 64 s/d 90
No y fs y x fs
1 7500 1 7500
2 7500 4 30000 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
3 7500 2 15000 lebar jarak pembagi 117 m² h 1560 mm
4 7500 4 30000 1.56 m
5 7500 2 15000
6 7500 4 30000
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 225000
Batas Ruang Muat 2 225
frame 64 s/d 90
No y fs y x fs
1 7500 1 7500 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
2 7500 4 30000 lebar jarak pembagi 117 m² h 1560 mm
3 7500 2 15000 1.56 m
4 7500 4 30000
5 7500 2 15000
6 7500 4 30000
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 225000
225

Total Volume Ruang Muat 2 h 6450 mm tinggi ruang muat


No y fs y x fs 6.45 m
1 117 1 117 volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
2 117 4 468
1509.3 m3 Hasil Volume
3 117 1 117
total 702

Teknik Sistem Perkapalan 52


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Doublle Bottom Ruang Muat 3


frame 90 s/d 116 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs 113.1882 m² h 1560 mm
1 7500 1 7500 1.56 m
2 7484.312 4 29937.25
3 7455.202 2 14910.4
4 7435.52 4 29742.08
5 7430.374 2 14860.75
6 7422.339 4 29689.36
7 7373.477 2 14746.95
8 7246.21 4 28984.84
9 7027.715 2 14055.43
10 6724.63 4 26898.52
11 6344.095 1 6344.095
total 217669.7
217.6697

½ Ruang Muat 3
frame 90 s/d 116
No y fs y x fs
1 7500 1 7500
2 7500 4 30000
3 7500 2 15000
Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
4 7500 4 30000
5 7500 2 15000 lebar jarak pembagi 115.9445 m² h 1560 mm
6 7500 4 30000 1.56 m
7 7500 2 15000
8 7455.806 4 29823.22
9 7364.175 2 14728.35
10 7226.211 4 28904.84
11 7013.701 1 7013.701
total 222970.1
222.9701

Teknik Sistem Perkapalan 53


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Batas Atas Ruang Muat

Total Volume Ruang Muat 3


No y fs y x fs h 6450 mm tinggi ruang muat
1 113.1882 1 113.1882 6.45 m
2 115.9445 4 463.7778 volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
3 116.9344 1 116.9344 1491.886 m3 Hasil Volume
total 693.9005

Double Bottom Ruang Muat 4


frame 116 s/d 142 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs 58.15251 m² h 1560 mm
1 6344.095 1 6344.095 1.56 m
2 5901.216 4 23604.87
3 5418.236 2 10836.47
4 4916.826 4 19667.31
5 4395.56 2 8791.119
6 3838.215 4 15352.86
7 3231.093 2 6462.185
8 2595.335 4 10381.34
9 1971.939 2 3943.879
10 1396.07 4 5584.278
11 863.3562 1 863.3562
total 111831.8
111.8318

Batas Atas Ruang Muat 4


frame 116 s/d 142
No y fs y x fs
1 7373.846 1 7373.846
2 7178.163 4 28712.65
3 6940.127 2 13880.25
4 6633.876 4 26535.5
5 6253.445 2 12506.89
6 5817.494 4 23269.97
7 5347.485 2 10694.97
8 4859.079 4 19436.31
9 4353.569 2 8707.137
10 3830.39 4 15321.56
11 3291.286 1 3291.286
total 169730.4
169.7304
Teknik Sistem Perkapalan 54
LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Total Volume Ruang Muat 4 h 6450 mm tinggi ruang muat


No y fs y x fs 6.45 m
1 58.15251 1 58.15251 volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
2 75.49509 4 301.9804 = 964.0442 m3 Hasil Volume
3 88.2598 1 88.2598
total 448.3927

Base Line Tangki Ballast 1


frame 42 s/d 64 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs 79.40036 m² h 1320
1 4986.745 1 4986.745 1.32
2 5261.224 4 21044.9
3 5529.801 2 11059.6
4 5787.619 4 23150.48
5 6016.964 2 12033.93
6 6200 4 24800
7 6324.759 2 12649.52
8 6400.167 4 25600.67
9 6439.768 2 12879.54
10 6450 4 25800
11 6450 1 6450
total 180455.4
180.4554

½ Ballast Tank 1
frame 42 s/d 64 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs mm 94.68193 m² h 1320
1 6249.077 1 6249.077 m 1.32
2 6559.122 4 26236.49
3 6824.596 2 13649.19
4 7040.822 4 28163.29
5 7209.456 2 14418.91
6 7332.062 4 29328.25
7 7411.861 2 14823.72
8 7459.862 4 29839.45
9 7488.921 2 14977.84
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 215186.2
215.1862

Teknik Sistem Perkapalan 55


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Batas Atas Ballast Tank 1


frame 42 s/d 64 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs mm 96.78082 m² h 1320 mm
1 6625.862 1 6625.862 m 1.32 m
2 6912.696 4 27650.78
3 7138.774 2 14277.55
4 7300.013 4 29200.05
5 7407.433 2 14814.87
6 7471.823 4 29887.29
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 219956.4
219.9564

Volume Total Tanki Ballast 1 h 1100 mm


No y fs y x fs 1.1 m tinggi Ballast Tank
Base Line Tangki 2
1 79.40036 1 79.4004 volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
2 94.68193 4 378.728
frame 64 s/d 90 203.4666 m3
3 96.78082 1 96.7808
No y fs y x fs Hasil Volume
total 554.909
1 6450 1 6450
2 6450 4 25800
3 6450 2 12900
4 6450 4 25800
5 6450 2 12900
6 6450 4 25800
7 6450 2 12900
8 6450 4 25800
Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
9 6450 2 12900
100.62 m² h 1560
10 6450 4 25800
11 6450 1 6450 1.56
total 193500
193.5

½ Tangki Ballast 2
frame 64 s/d 90 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs mm 116.8709 m² h 1560
1 7500 1 7500 m 1.56
2 7500 4 30000
3 7500 2 15000
4 7500 4 30000
5 7500 2 15000
6 7500 4 30000 Teknik Sistem Perkapalan 56
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7488.272 2 14976.54
11 7431.822 1 7431.822
total 224751.8
224.7518
LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)


mm 117 m² h 1560 mm
m 1.56 m

Batas Atas Tangki Ballast 2 h 1100 mm


1.1 m tinggi Ballast Tank
volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
251.2047 m3
Hasil Volume

Volume Total Tanki Ballast 2


No y fs y x fs
1 100.62 1 100.62
2 116.8709 4 467.484
frame 643s/d 90 117 1 117
No y total
fs y 685.104
x fs
1 7500 1 7500
2 7500 4 30000
3 7500 2 15000
4 7500 4 30000
5 7500 2 15000
6 7500 4 30000
7 7500 2 15000
8 7500 4 30000
9 7500 2 15000
10 7500 4 30000
11 7500 1 7500
total 225000
225

Base Line Tangki Ballast 3


frame 90 s/d 116 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs 95.10093 m² h 1560
1 6450 1 6450 1.56
2 6448.715 4 25794.86
3 6440.51 2 12881.02
4 6430.215 4 25720.86
5 6421.64 2 12843.28
6 6329.435 4 25317.74
7 6179.777 2 12359.55
8 5965.385 4 23861.54 Teknik Sistem Perkapalan 57
9 5684.344 2 11368.69
10 5339.12 4 21356.48
11 4932.389 1 4932.389
182.8864

LAPORAN TUGAS MERANCANG 3


GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

½ Tangki Ballast 3
frame 90 s/d 116 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs mm 109.8893 m² h 1560
1 7431.822 1 7431.822 m 1.56
2 7400.028 4 29600.11
3 7364.373 2 14728.75
4 7323.78 4 29295.12
5 7276.64 2 14553.28
6 7210.96 4 28843.84
7 7105.199 2 14210.4
8 6937.767 4 27751.07
9 6697.682 2 13395.36
10 6381.991 4 25527.96
11 5987.954 1 5987.954
total 211325.7
211.3257

Batas Atas Tangki Ballast 4


frame 90 s/d 116 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs mm 113.1886 m² h 1560 mm
1 7500 1 7500 m 1.56 m
2 7484.312 4 29937.25
3 7455.211 2 14910.42
4 7435.52 4 29742.08
5 7430.374 2 14860.75
6 7422.339 4 29689.36
7 7373.826 2 14747.65
8 7246.21 4 28984.84
9 7027.715 2 14055.43
10 6724.63 4 26898.52
11 6344.095 1 6344.095
total 217670.4
217.6704

Volume Total Tanki Ballast 3 h 1000 mm


No y fs y x fs 1m tinggi Ballast Tank
1 95.10093 1 95.1009 volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
2 109.8893 4 439.557 215.949 m3
3 113.1886 1 113.189 Hasil Volume
total 647.847

Teknik Sistem Perkapalan 58


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Base Line Tangki Ballast 4


frame 116 s/d 142 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs 34.97306 m² h 1560
1 4932.389 1 4932.389 1.56
2 4470.628 4 17882.51
3 3963.54 2 7927.08
4 3421.242 4 13684.97
5 2850.436 2 5700.873 Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
6 2255.75 4 9023.001 mm 50.63092 m² h 1560
7 1642.067 2 3284.135 m 1.56
8 1014.978 4 4059.914
9 380.5055 2 761.011
10 4 0
11 1 0
total 67255.88
67.25588

½ Tangki Ballast 4
Batas Atas Tangki Ballast 4
frame 116 s/d 142
Luas tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
No y fs y x fs mm 58.15251 m² h 1560 mm
1 5987.954 1 5987.954 m 1.56 m
2 5525.597 4 22102.39
3 5015.601 2 10031.2
4 4478.906 4 17915.62
5 3920.348 2 7840.696 frame 116 s/d 142
6 3334.482 4 13337.93 No y fs y x fs
7 2716.582 2 5433.165 1 6344.095 1 6344.095
8 2072.358 4 8289.432 2 5901.216 4 23604.87
9 1413.508 2 2827.016 3 5418.236 2 10836.47
10 814.9576 4 3259.83 4 4916.826 4 19667.31
11 341.924 1 341.924 5 4395.56 2 8791.119
total 97367.16 6 3838.215 4 15352.86
97.36716 7 3231.093 2 6462.185
8 2595.335 4 10381.34
9 1971.939 2 3943.879
10 1396.07 4 5584.278
11 863.3562 1 863.3562
total 111831.8
111.8318

h 1000 mm
Volume Total Tanki Ballast 4 1m tinggi Ballast Tank
No y fs y x fs volume tanki = (1/3) x h x ( A x Fs)
1 34.97306 1 34.9731 Teknik Sistem Perkapalan 59
98.54975 m3
2 50.63092 4 202.524
Hasil Volume
3 58.15251 1 58.1525
LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Teknik Sistem Perkapalan 60


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

BAB V
SISTEM DAN PERALATAN PENDUKUNG KAPAL
Peralatan – peralatan disini adalah yang dapat dipakai untuk menunjang
beroperasinya kapal tersebut. Oleh karena itu macam dan ukuran perlengkapan
tersebut tergantung pada type, daya, muatan kapal, serta pada waktu sandar di
pelabuhan untuk bongkar muat.
Peralatan tersebut meliputi :
 Peralatan penambat kapal
 Peralatan bongkar muat
 Peralatan keselamatan
 Peralatan navigasi
 Peralatan perhubungan

Perlatan penambat kapal


Kapal pada saat berhenti di dermaga, tetapi ada pula kemungkunan di daerah
lepas pantai. Perhatian ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan, yaitu :
 Berhenti di dermaga, untuk bongkar muat
 Berhenti di tengah laut, kerusakan mesin, antri bongkar muat, dll

Peralatan penambat kapal, meliputi :


1. Jangkar dan tali
2. Chain locker
3. Windlass
 Windlass haluan
 Windlass buritan
4. Bollard
5. Fair lead

Teknik Sistem Perkapalan 61


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5.1 Perhitungan Jangkar


Sebelum menentukan daya dari mesin jangkar , pada awalnya ditentukan terlebih
dahulu mengenai jangkar dan rantainya .

5.1.1 Perhitungan Nilai Z


Equipment Number Z = Δ2/3 + 2 x B x h + A/10

Dimana :
Δ = displacement kapal
= 6,060 ton
h = tinggi kapal – tinggi sarat kapal + Σ tinggi bangunan atas
kapal
= (7,55 – 6,451) +(2,4+2,4+2,4+2,4+2,4)
= 1,099 +12
= 13.099 m
B = lebar kapal
= 14 m
A = luas pandangan samping lambung kapal, bangunan atas , dan
rumah geladak diatas garis air muat
= ( lwl x fb ) + ( Σ luas bangunan atas di lihat dari samping )
= ( x 1,37) + ( 2,4 x 22) + ( 2,4 x 19) +
( 2,4 x 18 ) + ( 2,4 x 15 ) + (2,4 x 10 )
= 129,8212 + 52,8 + 45,6 +43,2+36 +24
= 331,4212 m2 Fb = 1,37
Sehingga
Z = Δ2/3 + 2 x B x h + A/10
= 348,59795 + 2 x 15x 13,258 + 331,4212/10
= 779,48007

Krakteristik peralatan jangkar dapat ditentukan atau dilihat berdasarkan harga Z


pada table BKI vol II 2009 section 18, dimana range dari harga Z = 780 – 840
diperoleh data sebagai berikut :

Teknik Sistem Perkapalan 62


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Gambar jangkar tipe Hall

Jangkar tali tarik


Jumlah : 2 buah Panjang : 190 m
Berat (Ga) : 2460 kg Beban putus : 520 kN
Type : Hall
Rantai jangkar tali tambat
Panjang : 467,5m → 255,6322 Fathom panjang : 170 m
1 segel = 15 fathom = 27,5 m jumlah : 4 buah
467,5 = 17 segel beban putus : 185kN
Diameter : 50 mm

Teknik Sistem Perkapalan 63


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Type : stud link chain cables

5.1.2 Penentuan Rantai Jangkar


Setelah Diketahui data-data dari jangkar yaitu:
– panjang keseluruhan rantai jangkar = 440 m
– Diameter rantai jangkar:
1. d1 = 50 mm
2. d2 = 44 mm
3. d3 = 38 mm

Diameter yang digunakan 50 mm Macam rantai:


a. Ordinary link
1).1,00 d = 50 mm
2).6,00 d = 306 mm
3).3,60 d = 184 mm
b. Large Link
1) 1,1 d = 56 mm
2) 6,6 d = 332 mm
3) 4,0 d = 204 mm
c. End Link
1) 1,2 d = 61 mm
2) 6,75 d = 334 mm
3) 4,0 d = 204 mm

Tabel Normalisasi Untuk Mata Rantai Jangkar

Teknik Sistem Perkapalan 64


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5.1.3 Perhitungan Daya Mesin Jangkar (Windlass


haluan)
Mesin ini diletakkan diatas fore castle deck. Untuk dapat mecapai
kecepatan yang dikehendaki, diperlukan gaya tarik yang dihitung sebagai
berikut:
Perhitungan daya mesin menurut buku “ Practical ship building” oleh
M.Khetagurov.
a. Gaya tarik pengangkat jangkar (T cl)
T cl = 2fh x (G a+( Pa x La)) x (1 - ( γ ω/ γ a))

Dimana :
Ga : Berat jangkar 2460 kg
D : Diameter rantai 50 mm
Pa : Berat rantai jangkar 59 kg
La : Panjang rantai yang menggantung = 170 m
γa : Density material = 7750 kg / m3
γω : Density sea water = 1025 kg /m3
fh : faktor gesekan pada hawse pipe dan stopper nilainya
antara 1,28- 1,35 sehingga diambil faktor gesekan 1,35
Sehingga :
T cl = 2 x 1,35 x (2460 + (59 x 170 ) x ( 1- (1025 / 7750)

= 2,7 x 12490 x 0,8677419355


= 29262,861290866 kg
b. Torsi pada cable lifter ( M cl)
M cl = ( T clx Dcl ) / (2 x μcl )
Dimana :
D cl = Diameter efektif kabel lifter = 0,013. d = 0,013x50=0,65 m =
650 mm

Teknik Sistem Perkapalan 65


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

μcl = Effisiensi dari kabel lifter, nilainya berkiar antara 0,9-0,92


diambil 0,915
Sehingga :
M cl = ( T cl x Dcl ) / (2 x μcl )
=(29262,861290866 x 0,65) /(2x0,915) = 10393,912480362
kg.m
c. Torsi pada poros motor ( M m)
Mm = M cl /(i a x μa ) kg.cm
Dimana :
N cl = Putaran kabel filter = 300 / 50 diameter chain = 6 Rpm
Nm = Putaran motor penggerak , nilainya antara 720 ~ 1550
Rpm diambil 1200 Rpm
ia = Perbandingan gigi mekanis = N m / N cl = 200
μa = Effisiensi getaran gearing =0,7 ~ 0,85 diambil = 0,8

Sehingga :
Mm = M cl /¿(i ax μa )
= 10393,912480362 / ( 200 x 0,8)
= 64,9619530023 kg.cm

d. Daya motor penggerak windlass ( N e )


Dimana :
N r = putaran motor penggerak , nilainya antara 720 ~ 1550 Rpm
diambil 1200 Rpm
Sehingga :
N e = ( M m x N r ) / 716,2
= (64,9619530023 x 1200) / 716,2
= 108,8443781105 HP

Teknik Sistem Perkapalan 66


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5.1.4 Perhitungan Daya mesin (Windlass Buritan)


Mesin ini diletakkan di bagian buritan kapal. Untuk mencapai kecepatan
yang dikehendaki, diperlukan gaya taruk yang dihitung sebagai berikut :
T cl=2 x G a+1,175 (G a + Pa x La)
= 2 x 2460 + 1,175 (2460 + 59 x 170)
= 19595,75 kg
Bila mesin harus melayani pekerjaan sekaligus, maka gaya Tarik mesin
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
T w =N e /6 N e = Kekuatan Tarik mesin

= 108,8443781105 / 6 = 18,1407296851 kg

5.2 Volume chain locker


Chain locker atau kotak rantai, adalah tempat yang dipergunakan sebagai
penyimpan rantai jangkar.
Volume chain locker dapat dihitung menurut practial ship building oleh M.
Khetagurov dengan rumus sebagai berikut :
Sm = 1,1 x d 2 x l/105
Dimana :
Sm = tempar untuk menyimpan setiap 100 fathoms
d = Diameter rantai 50 mm
l = Panjang rantai 467,5 m
Sehingga :
Sm = 1,1 x d 2 x l/105

= 1,1 x 502 x 467,5 /105

= 12,85625 m3 → 13 m3
Practical Ship Building / Volume lll B/Part 1
Direncanakan ada 2 buah Chain locker dengan dimensi :
 Panjang : 3 m
 Lebar : 6 m (untuk kanan-kiri masing-masing 2,5 m)

Teknik Sistem Perkapalan 67


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

 Tinggi : 2 m
 Volume : 30 m 3 (memenuhi)

5.3 Luas Mud Box


A min = 33 x d 2 ( d dalam meter )

= 33 x 0,50 2

= 8,25 m3
Direncanaakan Mud Box dengan dimensi :
 Panajang : 3 m
 Lebar : 6 m (untuk kanan-kiri masing-masing 2,5 m)
 Tinggi : 0,5 m
 Volume : 9 m3 (memenuhi)

5.4 Penentuan Bollard


Bollard adalah alat yang digunakan untuk mengikat tali kapal ke dermaga.
Dari Partical Ship Building halaman 189 (Ship And Marine Enginee Vol IIIB)
dipilih type vertical bollard dan didapatkan ketentuan sebagai berikut:
: Ukuran Bollard Ukuran baut

Berat Bollard = 318 kg - Jumlah bautt = 8 buah


- Diameter = 1 inchi
 D =250 mm
 r1 = 40
 L =1200 mm
 r2 = 85
 B = 350
mm
 H =450 mm
 a =750 mm
 b =310 mm
 W1 =30 mm
 W2 =40 mm
 e =60 mm
Gambar Bollard
 r =100 mm

Teknik Sistem Perkapalan 68


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5.5 Penentuan Fair Lead


Fairlead adalah untuk sistem pelancaran proses penarikan tali. Salah satu bentuk
dari fair led disebut dengan singgel roller fairleds.
Dari Breaking Stress tali penarik, dapat diambil ukuran fair lead berdasarkan
Practical Ship Building. Maka diambil ukuran fairlead berdasarkan Practical Ship
Building dan didapatkan ketentuan sebagai berikut:

singgel roller fairleds.

 D = 250 mm
 H = 220 mm
 D1 = 380 mm
 D2 = 340 mm
 f = 53 mm
 R1 = 65 mm
 R2 = 45 mm
 R3 = 25 mm
 R4 = 375 mm

5.6 Penentuan Hawse Pipe


Berdasarkan Practical Ship Building penentuan hawse pipe tergantung dari
ukuran dan diameter rantai jangkar.
Untuk diameter rantai jangkar 50 mm
Bagian :
 A = 9,0 d = 378 mm - Bahan hawse pipe : Besi tuang
 B = 0,6 d = 25,2 mm - Tebal atas pipa : 26 mm
 C = 0,7 d = 29,4 mm - Tebal bawah pipa : 38 mm
 D = 3,5 d = 147 mm - Diameter dalam : 390 mm
 E = 5,0 d = 210 mm
 F = 1,4 d = 58,8 mm
 G = 47 d = 1974 mm
 H = 37 d = 1554 mm

Teknik Sistem Perkapalan 69


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5.7 Perhitungan capstan


Besarnya tenaga yang diperlukan untuk menarik tali, diberiakan dalam formula
sebagai berikut:
Dihitung juga:
 Gaya pada capstan barrel
Twb = Pbr/6
= 18864,75/6 = 3144,125
Dimana:
Pbr = Tegangan putus dari wire ropes = 18864,75 kg di jadikan ke
185 KN
 Momen putar pada motor penggerak
T cl x D cl
Mf= kg.cm
2 x ia x μ a

Dimana :
T cl= 29262,861290866 kg ia = 200
D cl = 0,65 m μa = 0,8

Sehingga :
Mf = (29262,861290866 x 0,65) / (2 x 200 x 0,8)
= 19020,859839062 / 320
= 59,440 kg.cm
 Daya Mesin
Ne = ( M f x N r ) / 975
= (59,440 x 1200 ) / 975
= 73,156 Hp

Gambar tipe capstan

Teknik Sistem Perkapalan 70


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5.8 Peralatan keselamatan


Manusia yang ada diatas kapal, baik yang sedang melakukan tugas atau yang
sedang menumpang, mengkehendaki keselamatan dalam perjalanan naik kapal.
Oleh karena itu diatas kapal sesuai dengan peraturan SOLAS (safety of life at sea)
harus disediakan alat yang dapat dipergunakan untuk keselamatan dari
kemungkinan kecelakaan laut.

Untuk keselamtan bersama harus disediakan sekoci penolong (life boat), yang
mampu membawa seluruh pelayar keluar dari bahanya tenggelamnya kapal.
Jumlah sekoci di atas kapal yaitu 2 buah diletakkan disebelah kiri dan sebelah
kanan badan kapal. Semua sekoci harus diberi kelengkapan untuk sarana
penurunan yang aman yang disebut dengan dewi-dewi (devits).

5.8.1 JYN MKI David Launching Lifeboat

Type Total Enclosed Life Boat (TELB)

Model JYN-57

Length Overall 5,76 m

Teknik Sistem Perkapalan 71


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Length of Hull 5,70 m

Beam 2,20 m

Height 3,10 m

Weight, fully equipped 2705 kg

Davit Load Max. 26 Person 4850 kg

5.8.2 Berat alat penurun sekoci (QF)


QF = 0,05 X (Qb + Qp)
Dimana: Qb : berat sekoci dengan perlengkapan = 950 kg
Qp : berat orang = 1200 kg
Sehingga :
Qf = 0,05 x ( 950 + 1200 )
= 107,5 kg

5.8.3 Perhitungan Tegangan pada Winch Head


Koefisien – koefisien
m = jumlah total block peluncur kapal
ηf = efisiensi peluncur sekoci kapal
= ( em – 1)/ [ m. em (1,05-1)] = 0,85
= koefisien yang bergantung pada perbandingan diameter
block tackel peluncur
ηr = efisiensi rel peluncur davit = 0,9
ηs = efisiensi snatch block = 0,9
a = jumlah maksimum block antara rel peluncur davit dengan
kepala
winch = 4
Karena dudukan sekoci merupakan sistem peluncur non konvensional,
maka untukperhitungan efisiensi – efisiensi dianggap 1

Teknik Sistem Perkapalan 72


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

m . ηf . ηr . ηsa = 1
m . ηf . ηr . ηsc = 1

Sehingga:
- Tegangan maksimum , Tmaks = 0,5 x ( 950 + 1,1 x 1200) + 107,5
8 x 0,85 x 0,9 x 0,94
= 330,2765 kg

-Tegangan minimum , Tmin = 0,5 x ( 950 + 0,9 x 1200) + 107,5


8 x 0,85 x 0,9 x 0,93
= 270,352 kg
- Daya motor penggerak
Ne = ( Tmax + Tmin) x Vb
75 nbw
Dimana:
Vb : kecepatan sekoci turun ( 0,15 m/s )
nbv : effisiensi boat ( 0,5 )
Sehingga :
Ne = (330,2765 + 270,352 ) x 0,15
75 x 0,5
= 2,4025 → 4 HP

5.9 Perancangan daun kemudi


Untuk menentukan daya mesin kemudi langakah awal yang harus dilakukan
adalah perencanakan daun kemudi dan tongkatnya

5.9.1 Luas Daun Kemudi


Menurut BKI 2009 volue II section 14.A.3, luas daun kemudi
direkomendasikan tidak boleh kurang dari:
A = C1 . C2.C3.C4 (1,75 . L . T / 100) m2
Dimana :
C1 = 1 faktor jenis kapal umumnya

Teknik Sistem Perkapalan 73


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

(karena kapal cargo kapal jenis umum)


C2 = 1 faktor jenis kemudi
(jenis kemudi yang direncanakan adalah kemudi meletak)
C3 =1 faktor untuk bentuk kemudi
(profil kemudi menggunakan profil NACA)
C4 =1 faktor untuk letak kemudi
(penempatan kemudi dibelakang semburan propeller)
A = 1 x 1 x 1 x 1 x (1,75 x 92 x 6,292 / 100)
= 10,13012 m2
Berdasarkan Van Lamerens “Resistance, propulsion and steering of
ship” untuk daun kemudi pada kapal yang menggunakan single screw
propeller, memiliki luasan di depan sumbu poros daun kemudi tidak
lebih dari
23% .A.

Maka Af = 0,23 .A
= 0,23 x 10,13012 m2
= 2,329 m2
Dari hasil perhitungan luasan tersebut maka didapat lebar daun kemudi
sebagai berikut :
C = 2,329 m → Di bulatkan 2,3 m
Sedang kan untuk tinggi daun kemudi (b) :
b=A/C
= 10,13012 / 2,3
= 4,404
Jarak poros rudder ke sisi rudder (a) :
a = Af / b
= 2,3 / 4,404
= 0,569
Dimana :
 Af : Merupakan luasan didepan sumbu poros kemudi
 A : Merupakan luas daun kemudi

Teknik Sistem Perkapalan 74


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

 b : Merupakan tinggi utama kemudi


 c : Merupakan ukuran utama lebar kemudi

5.9.2 Perhitungan gaya daun kemudi


Cr = 132 x A x V2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)

Dimana :
C r = Gaya kemudi

A = Luas daun kemudi


V = 11,7 knots ( kecepatan untuk ahead condition)
K1= 1,33 (diambil tidak boleh lebih besar dari 2)
K2= 1,1 ( untuk profil NACA-00 series gottinger profiles)
K3= 1,2 ( untuk kemudi di belakang tabung baling- baling)
Kt = 1 (koefisien daya dorong)

Sehingga CR = 132 x A x V2 x K1 x K2 x K3 x Kt
= 132 x 10,13012 x 112 x 1,33 x 1,1 x 1,2 x 1
= 284053,0544 N →284,0530544 KN

6.9.3 Perhitungan torsi bagian kemudi (Ahead condition)


QR = C R x r 1
Dimana :
r 1 = C 1 (a-kb1)
c = lebar daun kemudi = 2,0 m
a = 0,33 for head condition
Af = 2,329
Kb = Af / A = 2,329 / 10,13012 = 0,22
r 1 = 2,0 (0,33 – 0,22) = 0,22
Maka , Qr = C R x r1
= 284053,0544 x 0,22
= 62491,6719 Nm

Teknik Sistem Perkapalan 75


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

5.9.4 Perhitungan torsi bagian kemudi (Astern condition)


QR = C R x r 1
Dimana :
r 1 = C 1 (a-kb1)
c = lebar daun kemudi = 2,0 m
a = 0,66 for astern condition (general)
Af = 2,329
Kb = Af / A = 2,329 / 10,13012 = 0,22
r 1 = 2,0 (0,66 – 0,22) = 0,88
Maka , Qr = C R x r1
= 284053,0544 x 0,88
= 249966,6878 Nm

5.9.5 Perhitungan Diameter tongkat Kemudi ( Rudder stock)


3
D t =4,2 √ Q R⋅k r
Dimana :
Dt = Diameter rudder stock
Qr Ahead Condition = Torsi kemudi 77183,3693 Nm
Qr Astrern Condition= Torsi kemudi 308733,47736 Nm
Kr = Faktor material
(235 / 400¿0,75 N/mm2
0,587 mm
e = 0,75 untuk ReH > 235 (N/mm2 )
e = 1,00 untuk ReH < 235 (N/mm2 )
ReH = Nilai minimum dari titik yield teratas (N/mm2
),diambil yang terkecil dimana Rm adalah nilai
tegangan Tarik /tensile strength dari material yang
digunakan yaitu ST 45

Teknik Sistem Perkapalan 76


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Nilai ReH = 400 N/mm2


Sehingga :
D t = 4,23 √ 249966,6878 x 0,587
= 74,088 x 425,707
= 315,39 (diambil ini)
Diameter rudder stock digunakan untuk menentukan dimensi dari
steering gear, stopper, locking device, dan bagian pendukung lainnya.
Panjang dan tinggi dari sisi quadran untuk tiller tidak boleh kurang dari:
L = 0,77 x D t
= 0,77 x 315,39
= 242,85 mm
T = 0,8 x D t
= 0,8 x 315,39
= 252,31 mm
 Perhitungan torsional strees :
τ t = 68 / K r
= 68 / 0,587
= 115,843 N/mm2
 Perhitungan equivalent strees
σ ∁ = 118 / K r
= 118 / 0,587
= 201,022 N/mm2

6.9.6 Perhitungan daya steering gear


N rs = (Qr x W rs )
Dimana :
W rs = (2 α /τ ¿ x (π /180)
Dimana :
α = Sudut putar kemudi 35°
τ = Waktu putar kemudi 20 detik
Wrs = (2 α /τ ¿ x ( π /180)

Teknik Sistem Perkapalan 77


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

= 0,01745
Nrs = (Qr x W rs )
= (308733,47736 x 0,01745) / 75
= 53,87 HP
Sehingga daya motor yang harus dihasilkan oleh steering gear untuk
menggerakkan kemudi adalah sebagai berikut:
Nst = Nrs x sg
Dimana :
sg = efisiensi steering gear (0,35 1)
( diambil 0,9)
Nst = 53,87 / 0,9
= 59,8 HP

6.9.7 .Sole Piece


Sole piece digunkan untuk sebagai pendukung daun kemudi agar tidak
jatuh, serta penahan pergeseran saat daun kemudi bekerja.
- Luas Penampang Propeller Post ( So )

(
So= 0,4+ 10 x
T
lwl )( b
)
1,77−1,1 x ( 3,3 x lpp x 20 )
a

(
= 0,4 +10 x
6,53
94,76 )
( 1,77−0,55 ) (3,3 x 92 x 20 )

= ( 01,0891093288 ) ( 1,22 )( 283,6 )


= 376,823 Cm2

- Luas penampang sole piece


S=1,2 x So
¿ 1,2 x 376,823
= 452,1876

- Tinggi sole piece

6 x k x s x d 1 x Vd 2
h2 =
25

Teknik Sistem Perkapalan 78


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

6 x 1 x 10,550 x 1,133 x 122


=
25
413,100864
=
25
= √ 20,3248828779 = 0,203248828779

6.9.8 Stern Clearance


Biro Klasifikasi Inggris Lyod’s Register, telah memberikan aturan
pembuatan stren clearance sebagai berikut :
a=0,08 x ∅ propeller k = tag (R 15° ) x R propeller
¿ 0,08 x 4,2445 = 0,267 x 2,12225
= 0,33956 = 0,5686551736
b=0,15 x ∅ propeller
¿ 0,15 x 4,2445=0,636675

6.10 Perhitungan Peralatan Bongkar Muat


Crane
 Diketahui :
- Jumlah ruang palka =4
- Muatan
Surabaya – Ujung pandang = Bbm (solar)
Ujung pandang – Surabaya = minyak (kelapa)
- Cargo Hold 1 = 527,283 Ton
- Cargo Hold 2 = 533.004 Ton
- Cargo Hold 3 = 526,855 Ton
- Cargo Hold 4 = 340,447Ton
 Cara perhitungan Crane :
Jumlah total muatan kapal =
1.927,589Ton
- Jumlah Crane = 2 Buah
- Waktu bongkar atau muat kapal tiap ruang muat = 15 jam
- Perkiraan waktu untuk sekali angkutan 5 menit = 210
angkatan
- Jadi kapasitas untuk tiap Crane

Teknik Sistem Perkapalan 79


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

1927,589
P =( )/2 = 4,58 Ton
210

- Untuk keamanan pengangkatan perlu ditambahkan factor kemanan


sebesar 10-15 %,dengan demikian safety weighting load sebesar:
SWL = W + 15% atau ( P1)

= 4,58 + 15% x 4,58 = 5,267 ton

 Perhitungan bongkar muat pada ruang palka 1


- Jumlah total muatan kapal = 527,283 Ton
- Jumlah Crane pada ruang palka 1 = 1 Buah
- Perhitungan
Diasumsikan bahwa Crane dalam satu kali angkatan mengangkat 15
ton muatan, dalam satu kali angkatan membutuhkan waktu 5 menit,
dimana waktu sandar kapal sekitar 15 jam
527,283
=35,15 angkatan
15
60
x t=35,15
5
12 x t=35,15
35,15
t=
12
t=2,9jam

jadi memerlukan waktu 2,9 jam untuk membongkar atau memuat


ruang palka 1.

 Perhitungan bongkar muat pada ruang palka 2


- Jumlah total muatan kapal = 533,004 Ton
- Jumlah Crane pada ruang palka 2 = 1 Buah
- Perhitungan
Diasumsikan bahwa Crane dalam satu kali angkatan mengangkat 15
ton muatan, dalam satu kali angkatan membutuhkan waktu 5 menit,
dimana waktu sandar kapal sekitar 15 jam

Teknik Sistem Perkapalan 80


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

533,004
=35,53 angkatan
15
60
x t=35,53
5
12 x t=35,53
35,53
t=
12
t=¿ 2,9 jam

jadi memerlukan waktu 2,9 jam untuk membongkar atau memuat


ruang palka 2.

 Perhitungan bongkar muat pada ruang palka 3


- Jumlah total muatan kapal = 526,835 Ton
- Jumlah Crane pada ruang palka 3 = 1 Buah
- Perhitungan
Diasumsikan bahwa Crane dalam satu kali angkatan mengangkat 15
ton muatan, dalam satu kali angkatan membutuhkan waktu 5 menit,
dimana waktu sandar kapal sekitar 15 jam
526,835
=35,12 angkatan
15
60
x t=35,12
5
12 x t=35,12
35,12
t=
12
t=2,9 jam

jadi memerlukan waktu 2,9 jam untuk membongkar atau memuat


ruang palka 3.

 Perhitungan bongkar muat pada ruang palka 4


- Jumlah total muatan kapal = 340,447 Ton
- Jumlah Crane pada ruang palka 4 = 1 Buah
- Perhitungan

Teknik Sistem Perkapalan 81


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Diasumsikan bahwa Crane dalam satu kali angkatan mengangkat 15


ton muatan, dalam satu kali angkatan membutuhkan waktu 5 menit,
dimana waktu sandar kapal sekitar 15 jam
340,447
=22,69 angkatan
15
60
x t=22,69
5
12 x t =22,69
22,69
t=
12
t=1,8 jam

jadi memerlukan waktu 1,8 ja

m untuk membongkar atau memuat ruang palka 4.

 Dalam kerjanya Crane dirobohkan 450 untuk mencapai jarak kerja


efektif yaitu 2/3 panjang lubang palka, atau jangkauan seperti gambar
di bawah. Dengan menggunakan rumus geometri akan didapat panjang
derict sebagai berikut:
Ukuran Lubang palkah
Lebar = 0,8 x Bmld
0,8 x 14 = m
Panjang = (0,5 x Lpp)/4
(0,5 x 85,570)/4 =

Panjang jangkauan batang muat


L’ = 2/3 x panjang palkah
= 2/3 x 11,5
= 7,667
L = L’/cos 45o
= 7,667/0,7

Teknik Sistem Perkapalan 82


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

= 10,95 m

Gamber Catalog Crane TTS – LMG Marine Cargo Crane


 Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang didorong dan diatur
Sistem pembukaan/penutupan palka ini dilakukan dengan cara
mendorong atau menarik tiap seksi tutup lubang palka tersebut serta
mengaturnya pada suatu tempat khusus.
Cara mengatur seksi-seksi tutup lubang palka ini dapat kearah
lubang palka melintang (arah memanjang kapal) atau kearah ambang palka
memanjang (arah melintang kapal).  Tiap seksi tersebut berputar 900
apabila seksi tertutup lubang palka itu diatur dan tidak digunakan. Salah
satu tipe dari sistem ini adalah tutup lubang palka Mac-Gregor jenis Single
Pull hatch Cover yang terdiri dari lima buah seksi tutup lubang palka yang
dihubungkan satu sama lain dengan rantai atau tali baja ukuran kecil
pendek.
Tutup lubang palka dibuka dengan pertolongan motor Derek muat,
tali baja yang melalui roll yang ditempatkan di tiang utama serta tali baja

Teknik Sistem Perkapalan 83


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

tersebut berakhir dihubungkan dengan seksi tutup palka yang terakhir.


Setelah tali baja ditarik tiap seksi tutup palka akan mendorong satu sama
lain dan mulai menggelincir pada roda dan rel khusus. Pada sisi tiap seksi
dipasang tiga buah roda dan roda yang diujung menggelincir pada rel
sebelah dalam sedangkan rel yang sebelah luar yang mempunyai
kelanjutan dari batas lubang palka.







Alat Navigasi
Peralatan navigasi adalah peralatan yang dapat dipergunakan dalam
menjalankan kapal, terutama dalam menentukan posisi dana rah
perjalanan dengan benar. Perlaatn yang digunakan yang mendukung
untuk itu antara lain:
 Lampu
 Kompas
 Topdal
 Sounding machine
 Sextant
 Chronometer
A. Lampu navigasi

Teknik Sistem Perkapalan 84


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Lampu navigasi digunakan untuk mengetahui keberdaan kapal di suatu


tempat, pada saat malam hari. Posisii dan awarna lampu dapat
dipegunakan untuk menunjukkan tipe kapal dana rah pelayaran.
B. Kompas
Kompas adalah alat penentu arah mata angina, yang selalu menunjukan
arah utara dan selatan, sehingga perjalanan kpal dapat ditentukan kearah
yang dikehendaki.
C. Sextant
Alat ini digunakan untuk mengetahui benda-benda yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman perjalanan. Dengan cara tertentu dapat
mengetahui posisi kapal. Saat ini alat ini udah digantikan oleh GPS
(global positioning system).
D. Topdal
Topdal adalah alat yang dipergunakan untuk mengetahui jarak tempuh
dan kecepatan relative kapal pada saat itu.
E. Chronometer
Alat ini merupakan alat pencatat waktu yang berbentuk seperti jam
dinding biasa, tetapi mempunyai ketepatan waktu yang akurat. Angka
yang tertera menunjukan waktu 24 jam.
F. Sounding machine
Alat ini bekerja dengan mengeluarkan gema ke dasar perairan. Gema
tersebut akan dipantulkan oleh dasar perairan, yang kemudian
dikonversikan kedalaman perairan disaat itu.

Teknik Sistem Perkapalan 85


LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

Teknik Sistem Perkapalan 86


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
General Arrangement pada proses perencanaan kapal harus mengetahui
penempatan tanki-tanki dan ruangan-ruangan secara keseluruhan kapal dan
jumlah frame yang akan digunakan pada setiap ruang. Perencanaan meliputi letak
tanki, posisi ruangan, volume setiap ruangan dan volume tanki-tanki. Jumlah
ABK pada kapal harus mengacu pada SK. No KM70 th 1998 yang mengatur
jumlah ABK setiap kapal berdasarkan besarnya GT dari kapal tersebut. Mesin
yang akan digunakan harus memenuhui 85% BHP mcr kapal dan memilih mesin
sesuai kebutuhan kapal yang paling efisien, sebelum memilih mesin harus
menghitung tahanan kapal untuk mengetahui besarnya tahanan yang akan
dihadapi kapal saat berlayar. Perencanaan kapasitas dan ukuran tanki serta
kemungkinan pemakaian dari tanki tersebut saat berlayar, tangki–tanki ini
direncanakan untuk keperluan pelayanan kapal dan motor induk. Setiap kapal
harus memiliki alat keselamatan jika ada kondisi darurat, alat kelengkapan harus
diperhatikan dan dicek sebelum berlayar, dan alat navigasi yang diperlukan kapal.

6.2 Saran
- Sebaiknya dijelaskan secara terperinci mengenai proses desain General
Arrangement

- Perlu diadakan evaluasi mengenai laporan General Arrangement dengan


format yang baik dan teratur

- Untuk meningkatkan hasil kemampuan membuat laporan dan


menggambar seharusnya bisa diadakan bimbingan dengan baik dan benar
LAPORAN TUGAS MERANCANG 3
GENERAL ARRANGEMENT
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
Gedung F-IV - Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, 031-5945864

DAFTAR PUSTAKA

1. Adjie, Darma. Rencana Umum (General Arrangement). Universitas


Hang Tuah. Surabaya. 2007.

2. Anchor Light. November, 2009.


http://spalashmaritime.com.au/Marops/data/less/ship/.htm

3. BKI Volume II tahun 2009

4. Edward V. Lewis. Principles of Naval Architecture

5. KM. 70 thn 1998. Persyaratan Minimal Sertitifikat Perwira di


Kapal-Kapal Niaga Pelayaran Kawasan Indonesia. 21 Oktober
1998.

6. Lameren. Van. Resistance Propulsion and Steering of Ship

7. MAK Engine. 2010. MAK Project Guide, http://www.mak-


unatrac.com/pdf/products/mak-enginr-selection-guide2010.pdf

8. Prodjosoewito, Bimo Darmadi. Dasar Rancangan Ruang Mesin


Kapal Niaga. Hang Tuah University Press. Surabaya. 2014.

9. Sea Distance, https://sea-distances.org/

10. Jangkar dan Rantai,


https://smithship.blogspot.com/2016/10/jangkar-dan-rantai-
jangkar.html?m=1

11. Peraturan Menteri Perhubungan. Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran.


Nomor PM 25 Tahun 2011

Teknik Sistem Perkapalan 2

Anda mungkin juga menyukai