Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN JADWAL JANGKA PENDEK

Dosen Pengampu : Iqbal Ramadhani, S.E, M.SM

Penyusun :

Achmad Adam Daffa 201810160311333


Salsabil Shafa 201810160311350
Ika Novita Sari 201810160311380
Rio Eryanto 201810160311361

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penyusun kemudahan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Perekonomian Indonesia dengan
judul “Penetuan Jadwal Jangka Pendek”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian dari penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


maupun inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 12 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3.Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Penjadwalan Jangka Pendek ....................................... 3
2.2 Permasalahan Penentuan Jadwal .................................................... 4
2.3 Pemuatan Pekerjaan .......................................................................
2.4 Pengurutan Pekerjaan ......................................................................
2.5 Penentuan Jadwal Kapasitas yang Terbatas (FCS) ........................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandar udara Hartsfield-Jackson di Atlanta merupakan yang tersibuk di
dunia, dalam kaitannya dengan para penumpang dan jumlah penerbangan.
Sebagian besar penerbangan terjadi di Delta Air Lines, memiliki jadwal yang
sangat penting dalam efisiensi dan layanan bagi para penumpang. Jadwal-
jadwal ini dikembangkan dan dipertahankan dengan ketat oleh pusat
pengendalian operasional Delta (Delta’s Operations Control Centre). Akan
tetapi para manajer di maskapai penerbangan belajar untuk mengharapkan yang
tidak terduga. Kejadian yang memerlukan penentuan jadwal kembali dengan
sangat cepat merupakanbagian dari kehidupan sehari-hari. Melalui cobaan
badai topan, tornado, es salju, dan lebih banyak lagi yang berat, maskapai
penerbangan mengelilingi dunia dengan berjuang untuk menanggulangi
permasalahan penundaan, pembatalan, dan para penumpang yang sangat marah.
Perubahan jadwal yang takterelakkan seringkali menciptakan dampak kecil
yang mempengaruhi penumpang di puluhan bandara hampir 10% penerbangan
milik Delta Air Lines terganggu dalam setahun biasanya, setengahnya karena
kendala cuaca; biaya senilai $440 juta harus ditanggung akibat kerugian dalam
pendapatan, pembayaran waktu lembur, dan voucher makanan, dan penginapan.
Sekarang delta telah menindaklanjuti ketegangan dalam penentuan jadwal yang
menimbulkan permasalahan terkait dengan cuaca dengan menggunakan pusat
kendali berteknologi tinggi senilai $33 juta yang bersebelahan dengan Bandar
udara Atlanta. Dari computer disampaikan ke sistem telekomunikasi, kemudian
dilanjutkan ke mobil pencair salju, pusat kendali secara lebih cepat
memberitahukan kepada para konsumen mengenai perubahan jadwal, pengalihan
penerbangan, dan mendapatkan pesawat jet untuk terbang. Tugas dari pusat adalah
mempertahankan aliran penerbangan agar terbebas dari segala gangguan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui pentingnya penjadwalan jangka pendek?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi permasalahan penentuan jadwal?
3. Bagaimana cara mengetahui pemuatan pekerjaan?
4. Bagaimana cara mengetahui pengurutan pekerjaan?
5. Bagaimana cara mengetahui penentuan jadwal kapasitas yang terbatas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya penjadwalan jangka pendek
2. Untuk mengetahui permasalahan penentuan jadwal
3. Untuk mengetahui pemuatan pekerjaan

1
2

4. Untuk mengetahui pengurutan pekerjaan


5. Untuk mengetahui penentuan jadwal kapasitas yang terbatas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Penjadwalan Jangka Pendek


Ketika perusahaan manufacturing menyusun jadwal yang akan menyesuaikan
sumber daya yang ada dengan permintaan konsumen, kompetensi penentuan
jadwal menitikberatkan pada pembuatan suku cadang dengan basis tepat pada
waktunya (first in time), dengan waktu pemasangan yang pendek, pengerjaan
dalam proses yang sedikit dan pemanfaatan fasilitas yang tinggi. Penentuan
jadwal secara efisien adalah bagaimana perusahaan manufacturing menurunkan
biaya dan memenuhi yang dijanjikan pada tanggal yang telah ditetapkan.
Manfaat strategis dari penentuan jadwal adalah secara jelas:
- Penentuan jadwal secara internal yang efektif berarti pergerakan barang dan
jasa dengan lebih cepat melalui pemanfaatan fasilitas dan aset yang luar
biasa. Hasilnya adalah luasnya kapasitas per dolar yang diinvestasikan, yang
dapat diterjemahkan kedalam biaya yang lebih rendah
- Penentuan jadwal secara eksternal yang baik memberikan terobosan dengan
lebih pesat memperbesar fleksibilitas, lebih banyak pengiriman yang dapat
diandalkan, ataupun memperbanyak layanan kepada para konsumen
2.2 Permasalahan Penentuan Jadwal
Tujuan dari penentuan jadwal adalah mengalokasikan dan memprioritaskan
permintaan (yang dihasilkan oleh teknik peramalan atau order konsumen
lainnya) pada fasilitas yang tersedia 3 faktor yang dapat menembus dalam
penentuan jadwal yaitu menghasilkan penentuan jadwal maju atau mundur,
pemuatan yang terbatas dan tak terbatas, dan kriteria (prioritas) dalam
pengurutan pekerjaan.
A. Penentuan Jadwal Maju dan Mundur
- Penentuan jadwal maju akan memulai jadwal dengan segera setelah
persyaratan pengerjaan diketaui. Penentuan jadwal maju digunakan
dalam organisasi, seperti rumah sakit, klinik, restoran, dan pabrikan
peralatan mesin. Pada tempat tersebut, pengerjaan dilaksanakan

3
4

sesuai dengan pesanan dari konsumen, dan pengiriman akan


dijadwalkan pada tanggal paling awal
- Penentuan jadwal mundur dimulai dengan tanggal jatuh tempo,
mengatur penentuan jadwal pertama-tama dengan kegiatan
operasional terakhir. Langkah-langkah dalam pengerjaan, kemudian
akan dijadwalkan, sekali pada suatu waktu, dengan urutan terbalik.
Dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan bagi tiap-tiap barang,
waktu permulaan akan diperoleh. Penentuan jadwal mundur
digunakan dalam lingkungan manufacturing, sejalan dengan
industry jasa, misalnya perjamuan catering atau menjadwalkan
operasi
Pada praktiknya, kombinasi antara penentuan jadwal maju dengan
mundur seringkali dipergunakan untuk menemukan kemungkinan trade
off antara kendala kapasitas dengan pengharapan konsumen
B. Pemuatan yang Terbatas dan Tak Terbatas
Pemuatan (loading) merupakan proses penugasan pekerjaan kepada sentra
kerja atau proses. Teknik penentuan jadwal yang memuat (menugaskan)
pengerjaan hanya sampai pada kapasitas proses yang disebut dengan
pemuatan yang terbatas (finite loading). Keuntungan dari pemuatan yang
dapat ditentukan yaitu secara teori, seluruh pengerjaan yang telah
ditugaskan dapat diselesaikan.

Teknik yang memuat pengerjaan tanpa mengacu pada kapasitas dari proses
adalah pemuatan yang tak terbatas. Keseluruhan pengerjaan yang harus
diselesaikan dalam suatu periode waktu yang ditugaskan. Kapasitas dari
proses tidak dipertimbangkan. Sebagian besar sistem perencanaan
kebutuhan bahan material (MRP) merupakan sistem pemuatan yang tidak
dapat ditentukan (infinite loading system). Keuntungan dari pemuatan yang
tidak dapat ditentukan adalah jadwal awal yang dapat memenuhi hingga
tanggal jatuh tempo. Tentu saja, ketika bebas pengerjaan melebihi kapasitas,
kapasitas atau jadwal akan disesuaikan
5

C. Kriteria Penentuan Jadwal


Teknik penentuan jadwal yang tepat bergantung pada volume order, sifat
kegiatan operasional, dan keseluruhan tingkat kerumitan pengerjaan,
sejalan dengan pentingnya penempatan 4 kriteria :
1) Meminimalkan waktu penyelesaian : dievaluasi dengan menentukan
rata-rata waktu penyelesaian
2) Memaksimalkan pemanfaatan : dievaluasi dengan menentukan
persentase waktu saat tempat fasilitas dimanfaatkan
3) Meminimalkan persediaan dalam proses (work in process-WIP
inventory) : dievaluasi dengan menentukan rata-rata jumlah
pengerjaan dalam suatu sistem. Hubungan antara jumlah pengerjaan
dalam sistem dengan persediaan dalam proses akan tinggi. Oleh
karena itu, semakin sedikit jumlah pengerjaan yang terdapat dalam
suatu sistem, persediaan akan semakin kecil
4) Meminimalkan waktu tunggu konsumen : dievaluasi dengan
menentukan jumlah keterlambatan dalam hari atau jam
Jadwal yang tepat akan sederhana, jelas, mudah dipahami, mudah untuk
dilaksanakan, fleksibel dan realistis. Penentuan jadwal semakin
dipersulit dengan kerusakan pada mesin, tingkat ketidakhadiran,
permasalahan pada kualitas, kelangkaan, dan faktor-faktor lainnya.
Sebagai akibatnya, penetapan tanggal tidak akan menjamin bahwa
pengerjaan akan dilaksanakan dengan jadwal yang telah ditentukan
Penentuan Jadwal Fasilitas pada Proses yang Difokuskan
Fasilitas yang menitikberatkan pada proses (juga dikenal sebagai
fasilitas yang berselang-seling atau bagian pengerjaan) terjadi dalam
organisasi yang menghasilkan produk dengan keanekaragaman yang
tinggi, pabrikasi dengan volume yang rendah dan industry jasa. Tempat
fasilitas seperti ini memproduksi produk atau jasa berdasarkan pada
pesanan dan meliputi segala sesuatu dari bengkel perbaikan mobil dan
rumah sakit hingga salon kecantikan. Barang yang diproduksi sendiri
sangat berbeda, seiring dengan bakat, bahan material, perlengkapan
6

yang digunakannya untuk menghasilkannya. Penentuan jadwal


mensyaratkan bahwa urutan pengerjaan (rutenya), waktu yang
diperlukan untuk masing-masing barang, dan kapasitas serta
ketersediaan tiap-tiap sentra kerja harus diketahui. Varietas produk dan
kebutuhan yang unik menandakan bahwa penentuan jadwal merupakan
suatu hal yang sering kali rumit.

2.3 Pemuatan Pekerjaan


Para manajer operasional menugaskan pengerjaan pada sentra kerja sehingga
biaya, waktu diam, atau waktu penyelesaian dipertahankan sampai level
minimum. Sentra kerja “pemuatan” dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama
adalah yang berorientasi pada kapasitas kedua adalah terkait dengan
menugaskan pengerjaan tertentu kepada sentra kerja. Pertama yang akan diteliti
adalah pemuatan dari sudut pandang kapasitas melalui suatu teknik yang
disebut dengan kendali input-output. Kemudian menghadirkan dua pendekatan
untuk pemuatan : diagram Gantt dan metode penugasan linear.

A. Kendali Input-Output

Kendali input-output (input-output control) merupakan suatu teknik


yang memungkinkan personel bagian operasional mengelola aliran
pengerjaan di tempat fasilitas. Jika pengerjaan sampai lebih cepat
daripada yang sedang diproses, fasilitas tersebut akan menjadi kelebihan
beban, dan meningkatkan timbunan yang bekum dikerjakan. Kelebihan
beban akan mengakibatkan kesesakan di tempat fasilitas, mengarah
pada permasalahan tidak efektif dan kualitas. Jika pengerjaan sampai
lebih lambat daripada tugas yang sedang dikerjakan, tempat fasilitas
akan menjadi kekurangan beban, dan sentra kerja akan kehabisan
pekerjaan. Tempat fasilitas yang kekurangan beban kerja akan
menghasilkan kapasitas yang menganggur dan sumber daya yang
terbuang.
7

B. Diagram Gantt (Gantt Chart)

Diagram gantt adalah alat bantu visual yang berguna dalam proses
Nama diagram tersebut berasal dari Henry Gantt, yang ditemukan pada
akhir tahun 1800-an. Diagram Gantt menunjukkan penggunaan sumber
daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja. Ketika digunakan dalam
pembebanan, diagram Gantt menunjukkan pembebanan dan waktu
luang pada beberapa departemen, mesin atau fasilitas. Mereka
menampilkan beban kerja secara relative di sistem sehingga para
manajer dapat mengetahui penyesuaian yan tepat. Sebagai contoh,
ketika satu sentra kerja menjadi kelebihan beban, para pekerja dari
sentra beban kerja yang rendah dapat dipindahkan sementara untuk
meningkatkan kinerja. Atau jika menunggu pengerjaan dapat diproses
pada sentra kerja yang berbeda, beberapa pekerjaan di sentra beban kerja
yang tinggi dapat dipindahkan ke sentra beban kerja rendah.
Perlengkapan serba guna juga dapat dipindahkan di antara sentra-sentra.

C. Metode Penugasan (Assignment Menthod)

Metode penugasan melibatkan tugas yang ditetapkan atau pekerjaan


dengan sumber daya yang dimiliki. Contoh meliputi pekerjaan
penugasan pada mesin, surat kontrak kepada para peserta tender, orang-
orang yang dipekerjakan untuk suatu proyek dan tenaga penjualan pada
wilayahnya. Tujuannya sebagian besar adalah meminimalkan total
biaya atau waktu yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang
diberikan. Salah satu karakteristik penting dari permasalahan penugasan
adalah hanya satu pekerjaan (atau pekerja) yang akan ditugaskan
menangani satu mesin (atau proyek)Tiap permasalahan penugasan akan
menggunakan table. Nomor pada table akan menjadi biaya atau waktu
yang terkait dengan tiap penugasan tertentu. Sebagai contoh jika first
printing memiliki tiga penata letak (A, B, dan C) serta 3 pekerjaan yang
baru untuk diselesaikan, lihat pada table dibawah. Dolar yang
8

dimasukkan dalam table mencerminkan estimasi perusahaan atas


jumlah biaya yang diperlukan untuk tiap-tiap pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh masing-masing penata letak.

Penata letak
pekerjaan
A B C

R-34 $11 $14 $6

S-66 $8 $10 $11

T-50 $9 $12 $7

Metode penugasan meliputi penambahan dan pengurangan angka yang tepat


pada table untuk memperoleh biaya kesempatan (biaya yang hilang atau tidak
didapatkan) bagi masing-masing penugasan. Ada empat langkah yang harus
diikuti :

1. Mengurangi angka terkecil yang ada pada tiap setiap baris angka yang
terdapat pada baris tersebut, kemudian dari matriks yang dihasilkan, kurangi
angka terkecil pada tiap kolom atas setiap angka yang terdapat pada kolom
tersebut. Langkah ini akan menyebabkan penurunan angka yang terdapat
pada table hingga diperoleh serangkaian angka 0, yang berarti biaya
kesempatan sebesar 0.
2. Gambar angka minimum dengan garis lutus secara vertical atau horizontal
yang diperlukan untuk menutupi semua angka 0 yang ada pada table. Jika
angka pada garis setara dengan jumlah garis kurang dari jumlah baris atau
kolom, maka akan dilanjutkanpada langkah ke 3.
3. Kurangi angka terkecil yang belum ditutupi oleh garis dati setiap angka
yang belum ditutupi lainnya. Tambahkan angka yang sama pada beberapa
angka yang terletak dititik potong dari dua garis. Jangan melanjutkan hingga
penugasan yang optimal diperoleh.
4. Penugasan yang optimal akan selalu terdapat pada lokasi 0 di dalam table,
salah satu cara yang sistematis dalam merancang suatu penygasan yang
9

valid yang pertama adalah memilih baris atau kolom yang terdapat satu
angak 0 saja,. Maka dapat dibuat suatu penugasan dengan dengan angka
tersebut kemudian menggambat garis melalui baris dan kolomnya. Dari
baris dan kolom yang belum ditutupi, kita akan memilih baris atau kolom
lainnya yang hanya terdapat satu angka 0 saja. Kita akan merancang
penugasan tersebut dan melanjutkan prosedur hingga memiliki penugasan
untuk masing-masing satu orang atau mesin dengan satu tugas.

2.4 Pengurutan Pekerjaan


Ketika pekerjaan dimuat dalam sentra kerja, para manajer memutuskan
urutannya yang akan diselesaikan. Pengurutan (sequencing) (sering kali disebut
sebagai pengiriman (dispatching)) dilakukan dengan menentukanaturan secara
prioritas yang digunakan untuk mengadakan (mengirimkan) pekerjaan kepada
masing-masing sentra kerja.

a. Aturan Prioritas Bagi Pengurutan Pekerjaan-Pekerjaan

Aturan prioritas (priority rules) terutama diterapkan bagi tempat fasilitas


yang berorientasi pada proses, seperti klinik, percetakan, dan pabrikan.
Aturan prioritas berupaya untuk meminimalkan waktu penyelesaian,
sejumlah pekerjaan di suatu sistem, dan keterlambatan dalam pengerjaan
sementara itu memanfatkan tempat fasilitas secara maksimal.

1) FCFS (First Come First Served) yang pertama datang, itulah yang pertama
dikerjakan. Pekerjaan akan diselesaikan dengan urutannya.
2) SPT (Shortest Processing Time) waktu pemrosesan yag paling singkat.
Pekerjaan dengan waktu pemrosesan yang paling singkat yang akan
ditugaskan pertama.
3) EDD (Earliest Due Date) tanggal jatuh tempo yang paling awal. Pekerjaan
yang memiliki jatuh tempo, yang paling awal yang akan diselesaikan
pertama.
4) LPT (Longest Processing Time) waktu pemrosesan yang paling lama.
Pekerjaan yang memerlukan waktu pemrosesan paling lama itu, yang akan
dikerjakan pertama.
10

b. Rasio Kritis (Critical Ratio - CR)

Rasio kritis merupakan suatu angka indeks yang dihitung dengan membagi
antara waktu yang tersisa hingga tanggal jatuh tempo terhadap waktu
pekerjaan yang tersisa. Rasio kritis memberikan prioritas bagi pekerjaan
yang harus diselesaikan untuk mempertahankan jadwal pengiriman tepat
pada waktunya. Jika CR tepat sebesar 1,0, pekerjaan telah sesuai
denganjadwal yang dibuat. CR lebih besar daripada 1,0 menandakan bahwa
pekerjaan mendahului jadwal dan terjadi kelonggaran. Rumus dari rasio
kritis adalah sebagai berikut :
waktu yang tersisa tanggal jatuh tempo - tanggal hari ini
CR  
hari kerja yang tersisa waktu pengerjaan (tunggu) yang tersisa

c. Mengurutkan N Pekerjaan Pada 2 Mesin : Aturan Johnson (Johnson


Rule)

Kasus N pekerjaan (saat N adalah 2 atau lebih) harus dilaksanakan pada 2


mesin yang berbeda atau sentra kerja dalam urutan yang sama. Hal ini
dinamakan dengan permasalahan N/2. Aturan Johnson dapat digunakan
untuk meminimalkan waktu dalam mengurutkan sekelompok pekerjaan
melalui 2 sentra kerja. Hal ini juga meminimalkan total waktu diam pada
mesin. Aturan Johnson melibatkan 4 langkah :

1) Seluruh pekerjaan harus didaftar dan waktu yang diperlukan oleh masing-
masing atau mesin ditunjukkan.
2) Memilih pekerjaan dengan waktu pengerjaan yang sangat singkat. Jika
waktu tersungkat terletak dengan mesin pertama, pekerjaan tersebut akan
dijadwalkan yang pertama. Jika waktu tersingkat terlerak pada mesin kedua,
harus mengatur jadwal pekerjaan yang terakhir. Ikatan dalam waktu
pengerjaan dapat dihilangkan dengan semena-mena.
3) Ketika suatu pekerjaan telah dijadwalkan, hilangkanlah.
4) Terapkan langkah 2 dan 3 atas pekerjaan yang tersisa, bekerja mengarah
pada sentra urutan.
11

d. Keterbatrasan Dari Sistem Pengurutan Yang Berdasarkan Pada


Aturan

Keterbatasan-keterbatasan dari sistem pengurutan diantaranya adalah :

1) Penentuan jadwal adalah dinamis, oleh karena itu, aturan harus direvisi
untuk meyesuaikan dengan perubahan dalam urutan, proses, perlengkapan,
produk campuran dan sebagainya.
2) Aturan tidak memandang apapun; sumber daya yang belum dipakai,
kemacetan dalam arus sumber daya di departemen lainnya tidak dapat
diakui.
3) Aturan tidak melampaui tanggal jatuh tempo. sebagai contoh dua order
memiliki tanggal jatuh tempo yanh sama. Satu order melibatkan penyetokan
ulang distributor dan yang lainnya merupakan order khusus yang akan
menutup pabrik dari konsumen jika tidak diselesaikan. Keduanya mungkim
memiliki tanggal jatuh tempo yang sama, tetapi jelas bahwa order khusus
yang dianggap lebih penting.

2.5 Penetuan Jadwal Kapasitas yang Terbatas (FCS)


Penjadwalan kapasitas terbatas (finite capacity scheduling) adalah penjadwalan
jangka pendek yang terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan sistem yang
berdasarkan aturan tertentu dengan menyajikan perhitungan interaktif secara grafis
kepada pengguna data (users).
Selain pilihan aturan prioritas saat ini sejumlah sistem FCS juga
mengkombinasikan “sistem pakar” atau teknik simulasi dan memungkinkan
penjadwal untuk membebankan biaya pada berbagai pilihan yang berbeda.
Penjadwal memiliki fleksibilitas untuk menangani situasi apapun termasuk
perubahan pesanan, pekerja, ataupun mesin.
Data awal untuk sistem penjadwalan terbatas biasanya merupakan output dari
sistem MRP. Sistem ini seketika memberikan informasi kepada perencana ketika
material dibutuhkan, mengabaikan masalah dalam hal kapasitas. Dan output dari
MRP dikombinasikan dengan perputaran arsip, batas waktu, kapasitas pusat kerja,
peralatan, dan ketersediaan sumber daya lainnya untuk akhirnya menghasilkan
data yang dibutuhkan oleh FCS secara efektif.
12

Teori Batasan
Teori batasan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
membatasi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasannya dapat
berupa bentuk fisik (ketersediaan proses produksi atau karyawan dan bahan baku
atau persediaan). Throughtput atau volume adalah suatu konsep penting dalam
sistem operasi yang dimana jumlah unit yang diproses melalui fasilitas dan terjual.
Mengelola batasan-batasan, yaitu :
1. Mengidentifikasi batasan.
2. Membuat rencana mengatasi batasan.
3. Memusatkan tujuan pada sumberdaya setelah membuat rencana batasan.
4. Mengurangi dampak selanjutnya dari batasan yang telah dituju.
5. Setelah batasan telah teratasi dengan baik, lakukan identifikasi batasan
baru.
6. Batasan-batasan ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan
perusahaan jasa.
Sistem kerja pada bottleneck adalah batasan yang membatasi output produksi dan
memiliki kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan pusat kerja sebelumnya atau
berikutnya nanti. Dikarenakan bottleneck mengahambat laju volume dalam
produksi. Dan pada konsekuensinya sistem ini terdapat dalam proses, sebagai
contoh terdapat pada rumah sakit, rumah makan, hingga ke dalam sebuah pabrik.
Beberapa teknik menghadapi sistem bottleneck :
1) Meningkatkan kapasitas pada batasan.
2) Memperhatikan SDM yang digunakan dan memusatkan kerja yang
menyebabkan terjadinyasuatu batasan.
3) Membuat perputaran berulang, prosedur pemrosesan, atau subkontraktor
alternatif yang lebih baik.
4) Memindahkan pemeriksaan dan pemgujian ketempat lain sebelum terjadi
bottleneck, guna mengurangi cacat potensial.
5) Menjadwalkan throughtput untuk menyesuaikan kapasitas saat terjadinya
bottleneck, yakni mengurangi pemusatan kerja pada kegiatan yang berisiko
terjadinya bottleneck.
13

Penjadwalan Produksi Berulang


Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi
persediaan, mengurangi ukuran lot dengan peralatan dan proses yang ada. Sebuah
teknik untuk mencapai tujuan ini adalah menggunakan sebuah jadwal penggunaan
material bertingkat.Penggunaan material bertingkat berarti penggunaan lot yang
lebih sering, berkualitas tinggi, dan berukuran kecil yang berperan untuk produksi
just-in-time.
Kelebihan penggunaan material secara bertingkat :
1. Mengurangi tingkat persediaan yang membebaskan modal untuk
penggunaan yang lain.
2. Mempercepat volume produksi.
3. Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkat kualitas produk
4. Mengurangi kebutuhan luas lantai
5. Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin
berdekatan.
6. Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak
“menyembunyikan” permasalahan.
Anggap sebuah produsen berjalan menjalankan batch bulanan yang berukuran
besar: Dengan menggunakan jadwal penggunaan material bertingkat, manajemen
akan dapat memendekkan siklus bulanan ini menjadi siklusn mingguan, harian,
bahkan siklus per jam

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14

DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Render Barry. . Buku 2 Ed 7. 2005. Manajemen Operasi. Jakarta.
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai