Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pembimbing:

Ustadz Nur Rohim, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 1 PKN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI PONDOK QUR’AN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang


telah memberikan karunia, taufik, dan hidayah-Nya. Atas pertolongan-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila sebagai Dasar
Negara” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tak lupa sholawat serta salam
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya, semoga selalu dapat menuntun penulis pada ruang dan waktu yang
lain.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Tauhid/Aqidah Akhlak serta untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan penulis khususnya, dan umumnya bagi pembaca yang budiman.

Dengan terselesaikannya makalah ini penulis ingin mengucapkan terima


kasih kepada Dosen Mata Kuliah Tauhid/Aqidah Akhlak Bapak Nur Rohim M. Pd
yang telah mendukung dan membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini


masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya, sehingga penulis mengaharapkan adanya saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 20 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan makalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pancasila sebagai Dasar Negara.....................................................................3
B. Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara.........................................................3
C. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara..................................................6
D. Implementasi Pancasila sebagai Dasar Negara..............................................8
E. Hierarki Peraturan Perundang-undangan Indonesia.....................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................22
B. Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
Lampiran................................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima butir tersebut
tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945. Sebagaimana yang
telah diketahui oleh hampir semua warga Negara Indonesia bahwa
fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun
sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan
bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni
sebagai dasar negara Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung
dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 telah ditetapkan sebagai
dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang telah dianggap
sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan
pengertianbahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu
terkandung artibahwa negara harus tunduk kepadanya, membela
dan melaksanakannyadalam seluruh perundang-undang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Pancasila Sebagai Dasar Negara?
2. Apa Sajakah Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara?
3. Bagaimanakah Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara?
4. Bagaimanakah Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara?
5. Bagaimana Hierarki Peraturan Perundang-undangan Indonesia?
6. Bagaimana Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis dan Politis?

1
2

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Dasar Negara.
2. Untuk mengetahui Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara.
3. Untuk mengetahui Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara.
4. Untuk mengetahui Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara
5. Untuk mengetahui Hierarki Peraturan Perundang-undangan
Indonesia.
6. Untuk mengetahui Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis dan Politis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila adalah dasar falsafah atau filosofi masyarakat
Indonesia. Lebih dari itu, Pancasila juga bisa disebut sebagai identitas
bangsa Indonesia yang memiliki lambang burung garuda. Pancasila
sebagai dasar negara memiliki peran penting bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, bahkan, pada 1 Juni ditetapkan sebagai Hari
Kesaktian Pancasila sebagai keputusan Presiden Nomor 24 Tahun
2016. Tanggal tersebut dipilih karena Presiden Soekarno
menyampaikan pidato yang berjudul lahirnya Pancasila.

Pancasila juga digunakan sebagai dasar untuk mengatur


penyelenggaraan aparatur negara sesuai dengan pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Lebih tepatnya, bentuk ringkasan yang ada di
dalam ringkasan dari UUD 1945 alinea ke-4. Di mana setiap sila
berisi tentang tujuan negara Indonesia yang sesungguhnya.

B. Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila juga digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan aparatur negara sesuai dengan pembukaan Undang-
Undang Dasar1945. Dimana setiap sila berisi tentang tujuan negara
Indonesia sesungguhnya. Sebagaimana yang telah diketahui oleh hamper
semua warga negara Indonesia bahwa fungsi pokok dari Pancasila adalah
sebagai dasar negara, meskipun sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi
lainnya yang tak kalah penting dan bernilai sacral bagi bangsa Indonesia
sendiri dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, berikut adalah penjelasan mengenai fungsi-fungsi Pancasila:

1. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara yang


diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional

3
4

Mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik secara


material maupun spiritual.Tujuan tersebut dicapai dalam wadah
Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan
berkedaulatan rakyat. Selain itu, Pancasila sebagai ideologi
juga mencakup sikap warga negara yang mewujudkan
kehidupan bangsa dan dunia yang aman, tentram, tertib dan
damai.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga disebut


sebagai Dasar Falsafah Negara mengandung pengertian bahwa
Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Hal tersebut ditegaskan dalam Ketetapan MPR
No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan Penetapan
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada
ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
adalah Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.

3. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan


adanya bangsa Indonesia yaitu pada zaman Sriwijaya dan
Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo
dalam tulisannya tentang Pancasila.

Menurut Prof. Pringgodigdo, tanggal 1 Juni 1945


adalah istilah untuk hari lahir Pancasila. Sementara Pancasila
itu sendiri telah ada dan menjadi jiwa sejak adanya Bangsa
Indonesia.

4. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


5

Pada fungsi ini, Pancasila diwujudkan dalam sikap


mental, tingkah laku serta perbuatan. Sikap mental dan tingkah
laku yang dimaksud adalah bangsa Indonesia mempunyai ciri
khas yang membedakannya dengan bangsa lain. Ciri khas
inilah yang dimaksud dengan kepribadian.

5. Pancasila Indonesia sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung


makna bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia
sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari Pancasila.

Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan


kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri. Nilai-nilai tersebut antara lain nilai ketuhanan-
keagamaan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan-
demokrasi, dan nilai keadilan sosial.

6. Pancasila sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah


pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita
moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak Bangsa
Indonesia. Cita-cita yang dimaksud adalah kemerdekaan
individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan
sosial dan perdamaian Nasional.

7. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pada saat bangsa Indonesia mendirikan negara atau


Proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia belum
mempunyai undang-undang dasar negara yang tertulis.
Kemudian pada 18 Agustus 1945 disahkan pembukaan dan
batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang terdiri dari wakil-
6

wakil seluruh rakyat Indonesia dan turut mengesahkan


perjanjian luhur selama-lamanya.

8. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

Cita-cita luhur Negara Indonesia sebagaimana dimuat


dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang
merupakan penuangan jiwa Pancasila. Cita-cita luhur inilah
yang akan menjadi arah untuk mencapai tujuan Bangsa
Indonesia.

9. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa

Sebagaimana nilai dari sila ke-3, Pancasila merupakan


sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia.
Tak hanya sila ke-3, Pancasila juga mengandung nilai-nilai dan
norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling
benar, adil, bijaksana dan tepat untuk mempersatukan rakyat
Indonesia.

C. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara


Merupakan philosopische grondslag atau pandangan hidup bangsa
Indonesia yang perlu dihayati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seperti namanya, Pancasila memiliki lima nilai dasar, yaitu Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

Pancasila sendiri merupakan kristalisasi dari nilai-nilai hidup yang


telah dianut oleh banyak masyarakat Indonesia. Ini terjadi bahkan sebelum
istilah Pancasila resmi diperkenalkan.

Oleh sebab itu, Pancasila diakui sebagai dasar negara dalam alinea
keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai dasar negara,
Pancasila memiliki kedudukan khusus. Berikut penjabarannya:

1. Sumber Hukum Utama


7

Menurut Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, Pancasila


merupakan sumber hukum dasar nasional. Artinya Pancasila
adalah sumber hukum utama yang mendasari pasal-pasal dalam
UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan. Pancasila
menempati kedudukan paling tinggi dalam tata perundang-
undangan di Indonesia.

Hukum di Indonesia harus merupakan perwujudan dari


nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Alasan Pancasila
ditetapkan sebagai sumber hukum dasar adalah karena Pancasila
disepakati sebagai norma hukum yang kedudukannya kuat dan
tidak berubah, serta mencerminkan kepribadian bangsa.

C.S.T Kansil dalam buku Pancasila dan Undang-


undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa Pancasila sebagai dasar
negara mengatur kehidupan sosial, susunan dan sistem
perekonomian negara, sistem politik dan kehidupan politik,
kehidupan berbudaya, hubungan antar rakyat, kekuasaan yang
menyangkut hak asasi manusia, dan kehidupan perundang-
undangan.

2. Sumber Tujuan Nasional

Setiap negara yang merdeka pasti memiliki tujuan


pembangunan yang jelas. Dalam Pembukaan UUD 1945, tujuan
nasional Negara Republik Indonesia tertuang dalam alinea
keempat yang berbunyi: "..melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial..."

3. Norma Tertinggi
8

Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat


masyarakat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
Pancasila merupakan kristalisasi dari norma-norma yang telah
berlaku di dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Di
Indonesia, Pancasila berada pada puncak piramida norma.
Pancasila-lah yang menjadi panduan dalam membangun
karakter bangsa dan pengendali tingkah laku agar tercipta
masyarakat Indonesia yang berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

D. Implementasi Pancasila sebagai Dasar Negara

Implementasi Pancasila adalah suatu nilai-nilai luhur dalam budaya


bangsa Indonesia yang dilandasi dari unsur-unsur budaya secara
keseluruhan dengan melalui proses yang sudah dibuat. Dalam hal ini
Implementasi sebagai ideologi yang tidak tertutup dan mampu beradaptasi
dengan zaman sebagai aspirasi pada masyarakat, sehingga pancasila akan
menjadikan fleksibilitas dalam keterbukaan ideologi.

Akan tetapi keterbukaannya dengan nilai-nilai inti pada Pancasila


dapat diubah atau diganti dengan nilai-nilai inti yang lainnya, karena nilai-
nilai Pancasila sudah menjadi kenyataan sejak zaman kuno.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia sangat membutuhkan


implementasi dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila
dengan nilai-nilai norma dan etika yang terkandung dalam Pancasila.
Sehingga hal ini akan benar-benar menjadi bagian integral dan dapat
diintegrasikan ke dalam kepribadian setiap warga Indonesia dan bisa
membentuk pola sikap kepada masyarakat Indonesia.
9

Menurut Notonagoro bahwa ImplementasiPancasila dapat dipercaya


sebagai dasar dari sebuah negara yang merupakan cara hidup dan alat
bersatu bagi bangsa. Sehingga akan diberikan dalam nilai-nilai peraturan
dalam ideologi. Maka hal ini akan berfungsi sebagai pedoman dalam
kehidupan bangsa dan negara untuk semua orang di Indonesia, sebagai
filosofis yang menjadi dasar negara dan ideologi negara Indonesia.
Implementasi Pancasila bersifat umum dalam universal yang terdiri dari
lima regulasi dan memiliki nilai nilai yang berbeda di setiap regulasinya.
Dalam Wujudkan nilai-nilai akan mengacu pada potensi:

1. Percayalah pada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan


keyakinan masing-masing dan harus tulus tanpa paksaan.
2. Saling menghormati agama dan kepercayaan masing-masing.
3. Saling menjaga dalam kehidupan beragama.

Implementasi ini akan membetuk ketentuan yang terkandung dalam


gerakan reformasi 1998 dengan perilaku yang bertentangan dengan aturan
yang ditetapkan dalam Pancasila.

Adapun beberapa macam Implementasi Pancasila diantaranya


adalah sebagai berikut:

1. Implementasi Pancasila Bidang Pertahanan dan Keamanan

Implementasi Pancasila di bidang pertahanan dan


keamanan adalah suatu ketentuan yang sudah dibentuk oleh
negara secara alami dan dapat diartikan sebagai kumpulan
masyarakat hukum. Sehingga dibentuk dalam perundang-
undangan tentu hal ini sangat diperlukan di negara sebagai hal
dan kewajiban warga negara supaya mampu mengatur
ketertiban dan hukum yang ada.

2. Implementasi Pancasila Bidang Sosial Budaya


10

Implementasi Pancasila di bidang sosial budaya adalah


suatu fungsi bagi masyarakat yang masih terkait dengan
reformasi dari semua bidang, sehingga akan berkaitan dengan
nilai-nilai sosial. Maka masyarakat sebenarnya tidak akan
terjadai konflik sosial dengan perberbedaan pendapat yang dapat
mempengaruhi ketimpangan sosial.

3. Implementasi Pancasila Bidang Ekonomi

Implementasi Pancasila bidang ekonomi adalah suatu


nilai yang dimiliki dalam bidang politik akan tetapi hal ini dapat
diimplementasi dengab nilai dan konsepnya. Bidang ekonomi
memiliki suatu persaingan bebas dalam pembangunan ekonomi
dengan kepentingan kemanusiaan dan kebaikan pada
masyarakat.

4. Implementasi Pancasila dalam politik

Implementasi Pancasila dalam politik adalah suatu


tindakan dalam peraturan yang ada dengan nilai yang ada di
bidang politik dan harus mengetahui suatu subjek negara. Dalam
hal ini kehidupan politik harus dilakukan dengan serius dan
dapat menghasilkan tujuan sebagai metode yang berfungsi untuk
melindungi martabat manusia.

Prinsip Pancasila sebagai moralitas bangsa dan negara dan memiliki


peraturan secara konsisten dan dapat menjadi pilar pencapaian dalam cita-
cita bangsa.Prinsip Implementasi sebagai moralitas bangsa dan negara dan
dapat digambarkan adalah sebagai berikut.

1. Prinsip Pertama

Prinsip Pertama adalah suatu sumber etis dan etika


sebagai peran penting dari dasar dalam kehidupan negara
Indonesia yang dapat memisahkan “agama” dari “negara”.
11

Karena hal ini dapat memengaruhi peran agama dari komunitas


dengan nilai-nilai dasar Pancasila dan negara diharapkan dapat
menawarkan suatu perlindungan dalam pengembangan
kehidupan beragama. Maka Agama diharapkan dapat
memainkan peran untuk memperkuat etika sosial yang dapat
mendukung satu elemen agama untuk menentukan peraturan
pemerintah.

2. Prinsip Kedua

Prinsip Kedua adalah suatu nilai kemanusiaan berasal


dari hukum Allohdan hukum kodrat yang ada dalam sifat
manusia, karena makhluk sosial sangat penting sebagai dasar
etika dalam kehidupan negara.

Prinsip ini secara luas berarti sebuh persatuan yang akan


diwujudkan melalui eksternalisasi dan internalisasi pada upaya
untuk menciptakan tatanan dunia yang berdasarkan kebebasan
dari keadilan sosial. Maka rakyat Indonesia akan mengakui dan
memuliakan hak-hak rakyat secara fundamental yang ada
hubungan antara negara dan warga negara.

3. Prinsip Keempat

Prinsip Keempat adalah suatu penerapan nilai manusia


yang harus terlebih dahulu mementingkan komunitas sosial
untuk membuat kemajuan dengan nilai-nilai persatuan nasional.

Dan dapat mengatasi atau pemahaman kelompok dari


individu, dalam kesatuan masyarakat yang akan dikelola atas
dasar konsep nasionalisme untuk mencerminkan kesatuan
dengan keragaman yang ungkapan “Bhinneka Tungal Ika”.
12

4. Prinsip Keempat

Prinsip Keempat adalah suatu nilai kemanusiaan dengan


nilai persatuan terhadap cinta nasionalisme dengan
penerapannya yang harus menjaga kedaulatan rakyat yang
dipandu oleh kebijaksanaan. Makan akan terbentuklah
demokrasi yang dapat memperoleh kekuatan rakyat yang dibuat
oleh konsensus yang ditentukan oleh mayoritas. Tetapi hal ini
akan dipandu oleh kebijaksanaan yang mendukung rasionalisme
dengan kebijaksanaan setiap warga untuk mencerminkan
manfaat itu sendiri.

5. Prinsip Kelima

Prinsip Kelima adalah suatu niali kemanusiaan dalam


arti dapat mewujudkan keadilan sosial yang harus
mencerminkan nilai-nilai penting etika dan prinsipnya. Maka
prinsip ini dapat diukur dengan keadilan sosial dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

E. Hierarki Peraturan Perundang-undangan Indonesia


Dalam UU No. 12 Tahun 2011 Pasal 7 ayat 1 “Jenis dan Hierarki
Peraturan Perundang-undangan” terdiri atas:

1. Undang- Undang Dasar 1945

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan


hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar
dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

UUD 1945 mulai berlaku sejak 18 Agustus 1945


sampai 27 Desember 1949. Setelah itu terjadi perubahan dasar
negara yang mengakibatkan UUD 1945 tidak berlaku, namun
melalui dekrit presiden tanggal 5 Juli tahun 1959, akhirnya
UUD 1945 berlaku kembali sampai dengan sekarang.
13

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia (TAP MPR-RI)

Merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat


(MPR) sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan
dalam sidang-sidang MPR.

Contoh: TAP MPR NOMOR III TAHUN 2000


TENTANG SUMBER HUKUM DAN TATA URUTAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA NOMOR III/MPR/2000

3. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan

Yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan


persetujuan bersama Presiden. Perlu diketahui bahwa undang-
undang merupakan produk bersama dari Presiden dan DPR
(produk legislatif), dalam pembentukan undang-undang ini bisa
saja presiden yang mengajukan RUU yang akan sah menjadi
undang-undang jika DPR menyetujuinya, dan begitu pula
sebaliknya.

Contoh : UNDANG-UNDANG REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG
“LARANGAN MEROKOK”

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)

Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa (negara
dalam keadaan darurat), dengan ketentuan sebagai berikut:
14

a. Perpu dibuat oleh presiden saja, tanpa adanya


keterlibatan DPR

b. Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan


yang berikut.

c. DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan


tidak mengadakan perubahan.

d. Jika ditolak DPR, Perpu tersebut harus dicabut.

Contoh: Bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun


1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan tuntutan
masyarakat sehingga perlu diganti dengan undang-undang
yang baru, diganti dengan :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

Contoh: PERATURAN PEMERINTAH


PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13
TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN
IBADAH HAJI

5. Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya. Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan
15

perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau


dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1987 TENTANG
SATUAN TURUNAN, SATUAN TAMBAHAN, DAN
SATUAN LAIN YANG BERLAKU

Dan;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1973 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH

6. Peraturan Daerah Provinsi

Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan
bersama Gubernur. Peraturan daerah dan keputusan kepala
daerah Negara Indonesia adalah Negara yang menganut asas
desentralisasi yang berarti wilayah Indonesia dibagi dalam
beberapa daerah otonom dan wilayah administrasi. Daerah
otonom ini dibagi menjadi daerah tingkat I dan daerah tingkat
II. Dalam pelaksanaannya kepala daerah dengan persetujuan
DPRD dapat menetapkan peraturan daerah. Peraturan daerah
ini tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan
diatasnya.

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH


KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004
TENTANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN
PENCATATAN SIPIL DI PROPINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA dan PERDA NO. 10 TAHUN 2008
16

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


NOMOR: 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN
PEMERINTAHAN PRIVINSI JAWA BARAT

7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten atau Kota
dengan persetujuan bersama Bupati atau Walikota.

Contoh :

“ PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH


TINGKAT II GRESIK” NOMOR 01 TAHUN 1990
TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN
DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK
NOMOR 01 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN
DAERAH TINGKAT II GRESIK TAHUN ANGGARAN
1989/1990

Selain dari hal-hal diatas, yang menjadi sumber Hukum


Tata Negara adalah:

8. Konvensi

Menurut A.V. Dickey konvensi dapat mempunyai arti


dan terdiri dari: understandings (pengertian-pengertian), habits
(kebiasaan-kebiasaan atau kelaziman-kelaziman) dan practices
(praktek-praktek) yang berkaitan dengan ketatanegaraan, yang
tidak dapat dipaksakan.

Menurut penjelasan umum UUD 1945 konvensi :


“aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
17

penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis” contoh :


ngaben

UUD adalah sebagian dari Hukum Dasar “Hukum Dasar


yang tertulis” dan Konvensi adalah hukum Dasar “Hukum
Dasar yang tidak tertulis”

Penggunaan konvensi sebagai sumber hukum tata negara


diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan dan tidak menimbulkan keadaan yang
membahayakan kehidupan negara.

Contoh Konvensi dalam Hukum Tata Negara di


Indonesia:

1. Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus (satu hari


menjelang peringatan Hari kemerdekaan RI)

2. Upacara Bendera Peringatan Hari Kemerdekaan RI


17 Agustus

3. Peletakan Posisi Photo Presiden dan Wakil Presiden


di Kantor-kantor pemerintahan.

4. Pemberian grasi , amnestis , abolisi atau rehabilitasi


pada hari kemerdekaan , hari raya keagamaan
secara serentak.

9. Traktat

Traktat sebagai sumber Hukum Tata Negara, Traktat


sebagai suatu bentuk perjanjian antar negara (baik bilateral
maupun multilateral), mempunyai kekuatan mengikat bagi
negara-negara yang mengadakan perjanjian itu.Perjanjian antar
18

negara juga dapat merupakan bagian dari hukum tata negara,


apabila menyangkut ketatanegaraan dan telah mempunyai
kekuatan mengikat

Contoh Traktat:

“Perjanjian Internasional yang diadakan antara


pemerintahan NKRI dengan Pemerintahan Republik Rakyat
Cina tentang “ dwikenegara

B. Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis dan Politis

1. Sumber Yuridis sebagai Dasar Negara

Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar


negara Republik Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang
kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia. Melalui
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai
payung hukum, Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktik
berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam konflik
yang tidak produktif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR
periode 2009--2014, 2013: 89). Tidak hanya itu, serta ditegaskan
dalam Undang- Undang No 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Perundang- undangan bahwa Pancasila ialah sumber dari segala
sumber hukum negeri. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum negeri, ialah sesuai dengan Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, bahwa
Pancasila ditempatkan sebagai dasar serta pandangan hidup negara dan
sekaligus dasar filosofis bangsa serta negara sehingga tiap modul
muatan peraturan perundang- undangan tidak boleh berlawanan
dengan nilai- nilai yang 86 tercantum dalam Pancasila (Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 90-91).
19

2. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara

Dalam persidangan yang diselenggarakan guna mempersiapkan


Indonesia merdeka, Radjiman meminta kepada anggotanya untuk
memastikan dasar negara. Sebelumnya, Muhammad Yamin serta
Soepomo mengungkapkan pemikirannya mengenai dasar negara.
Setelah itu dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara
dengan menggunakan bahasa Belanda, Philosophische grondslag bagi
Indonesia merdeka. Philosophische grondslag itulah fundamen,
filsafat, benak yang sedalamdalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka.
Soekarno pula menyebut dasar negara dengan
sebutan„ Weltanschauung‟ atau pandangan dunia (Bahar, Kusuma,
dan Hudawaty, 1995: 63, 69, 81; dan Kusuma, 2004: 117, 121, 128,
129). Selain pengertian yang diungkapkan oleh Soekarno, “dasar
negara” dapat disebut pula “ideologi negara”, seperti dikatakan oleh
Mohammad Hatta: “Pembukaan UUD, karena memuat di dalamnya
Pancasila sebagai ideologi negara, beserta dua pernyataan lainnya yang
menjadi bimbingan pula bagi politik negeri seterusnya, dianggap sendi
daripada hukum tata negara Indonesia. Undang-undang ialah
pelaksanaan daripada pokok itu dengan Pancasila sebagai
penyuluhnya, adalah dasar mengatur politik negara dan perundang-
undangan negara, supaya terdapat Indonesia merdeka seperti dicita-
citakan: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Pancasila
dijadikan sebagai dasar negara, yaitu sewaktu ditetapkannya
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus 1945. Pada mulanya, pembukaan
direncanakan pada tanggal 22 Juni 1945, yang terkenal dengan
Jakarta-charter (Piagam Jakarta), tetapi Pancasila telah lebih dahulu
diusulkan sebagai dasar filsafat negara Indonesia merdeka yang akan
didirikan, yaitu pada 1 Juni 1945, dalam rapat Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Terkait dengan hal
20

tersebut, Mahfud MD (2009:14) menyatakan bahwa berdasarkan


penjelajahan historis diketahui bahwa Pancasila yang berlaku sekarang
merupakan hasil karya bersama dari berbagai aliran politik yang ada di
BPUPKI, yang kemudian disempurnakan dan disahkan oleh PPKI
pada saat negara didirikan

3. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara

Secara ringkas, Latif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja


Sosialisasi MPR periode 2009--2014, 2013) menguraikan pokok-
pokok moralitas dan haluan kebangsaankenegaraan menurut alam
Pancasila sebagai berikut. Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas)
sebagai sumber etika dan spiritualitas (yang bersifat vertical
transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika kehidupan
bernegara. Sebagai negara yang dihuni oleh penduduk dengan
multiagama dan multikeyakinan, negara Indonesia diharapkan dapat
mengambil jarak yang sama, 7 melindungi terhadap semua agama dan
keyakinan serta dapat mengembangkan politiknya yang dipandu oleh
nilai – nilai agama. Kedua, nilai- nilai kemanusiaan universal yang
bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, serta sifat- sifat
sosial( bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamental
etika- politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip
kebangsaan yang luas menuju pada persaudaraan dunia yang
dikembangkan lewat jalur eksternalisasi serta internalisasi Ketiga,
nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau
pergaulan dunia yang lebih jauh. Indonesia memiliki prinsip dan visi
kebangsaan yang kuat, bukan saja dapat mempertemukan
kemajemukan masyarakat dalam kebaruan komunitas politik bersama,
melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman
komunitas untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan kesejarahan
masing-masing. Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan
21

nilai serta cita- cita kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus


menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarahmufakat, keputusan tidak
didikte oleh kalangan mayoritas maupun kekuatan minoritas elit
politik serta pengusaha, namun dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan
yang memuliakan daya- daya rasionalitas deliberatif dan kearifan tiap
masyarakat tanpa pandang bulu. Kelima, nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan
keadilan social. Keseimbangan antara peran manusia sebagai makhluk
individu dan peran manusia sebagai makhluk sosial, juga antara
pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya.

4. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Negara

Dalam Pasal 1 ayat (2) dan di dalam Pasal 36A jo. Pasal 1 ayat
(2) UUD 1945, terkandung makna bahwa Pancasila menjelma menjadi
asas dalam sistem demokrasi konstitusional. Konsekuensinya,
Pancasila menjadi landasan etik dalam kehidupan politik bangsa
Indonesia. Selain itu, bagi warga negara yang berkiprah dalam
suprastruktur politik (sektor pemerintah), yaitu lembaga-lembaga
negara dan lembaga-lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di
daerah, Pancasila merupakan norma hukum dalam memformulasikan
dan mengimplementasikan kebijakan publik yang menyangkut hajat
hidup orang banyak. Pancasila menjadi kaidah penuntun dalam setiap
aktivitas sosial politiknya. Dengan demikian, sektor masyarakat akan
berfungsi memberikan masukan yang baik kepada sektor pemerintah
dalam sistem politik, diharapkan akan terwujud clean government dan
good governance demi terwujudnya masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan masyarakat yang makmur dalam keadilan.
22
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila


adalah dasar dan ideologi terbentuknya suatu bangsa yang besar ini yaitu
adalah Indonesia. Pancasila sendiri adalah 2 dasar atau 5 sila yang
mengatur bangsa Indonesia menjadi bangsa yang utuh, berkeadilan dan
berkedaulatan. Tanpa pancasila bangsa indonesia adalah bagian-bagian
yang terpisah tanpa pedoman yang jelas. Oleh sebab itu dari makalah ini
dapat ditegaskan bahwa pancasila wajib diteladani dan dipedomani.

Pancasila jugalah dasar yang digambarkan sebagai lambang dari


Indonesia itu sendiri untuk menyatakan bahwa bangsa kita adalah bangsa
yang memiliki 5 dasar yang terdapat dalam pancasila itu sendiri. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa pancasila adalah sebuah ketetapan yang
wajib dipatuhi. Dan siapa saja yang tidak mematuhinya akan mendapatkan
sanksi hukum. Hal ini tidaklah berlebihan karena pancasila sebagai dasar
negara yang diakui di Indonesia.

B. Saran

Adapun saran yang dapat di utarakan dalam makalah ini adalah


bahwa seluruh rakyat indonesia wajib menjunjung tinggi pancasila menjadi
dasar yang paling tertinggi pada bangsa ini agar pancasila tidak
direndahkan dan hilang.

Demikian paparan makalah pancasila sebagai dasar negara diatas


dijelaskan dengan singkat. Makalah diatas dapat dijadikan referensi
tambahan dalam membuat makalah ilmiah tentang pancasila dan
kewarganegaraan lainnya. Makalah ini juga dapat berfungsi sebagai bahan
untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan yang banyak tentang
Pancasila.

22
24

DAFTAR PUSTAKA

Makna dan Arti Penting Pancasila Sebagai Dasar Negara (gurupendidikan.co.id)

9 Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia - Halaman 2 (detik.com)

Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia: Fungsi dan Maknanya (suara.com)

3 Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia | kumparan.com

Implementasi Pancasila Dasar Negara, Pengertian & Prinsipnya (rumus.co.id)

Sumber: http://nofrialfaresita.vv.si/2013/01/tata-urutan-hierarki-perundang-
undangan-indonesia-uu-no-12-tahun-2011
25

Lampiran

Kelompok 1 PKN :
1. Devina Sephiani (12521.7023)
2. Fani Agustiani (12521.7026)
3. Firyal Faiha (12521.7027)
4. Henny Pertiwi (12521.7028)
5. Hesi Setiawati (12521.7029)
6. Indah Patonah (12521.7031)
7. Larasati Fauziahani (12521.7032)
8. Neng Sri Mulyati (12521.7033)
9. Nindy Syaharani (12521.7034)
10. Novi Sri Ramadayanti (12521.7035)
11. Tiara Rasmida (12521.7040)
12. Tri meiani Arahimi (12521.7041)
13. Yusnawati

Anda mungkin juga menyukai