Anda di halaman 1dari 7

Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.

php/SENASBASA
(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019
Halaman 245-251 E-ISSN 2599-0519

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA


DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
MENURUT TEORI WILLIAM MC DOUGALL

Dian Agustina Rachmawati


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
dianagtn435@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini membahas tentang bagaimana kepribadian tokoh utama pada novel
hasil karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Gadis Pantai. Novel ini merupakan novel
roman trilogi pertama, novel ini merupakan perwakilan dari suara rakyat yang merasa
diinjak-injak oleh kaum elit politis. Didalam novel ini mengandung cerita yang menarik yang
akhirnya penulis tertarik untuk membahas hal menonjol yang ada pada diri si Gadis Pantai ini
untuk dikaji kepribadiannya. Kepribadian tokoh utama ini memiliki korelasi antar teori milik
seorang ahli dari Inggris yaitu MC Dougall, beliau merupakan pencetus teori yang membahas
lebih ke psikologis manusia. Maka dari itu penulis menyelaraskan kepribadian tokoh utama
pada novel dengan teori milik MC Dougall. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif
yang pada dasarnya pengumpulan data melalui analisis terlebih dahulu. Penulisan ini
bertujuan untuk menggugah minat baca pembaca untuk memahami beberapa aspek
kepribadian yang ada pada diri manusia melalui teori MC Dougall.

Kata kunci: Kepribadian, Gadis Pantai, Tokoh utama, MC Dougall.

PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda, baik
kepribadian secara sosial maupun individu. Hal tersebut dapat dilihat ketika ada seseorang
yang bersosialisasi dengan anggota keluarganya maupun di lingkungan sosialnya ia akan
menunjukkan sifatnya atau kepribadian secara tidak sadar hal itu dapat dijadikan batu
tumpuan untuk mengetahui sifat asli seseorang tersebut dalam bersosialisasi. Manusia
berperilaku akan berhubungan dengan orang lain. Seperti pada novel Gadis Pantai karya
Pramoedya Ananta Toer memiliki korelasi dengan teori yang dibahas oleh Mc Dougall yang
akan dipelajari pada makalah ini.
Novel Gadis Pantai ini menceritakan seorang anak nelayan ia merupakan bunga desa
yang berada di kota Rembang Jawa Tengah dan menikah dengan seorang priyayi yang kaya
raya dan teguh dalam beragama, ia dinikahkan pada umur 14 tahun karena keadaan ekonomi
yang menuntutunya untuk mau dinikahi oleh seorang priyayi (Setiawan, 2018). Setelah 2
tahun berjalan akhirnya ia mengandung seorang bayi perempuan selang beberapa bulan ia
melahirkan bayi tersebut namun suaminya tidak antusias dengan kehadiran bayi
perempuannya karena ia ingin memiliki bayi laki-laki, akhirnya iia memanggil bapak Gadis
Pantai dan menyampaiakan pesan bahwa ia hendak menceraikan putrinya namun dengan
syarat bayinya tetap berada diistana dengan begitu ia sedih dan kecewa atas perilaku
suaminya. Ia dan bapaknya diusir dari istana dan dialarang berada disekitar istana, karena ia
malu jika tetangganya mengerti keadaan Gadis Pantai itu maka ia pergi ke kota Blora untuk
menyembunyikan diri.

245 | Halaman
Novel ini memiliki kekurangan dan kelebihan dalam cerita menarik yang tertera pada
novel ini membuat para pembaca sebagian besar akan merasakan betapa emosionalnya novel
ini. kelebihan novel ini adalah setiap dialog yang tertuli terdapat kata “sahaya” entah apa
yang dimaksud dengan sahaya, namun dapat diartikan kata sahaya merupakan arti kata dari
budak atau hamba dan ketika seorang memanggil bawahannya harus menjawab dengan kata
tersebut (Urbaningrum & Anggraini, 2019). Selain itu novel Gadis Pantai ini memiliki ciri
khas dalam berbahasa yang kemungkinan tidak dapat diartikan dalam bahasa kita sehari-hari
karena ia menggunakan kalimat yang sedikit mengandung kata melayu dan mengandung
bahasa pada zaman dahulu. Novel ini memiliki budaya yang sangat khas antara budaya pada
kehidupan orang kaya zaman dahulu dan budaya kaum bawah. Ketika membaca novel ini
hingga tuntas pembaca akan merasakan perasaan apa yang dialami tokoh utama karena
mengandung cerita yang sebagian besar menyedihkan dan tidak segan pembaca kemungkinan
juga meneteskan air mata (Setiawan, 2018).
Kekurangan yang dimilki novel Gadis Pantai ini adalah kalimat yang menggunkan
bahasa pada zaman dahulu sehingga pembaca sedikit kebingungan terhadap apa yang
dimaksud oleh sang penulis. Pada bagian akhir uga sedikit menggantung pada ceritanya,
seolah-olah setelah kita diajak jalan-jalan lalu ditinggal pergi begitu saja hal itu terdapat
dalam novel ini pada bagian akhir. Setelah melanjutkan kepulangan Gadis Pantai dan
bapaknya ia memutuskan pergi begitu saja tanpa cerita yang berlanjut (Ambarwati, Wardah,
& Sofian, 2019). Dalam pikiran pembaca bahwa akhir cerita novel ini akan meninggalkan
cerita yang bahagia namun ternyata meninggalkan cerita yang sedih dan menggantung
sehingga pembaca dibuat penasaran dengan kepergian Gadis Pantai.
Kepribadian atau perilaku yang terdapat dalam tokoh utama dalam novel Gadis Pantai
ini memiliki korelasi terhadap teori milik William Mc Dougall. Mc dougall dalam teorinya
mengemukakan bahwa perilaku tidak hanya proses mekanisme saja. Proses mekanisme
merupakan rangkaian kerja untuk menyelesaikan masalah yang bertujuan untuk
menghasilkan proses yang maksimal serta mengurangi kegagalan penjelasan ini merupakan
penjelasan dari teori milik Mc Dougall gagasan pertama yang merupakan teori psikolog
hormik purposif. Mc Dougall memiliki beberapa teori antara lain psikolog hormik
purposif,teori instink,persepsi,emosional,teori mengenai jiwa kelompok,sentimen. Dalam
novel Gadis Pantai ada beberapa perilaku atau sifat yang akan dikaji melalui teori milik
William MC Dougall.

METODE PENELITIAN
Metode analisis data merupakan ungkapan isi karya sastra sebagai bentuk sarana
komunikasi (Creswell, 2014). Metode yang digunakan untuk menulis makalah ini adalah
metode kualitatif dimana dalam melakukan penulisan makalah ini memberikan penjelasan
dengan menggunakan data yang bersifat analisis. Metode ini bersifat subjektif dimana metode
ini lebih condong pada landasan teori. Metode ini juga dapat diebut dengan metode etnografi
karena sering dipakai untuk pengmatan kondisi sosial budaya. Teknik analisis data dalam
penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan teori yang dikemukakan oleh Willian Mc
Dougall lalu tahap selanjutnya adalah dengan mendeskripsikan perilaku tokoh utama sesuai
dengan teori milik Mc Dougall.
Dalam penulisan makalah ini menggunakan penelitian lewat novel karya Pramoedya
Ananta Toer yang berjudul Gadis Pantai. Novel ini sudah dijelaskan pada bab latar belakang
masalah yag kurang lebih menceritakan tentang kehidupan rakyat kecil dan menikah dengan
orang kaya yang bekerja dengan Belanda pada saat itu,karena orangtuanya tidak dapat
mengelak pada saat anaknya ingin dinikahkan dengan seorang priyayi maka ia dengan
terpaksa menikahkan gadis belianya terhadap seorang priyayi. Novel ini menggunakan
landasan teori yang dikemukakan oleh seorang ahli bernama William Mc Dougall yang

246 | Halaman
mengemukakan pendapat tentang teori perilaku manusia. Hal ini sangat memiliki korelasi
terhadap kondisi perilaku tokoh utama dalam novel yaitu Gadi Pantai, dengan menganalisis
kepribadian atau perilaku tokoh utama menggunakan teori milik Mc Dougall kemungkinan
dapat membantu pembaca dalam memahami perilaku Gadis Pantai dalam novel meskipun
didalam novel sudah diceritakan bagaimana latar belakang tokoh utama tersebut.
Meskipun demikian dengan adanya penggunaan metode analisis data yang terdapat
pada aspek perilaku teori milik Mc Dougall ini tidak menutup kemungkinan untuk bisa
membantu pemaca lebih singkat,padat,dan jelas. Hasil analisis data pada makalah ini
berpegang teguh terhadap rumusan masalah serta tujuannya karena jikalau tidak sama dengan
apa yang tertera dalam rumusan masalah beserta tujuannya maka penulisan makalah ini juga
tidak akan memiliki kejelasan dalam menganalisis data. Hasil analisis data yang pertama
dilakukan oleh penulis adalah dengan membaca novel hingga tuntas, hal itu dilakukan agar
tidak kebingungan ketika akan menganalisis novel tersebut. Kedua penulis menuliskan
sinopsis perbab.
Hal itu dilakukan karena setiap bab memiliki jalan cerita yang berbeda serta
meninggalkan cerita yang unik dan menarik setiap babnya sehingga agar tidak ketinggalan
cerita tersebut penulis menuliskan sinopsis per bab. Setelah menuliskan sinopsis per bab,
penulis menuliskan watak yang terkandung dalam novel ini baik itu tokoh utama maupun
figuran. Hal ini dilakukan agar jalan cerita terlihat lebih nyata bagaimana persamaan watak
manusia dalam cerita fiksi maupun kenyataan. Barulah setelah melakukan ketiga kegiatan
tersebut penulis menganalisis perilaku dari salah satu tokoh dalam novel yaitu tokoh utama
itu sendiri atau Gadis Pantai.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Teori William MC Dougall
William MC Dougall merupakan psikolog dari Inggris yang lahir pada 11 Juni 1871 dan
meninggal pada 28 november 1938. Teori yang dikemukakan oleh Wiliam Mc Dougall ini
kemungkinan masuk dalam ranah behaviorisme yaitu sesuatu yang lebih menekankan pada
rangsangan yang disadari maupun tidak disadari. Disadari dapat diambil contoh yaitu ketika
kita sedang mengerjakan tugas,makan dan minum dan melakukan aktifitas yang dengan
sengaja kita lakukan, sedangkan untuk yang tidak disadari sebagai contoh adalah kita sudah
berada dan menjalani kehidupan dengan keluarga kita sejak lahir,memiliki agama yang
dianut,tempat dimana kita berpijak. Teori Mc Dougall ini juga memiliki beberapa aspek yang
harus diketahui antara lain adalah aspek insting, emosional, hormik, dan sentimen.
Teori hormik adalah teori yang tidak hanya teori yang berkaitan dengan proses
mekanis saja, hal yang dimaksud adalah proses yang membuahkan hasil yang maksimal agar
terhindar dari kegagalan. Kedua teori insting, teori ini merupakan teori yang sudah berada
pada jati idiri manusia sejak lahir yaitu murni dari diri sendiri dan tidak dibuat-buat. Perilaku
ini biasanya manusia akan menggunakan akal untuk berpikir dan menebak-nebak. Ketiga
yaitu aspek sentimen yaitu sistem yang timbul terhadap objek dan keadaan tertentu sebagai
contoh ketika kita sedang marah,menangis,benci terhadap seseorang (Shofa, 2019).
Selanjutnya adalah teori yang menegnai jiwa kelompok teori ini merupakan teori yang lebih
mengeluarkan energi, jika energi ini digabung dengan energi dua orang atau lebih maka akan
timbul energi baru.
Aspek insting memiliki 3 penjelasan yaitu aspek persepsi. Aspek persepsi adalah
aspek yang tergabung dalam organisme untuk menciptakan instintif guna mempresepsikan
objek tertentu dalam sifat tertentu juga. Kedua aspek emosional, aspek ini menimbulkan
kecenderungan yang melahirkan emosi tertentu yang memiliki ciri khas jika menemui bahkan
melihat obejk tertentu. Ketiga yaitu aspek motoris yang dimaksud dalam aspek motoris ini
adalah kecenderungan untuk melakukan perbuatan tertentu jika yang melakukan perbuatan

247 | Halaman
insting ini melihat dan melakukan objek tertentu. Teori insting juga selalu berkaitan dengan
spontanitas atau kejadian yang terjadi secara tidak sengaja.
Perilaku manusia adalah perilaku yang berada pada naungan diri kita sendiri. Perilaku
dapat terpengaruh oleh adanya dukungan dari masyarakat,adat,emosional bahkan dari
keluarga dekat. Perilaku juga dapat dipengaruhi oleh kondisi psikis manusia itu sendiri
terhadap lingkungannya. Secara umum perilaku adalah semua bentuk kegiatan maupun
aktivitas baik melalui pengamatan maupun tanpa pengamatan. Oleh karena itu perilaku juga
ada beberapa bagian, satu diantaranya adalah perilaku hormik (Azizi & Anggraini, 2019).
Perilaku hormik adalah tingkah laku yang tidak hanya melalui proses mekanis saja, jadi
tingkah aku yang dimaksud adalah tingkah laku yang akan menyelesaikan masalahnya karena
manusia itu sendiri menghindarkan diri dari kegegalan yang berusaha ia coba. Seperti pada
novel karangan Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Gadis Pantai. Gadis Pantai rela
dinikahkan oleh bapaknya karena bapaknya hanyalah seorang nelayan di kampung bapaknya
tidak bisa menolak apa yang diinginkan oleh seorang penguasa di kotanya meskipun ia harus
mengorbankan gadis kecilnya yang masih beruisa 14 tahun untuk menikah dengan seorang
priyayi yang mengabdi dengan Belanda saat itu.

B. Kepribadian Tokoh Utama


Perilaku hormik yang menggambarkan bahwa ia melakukan perintah tersebut terbukti
pada kutipan novel halaman 12:

Kemarin malam ia telah dinikahkan. Dinikahkan dengan sebilah keris. Deitik


itu ia tahu: kini ia bukan anak bapaknya lagi. Ia bukan anak emaknya lagi.
Kini ia istri sebilah keris,wakil seseorang yang tak pernah dilihatnya seumur
hidup.

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa pada intinya ia mau dinikahkan walaupun


dengan paksaan orangtua ia tidak tahu lagi bagaimana cara membalas budi kepada
orangtuanhya jikalau tidak menuruti apa yang orangtuanya inginkan. Cara itu ia lakukan
karena ia berpikir lama-kelamaan ia akan berdamai dengan keadaan ini juga. Hingga
akhirnya ia telah menikah dan dikaruniai anak. Selanjutnya kutipan yang membuktikan
bahwa ia melakukan perilaku hormik adalah pada halaman 67:

“Kau sudah suka tinggal disini?” “Bapak dan emak yang menghendaki aku
tinggal disini. Aku lebih suka di kampung kita.”

Secara sadar ia berkata bahwa ia suka tinggal di kampungny sendiri namun apa boleh
buat, restu dari mak dan bapaknya yang memaksakan keadaan ini. Selain itu, kutipan novel
yang membuktikan bahwa hal tersebut merupakan bukti dari perilaku hormik adalah pada
halaman 256:

Dengan bayi dalam gendongan,dengan bapak mengiringkan dari belakang


mereka menghadap Bendoro yang sedang duduk di kursi goyang di ruang
tengah. Segera Gadis Pantai duduk bersimpuh di atas lantai.

Kutipan tersebut ia mulai mencari jalan keluar agar suaminya melihat anaknya sendiri,
ia sebelumnya tidak terima diceraikan dengan membuat alasan bahwa ia adalah anak seorang
priyayi maka tidak mungkin dalam posisi ia diceraikan suaminya ia menghidupi anak seorang
priyayi di kampung maka dengan sekuat tenaga ia mulai memmberanikan diri dan
menghadap Bendoro.

248 | Halaman
Kutipan lain yang menunjukkan perilaku hormik Gadis Pantai untuk mencari jalan
keluar adalah pada halaman 257:

Sahaya belum lagi menyerahkan anak ini kepada Bendoro. Inilah putri tuan
Bendoro. Putri tuanku sendiri,bukan anak orang lain.

Pada kutipan ini ia berusaha memperlihatkan anaknya dihadapan Bendoro,setelah ia


berhasil memberi tahu bahwa itu adalah anak mereka berdua maka Gadis Pantai tetap harus
meningglkan istana untuk lemanya dan berharap agar bisa dipertemukan kembali. Kutipan
selanjutnya berada pada halaman 259 sebelum ia meninggalkan istana yaitu :

“Apa yang tak kuberikan padamu nak? Apa yang takkan kukurbankan?
Sekarang,sekarang hakku sebagai ibumi pun kurelakan buat kau”

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa untuk mengakhiri masalah jalan keluarnya dalah
merelakan dan sebelum ia pergi meninggalkan anaknya ia ingin menyusui anaknya untuk
terakhir kalinya.
Perilaku hormik yang dimiliki Gadis Pantai selanjutnya adalah ia mengantisipasi
dengan apa yang dilihatny di kampung, ia malu jika warga kampungnya sudah tidak
menyambutnya lagi dan akan mengolok-olok dirinya karena telah diceraikan dari seorang
priyayi. Maka dengan menghadapi masalah tersebut ia mencari jalan keluar dengan melarikan
diri. Hal ini terbukti pada kutipan halaman 269:

“Tidak bapak,aku tak kembali ke kampung. Aku mau pergi jauh!”. Gadis
Pantai bersimpuh mencium kaki bapak kainnya bergelimang pasir basah.
“Ampuni aku bapak, aku tak dapat tentang mata emak,para tetangga,dan
semuanya. Ampuni aku bapak. Aku akan pergi bawa diriku sendiri.”

Hal tersebut ia lakukan agar meminimalisir rasa malu dan takut yang akan dilalui oleh
Gadis Pantai. Kemudian perilaku hormik yang ada pada diri Gadis Pantai terbukti pada
halaman 126:

Tidak, aku harus selesaikan ini sendiri. Semua! Semua! Semua!

Kutipan tersebut memberikan arti bahwa semua masalah yang ada pada dirinya harus
diselesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Dalam novel ini, perilaku yang menonjol tidak hanya seputaran perilaku hormik
melainkan ada juga aspek insting. Aspek ini merupakan gagasan dari MC Dougall, ia terkenal
sebagai pelopor psikologi sosial. Menurutnya insting merupakan perilaku yang murni
pembawaan dari lahir dan insting itu sendiri akan mengalami perubahan jadi insting tidak
hanya bersifat yang itu-itu saja. Insting dapat diartikan dengan pikiran yang ada pada diri
sendiri, biasanya manusia akan menduga-duga sesuatu dan merasakan sesuatu hal itu dpat
dikatakan dengan insting (Supanggih, Ferdyani, & Dwi, 2019). Aspek ini akan mengalami
perubahan jika manusia mengalami pengalaman baru. Contoh ada seorang ibu yang telah
melahirkan anaknya, maka secara tidak sengaja ia akan menyanyangi anaknya sepenuh hati.
Hal tersebut daoat dikategorikan dalam aspek insting ini. Aspek insting ini juga terwujud
dalam kutipan novel halaman 75:

Kini Gadis Pantai merasa sunyi bila semalam saja Bendorro tak datang
berkunjung ke kamarnya.

249 | Halaman
Hal tersebut mengartikan bahwa secara tidak sengaja Gadis Pantai sudah mulai
berdamai dengan keadaan sosial serta lingkungannya. Ia sudah mulai nyaman dengan
kehadiran Bendoro dan sudah merasakan arti kehadiran Bendoro dan hal itu merupakan arti
dari Gadis Pantai sudah mencintai suaminya.
Kutipan selanjutnya yang membuktikan bahwa adanya aspek insting terbukti pada
kutipan novel halaman 253:

“Gadis Pantai memiringkan badan, dipeluknya bayinya dan diciuminya


rambutnya.

Kutipan tersebut mengartikan bahwa ia sudah menerima keadaannya sebagai seorang


ibu ia begitu sayang terhadap anaknya. Selanjutnya perilaku insting yang dialami oleh Gadis
Pantai adalah Kutipan selanjutnya berada pada halaman 259 sebelum ia meninggalkan istana
yaitu:

“Apa yang tak kuberikan padamu nak? Apa yang takkan kukurbankan?
Sekarang,sekarang hakku sebagai ibumi pun kurelakan buat kau”

Disini secara tidak sengaja ia berkata pada anak gadisnya bahwa ia rela menaruhkan
apa saja demi kehidupan sang anak. Perilaku insting sudah mulai muncul ketika ia sudah
menjadi seorang ibu. Perilaku insting tidak hanya seputar tentang rasa sayang saja, ada sifat
emosional yang sinstifi terhadap sesuatu. Maka ketika ia menemui atau melihat ibjek yang
tidak ia sukai maka ia akan marah dan merasakan hal yang tidak nyaman. Seperti halnya pada
halaman 124:

“Jantung Gadis pantai terguncang. Dengan sendirinya ia bangkit dan


duduk,menantang wajah Mardinah. Tapi ternyata Mardinah membalas
tatapan matanya tanpa sedikit pun ragu-ragu. Melihat mata yang berapi-api,
Gadis Pantai menjadi takut, menyesali diri.

Kutipan tersebut memberikan bukti terkait perilaku insting pada aspek emosional
yang telah disampaikan diatas. Gadis Pantai mulai emosi jika menemui wajah Mardinah.
Selanjutnya kutipan novel yang membuktikan bahwa ada unsur perilaku insting ada pada
halaman 127:

“Mardinah dengan kasar melemparkan lengan yang menuding matanya.


Tapi Gadis Pantai menuding dengan yang lain. Kemudian “Juh” dan
sepercik ludah bertengger pada hidung Mardinah.

Hal tersebut membuktikan bahwa Gadis Pantai benar-benar tidak suka dengan
keberadaan Mardinah hingga ia berani meludahi wajah Mardinah. Selanjutnya ada pada
halaman 147:

“Tanpa memandang Mardinah Gadis Panati berkata lemah “bukankah itu


yangkau inginkan?”

Hal tersebut memberikan penejlasan bahwa Gadis Pantai tidak suka dibuntuti oleh
Mardinah karena ia berpikir bahwa sejak kehadiran Mardinah hidupnya terasa berat dan tak
menyenangkan.

250 | Halaman
SIMPULAN
Perilaku yang dimiliki manusia selalu memiliki perbedaan setiap masing-masing.
Oleh karena itu kemungkinan banyak ahli mulai bermunculan mencetuskan teori mengenai
perubahan perilaku yang ada pada diri manusia tersebut. Hal itu dilakukan tidak lain dan
tidak bukana adalah untuk menganalisis perbedaan perubahan perilaku. Seperti halnya teori
yang dikemukakan oleh William Mc Dougall ini ia mengemukakakan beberapa teori yang
dimiliki oleh manusia termasuk teori aspek hormik dan insting yang jelas ada pada novel
Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer ini. Novel ini mewakilkan beberapa teori yang
dijelaskan oleh Mc Dougall mulai dari teori hormik yang ada pada diri tokoh utama itu
sendiri dan dibuktikan dengan adanya beberapa kutipan. Hal ini memudahkan pembaca untuk
membedakan mana perilaku,mana sifat,mana tindakan. Agar senantiasa jikalau ada pembaca
kesulitan dalam mengerjakan sesuatu terkait dengan analisis perilaku kemungkinan teori
milik MC Dougall dan teori milik beberapa ahli lainnya yang ada pada bidang psikologi
sosial dapat dijadikan referensi. Dalam diri manusia sudah tertanaman sifat atau perilaku
hormonik karena sebagai manusia kita akan tetap mencari jalan keluar dari permasalahn yang
sedang kita alami, selain itu perilaku insting juga sudah tertanam sejak kita masih bayi. Oleh
karena itu hendaknya kita menyadari perilaku yang sudah tertanam baik sengaja atau tidak .

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, P., Wardah, H., & Sofian, M. O. (2019). Nilai Sosial Masyarakat Madura dalam
Kumpulan Syair Lagu Daerah Madura. JURNAL SATWIKA, 3(1), 54-68.
Azizi, A. F., & Anggraini, P. (2019). Karakter kerja Keras dan Karakterisasinya dalam Novel
Para Penjahat dan Kesunyiannya Masing-Masing ALAYASASTRA, 15(1), 61-70.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods
Approaches. Thousand Oaks, CA: Sage Publications Inc.
Setiawan, A. (2018). Pandangan Hidup Wanita Jawa dalam Novel Bekisar Merah Karya
Ahmad Tohari KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 1(2), 103-115.
Shofa, I. R. (2019). Representasi Konsep Ketuhanan: Analogi Cerita dalam Novel Semua
Ikan di Langit karya Ziggy Z. Pena Literasi, 2(1), 147-156.
Supanggih, E. A. M., Ferdyani, C., & Dwi, A. A. (2019). Nilai Religiositas dalam Tembang
“Tak Lela-Lela Ledhung”. JURNAL SATWIKA, 1(2), 20-28.
Urbaningrum, D. H., & Anggraini, P. (2019). Javanese Ettiquete in The Novel Dua Tanda
Kurung by Handoko F Zainsam. Jurnal Kata: Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan
Sastra, 3(1), 23-33.

251 | Halaman

Anda mungkin juga menyukai