Disusun oleh :
KELAS 2.1
JURUSAN AKUNTANSI
1. LATAR BELAKANG
Sebagai ajuan awal dalam pembuatan makalah dalam mendapatkan gambaran dan
memahami makalah ini , maka perlu adanya pembahasan dalam menegaskan arti dan
maksud dari beberapa istilah yang terkait dalam makalah ini .
Adapun judul makalah ini adalah “ persedian barang dagangan dengan sistem
pencatatan periodical ,metode penilaian fifo,lifo,dan rata-rata.
berdasarkan judul makalah dapat diperjelaskan istilah yang terkandung dalam judul
tersebut:
1. Persedian barang dagang atau biasa disebut merchandise inventory adalah barang
dagang yang dimiliki oleh suatu perusahaan . Barang tersebut bisa didapatkan melalui
pemasuk atau buatan sendiri, dan digunakan untuk dijual Kembali pada konsumen
maupun diproduksi ulang dalam operasi usahanya.
3. Metode periodik mencatat persediaan barang dagangan dengan data secara fisik.
5. Lifo adalah metode manajemen persedian barang dengan konsep menggunakan barang
yang diterima paling akhir.
6. Metode rata-rata tertimbang menilai persedian dengan membagi harga pokok barang
yang tersedia untuk dijual dengan jumlah barang , sehingga menghitung biaya rata-rata.
Perkembangan bisnis semakin hari semakin maju didunia baik dibidang teknologi dan
lainnya. Terutama pada bidang perusahaan yang memiliki banyak jenisnya sehingga
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dibutuhkannya tenaga kerja manusia yang baik
terutama pada sistem perencanaan dan pendataan dalam bidang akuntansi.Sebuah
perusahaan membutuhkan akuntan dalam pengambilan keputusaan dan mengolah data
dengan baik dalam mendukung perusahaan berjalan dengan baik.
Setiap perusahaan baik bergerak dalam usaha dagang maupun manufaktur pada umumnya
bertujuan mendapatkan laba. Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam
perusahaan dagang dan salah satu syarat pokok yang harus dipenuhi serta dimiliki suatu
perusahaan .
Kegiatan usaha khusus yang bergerak dalam perusahaan dibidang perdagaan yang menjual
berbagai produk yang dikomsumsi oleh masyarakat. Hal ini yang menyebabkan suatu
perusahaan membutuhkan seorang akuntan dalam pencatatan produk dagang serta
perencanaan dalam mengambil keputusan.
Dalam makalah ini kita akan membahas tentang sistem periodik dalam metode fifo , lifo, dan
rata-rata. Yang membantu perusahaan dalam pencatatan persedian barang dagangan secara
fisik.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana cara perhitungan persedian barang dagang dalam sistem akuntasi
berdasarkan metode periodical secara fifo , lifo, dan rata-rata?
Dalam pencatatan persedian berdasarkan sistem periodik , mutase barang tidak ditelusuri
lebih lanjut. Pada saat, pembeliaan barang dicatat dalam akun pembelian barang sebesar
biaya perolehannya , sedangkan pada saat penjualan , barang dicatat dalam akun penjualan
barang sebesar harga jualnya .oleh karna tidak dicatatnya mutase barang , barang maka
beban pokok penjualan tidak dapat diketahui stiap kali transaksi penjualan barang terjadi.
Selanjutnya, dilakukanlah penyesuaian pada akhir peiode. Beban pokok penjualan dapat
penghitungan secara periodik dilakukan secara fisik yang dapat membantu perusahaan
dalam menghitung persedian barang dengan baik. Ada bebeRrapa metode pencatatan
dalam sistem periodic antara lain metode fifo , metode lifo dan metode rata-rata.
Metode fifo mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang
pertama kali dijual. Dengan metode fifo harga pokok barang yang lebih dulu dibeli
Perusahaan akan menjual barang yang pertama kali dibeli karena persediaan yang masih
1
Drs. Sugiarto, M. AC, MBA, AK dan Drs. Bambang Hartadi , AK. Kasus pemeriksaan
2
Jerry J Weygandi, Donald E Kieso,Paul D Kimmel, Pengantar Akuntansi,penerbit
salemba empat ,Hal 336
Metode fifo juga mengartikan bahwa barang yang pertama kali masuk kedalam gudang akan
dijual pertama kli oleh perusahaan .
Dalam metode ini, biaya perolehan barang per unit yang dibeli pertama kali digunakan sebagai dasar
untuk menentukan besarnya nilai barang yang keluar sebagai beban pokok penjualan 3.
Saat metode fifo digunakan selama periode inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, biaya
unit yang paling awal akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya unit paling akhir .oleh karena itu
fifo akanmenghasilkan laba kotor yang lebih tinggi 4.
Untuk menghitung besarnya biaya perolehan persedian barang akhir dilakukan dengan mengalikan
pergitungan jumlah fisik barang akhir periode dengan perolehan barang per unit yang terakhir kali
dibeli. Selanjutnya , cara untuk menghitung nilai beban pokok penjualan yakni dengan
mengurangkan besarnya nilai barang yang tersedia untuk dijual dengan besarnya biaya perolehan
persediaan akhir periode yang dari perhitungan fisik barang 5.
Contoh:
Tanggal Keterangan Jumlah unit Biaya unit(Rp) Biaya perolehan (Rp)
1 Des Saldo awal 200 500 100.000
5 Des Pembelian barang 250 525 131.250
17 Des Pembelian barang 350 550 192. 500
26 Des Pembelian barang 400 555 222.000
JUMLAH 1.200 645.750
3
Agus Purwaji Wibowo Hexana Sri Lastanti, Pengantar Akuntansi, Penerbit Salemba Empat. Hal 102
4
James M Reeve,Carl S Warren ,Jonathan E Duchae , Ersa Tri Wahyuni , Gatot Abadi Jusuf , Chaerul D
Djakman, pengantar akuntansi jilid 1 Penerbit Salemba Empat,Hal 356.
5
Agus Purwaji Wibowo Hexana Sri Lastanti, Pengantar Akuntansi, Penerbit Salemba Empat. Hal 102
Masuk terakhir, keluar pertama (LIFO)
Metode lifo mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli adalah barang yang pertama
kali dijual. Lifo jarang bertepatan dengan arus fisik actual persediaan . berdasarkan metode
lifo , harga pokok barang yang terakhir dibeli adalah yang pertama kali ditetapkan dalam
menghitung harga pokok penjualan6.
Ketika metode lifo digunakan selama periode inflasi atau kenaikan harga-harga, hasilnya
adalah berkebalikan dengan dua metode yang lain. Metode lifo akan menghasilkan jumlah
yang lebih tinggi untuk harga pokok penjualan , jumlah yang lebih rendah untuk laba kotor
dan jumlah lebih rendah untuk persedian akhir
Dalam metode ini , biaya perolehan barang per unit yang dibeli terakhir kali digunakan
sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai yang pertama kali dijual sebagai beban
pokok penjualan. Dengan demikian besarnya biaya perolehan barang dagang akhir periode
dianggap berasal dari biaya perolehan per unit barang dagang yang pertama dibeli .
Contoh:
KETERANGAN NILAI(Rp)
Barang tersedia untuk dijual persediaan 645. 750
akhir 75.000
Beban pokok penjualan 570.750
6
Jerry J Weygandi, Donald E Kieso,Paul D Kimmel, Pengantar Akuntansi Jilid 7, Penerbit
Salemba Empat, Hal 338.
7
James M Reeve,Carl S Warren ,Jonathan E Duchae , Ersa Tri Wahyuni , Gatot Abadi Jusuf ,
Chaerul D Djakman, pengantar akuntansi jilid 1 Penerbit Salemba Empat,Hal 356.
Biaya rata- rata
Metode biaya rata-rata (avarafe cost method) mengasumsikan bahwa barang yang tersedia
untuk dijual memiliki biaya per unit yang sama. Pada umumnya barang yang dijual adalah
identik. Berdasarkan metode tersebut harga pokok barang tersedia untuk dijual dialokasikan
pada dasar biaya rata-rata tertimbang per unit 8.
RUMUS :
CONTOH
Saat metode ini digunakan , biaya ditandingkan terhadap pendapatan sesuai dengan rata-rata biaya
unit yang terjual. Biaya unit rata-rata tertimbang yang sama digunakan dalam menghitung biaya
persediaan pada akhir periode. Untuk perusahaan yang memiliki barang penjualan yang terdiri atas
berbagai pembelian unit yang identic, penerapan metode rata-rata hamper menyerupai arus fisik
barang.
8
Jerry J Weygandi, Donald E Kieso,Paul D Kimmel, Pengantar Akuntansi Jilid 7,
Penerbit Salemba Empat, Hal 338.