PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kuliner khas dari Semarang. Selain rasanya yang enak dan murah, lumpia juga
memiliki isian yang sehat, biasanya terdiri dari sayuran segar, rebung, telur,
daging, maupun makanan laut (Sufi, 2006). Daya tahan lumpia di sentra produksi
umumnya berkisar antara satu sampai dua hari. Faktor yang menentukan umur
mikrobiologis yang pertama adalah cemaran bakteri yang terbawa daging ayam
dan udang. Bahkan daging ayam maupun udang bisa juga membawa patogen.
Patogen yang berasal dari daging ayam yaitu Salmonella, sedang pada udang
(hasil laut) yaitu Vibrio. Bahan dasar yang lain yang diperkirakan juga membawa
bahkan kulit lumpia. Walaupun, dengan pemasakan sempurna, bakteri dari bahan
berikutnya berasal dari kontaminasi silang, terutama berasal dari peralatan yang
tidak bersih, serta tangan karyawan yang membuat lumpia. Tangan karyawan
daya simpan bahan makanan menjadi lama. Teknik yang paling umum dipakai
1
2
dan dikenal keefektifannya untuk menjaga keamanan produk pangan dari sisi
membunuh mikroba pembusuk dan pathogen yang berpengaruh negatif pada mutu
produk. Lebih dari itu, proses pemanasan juga seringkali menjadi tahap proses
terhadap sifat fisik, kimia, dan sensori lumpia basah kemas non vakum selama
B. Rumusan Masalah
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, gangguan fisik, kimia, sensori serta dari
distribusi lebih lama. Oleh karena itu, upaya pemanasan produk lumpia basah
kemas non vakum perlu diteliti supaya dapat memperpanjang umur simpan
lumpia basah
.
C. Tujuan
dan sensori pada lumpia basah kemas non vakum selama penyimpanan suhu
ruang.
D. Manfaat
salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan lumpia sehingga dapat
penelitian selanjutnya.
E. Variabel Penelitian
Variabel yang diamati antara lain; kadar air, daya ikat air, dan tekstur,
F. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah diduga lama waktu pemanasan yang berbeda