Admin, 8 Zairin Harahap
Admin, 8 Zairin Harahap
73
UNISIA, NO. 15TAHUNXIIITRIWULANIV-1992
74
Zairin. Penegakan Hukum Lingkungan
77
UNISIA. NO. 15 TAHUN XlllTRIWULANIV • 1992
78
Zairin, Penegakan Hukum Lingkungan
75
UNISIA. NO. 15 TAHUNM TRIWULANIV-1992
76
Zairin, Penegakan Hukum Ungkungan
79
UNISIA, NO. 15 TAHUN XIIITRIWULANIV -1992
baku mutu limbah cair (Pasal 17), dari penerapan sanksi hukum lainnya
pembuangan limbah cair ke tanah hams seperti perdata dan pidana. Nampaknya
mendapatkan izin dari Menteri (Pasal 19), PP 20/90 dan Keputusan MENKLH
kewajiban untuk membuat saluran tersebut belum berjalan sebagaimana
pembuangan limbah cair (Pasal 20), dan- mestinya baik dalam tahap kewajiban itu
kewajiban untuk menyampaikan kepada maupun penerapan Pasal 37, karena
Gubemur laporan tentang pembuangan pencemaran terhadap lingkungan masih
limbah cair dan hasil analisisnya saja berlanjut. Hanya saja Pasal 37 ini
sekiirang-kurangnya sekali dalam 6 kurang sinkron dengan Pasal 26, dalam
(enam) bulan (Pasal 32). Kewajiban Pasal 26 disebutkan bahwa yang
lainnya adalah sebagaimana yang terdapat memberikan izin adalah Gubemur,
dalam Pasal 5 Keputusan MENKLH sementara yang mengenakan sanksi
Nomor 03/1991 yang mewajibkan berdasarkan Pasal 37 ada pada
memasang peralatan pengukuran debit Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah
aliran pembuangan limbah cair harian. TihgkatH.
Selanjutnya dalam Pasal 8 disebutkan Dengan demikian penegakan hukum
bahwa batas waktu pemasangan selambat- represif juga hampir dapat dipastikan
lambatnya tiga bulan sejak tanggal penyelesaian sengketa lewat instansi yang
ditetapkannya keputusan ini. Dengan bertanggung jawab mengeluarkan surat
demikian batas waktu pemasangan itli izin sebagai penerapan sanksi
sudah berakhir, maka logikanya semua administratif dan melaui Tim Tripihak
pemsahaan yang diwajibkan itu telah sebagai penyelesaian sengketa di luar
memasang peralatan itu. pengadilan belum berjalan sebagaimana
Kewajiban-kewajiban sebagaimana mestinya. Padahal sanksi administratif ini
yang terdapat dalam PP 20/90 dan adalah sanksi yang paling ampuh dalam
Keputusan MENKLH itu pada dasamya mencegah dan menanggulangi perusakan
adalah mempakan penegakan hukum dan pencemaran lingkungan itu, karena
lingkungan yang bersifat preventif, sanksi administratif langsung kepada
sehingga dengan dilaksanakannya sumber perusakan atau pencemamya.
kewajiban itu pemsakan dan pencemaran Sedang sanksi perdata hanya menyangkut
terhadap lingkungan dapat dihindarkan ganti kerugian, sehingga tidaklah
atau ditanggulangi. Pelanggaran terhadap menyelesaikan persoalan, karena
kewajiban itu berdasarkan Pasal 37 dapat disamping pabrik masih saja dapat
dikenakan sanksi administratif dengan mencemaikan lingkungan, dan besamya
tidak menutup kemungkinan dikenakan ganti kerugian itu belum tentu dapat
tindakan hukum lainnya. Dengan memulihkan keadaan lingkungan.
demikian ketentuan Pasal 37 itu Demikian pula halnya penerapan sanksi
disamping berfungsi sebagai penegakan pidana, dengan dihukumnya perusak atau
hukum lingkungan yang bersifat represif, pencemar lingkungan itu tidak
juga penegasan terhadap penerapan sanksi menyelesaikan masalah, karena mesin
dalam hukum lingkungan bahwa pabrik masih saja beroperasi sehingga
penerapan sanksi administrasi mendahului tingkat pencemaran dapat semakin parah.
80
UNISIA. NO. 15 TAHUNXIIITRIWULANIV-1992
82
Zairin, Penegakan Hukum Lingkur^an
81