Anda di halaman 1dari 10

ET

Penegakan Hukum Lingkungan


Antara Cita dan Fakta

Oleh : Zairin Harahap

Zalrln Harahap, adalah dosen Faku/tas Hukum


UU, pengajar mata kullah Hukum Ungkungan.
Saat ini sedang menempuh S2 Ilmu Hukum dl
Program Pasca Sarjana Unalr Surabaya.

Salah satu hasil dilangsungkannya adalah semata-mata akibat keinajuan sains


Konprensi dunia tentang lingkungan dan teknologi yang dicapai oleh negara-
hidup "United Nations Conference on the negara maju, oleh karenanya adalah tidak
Human Environment" di Stockholm adil apabila negara-negara sedang
tanggal 5 - 6 Juni 1972; adalah berkembang tumt memikirkan perbaikan
ditetapkarmya tanggal 5 Juni sebagai Hari dan perlindungan lingkungan hidup uniat
Lingkungan Hidup Sedunia. Sejarah juga manusia sedunia. Namun akhimya
mencatat bahwa penyelenggaraan negara-negara sedang berkembang
konprensi itu tidaklah berjalan mulus, menyadari bahwa "pemsakan dan
perbedaan kepentingan antara negara- pencemaran teihadap lingkungan hidup
negara maju dengan negara-negara sedang tidaklah semata-mata sebagai konsekuensi
berkembang membuat jalannya konprensi logis dari kemajuan sains dan teknologi
hams melalui perdebatan yang cukup an sich. Di negara-negara sedang
berkepanjangan. Negara-negara sedang bedcembang dapat teijadi pemsakan dan
berkembang menganggap bahwa dasar pencemaran lingkungan hidup sebagai
pemikiran diselenggarakannya konprensi akibat kebodohan, kemiskinan, dan
itu yakni perlu adanya suatu sikap dan keserakahan, sehingga eksploitasi yang
tanggapan bam terhadap lingkungan dilakukan terhadap sumberalam itutanpa
hidup dapat menghambat pembangunan disadari dapat merusak dan mehcemarkan
dan pertumbuhan ekonomi. Pemsakan lingkungan hidup.
dan pencemaran lingkungan hidup itu Memperingari Hari Lingkungan

73
UNISIA, NO. 15TAHUNXIIITRIWULANIV-1992

Hidup tanggal 5 Juni setiap tahunnya menimbulkan masalah berkaitan dengan


menjadi tidak ada artinya, apabila sikap pemberian hadiah Kalpataru kepada jaksa
dan tanggapan kita terhadap lingkungan yang dikatakan sebagai orang pertama
hidup masih saja diselimuti kebodohan, yang menerapkan UULH. Pencemaran
kemiskinan dan keserakahan. Saat ini kita kali Surabaya oleh pabrik di Sidoardjo
sedang memasuki dasawarsa ketiga dari terdapat kesalahan dasar hukum tuntutan
konperensi lingkungan hidup sedunia, jaksa. Perusakan hutan pinus dan
sehingga menjadi penting untuk kita pencemaran sungai Asahan oleh PT UU di
bertanya dalam hati masing-masing apa Sumatera Utara terdapat kesalahan
yang kita lakukan dalam rangka perbaikan •kompetensi peradilan dan kewenangan
dan perlindungan lingkungan hidup ini ? LSM untuk mewakili masyarakat untuk
Berkaitan dengan pertanyaan tersebut, berpefkara di pengadilan. Pencemaran kali
penulis mencoba melakukan sorotan Tapak di Semarang yang ditandai dengan
terhadap penegakkan hukumnya. Apabila aksi boikot LSM • terhadap produk
kita berbicara penegakan hukum, maka perusahaan-perusahaan yang
hal itu menyangkut penegakan hukum mencemarkan kali Tapak. Apa yang kita
preventif dan penegakan represif. dapalkan dari penyelesaian kasus-kasus
Penegakan hukum preventif berkaitan tersebut, nampaknya penegakan hukum
dengan upaya yang dilakukan untuk lingkungan mengalami beihagai hambatan
mencegah terjadinya perusakan^ dan baik dari sudut perundang-undangan
pencemaran lingkungan, sedang maupun dari sudut pemahaman para
penegakan hukum represif berkaitan penegak hukum dan kesadaran berbagai
dengan sanksi hukum yang diberikan pihak dalam pengelolaan lingkungan
terhadap pelaku perusakan dan hidup.
pencemaran lingkungan hidup itu.
Sejak diundangkamnya Undang- Cita-Cita Penegakan Hukum
undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Lingkungan
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UULH) tanggal 11 Apabila kita mempelajari bunyi pasal-
Maret 1982, kasus-kasus perusakan dan pasal yang terdapat dalam UULH, maka
pencemaran lingkungan hidup hampir sebagian besar dari pasal-pasal dalam
setiap harinya dapat kita baca diberbagai UULH itu memerlukan pengaturan lebih
media massa ibukota maupun lokal. lanjut. Beberapa pasal yang sudah ada
Kasus-kasus tersebut antara lain: pengaturan lebih lanjutnya dapat
penyeludupan burung Cendrawasih di disebutkan disini. antara lain Peraturan
Irian Jaya dapat dikatakan berhasil karena Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986
dalam hal pcmbukiian cukup seorang ahli tentang Analisa Mengenai Dampak
saja mengatakan bahwa seekor burung Lingkungan (AMDAL) beserta pedoman
cenderawasih sajapun dikcluarkan dari pelaksanaannya lewat Keputusan Menteri
habitalnya dapat mempengaruhi Negara Kependudukan dan Lingkungan
ckosistem, maka pclaku dapat dikenakan Hidup Nomor 49, 50, 51, 52, 53 Tahun
sanksi. Keberhasilan itu sedikit 1987 sebagai pengaturan lebih lanjut dari

74
Zairin. Penegakan Hukum Lingkungan

Penjelasan Pasal 31 PP AMDAL Pcmbuangan limbah cair ke dalam air


ayat (1) Pengumuman rcncana kegiatan dilakukan dengan izin yang dibcrikan oleh
yang antara lain dapat melalui media Gubemur Kepala Daerah Tingkat I.
massa dan atau papan pengumuman pada
instansi yang bertanggung jawab
dimaksudkan agar masyarakat dapat Sudah barang tentu izin pembuangan
mengajukan saran dan pemikirannya. limbah cair itu terkait dengan Baku Mutu
Pengajuan saran dan pemikiran tcrsebut Lingkungan yang ditetapkan dengan
kepada komisi pusat dan daerah Keputusan. Gubemur untuk wilayahnya
merupakan peran serta setiap orang dalam
masing-masing sepeiti Pemerintah Daerah
rangka pengelolaan lingkungan hidup,
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Jawa Timur dan Pemerintah Daerah
Pasal 6 Undang-imdang Nomor 4 Tahun Istimewa Yogyakarta. Dengan adanya
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Keputusan Gubemur itu maka sebuah
Pengelolaan Lingkungan Hidup. kegiatan usaha tidak dapat membuang
limbah caimya tanpa terlebih dahulu
Dari seperangkat peraturan mendapatkan izin pembuangan limbah
perundang-undangan tersebut di atas cair, sedang untuk mendapatkan izin
semakin jelas bahwa cita-cita dari pembuangan limbah cair itu hams terlebih
penegakan hukum lingkungan kita lebih dahulu memenuhi syarat-syarat yang
ditekankan kepada aspek penegakan terdapat dalam Keputusn Gubemur
prenventif. Dengan adanya syarat tentang Baku Mutu Lingkungan di
pertimbangan lingkungan yang difilter Wilayahnya.
lewat.AMDAL itu, maka perusakan dan Dengan kata laiii penekanan terhadap
pencemaran lingkungan dapat pehekanan hukum lingkungan yang
dihindarkan. Sehingga jauh sebelum bersifat preventif itu ada pada prosedur
kegiatan usaha itumelakukan aktivitasnya pemberian izin dan karenanya pula ada
harus terlebih dahulu membuat AMDAL. pada instansi yang bertanggung jawab
Apabila rencana kegiatan itu dapat mengeluarkan izin. Sebagai
konsekuensinya apabila kegiatan tersebut
menimbulkan dampak penting terhadap
dalam peijalananya merusak atau
lingkungan hidup maka AMDAL nya
mencemarkan lingkungan, maka
ditolak, sehingga secara otomatis pula
dipastikan bahwa kegiatan itu tidak
rencana kegiatan itu tidak raendapat izin
memenuhi persyaratan-persyaratan yang
dari instansi yang bertanggung jawab
tertuang dalam pemberian izin itu. Dalam
mengeluarkan surat izin yang berkaitan
hal terjadi kasus semacam itu, maka-
dengan rencana kegiatan itu.
penegakan hukumnya telah bersifat
represif yakni penerapan sanksi
Tekanan terhadap penegakan hukum administratif, karena perusakan dan
preventif dalam perangkat peraturan pencemaran yang dilakukan itu melanggar
perundang-undangan nasional di bidang surat izin. Penerapan sanksi administratif
lingkungan hidup ini dapat Juga kita inidi dalam literatur tidak hanya terdapat
ketahui dari bunyi Pasal 26 ayat (1) yang sanksi administratif lainnya yang dapat
mengatakan:. diterapkan antara lain; penyerasian

77
UNISIA. NO. 15 TAHUN XlllTRIWULANIV • 1992

peraturan (harmonisering), tindakan paksa hukumnya (handhaving atau law


(bestuursdwang), uang paksa enforcement). Kedua fase tersebut tidak
(publiekrechtelijke dwangsom),, dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
penutupantempat usaha (sluitingvan een Fase pelaksanaan selalu diikuti oleh fase
inrichting), penghentian kegiatan mesin penegakan hukum, sehingga dalam
pemsahaan (buitengebmikstellingvan een penerapan peraturan perundang-undangan
toestel). lirena penerapan sanksi dalam itu apabila tidak ditaati maka pelakunya
UULH dapat bersifat alternatif dan akan dikenakan sanksi. Dengan adanya
komulatif, maka apabila penerapan sanksi sanksi itu peraturan perundang-undangan
administratif itu dirasakan kurang cukup, itu menjadi berwibawa, artinya kekuatan
maka sanksi perdata dan pidana dapat mengikatnya atau untuk ditaatinya menjadi
diterapkan setelah sanksi administratif itu lebih besar. Tetapi, apabila klta berbicara
diberikan. Dari situ diketahui pula bahwa mengenai sanksi sesungguhnya tidak
cita-cita penegakan hukum lingkungan selalu harus berkonotasi negatif seperti
yang bersifat represif itu tidaklah semata denda atau hiikiiman, tetapi dapat positif
mata ada pada pengadilan, tetapijuga ada berupa hadiah, penghargaan dan
pada instansi yang bertanggung jawab sebagainya, dan UULH mengenai sanksi
mengeluarkan izin dari kegiatan itu. yang bersifat positif ini yakni pemberian
Memang dalam penjelasan Pasal 20 ayat Kalpataru bagi mereka yang berjasa
(2) UULH tidak disebutkan bahwa terhadap lingkungan hidup. Oleh
penyelesaian sengketa lingkungan di luar karenanya menjadi menarik apabila kita
pengadilan antara lain ada pada instansi memperhatikan gebrakan MENKLH
yang mengeluarkan izin, karena hal itu sekitar bulan Oktober 1991 tahun yang
sudah secara otomatis menjadi wewenang lalu yang mengumumkan daftar nama-
dari instansi yang mengeluarican surat izin nama pemsahaan yang mencemarkan
tersebut. Berkaitan dengan penyelesaian lingkungan. Sebagaimana yang dimuat
sengketa di luar pengadilan itu dalam dalam banyak media massa bahwa
penjelasan tersebut disebutkan bahwa pengumuman itu berawal dari janji
penyelesaian terhadap sengketa pemsahaan-pemsahaan tersebut untuk
lingkungan harus terlebih dahulu segera memperbaiki atau membangun
diselesaikan melalui Tim Tripihak, instalasi pengolah limbahnya, water
bilamana tidak terdapat kata sepakat dalam ireaUnent, dan Iain-lain yang berkaitan
batas waktu tertentu, maka penyelesaian dengan pengelolaari lingkungan hidup dan
dilakukan melalui pengadilan. penaggulangan dampak negatifnya.
Namun sampai batas yang di peijanjikan
Fakta Penegakkan Hukum itu ternyata perusahaan-pemsahaan
Lingkungan tersebut belum juga merealisimya.
Selanjutnya dalam pengumuman itu
Berbicara mcngcnai fakla penegakan disebutkan pula semacam adanya
hukum lingkungan, maka hal itu berkaitan dispensasi untuk merealisimya sampai
dengan fase pelaksanaan (uitvoering atau akhir bulan Desember 1991, apabila
implementation) dan fase penegakan sampai batas waktu yang ditentukan itu

78
Zairin, Penegakan Hukum Lingkungan

Pasal 21 UULH. Sehubungan dengan hal Cair di Jawa Timur, Keputusan


itu Pemerintah Daerah Jawa Timur telah Gubemur Nomor 187 Tahun 1988
mengeluarkan berbagai peraturan antara tentang Peruntukan Air Sungai di Jawa
Iain: Keputusan Gubemur Kepala Daerah Timur. Pemerintah Daerah Istimewa
Tingkat I Jawa Timur Nomor 183 Tahun Yogyakarta antara lain telah mengeluarkan
1988 tentang Pedoman Penentuan Keputusan Gubemur Nomor 214 Tahun
Dampak Pentingi Keputusan Gubemur 1991 tentang Baku Mutu Lingkungan
Nomor 184 Tahun 1988 tentang Pedoman Daerah Untuk Wilayah Propinsi Daerah
Penyusunan Analisis Mehgenai Dampak Istimewa Yogyakarta.
Lingkungan, Keputusan Gubemur Dari seperangkat peraturan
Nomor 185 Tahun 1988 tentang Pedoman perundang-undangan yang disebutkan di
Penyusunan Studi Evaluasi Mengenai atas, dapat kita ketahui bahwa
Dampak Lingkungan, dan Keputusan penekanannya ada pada prosedur dan
Gubemur Nomor 186 Tahun 1988 syarat-syaratpemberian izin. Dalam Pasal
tentang Batas Waktu Studi Evaluasi 7 UULH disebutkan: ,
Mengenai Dampak Lingkungan.
Pemerintah' Daerah Tingkat I Daerah ayat (1) Setiap orang yang menjalankan
Istimewa Yogyakarta antara lain telah suatu bidang usaha wajib memelihara
mengeluarkan Keputusan Gubemur kelestarian kemampuan lingkungan hidup
Nomor 231 Tahun 1989 tentang yang serasi dan seimbang untuk
menunjang pembangunan yang
Pembentukan Susunan' Organisasi dan
berkesinambungan.
Tata Kerja Komisi Daerah Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, ayat (2) Kewajiban sebagaimana tersebut
Keputusan Gubemur Nomor 300 Tahun dalam ayat (1) pasal ini dicantumkan
dalam setiap izin yang dikeluarkan oleh
1991 tentang Pembentukan Komisi
instansi yang berwenang.
Daerah Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Sebagai tindak lanjut dari Untuk memahami bunyi pasal
Pasal 15 UULH telah pula dikeluarkan
tersebut hariis kita kaitkan dengan Pasal 5
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1990 tentang Pengendalian Pencemaran 1986 tentang AMDAL. Di dalam Pasal 5
Air, Keputusan MENKLH Nomor 03
disebutkan:
Tahun ,1991 tentang Baku Mutu Limbah
Cair bagi kegiatan yang sudah beroperasi. Keputusan tentang pemberian izin
Sebagai tindak lanjut dari Keputusan terhadap kegiatan oleh instansi yang
berwenang di bidang perizinari untuk jenis
MENKLH itu, Pemerintah Daerah
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Tingkat I Jawa Timur telah pula Pasal 2 hanya dapat diberikan setelah
mengeluarkan antara lain: Keputusan adanya keputusan atas rencana
Gubemur Nomor 413 Tahun 1987 pengelolaan lingkungan dan rencana
tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air pemantauan lingkungan oleh,instansi yang
di Jawa Timur, Keputusan Gubemur bertanggung jawab.
Nomor 414 Tahun 1987 ' tentang Dari situ jelaslah bahwa"Keputusan
Penggolongan dan Baku Mutu Limbah pemberian izin untuk tnelakukan suatu

75
UNISIA. NO. 15 TAHUNM TRIWULANIV-1992

kegiatan usaha diberikan kepada bunyi Pasal 5 HO dan penjelasan Pasal 31


seseorang sebagaimana yang dimaksud PP AMDAL tersebut sebagaimana
Pasal 7 UULH tersebut, maka pemrakarsa dikutipkan di bawah ini:
itu harus terlebih dahulu menyusun
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Dengan kata lain suatu kegiatan usaha
Pasal 5 HO
tidak mungkin dapat memperoleh izin
untuk menjalankan kegiatan usahanya
sebelum dokumen-dokumen yang ayat (1) De gezaghebbende, die ingevolge
dimaksud dalam PP AMDAL (PIL, KA- het derde lid van aitikel 1 op het verzoek
om vergunning te be schikken heeft, geeft
ANDAL, ANDAL, RKL, RPL) itu van elke aanvraag, welke het onmiddelijk
diajukannya dan mendapat persetujuan. voor afwijzing in aanmerking komt, tot
Sebelum keputusan pemberian izin itu spoedigste schriftelijk kennis aan de
diberikan dalam Pasal 5 Hinder Ordonansi eigenaren, bezitters, beheerders en
1926 - 226 (HO) dan penjelasan Pasal 31 gebrukers van de aan het terein, dat voor
de inricting bestemd is, grenzende
PP AMDAL disebutkan adanya Irispraak perceelen of van de in aitikel 6 tweede lid
dari masyarakat untuk mengajukan II letter c no. 1 bedoelde lokalen,
keberatan atau saran dan pemikiran gebouwen en scholten.
sebagai bentuk dari peran sertanya dalam
pengelolaan lingkungan hidup' kepada
komisi pusat atau daerah untuk ayat (2) Hij legt verzoek met bijlagen op
sijn kantoor voor een eider ter inzage en
mempengaruhi keputusan pemberian izin. geeft daarvan kennis aan het publiek door
Oleh karenanya agar masyarakat dapat aanplakking vaneen inde N^erlandsche
mengajukan insparaak itu di dalam HO en Meleische taal gestelde bekendmaking
disebutkan bahwa permohonan izin untuk op of de onmiddellijke nabijheid van
suatu kegiatan usaha itu sebelum betrokken terrein.
diberikan terlebih dahulu ditempelkan
pada papan pengumuman kantor pemberi
izin tersebut agar masyarakat dapat ayat (3) Een ieder is bevoegd binnen een
mengajukan inspraak, sedang jangka maand na de dagteekening der
bekendmaking zijn vezwaren tegen het
waktu dari inspraak itu disebutkan satu verleenen der vergunning bij den in het
bulan. Sedang dalam penjelasan PP eenste lid bedoelde gezahebbende kenbaar
AMDAL disebutkan pengumuman te maken.
terhadap permohonan izin itu lebih luas
yakni dapat'melalui media massa dan atau
papan pengumuman pada instansi yang ayat (4) De gezaghebbende zal de
bertanggung jawab. Pasal 5 HO dan bezwaren onderzoefcn, en voorzoover
penjelasan Pasal 31 PP AMDAL ilu doenlijk, de aan het slot van eerste lid van
dit aitikel bedeolde belanghebbenden in
adalah sebagai dasar hukum bagi
hun belang hooren en eveneens
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) onderzoeken of andere bezwaren bestaan
untuk berperan serta dalam pengelolaan tegen het verleenen van de gevraagde
lingkungan hidup. Untuk lebih jelasnya vergunning.

76
Zairin, Penegakan Hukum Ungkungan

belum Juga merealisimya, maka akan di Teijadinya perusakan dan pcncemaran


peikarakan kepengadilan. Pengumuman lingkunganhampir dapat dipastikan masih
itu sempat mendapat tanggapan dari lemahnya penegakan hukum preventif.
beibagai kalangan termasuk kewenangan Pengumuman daftar nama-nama
dari Emil Salim baik selaku MENKLH perusahaan yang mencemarkan
atau Ketua Badan Pengendalian Dampak lingkungan itu dapat dijadikan bukti
Lingkungan (BAPEDAL) untuk bahwa PP 29 Tahun 1986 belum berjalan
mengumumkan daftar nama-nama sebagaimana mestinya, begitu pula
perusahaan yang iriencemarkan peraturan perundang-undarigan yangtelah
lingkungan. Kin! batas waktu itu telah disebutkan di atas. Apabila hal itu sudah
habis, namun perusahaan-penis^aan diterapkan sebagaimana mestinya, maka
yang telah diumumkan mencemarkan sudah barang tentu terhadap perusahaan-
lingkungan hidup itu apakah semuanya perusahaan yang didirikan sesudah
telah merealisimya atau belum, yang jelas berlakunya PP 29/86 seharusnya tidak
kita belum mendengar atau membaca ada memperoleh izin, sedang bagi
diantara perusahaan yang diumumkan itu perusahaan-perusahaan yang didirikan
yang diajukan ke pengadilan. Terlepas sesudah berlakunya PP 29/86 berdasarkan
dari telah habisnya waktu yang diberikan Pasal 38 dikatakan secara hukum telah
kepada perusahaan itu untuk segera memenuhi ketentuan sebagaimana yang
merealisimya, maka apabila kita dimaksud PP 29/86, Tetapi apabila
menyimak tentang kewenangan dari merusak atau mencemarkan lingkungan
MENKLH atau Ketua BAPEDAL un^ seharusnya dapat langsung dikenakan
mengumumkan daftar nama-nama sanksi sebagai penegakan hukum represif
perusahaan yang mencemarkan Sedang bagi perusahaan-perusahaan yang
lingkungan, maka paling tidak dapat kita sedang berjalan, maka seharusnya
ketahui dari Keputusan Presiden Nomor membuat Studi Evaluasi Mengenai
25 Tahun 1983 tentang Kedudukan, Dampak Lingkungan (SEMDAL), karena
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja dalam PP 29/86 dikatakan prosedur
Menteri Negara serta Susunan Organisasi SEMDAL sama dengan prosedur
Staf Menteri, dan Keputusan Presiden AMDAL, maka akibat hukumnya juga
Nomor 23 Tahun 1990 tentang Badan menjadi sama. Oleh karenanya terhadap
Pengendalian Dampak Lingkungan, maka perusahaan tersebut seharusnya tidak
tidak ada satu pasalpun yang memberikan memperoleh izin. Masih sekitar
kewenangan untuk itu. Keadaan itu sudah penegakan hukum yang bersifat preventif
barang tentu mengingatkan kita kepada itu sampai saat ini kita juga belum dapat
Pasal 8 Undang-undang Nomor 14 Tahun memastikan apakah perusahaan-
1970 tentang Kekuasaan kehakiman, perusahaan yang beroperasi sekarang ini
dimana disebutkan adanya asas telah memperoleh izin pembuangan
presumtion of innosence, artinya limbah dari Gubemur, karena berdasaikan
seseorang tidak boleh dikatakan telah Pasal 26 ayat (I) PP 20/90 di atas mereka
merusak atau mencemarkan lingkungan harus mendapatkan izin pembuangan dan
sebelum adanya putusan pengadilan yang melaksanakan kewajiban-kewajiban
bersifat menglkat. lainnya seperti kewajiban untuk mentaati

79
UNISIA, NO. 15 TAHUN XIIITRIWULANIV -1992

baku mutu limbah cair (Pasal 17), dari penerapan sanksi hukum lainnya
pembuangan limbah cair ke tanah hams seperti perdata dan pidana. Nampaknya
mendapatkan izin dari Menteri (Pasal 19), PP 20/90 dan Keputusan MENKLH
kewajiban untuk membuat saluran tersebut belum berjalan sebagaimana
pembuangan limbah cair (Pasal 20), dan- mestinya baik dalam tahap kewajiban itu
kewajiban untuk menyampaikan kepada maupun penerapan Pasal 37, karena
Gubemur laporan tentang pembuangan pencemaran terhadap lingkungan masih
limbah cair dan hasil analisisnya saja berlanjut. Hanya saja Pasal 37 ini
sekiirang-kurangnya sekali dalam 6 kurang sinkron dengan Pasal 26, dalam
(enam) bulan (Pasal 32). Kewajiban Pasal 26 disebutkan bahwa yang
lainnya adalah sebagaimana yang terdapat memberikan izin adalah Gubemur,
dalam Pasal 5 Keputusan MENKLH sementara yang mengenakan sanksi
Nomor 03/1991 yang mewajibkan berdasarkan Pasal 37 ada pada
memasang peralatan pengukuran debit Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah
aliran pembuangan limbah cair harian. TihgkatH.
Selanjutnya dalam Pasal 8 disebutkan Dengan demikian penegakan hukum
bahwa batas waktu pemasangan selambat- represif juga hampir dapat dipastikan
lambatnya tiga bulan sejak tanggal penyelesaian sengketa lewat instansi yang
ditetapkannya keputusan ini. Dengan bertanggung jawab mengeluarkan surat
demikian batas waktu pemasangan itli izin sebagai penerapan sanksi
sudah berakhir, maka logikanya semua administratif dan melaui Tim Tripihak
pemsahaan yang diwajibkan itu telah sebagai penyelesaian sengketa di luar
memasang peralatan itu. pengadilan belum berjalan sebagaimana
Kewajiban-kewajiban sebagaimana mestinya. Padahal sanksi administratif ini
yang terdapat dalam PP 20/90 dan adalah sanksi yang paling ampuh dalam
Keputusan MENKLH itu pada dasamya mencegah dan menanggulangi perusakan
adalah mempakan penegakan hukum dan pencemaran lingkungan itu, karena
lingkungan yang bersifat preventif, sanksi administratif langsung kepada
sehingga dengan dilaksanakannya sumber perusakan atau pencemamya.
kewajiban itu pemsakan dan pencemaran Sedang sanksi perdata hanya menyangkut
terhadap lingkungan dapat dihindarkan ganti kerugian, sehingga tidaklah
atau ditanggulangi. Pelanggaran terhadap menyelesaikan persoalan, karena
kewajiban itu berdasarkan Pasal 37 dapat disamping pabrik masih saja dapat
dikenakan sanksi administratif dengan mencemaikan lingkungan, dan besamya
tidak menutup kemungkinan dikenakan ganti kerugian itu belum tentu dapat
tindakan hukum lainnya. Dengan memulihkan keadaan lingkungan.
demikian ketentuan Pasal 37 itu Demikian pula halnya penerapan sanksi
disamping berfungsi sebagai penegakan pidana, dengan dihukumnya perusak atau
hukum lingkungan yang bersifat represif, pencemar lingkungan itu tidak
juga penegasan terhadap penerapan sanksi menyelesaikan masalah, karena mesin
dalam hukum lingkungan bahwa pabrik masih saja beroperasi sehingga
penerapan sanksi administrasi mendahului tingkat pencemaran dapat semakin parah.

80
UNISIA. NO. 15 TAHUNXIIITRIWULANIV-1992

Dennis L. Meadows dkk, Baias^batas terjemahan, Yayasan Obor Indonesia,


Pertumbuhan, Laporan untuk kelompok Jakarta.
Roma, terjemahan Obor Indonesia,
Jakarta, Siti Sundari Rangkuti, Peraturan
perundang-undangan lingkungan
John Salindeho, Undang-undang dan nasional, dalam majalah Yuridika FH
masalah lingkungan, Sinar Grafika. • Unair, No. 3 Tahun V, Mei-Juni 1990.

Kushadi Hardjasumantri, Hukum Tata Peraturan perundang-undangan di bidang


Lingkungan, Gadjah Mada Press, lingkungan hidup.
Yogyakarta.
Forum Keadilan 23 - 7, Hadiah
Mahbub ul Haq, Tirai Kemiskinan, Kalpataru; Siapa yang pertama
terjemahan, Yayasan Obor Indonesia, menggunakan UU 4/82, dalam Nawala.
Jakarta.
Kompas, tanggal 22, 23, 24 Oktober
Rachel Carson, Musim bunga yang bisu, 1991.

82
Zairin, Penegakan Hukum Lingkur^an

Tetapi di dalam praktek penyelesaian Presiden Nomor 18 Tahun 1978, yang


kasus lingkungan langsung ke pengadilan meratifisir Civil Liability Convention
dan penerapan sanksi perdata dan pidana (CLC) Brussel, 1969.
lebih sering diterapkan. Memang dalam
penegakan hukum lingkungan yang Penegakan Hukum Lingkungan
bersifat represif itu, UULH disamping di Masa Datang
mengenal tiga macam sanksi yakni sanksi
administratif, perdata, dan pidana, ketiga Penegakan hukum lingkungan pada
sanksi tersebut dapat dikenakan secara dasarnya adalah berfungsi untuk
komulatif. Tetapi mengingat UULH ini menyelematkan lingkungan hidup melalui
dan peraturan pelaksanaannya lebih instrumen hukum y^g dituangkan dalam
bersifat administratif, maka penegakan bentuk peraturan perundang-udangan.
hukum represifhyapun seharusnya terlebih Kendala penegakan hukum lingkungan
dahulu melalui sarana hukum
sampai saat ini berangkat dari cita dan
administratif, mak^ penegakan hukum fakta di atas, dapat dikatakan bermuara
administratifnyapun seharusnya lebih dari perangk^t peruhdang-undangan di
dahulu melalui sarana hukum administratif bidang lingkungan yang belum memadai
yang tersedia. Jadi bukan karena karena masih banyaknya pengaturan lebih
penerapan sanksi perdata.dan pidana lanjut yang dimaksudkan oleh UULH
dalam penyelesaian kasus lingkungan belum ada, dan pemahaman terhadap
melalui pengadilan itu. Fakta perundang-undangan yang sudah ada
menunjukkan sampai saat ini hambatan masih simpang siur sehingga tidak hanya
utamanya adalah masalah pembuktian menimbulkan berbagai penafsiran, tetapi
hubungan kausal antara pencemaran Juga mempengaruhi pelaksanaannya.
dengan limbah pabrik itu. Penyelesaian Kendala yang mempengaruhi tahap
sengketa melalui pengadilan itu adalah pelaksanaan itu tidak hanya berakibat
atas dasar Pasal 1365 6W tentang pelaksanaan terhadap peraturan yang
perbuatan melawan hukum sudah ada menjadi tidak sebagaimana
(onrechtsmatige daad), sehingga unsur mestinya, tetapi juga proses sosialisasi
tanggung jawab gugat adalah berdasarkan dari peraturan yang sudah ada itu menjadi
kesalahan Gi^bility based of fault), dan semakin sulit. Penegakan hukum
berdasarkan Pasal 1865 BW atau Pasal lingkungan di masa datang perlu
163 HIR (Pasal 283 R. bg) beban memperhatikan kendala-kendala itu, jika
pembuktian ada pada penggugaL Memang memang hukum yang hendak kita bangun
dalam Pasal 21 UULH kita mengenal bertujuan untuk menyelamatkan
adanya asas Strict Liability yang biasanya lingkungan hidup ini.
diikuti dengan asas beban pembuktian
terbalik (omkering der bewijslast), namun
pengatufan lebih lanjut mengenai hal ini BAHAN BACAAN
belum ada, dalam hal itupun masih
terbatas pada pencemaran laut akibat OECD, Masa Depan Kita Bersama,
tumpahan minyak berdasarkan Keputusan teijemahan, Gramedla, Jakarta.

81

Anda mungkin juga menyukai