1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal yaitu
kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992) mendefinisikan oligohidramnion bila pada
pemeriksaan ultrasonografi ditemukan AFI (Amnion Fluid Index) 5 cm atau
kurang.5 Sedangkan menurut Norwitz (2001) mendefinisikan oligohidramnion bila pada
pemeriksaan ultrasonografi diketahui total volume cairan amnion <300 mL, hilangnya
kantong vertikel tunggal yang berukuran 2 cm, atau AFI <5cm pada kehamilan aterm atau
<5th persentil sesuai usia kehamilan.2
2.2 Anatomi dan Fisiologi Amnion
Amnion adalah selaput tipis fetus yang mulai dibentuk pada hari ke-8 setelah konsepsi
sebagai kantong kecil yang membungkus permukaan dorsal dari embryonic disc. Secara
gradual amnion akan mengelilingi embryo dan kemudian cairan amnion akan mengisi rongga
amnion tersebut (Gambar 1).2
2.6 Diagnosis
Wanita hamil yang dicurigai mengalami oligohidramnion, harus dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan memastikan
diagnosis oligohidramnion.5 Oligohidramnion dapat dicurigai bila terdapat kantong amnion
yang kurang dari 2x2 cm, atau indeks cairan pada 4 kuadran kurang dari 5 cm. setelah 38
minggu volume akan berkurang, tetapi pada postterm oligohidramnion merupakan penanda
serius apalagi bila bercampur mekonium.3
Amnionic fluid index (AFI) diukur pertama dengan membagi uterus menjadi empat
kuadran dengan menggunakan linea nigra sebagai divisi kanan dan kiri, umbilikus untuk
kuadran atas dan bawah. Diameter maksimum vertikal kantong amnion di setiap kuadran
yang tidak mengandung tali pusat atau ekstremitas janin diukur dalam sentimeter; jumlah
pengukuran ini adalah AFI. Sebuah AFI normal adalah 5,1-25 cm, dengan oligohidramnion
didefinisikan sebagai kurang dari 5,0 cm dan polihidramnion karena lebih dari 25 cm (Tabel
2.3). 8
Tabel 2.2 Kategori Diagnostik Amnionic Fluid Index (AFI)
Volume Cairan Amnion Nilai AFI (cm)
Severe Oligohydramnion ≤5
Moderate Oligohydramnion 5.1-8.0
Normal 8.1-24.0
Polyhydramnion >24
Penilaian jumlah cairan amnion melalui pemeriksaan ultrasonografi dapat dilakukan
dengan cara subjektif ataupun semikuantitatif.3
Penilaian Subjektif3
Dalam keadaan normal, janin tampak bergerak bebas dan dikelilingi oleh cairan
amnion. Struktur organ janin, plasenta, dan tali pusat dapat terlihat jelas. Kantung-kantung
amnion terlihat di beberapa tempat, terutama pada daerah diantara kedua tungkai bawah dan
diantara dinding depan dan belakang uterus. Pada kehamilan trimester III biasanya terlihat
sebagian dari tubuh janin bersentuhan dengan dinding depan uterus.
Pada keadaan oligohidramnion, cairan amnion disebut berkurang bila kantung amnion
hanya terlihat di daerah tungkai bawah dan disebut habis bila tidak terlihat lagi kantung
amnion. Pada keadaan ini aktivitas gerakan janin menjadi berkurang. Struktur janin sulit
dipelajari dan ekstremitas tampak berdesakan.
Penilaian Semikuantitatif3
Penilaian semikuantitatif dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya: (1)
Pengukuran diameter vertikal yang terbesar pada salah satu kantong amnion. Morbiditas dan
mortalitas perinatal akan meningkat bila diameter vertikal terbesar kantong amnion <2cm
pada oligohidramnion. (2) pengukuran indeks cairan amnion (ICA). Pengukuran ICA uterus
dibagi kedalam 4 kuadran, pada setiap kuadran uterus dicari kantong amnion terbesar, bebas
dari bagian tali pusat dan ekstremitas janin.Indeks cairan amnion merupakan hasil
penjumlahan dari diameter vertikal terbesar kantong amnion pada setiap kuadran. Nilai ICA
yang normal adalah antara 5-20 cm. Penulis lain menggunakan batasan 5-18 cm atau 5-25
cm. Disebut oligohidramnion bila ICA < 5cm.
Gambar 6. Penilaian semikuantitatif (1) Pengukuran diameter vertikal yang terbesar pada
salah satu kantong amnion7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal yaitu
kurang dari 500 mL.1 Gejala klinis oligohidramnion adalah pada saat uterus terlihat lebih
kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan, adanya penurunan gerakan janin, uterus akan
teraba lebih kecil dari ukuran normal dan bagian-bagian janin mudah diraba, denyut jantung
janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas, ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan
anak, persalinan lebih lama dari biasanya, sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali, bila
ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.1 Diagnosa
ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasonografiditemukan AFI (Amnion Fluid Index) 5 cm
atau kurang, hilangnya kantong vertikel tunggal yang berukuran 2 cm, atau AFI (Amnion
Fluid Index)<5cm pada kehamilan aterm atau <5th persentil sesuai usia kehamilan. Sejumlah
faktor predisposisi telah dikaitkan dengan berkurangnya cairan amnionik. Oligohidramnion
bisa terjadi karena peningkatan absorpsi/kehilangan cairan (seperti pada: ketuban pecah dini)
dan penurunan produksi dari cairan amnion (seperti pada : kelainan ginjal kongenital, ACE
inhibitor, obstruksi uretra, insufisiensi uteroplasenta, infeksi kongenital, NSAIDs).2.
Komplikasi yang sering terjadi adalah PJT, hipoplasia paru, deformitas pada wajah dan
skelet, kompresi tali pusat, dan asipirasi mekonium pada masa intra partum, dan kematian
janin.1 Terminasi kehamilan dilakukan sesuai keadaan janin dan usia kehamilan.3 Jika
anomali janin tidak dianggap mematikan atau penyebab oligohidramnion tidak
diketahui, amnioinfusion profilaktik dengan normal salin, ringer laktat, atau glukosa 5%
dapat dilakukan untuk mencegah deformitas kompresi dan penyakit paru hipoplastik, dan
juga untuk memperpanjang usia kehamilan.5
BAB 4
LAPORAN KASUS
Anamnesa Penyakit
Keluhan utama : Keluar air dari kemaluan
laah : Hal ini dialami os sejak tanggal 28 Januari 2015 pukul 04.00 WIB. Riwayat keluar lendir
darah dari kemaluan (-). Riwayat mules-mules mau melahirkan (-). Riwayat Demam
(-). BAK (+) normal, BAB (+) normal.
Riwayat penyakit terdahulu : DM (-), Hipertensi (-), Asma (-)
Riwayat pemakaian obat : -
RIWAYAT HAID
- HPHT : 20/04/2014
- TTP : 27/01/2015
- ANC : PIH 4 X
RIWAYAT PERSALINAN
1. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Sens : Compos mentis Anemis : -
TD : 120/90 mmHg Ikterik : -
HR : 82x/i Sianosis : -
RR : 21x/i Dyspnoe : -
T : 36,5 0C Oedema : -
STATUS OBSTETRIKUS
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 3 jari dibawah Proc. Xiphoideus, 35 cm
Teregang : Kiri
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
His : (-)
DJJ : 144 x/i, reguler (+)
EBW : 3500-3700gram
VT : Serviks tertutup
ST : Lendir darah (-)
USG Transabdominal :
- Janin tunggal, persentasi kepala, anak hidup
- Fetal movement ( + ), fetal heart rate ( + ), 144x/i, regular
- BPD 95,1 mm
- FL 75,4 mm
- AC 343,2 mm
- Plasenta corpus anterior grade III
- AFI 2cm
Kesan : Severe oligohidramnion + IUP ( 38-39) minggu + PK + AH
LABORATORIUM
Hb / Ht / L / T : 12,0 / 35,3 / 8.200 / 231.000
DIAGNOSA SEMENTARA
Severe Oligohidramnion + PG + KDR (38-39) minggu + PK + AH
TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 2 gr ( Skin Test )
RENCANA
Sectio caessaria CITO a/i Severe Oligohidramnion
TERAPI POST OPERASI
- IVFD RL + oksitosin 10-10-5-5 iv 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
ANJURAN
- Cek darah rutin 2 jam post SC
- Observasi vital sign, kontraksi, dan tanda-tanda perdarahan
PEMANTAUAN POST SC
Jam ( WIB ) 15.45 16.15 16.45 17.15 17.45
Nadi (kalipermenit) 72 74 75 74 82
Kontraksi 2 2 2 2 2
(1=lemah, 2=kuat)
FOLLOW UP
Tanggal 29/01/2015 30/01/2015 31/01/2015
Keluhan Nyeri luka operasi (+) Nyeri luka operasi (+) Nyeri luka operasi (+)
Utama
Status Presens Sensorium : compos Sensorium : compos Sensorium : compos
mentis mentis mentis
TD : 120/80 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 84x/i Frekuensi Nadi : 80x/i Frekuensi Nadi : 86x/i
Frekuensi nafas : 18x/i Frekuensi nafas : 20x/i Frekuensi nafas : 20x/i
Temperatur : 37,3 ºC Temperatur : 36,6 ºC Temperatur : 36,4 ºC
BAB 5
ANALISA KASUS
Pada laporan kasus berikut diajukan suatu kasus seorang wanita berusia 27 tahun
dengan diagnosa severe oligohidramnion. Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik obstetri, serta pemeriksaan penunjang berupa USGtransabdominal dan
pemeriksaan laboratorium.
Dilaporkan kasus seorang wanita hamil Ny. W, 27 tahun , G1P0A0, datang ke RSUPM
pada tanggal 28 Januari 2015 pukul 14.25 WIB, dengan keluhan keluar air dari
kemaluan. Hal ini dialami os sejak tanggal 28 Januari 2015 pukul 04.00 WIB. Riwayat keluar
lendir darah dari kemaluan (-). Riwayat mules-mules mau melahirkan (-). Riwayat Demam
(-). BAK (+) normal, BAB (+) normal. Riwayat penyakit terdahulu tidak dijumpai, riwayat
pemakaian obat tidak dijumpai.
Pemeriksaan obstetrik didapatkan abdomen : membesar asimetris, TFU : 3 jari
dibawah procesius Xyphoideus (35 cm), tegang : kiri, terbawah : kepala, gerak : (+) ,
His : (-), DJJ : 144 x/i, reguler, EBW : 3500 – 3700 gram. VT : serviks tertutup, ST : lendir
darah (-)
Teori Kasus
Disebut oligohidramnion bila pada Pada pasien ini didapati AFI 2 cm
pemeriksaan ultrasonografi diketahui total
volume cairan amnion <300 mL, hilangnya
kantong vertikel tunggal yang berukuran 2
cm, atau AFI <5cm pada kehamilan aterm
atau <5th persentil sesuai usia kehamilan.2
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion Pada pasien ini penyebab
masih belum diketahui. Namun, oligohidramnion adalah ketuban
oligohidramnion bisa terjadi karena pecah dini yang ditandai dengan
peningkatan absorpsi/kehilangan cairan keluar air dari kemaluan
(seperti pada: ketuban pecah dini) dan sejak +10 jam sebelum masuk
penurunan produksi dari cairan amnion rumah sakit.
(seperti pada : kelainan ginjal kongenital,
ACE inhibitor, obstruksi uretra, insufisiensi
uteroplasenta, infeksi kongenital, NSAIDs).2
Pertimbangkan untuk hospitalisasi pada kasus Pada pasien ini KDR (38-39)
yang didiagnosa setelah usia kehamilan 26-33 minggu dengan HPHT 20-04-
minggu. Jika fetus tidak memiliki anomali, 2014dan TTP 27-01-
persalinan sebaiknya dilakukan. Pada 2015 dilakukan tindakan SC Cito.
kehamilan post matur, tinjau ulang mengenai Tidak dilakukan amnioinfusion.
hari pertama haid terakhir. Jika kehamilan
memang benar post term, cara persalinan
fetus adalah dengan induksi atau seksio
sesarea.1
Amnioinfusion profilaktik dengan normal
salin, ringer laktat, atau glukosa 5% dapat
dilakukan untuk mencegah deformitas
kompresi dan penyakit paru hipoplastik, dan
juga untuk memperpanjang usia kehamilan.5
Oligohidramnion yang terjadi oleh sebab Pada kasus ini, lahir bayi laki-laki
apapun akan berpengaruh buruk pada janin. BB=3700 gram, PB=46cm, Apgar
Komplikasi yang sering terjadi adalah PJT, Score 8/9, anus (+), deformitas(-).
hipoplasia paru, deformitas pada wajah dan
skelet, kompresi tali pusat, dan aspirasi
mekonium pada masa intra partum, dan
kematian janin.3
BAB 6
PERMASALAHAN
1. Apakah tindakan penanganan terhadap kasus diatas sudah tepat?
2. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam menangani kasus kehamilan dengan
oligohidramnion?
DAFTAR PUSTAKA
2. Norwitz, ER.Schorge, JO. 2001. Obstetrics and Gynecology at a Glance. Blackwell science.
p 102-103
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka. Hal 155-
156,267-269,277
4. Cunningham, et al.2010.Williams Obstetrics 23rd ed. McGraw-Hill. p 59-61, 490-491, 495-
498
5. Chamberlain, G. 1997. Obstetrics by 10 Teachers, 16th ed. Oxford University press. p 13-14
6. Cunnigham FG. 2005. Williams Obstetrics 22nd ed. McGraw-Hill. p 296- 299
7. Ultrasound Assessment of Amniotic Fluid. Available at
http://www.fetalultrasound.com/online/text/3-063.HTM [Accesed 9 February 2015]
th