Pluralisme secara teori dapat diraih dengan memisahkan politik dari penyiaran, maka dari itu,
negara-negara demokratik korporatis lebih memilih model pluralisme.
Ada pengecualian, seperti Austria yang mendasarkan sistemnya kepada filosofi representasi
politik. Awalnya memakai model parlementer dimana para direktur dipilih oleh perwakilan
sebuah partai. Tapi pada 1967, direktur-direktur dipilih oleh pemerintah federal dan parlemen
lewat pemilhan dari Lander government, dewan perwakilan pemirsa dan pendengar, dan oleh
para pegawai. Menjadikan pengaruh para direktur manjadi kuat. Pengaruh politik memang
sangat kuat di kehidupan sehari-hari negara Austria, termasuk di penyiaran.
Sementara negara-negara Nordik lebih condong ke model profesional dimana penyiran berupa
institusi yang tidak memilih partai politik. Di Swedia penyiaran umum lebih ke pendirian untuk
memilah sistem politik dan pengaruh sistemn itu didalam kehidupan. Di Denmark dan Norwegia
lebih ke model parlementer, namun tetap memilik autonomi yang tinggi. Di Denmark bentuk
pluralisme eksternal berupa para pemilik atau direktur media datang dari politik spektrum kiri,
sementara media yang mempunyai periklanan datang dari spektrum kanan.