Anda di halaman 1dari 43

TUGAS MAKALA

BAGIAN 4 : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI


Dosen Pengampuh: Zulkifli Waibot, S.E., M.Si

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Nama kelompok
 Mauliyanti Barakati (02272211126)
 Astuti Kenau (02272211120)
 Devita Umaternate (02272211125)
 Haikal A. Rahman (02272211085)
 Eni Rustanti (02272211094)

Kelas : IC
Mata kuliah : Pengantar Ilmu Eknomi
Nama nama yang yang bertanya
 Umi A karim
 G Riski Akbar
 Khumairah Dwi Utami
 Rista dwi iriyanti
 Miraenjelina Soleman
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta Alam yang Maha Pemberi kesempatan
untuk kami menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.
Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tercurah kepada nabi besar Muhammad
SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang
terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam. Makalah yang
kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori biaya produksi yang
terdiri dari berbagai bahasan. Makalah yang berjudul TEORi PRODUKSI
DAN BIAYA PRODUKSI ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang
materi teori biaya produksi. Terselesaikannya tugas makalah ini tidak lepas dari
bimbingan dosen kami yaitu Pak Zulkifli Waibot, S.E., M.Si serta teman teman
yang telah membantu kami. Terlepas dari keyakinan kami atas kesempurnaan
makalah yang kami susun ini sebagai makhluk yang sebenarnya jauh dari
sempurna kami tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah Bagian 4 ( Bab 9 dan Bab 10).

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 2
TUJUAN MASALAH ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAAN.................................................................................... 3
BAB 9 TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN .................... 3
A. BENTUK BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN ............................. 3
1. Perusahaan Perseorangan ..................................................................... 4
2. Perusahaan Perkongsian/firma ............................................................. 4
3. Perseroan Terbatas .............................................................................. 4
B. PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI ............. 6
C. JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG .................................... 8
D. FIRMA DAN INDUSTRI ........................................................................ 9
E. FUNGSI PRODUKSI ............................................................................... 9
a. Teori produksi dengan satu faktor berubah ...................................... 10
b. Teori produksi dengan dua faktor berubah ....................................... 15
F. MEMINIMUMKAN BIAYA DAN MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI ... 17
BAB 10 TEORI BIAYA PRODUKSI .................................................................. 20
A. BIAYA PRODUKSI DALAM JAGKA PENDEK ..................................... 20
a. Berbagai pengertian biaya produksi dalam jangka pendek ................... 21
b. Bentuk kurva jangka pendek ................................................................ 25
B. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG ................................. 29
1. Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang ............................... 29
2. Biaya produksi jangka panjang............................................................. 31
3. Kurva biaya total rata-rata jangka panjang (kurva LRAC) .................... 32
a. Skala Ekonomi ................................................................................ 34
b. Skala Tidak Ekonomi ...................................................................... 35
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 38
Kesimpulan ........................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia ekonomi modern, apalagi dengan pentingnya biaya dan produksi
menjadi satu pertimbangan yang tidak dapat dipisahkan, seperti koin dengan dua sisi yang
berbeda tetapi dalam satu kesatuan.
Dengan pertumbuhan teknologi, ilmu pengetahuan dan populasi, kebutuhan hidup
terus meningkat. Saat ini apa yang diperlukan untuk kehidupan tidak dapat diambil langsung
dari alam, tetapi harus diolah dengan benar, efisien dan dengan harga yang terjangkau.
Beberapa orang memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan. Namun,
perubahan permintaan pasar, membuat perusahaan sulit memutuskan produk mana yang akan
diproduksi. namun dalam melakukan proses produksi suatu produk, perusahaan harus
memperhatikan beberapa aspek sebelum melakukan produksi, salah satunya adalah kekuatan
finansial seperti biaya produksi.
Biaya produksi adalah proses pengorbanan untuk melakukan produksi, yang biasanya
dapat berupa uang atau peralatan. Selain biaya produksi, biaya lain seperti biaya administrasi,
biaya keuangan dan biaya pemasaran juga harus diperhatikan. sedangkan biaya produksi
dibagi menjadi dua berdasarkan biayanya, yaitu biaya produksi langsung dan tidak langsung.
Selanjutnya, biaya produksi dapat dibagi berdasarkan dua periode waktu, yaitu biaya
jangka pendek dan jangka panjang. Pada perusahaan besar dengan aset yang cukup besar
tentunya harus ada perhitungan yang cermat selama pelaksanaan proses produksi, misalnya
jumlah variabel, bunga, sewa tanah, upah karyawan, jumlah produk yang menguntungkan. .
Itu sebabnya kami menulis artikel berjudul Teori Produk dan Biaya Produk

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis jenis perusahaan ?
2. Jelaskan tujuan dan fungsi perusahaan yang ditinjau dari sudut ekonomi?
3. Jelaskan mengenai teori produksi yang berdasar kepada fungsi perusahaan yang di
sertai dengan gambar kurvanya ?
4. Jelaskan perbedaan firma dan industri ?
5. Jelaskan bagaimana cara meminimumkan biaya bagi sebuah perusahaan ?
6. Jelaskan pengertian dari biaya produksi disertai jenis jenis produksi ?
7. Jelaskan mengenai teori jangka pendek disertai dengan biaya produksi jangka pendek ?
8. Jelaskan pengertian jangka panjang disertai dengan biaya produksi jangka panjang ?
9. Bagaimana cara meminimumkan biaya jangka panjang ?
10. Jelaskan pengertian skala ekonomi yang disertai dengan faktor faktor prnting yang
menimbulkan skala ekonomi?
11. Jelaskan mengenai skala tidak ekonomi?

C. TUJUAN MASALAH
1. mengetahui apa saja jenis jenis perusahaan
2. Dapat mengetahui tujuan dan fungsi perusahaan yang ditinjau dari sudut
ekonomi?
3. Mengetahui mengenai teori produksi yang berdasar kepada fungsi perusahaan yang
disertai dengan gambar kurvanya
4. dapat mengetahui perbedaan perusahaan (firma ) dan industri
5. Pengetahuan mengenai bagaimana cara meminimumkan biaya bagi sebuah
perusahaan
6. Mengetahui pengertian dari biaya produksi disertai jenis jenis produksi
7. Mengetahui mengenai teori jangka pendek disertai dengan biaya produksi jangka
pendek
8. Mengetahui pengertian jangka panjang disertai dengan biaya produksi jangka
panjang
9. Mengetahui Bagaimana cara meminimumkan biaya jangka panjang
10. Megetahui pengertian skala ekonomi yang diserta dengan faktor faktor prnting
yang menimbulkan skala ekonomi
11. Mengetahui mengenai skala tidak skonomi

2
BAB II
PEMBAHASAAN

BAB 9 : TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN

tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami
sifat permintaan para pembeli di pasar . Dari analisis itu sekarang telah dapat dipahami alasan
yang mendorong para pembeli menaikkan permintaannya terhadap suatu barang apabila
harganya turun dan mengurangkan pemberiannya sekiranya harganya naik. sekarang sudah
tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan penawaran, yaitu melihat dan
mempelajari sikap para produsen dalam menawarkan barang yang diproduksi nya. Dalam
bab 4 ini telah diterangkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran adalah
biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran
akan dapat dilihat dalam bab 11, yaitu bab yang membicarakan mengenai persaingan
sempurna bahwa dalam persaingan sempurna penawaran ditentukan oleh “biaya marjinal,
yaitu biaya yang di belanja kan untuk menambah satu unit lagi produksi”.
Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan
barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksi ny. Pertama-
tama harus dianalisis sampai di mana faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk
menghasilkan barang yang akan diproduksi. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi
untuk menghasilkan barang barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana
seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya
produksi yang dikeluarkannya untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan
keuntungan yang maksimum kepadanya.
Dalam bab ini pembahasan yang dibuat hanya meliputi uraian tentang bentuk-bentuk
organisasi perusahaan dan analisis mengenai hubungan diantara faktor-faktor produksi yang
digunakan dengan tingkat produksi yang akan dicapai.

A. BENTUK BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN


Analisis mengenai biaya produksi dilakukan dalam bab berikut bentuk-bentuk
organisasi perusahaan organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi
yang pokok, yaitu perusahaan perseorangan firma dan perseroan terbatas. Disamping itu ada
pula perusahaan negara dan perusahaan yang dikendalikan secara koperasi.

3
1. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya
dalam setiap perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi
nasional tidaklah terlalu besar (jauh lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas)
karena kebanyakan dari usaha tersebut di lakukan secara kecil kecilan , yaitu modalnya
tidak begitu besar dan begitu pula halnya dangan hasil pruduksi dan penjualannya.
contoh contoh dari perusahaan yang seperti itu adalah penjual sate, restoran, toko
kelontong, dan toko makanan dan minuman . keuntungan terpenting dari perusahan
perseorangan adalah kebebasan yang tidak terbatas yang di miliki pemiliknya. Ia
sepenuhnya menguasai perusaan tersebut dan dapat melakukan apa pun tindakan yang
dianggapnya akan menguntungkan usahanya. Kelemahan utama dari perusahaan
perseorangan adalah modalnya kecil dan sukar untuk memperoleh pinjaman .

2. perusahaan perkongsian atau firma


Organisasi perusahaan seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh
beberapa orang mereka bersepakat untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan
membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah disepakati
bersama. Model perusahaan yang dikumpulkan dari anggota anggota perekonomian ini
ada kalanya merdeka juga meminjam modal dari lembaga-lembaga keuangan.
Disamping kemungkinan memperoleh modal yang lebih banyak perbaikan lain dari
perusahan perkongsian adalah adalah tanggung jawab bersama di dalam menjalankan
perusahaan. Setiap anggota perkongsian mempunyai tugas untuk menjalankan
mengembangkan perusahaan yang telah didirikan.

3. perseroan terbatas
dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya organisasi
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling
penting. Di negara-negara maju sebagian besar hasil produksi nasional ciptakan oleh
perusahaan seperti ini. Perusahaan- perusahaan besar kebanyakan nya berbentuk
perseroan terbatas. Kebaikan yang terpenting dari perseroan terbatas adalah di dalam
kemampuannya memperoleh modal perusahaan yang berbentuk perseorangan terbatas
dapat mengumpulkan modal secara mengeluarkan saham satu bentuk surat berharga
yang menyatakan bahwa pemegangnya adalah menjadi pemilik salah seorang pemilik
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Dengan mengeluarkan saham-saham

4
perusahaan dan menjualnya kepada masyarakat, perseroan terbatas dapat
mengumpulkan modal sebesar yang diingini.pemegang saham bebas untuk
menentukan besarnya sama yang dimilikinya. Kalau uangnya sedikit sedikit lah saham
yang dibeli nya, dan kalau uangnya banyak dia dapat memberikan lebih banyak, kalau
ia tidak mampu atau tidak mau lagi menjadi pemilik perusahaan itu orang tersebut
dapat dengan mudah untuk menjual saham yang dimilikinya melalui pasaran saham

 Bentuk lain organisasi perusahaan


Disamping itu terdapat organisasi perusahaan yang bentuknya sedikit berbeda dari ketiga
jenis diatas yaitu perusahaan negara dan usaha koperasi
1. Perusahaan Milik Negara
Perusahaan ini lebih dikenal dengan BUMN ( Badan Usaha Milik Negara). Pada
umumnya perusahaan negara dikelola seperti perushaan perseroan terbatas.
Perbedaannya terletak pada pemilikan perusahaan tersebut, yaitu saham saham sari
perusahaan yang dimilki oleh pemerintah. Dengan demikian pengurus perusahaan juga
diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah. Perusahaan pemerintah berkecimpung
didalam kegiatan ekonomi. Dihampir setiap negara perusahaan pemerintah biasanya
menjalankan kegiatan menyediakan jasa jasa yang menjadi kebutuhan pokok
masyarakat seperti perusahaan perusahaan menyediakan listrik, air, hiburan radio dan
televisi ,jasa pos dan telekomunikasi dan perusahaan pengangkutan, contohnya
perusahaan perkebunan, perusahaan bank perdagangan , perusahaan asuransi,
perusahaan minyak dan perusahaan kontraktor jalan dan bangunan.

2. Perusahaan Koperasi
Perusahaan koperasi ialah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari
keuntungan tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: koperasi konsumsi, koperasi produksi dan
koperasi kredit. Koperasi konsumsi menjalankan kegiatan membeli barang barang dan
kemudian menjualnya kepada para anggota. Keuntungan dari perusahaan ini kemudian
dibagikan kembali kepada para anggotanya. Koperasi produksi berusaha agar hasil
produksi para anggotanya dapat dijual dengan harga yang tinggi dan tidak ditindas para
tengkulak atau para pembeli. Dan koperasi kredit adalah badan pinjam meminjam yang
meminjamkan uang kapada para anggotanya dengan tingkat bunga yang relatif rendah
.

5
B. PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI
Uraian yang baru saja dilakukan mengenai jenis jenis bendah usaha dengan jelas telah
menunjukan bahwa dalam suatu perekonomian ,perusahaan adalah tidak seragam bentuknya.
Ada perusahaan yang dimiliki oleh satu orang dan ada pulah yang dimiliki oleh beberapa
orang. Dan ada pula perusahaan raksasa yang dimiliki oleh beribu ribu orang dalam bentuk
pemilikan saham perusahaan tersebut. Dan disamping itu ada pula perusahaan yang
dijalankan oleh pemerintahan.diamping berbeda dalam bentuk organissi organisasi dan dasar
perusahaan, meraka juga berbeda dalam jenis usaha. ada yang berusaha dalam perusahaan
pertanian besar besaran, ada yang berupa kegiatan peternakan yang dijalankan secara kecil-
kecilan, ada yang merupakan perusahaan industri rumah tangga dan ada pula yang
merupakan industri raksasa.
Di dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan yang
memproduksikan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan yang wujud di pasar ,berbagai
perbedaan tersebut tidak diperhatikan. Dalam teori ekonomi,analisis yang dibuat tidak
membedakan apakah perusahaan itu perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah
perusahaan itu berbentuk perusahaan perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas.
Begitu pula tidak dilakukan pembedaan di antara perusahaan kecil dan perusahaan raksasa
dan perusahaan pertanian, Industri, atau perdagangan. Dalam teori ekonomi jenis perusahaan
dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai
keuntungan yang maksimum” untuk tujuan it, ia menjalankan usaha bersamaan yaitu
mengatur penggunaan faktor-faktor produksi yang cara yang seefisien mungkin sehingga
usaha “memaksimumkan keuntungan” dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi
dipandang sebagai cara yang paling efisien.
a. Tujuan perusahaan :
1. memaksimumkan keuntungan
Dalam teori, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan “mereka
akan melakukan kegiatan produksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka
mencapai jumlah yang maksimum”. Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukan
pada tingkat kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan menjalankan
kegiatan usahanya. Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah salah satunya
tujuan perusahaan ada perusahaan yang menekankan kepada volume penjualan dan ada
pula yang memasukan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang
dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi
kepada kepentingan masyarakat dan kurang memperhatika tujuan mencapai keuntungan
6
yang maksimum.memang beberapa tujuan yang ditemui dalam praktek tersebut
memberikan suatu alasan untuk meragukan kesesuaian daripada pemisalan keuntungan
dalam menganalisis kegiatan perusahaan yang didasarakan pada tujuan memaksimumkan
keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarmya.

2. Cara mencapai tujuan memaksimumkan kentungan


Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.
“keuntungan diperoleh apabilah hasil penjualan melebihi hasil produksi, dan “ kerugian
yang dialami apabilah hasil penjualan kurang dari hasil produksi. Keuntungan yang
maksimum dicapai apabilah perbedaaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi
mencapai tingkat yang paling besar. Syarat yang akan mewujudkan perbedaan tersebut
akan diterangkan kemudian. Pada masa ini cukuplah kalau terlebih dahulu diperkenalkan
faktor faktor yang menentukan besarnya keuntungan maksimum yang akan dicapai. Dalam
usahanya untuk memproduksikan barang barang yang diperlukan masyarakat , dan
memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut. Masalah pokok yang harus
dipecahkan produsen adalah “ bagaimanakah komposisi dari faktor faktor produksi yang
digunakan dan untuk masing masing faktor produksi tersebut berapakah jumlah yang
akan digunakan ?”. Dalam memecahkan persoalan ini ada dua aspek yang dipikirkan yaitu
 Komposisi faktor produksi yang bagaimanakah perlu digunakan untuk menciptakan
tingkat produksi yang tinggi ?
 Komposisi faktor produksi yang bagaimanakah akan meminimumkan biaya produksi
yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu
a. Fungsi produksi
Hubungan diantara faktor faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya
dinamakan fungsi produksi. Faktor faktor produksi, seperti telah dijelaskan, dapat
dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah , modal, dan keahlian
keusahawaan. Didalam teori ekonomi, didalam menganalisis mengenai produksi,
selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakangan dinyatakan (tanah,
modal, dan keahlian keusahawaan)adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja
dipandang sebagai faktor produksi yang berubah ubah jumlahnya.dengan demikian,
didalam menggambarkan hubungan diantara faktor produksi yang digunakan dan
tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan diantara jumlah
tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.

7
b. Peminimuman biaya produksi
Didalam memikirkan aspek yang kedua yaitu, yang menentukan komposisi faktor
produksi ,yang akan meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan
 besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunkan.
 besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang
ditambah tersebut .
misalkan satu unit tambahansatu produksi A membutuhkan biaya sebanyak 10,000 ia
memberi hasil tambahan sebanyak25,000. Sedangkan tambahan satu faktor produksi B
memerlukan biaya Rp. 20.000 dan juga menghasilkan tambahan nilai sebnyak 25.000.
Faktor produksi mankah yang harius ditambah?’ sudah tentu faktor produksi A karena,
biaya lebih murah tetepi tambahan hasil penjualan adalah sama dengan yang diciotakan
faktor produksi B. Dari contoh ini dapat disimpuakan bahwa untuk meminimumkan biaya
( atau memaksimumkan hasil penjualan ) , prinsip ini harus dipegang produsen adalah “
mengambil unit tambahnfaktor produksi dan biaya per rupiahnya akan menghasilkan
tambahan nilai penjualan yang paling maksimum”

C. JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG


Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi , teori ekonomi
membedakannya dalam jangka waktu yaitu
1. jangka pendek : apabilah sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya.
Didalam masa itu perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang
dianggap tetap misalnya mesin mesin dan peralatannya alat alat memproduksi lainnya
dan bangunan perusahaan sedangkan yang mengalami perubahan adalah tenaga kerj.
Waktu dalam jangka pendek di suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.
Bandingkan perusahaan roti dengan perusahaan pengangkutan udara. katakanlah
masing-masing perusahaan tersebut mengalami pertambahan permintaan dan untuk
memenuhinya harus menambah kapasitasnya. Dalam beberapa bulan saja perusahaan
roti telah dapat memperoleh mesin baru dan selanjutnya menambah produksi sesuai
dengan permintaan yang bertambah perusahaan penerbangan akan memerlukan waktu
yang lama untuk menambah kapasitasnya, diperlukan waktu beberapa tahun untuk
mendapatkan tambahan kapal terbang yang baru.
2. jangka panjang "Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan." ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat

8
ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan. Di dalam jangka panjang
perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang berlaku di pasar.
Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah penggunaan mesin-mesin dapat dirombak
dan dipertinggi efisiensinya, jenis-jenis barang baru dapat diproduksi, dan teknologi
produksi ditingkatkan.

D. FIRMA DAN INDUSTRI


satu hal penting lain yang perlu diterangkan sebelum membahas teori produksi dan teori
biaya adalah perbedaan di antara pengertian firma (perusahaan) dan industri
Dalam teori ekonomi firma ( perusahaan) adalah suatu badan usaha yang menggunakan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Pada
umumnya dimisalkan firma itu menghasilkan satu jenis barang saja di dalam teori produksi
akan diterangkan bagaimana sifat hubungan antara jumlah produksi barang tersebut dengan
jumlah faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkannya. Selanjutnya dalam teori
biaya produksi diterangkan besarnya berbagai jenis biaya produksi (biaya produksi, total
biaya produksi rata-rata dan berbagai jenis pengertian biaya lainnya) yang dikeluarkan untuk
menghasilkan berbagai jumlah produksi.
pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian
industri yang pada umumnya dimengerti orang. Dalam pengertian yang umum industri pada
hakikatnya berarti perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan ekonomi
yang tergolong ke dalam sektor sekunder kegiatan seperti itu antara lain ialah pabrik tekstil,
pabrik perakit, pembuat mobil dan pabrik pembuat minum minuman ringan. Dalam teori
ekonomi istilah industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang
yang sama atau sangat bermanfaat yang terdapat dalam suatu pasar, sebagai contoh kalau
dikatakan industri mobil maka yang dimaksudkan adalah berbagai perusahaan mobil yang
ada di dalam pasar yang sedang dianalisis, sedangkan kalau dikatakan beras maka yang
dimaksudkan adalah seluruh produsen beras yang ada di dalam pasar.

E. FUNGSI PRODUKSI
Hubungan antara faktor faktor produksi (input) dan tingkat produksi yang dihasilakn
(output) disebut fungsi produksi. Faktor faktor produksi seperti yang telah dijelaskan, dapat
dibedakan kepada empat golongan yaitu tenaga kerja, tanah , modal, keahlian keusahawan .
didalam teori ekonomi, didalam menganalisi mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa
tigafaktor produksi yang belakangan dimyatakan ( tanah, modal dan keahlian keusahawan)
9
adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi yang
berubah ubah jumlahnya.dengan demikian, yang diganbarkan adalah hubungan diantara
jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai Fungsi produksi
selalu dinyatakan dalam bentuk rumus :
Q= f( K, L, R, T)
Dimana K: Jumlah stok modal
L : Jumlah tenaga kerja ( Tenaga kerja dan keahlian wirausahaan)
R : Keakayaan alam
Q : Jumlah produksi yang dihasilkan
T : tingkat teknologi
Maksud dari persamaan diatas adalah bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung
kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi
yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan
berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda juga. Di samping itu,
untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan gabungan faktor produksi yang
berbeda. Sebagai contoh, untuk memproduksi hasil pertanian tertentu perlu digunakan tanah
yang lebih luas apabila bibit unggul dan pupuk tidak digunakan, tetapi luas tanah dapat
dikurangi apabila pupuk dan bibit unggul dan teknik bercocok tanam modern digunakan.
Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
sejumlah barang tertentu dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis
untuk memproduksi sejumlah barang tersebut. Teori produksi dalam ilmu ekonomi
membedakan analisisnya kepada dua pendekatan berikut:

a. teori produksi dengan satu faktor berubah


"teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat
produksi atau barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang tersebut". Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa
faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahnya
dianggap tidak mengalami perubahan juga teknologi dianggap tidak mengalami
perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga
kerja.
a. Hukum hasil lebih semakin berkurang
Hukum masih lebih semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisah-pisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari

10
hubungan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan
produksi tersebut. Hukum hasil lebih semakin berkurang menyatakan "bahwa apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja ) terus-menerus ditambah
sebanyak 1 unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya,
tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang
dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang
maksimum dan kemudian menurun". Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih
semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan jumlah
tenaga kerja digunakan dibedakan dalam tiga tahap yaitu
1. tahap pertama produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.
2. tahap kedua produksi total pertambahannya semakin lambat.
3. tahap ketiga produksi total semakin lama semakin berkurang.

Tabel 9.1 :hubungan jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi

Tanah Tenaga Produksi Produksi Produksi Tahap (unit)


kerja total (unit) marjinal rata rata
(unit)
1 1 150 150 150
1 2 400 250 200 PERTAMA
1 3 810 410 270
1 4 1080 270 270
1 5 1290 210 258
1 6 1440 150 240 KEDUA
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180

1 9 1440 -80 160 KETIGA


1 10 1300 -140 130

Dalam tabel dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian
di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah ubah.
Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan dalam kolom (3)

11
mengalami pertambahan yang semakin cepat,apabila tenaga kerja yang ditambah 1 dari 1
menjadi 2 dan 2 menjadi 3, maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai
tahap pertama. Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan
produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi
keadaan ini dinamakan produksi marginal pekerja yang semakin bertambah. Data dalam
kolom (4) ya itu data produksi marginal pada tahap pertama, menggambarkan keadaan
tersebut.
Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5
menjadi 6, selanjutnya 6 menjadi 7, produksi total tetap bertambah, tetapi jumlah
perubahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai
tahap kedua, yaitu keadaan di mana produksi marginal semakin berkurang. Maksudnya,
setiap pertambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi kurang daripada
tambahan produksi pekerja sebelumnya.
Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total,
yaitu produki total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8,
produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila
satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi totalnya
menurun. Produksi total berkurang lebih lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.
Untuk menghitung produksi total ,produksi rata rata dan produksi marjinal dalam tabel
tersebut yaitu untuk total produksi kolom (3) yaitu
TP: f (KL)
yang berdasarkan pada asumsi. Kolom (4) menunjukkan nilai "produksi marginal,
yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang
digunakan". Apabila ∆L adalah pertambahan tenaga kerja, ∆TP adalah pertambahan
produksi total, maka produksi marginal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
MP = ∆TP/∆L
keterangan : AP = Produksi rata rata
∆TP = perubahan total produksi (pertambahan produksi total)
∆L = perubahan tenaga kerja (pertambahan tenaga kerja)
Sebagai contoh perhitungan, perhatikan keadaan yang berlaku apabila tenaga kerja
bertambah dari 4 menjadi 5 orang. Tabel 9.1 menunjukkan bahwa produksi bertambah dari
1080 menjadi 1290 (lihat kolom 3), yaitu pertambahan sebanyak 210 (ditunjukkan dalam
kolom 4). Maka produksi marginal adalah 210/1 = 210. Pada tahap pertama produksi
12
marginal selalu menjadi bertambah besar. Produksi marginal 250 pada waktu tenaga kerja
bertambah dari 1 menjadi 2, dan produksi marginal meningkat sebanyak 410 apabila
pekerja bertambah dari 2 menjadi 3. Pada tahap kedua produksi marginal semakin
menurun besarnya, ini berarti hukum hasil lebih yang semakin berkurang mulai berlaku
semenjak permulaan tahap kedua. Pada tahap ketiga produksi marginal adalah negatif.
Besarnya produksi rata-rata," yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh
setiap pekerja". Ditunjukkan dalam kolom (5). Apabila produksi total adalah TP, jumlah
tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP). Dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
AP= TP / L
keterangan : AP = Produksi rata rata
TP = Total production increase (pertambahan produksi total)
L = Labour increase (pertambahan tenaga kerja)
Ketika tenaga kerja yang digunakan adalah 2 orang produksi total adalah 400, dengan
demikian produksi rata-rata adalah 400 / 2 =200. Angka-angka dalam kolom (5)
menunjukkan bahwa dalam tahap pertama jumlah produksi rata-rata semakin bertambah
besar. Apabila dua pekerja saja digunakan, seperti telah ditunjukkan di atas, produksi rata-
rata hanya 200. Produksi rata-rata mencapai jumlah yang paling tinggi pada waktu jumlah
tenaga kerja adalah 3 dan 4, yaitu pada permulaan tahap kedua (atau pada batas tahap
pertama dan tahap kedua). Jumlah produksi rata-rata paling tinggi ini adalah 270 sesudah
tahap ini produksi rata-rata semakin lama semakin kecil jumlahnya.

b. Kurva produksi total, produksi rata rata, dan produksi marjinal.


Hubungan-hubungan yang baru saja diterangkan di atas antara produksi total, produksi
rata-rata, dan produksi marginal dapat digambarkan secara grafik, yaitu seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 9.1,

Gambar 9.1 Kurva produksi total, produksi rata rata, produksi marjnal

13
Jumlah produksi
520
TP
Tahap 1 Tahap II Tahap III

410
270
AP
0 3 4 8 AP
Jumlah tenaga kerja MP
Kurva TP adalah kurva produksi total. Iya menunjukkan hubungan antara jumlah
produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut.
Bentuk TP cekung ke atas apabila tenaga kerja yang digunakan masih sedikit (yaitu
apabila tenaga kerja kurang dari 3). Ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau
dibandingkan dengan faktor produksi lain (dalam contoh faktor produksi lain tersebut
adalah tanah) yang dianggap tetap jumlahnya. Dalam keadaan yang seperti itu produksi
marginal bertambah tinggi, dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP yaitu kurva (produksi
marginal) yang menaik. Setelah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan tenaga kerja
selanjutnya tidak akan menambah produksi total secepat seperti sebelumnya. Keadaan ini
digambarkan oleh:
i ) kurva produksi marginal kurva MP yang menurun dan
II) kurva produksi total (kurva TP) yang mulai berbentuk cembung keatas.

Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi marginal adalah lebih tinggi
daripada produksi rata-rata. Maka kurva produksi rata-rata, yaitu kurva AP, akan bergerak
ke atas atau horizontal. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi rata-rata bertambah
tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga kerja digunakan kurva produksi marginal
memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah perpotongan tersebut kurva produksi rata-
rata menurun ke bawah yang menggambarkan bahwa produksi rata-rata semakin merosot.
Perpotongan di antara kurva MP dan kurva AP menggambarkan permulaan dari tahap
kedua pada keadaan ini produksi rata-rata mencapai tingkat yang paling tinggi.

14
Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga kerja digunakan. Pada titik tersebut kurva
MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut berada di bawah sumbu datar.
Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi marginal mencapai angka yang negatif,
kurva produksi total (TP) mulai menurun pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa
produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak tenaga kerja yang digunakan.
Keadaan ini dalam tahap ketiga menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah
jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi secara
efisien.
b. Teori produksi dengan dua faktor berubah
Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan
mengalami perubahan apabila dimisalkan satu faktor produksi, ya itu tenaga kerja, terus-
menerus ditambah tetapi faktor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, ya itu
tidak dapat diubah lagi. eori produksi dengan dua faktor berubah Analisis yang baru saja
dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan apabila
dimisalkan satu faktor produksi, ya itu tenaga kerja, terus-menerus ditambah tetapi faktor-
faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, ya itu tidak dapat diubah lagi.
Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal. Misalkan
pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat dipertukar-tukarkan
penggunaannya, yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila
dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui,
analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk
mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan.
a. Kurva produksi sama atau isoquant
Misalkan seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit.
Untuk memproduksikan barang tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang
penggunaannya dapat dipertukarkan
Tabel 9.2 Gabungan Tenag kerja untuk menghasilkan 1000 unit produksi
Gabungan Tenaga kerja (unit) Modal (unit )
A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 6 1

15
Di dalam tabel 9.2 digambarkan 4 gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
menghasilkan produksi sebanyak 1000 unit.. Gabungan a menunjukkan bahwa 1 unit
tenaga kerja dan 6 unit modal dapat menghasilkan produksi yang diinginkan tersebut.
Gabungan b menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 2 unit tenaga kerja dan 3 unit
modal. Gabungan c menunjukkan yang diperlukan adalah 3 unit tenaga kerja dan 2 unit
modal. Akhirnya gabungan d menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 6 unit tenaga
kerja dan 1 unit modal
Gambar 9.2 Kurva produksi sama
Modal

6 A

3 B
IQ3
2 C IQ2
D IQ1
1 IQ

0 1 2 3 6
Tenaga kerja.
Kurva IQ dalam gambar 9.2 dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
terdapat dalam tabel 9.2. kurva tersebut dinamakan kurva produksi sama atau isoquant. Ia
menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat
produksi tertentu. Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi tersebut adalah 1000 unit, di
samping itu didapati kurva IQ1, IQ2 ,dan IQ3 yang terletak d atas kurva IQ . Ketiga tiga
kurva lain tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda, yaitu berturut-
turut sebanyak 2000 unit, 3000 unit dan 4000 unit (semakin jauh dari titik 0 letaknya
kurva, semakin tinggi tingkat produksi yang ditunjukkan). Masing-masing kurva yang
baru tersebut menunjukkan gabungan gabungan tenaga kerja dan modal yang diperlukan
untuk menghasilkan tingkat produksi yang ditunjukkan
b. Gaya biaya sama ( isocost)
Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus
meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat analisis mengenai pemiluman biaya
16
produksi perlulah dibuat garis biaya sama atau isocost. "Garis ini menggambarkan
gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah
biaya tertentu". Untuk dapat membuat garis biaya sama data berikut diperlukan:
(i) harga faktor-faktor produksi yang digunakan
(ii) jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi.

Berdasarkan contoh yang telah dibuat di atas misalkan upah tenaga kerja adalah Rp
10.000 dan biaya modal per unit adalah Rp 20.000, sedangkan jumlah uang yang tersedia
adalah Rp 80.000. garis TC dalam gambar 9.3 menunjukkan gabungan gabungan tenaga
kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan Rp 80.000 apabila upah
tenaga kerja dan biaya modal per unit adalah seperti yang dimisalkan di atas. Uang
tersebut apabila digunakan untuk memperoleh modal saja akan memperoleh Rp
80.000/20.000 = 4 unit, dan kalau digunakan untuk memperoleh tenaga kerja saja akan
memperoleh 80.000 per 10.000 = 8 unit. Seterusnya. A pada TC menunjukkan dana
sebanyak Rp 80.000 dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja.
dalam gambar 9.3 ditunjukkan beberapa garis biaya sama yang lain yaitu TC 1, TC2, dan
TC3. Garis-garis itu menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia
adalah Rp 10.000 Rp 120.000 dan Rp 140.000.

Gambar 9.3 kurva biaya sama


Modal
7
6
5
4

TC TC1 TC2 TC3


A

0 4 8 10 12 14
Tenaga kerja

17
F. MEMINIMUMKAN BIAYA DAN MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI
dalam gambar 9.4,secara serentak ditunjukkan kurva produksi sama dan garis biaya sama
dengan penggabungan kedua kurva ini dapat dijelaskan hal-hal berikut;
1. apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan
yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi?
2. apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang meminimumkan biaya?
a. Memaksimumkan produksi
Dalam membicarakan persoalan yang dinyatakan dalam (1) dimisalkan biaya yang
dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah Rp15.000, upah tenaga kerja adalah
Rp10.000 dan biaya yang disediakan oleh produsen adalah Rp 300.000. dengan uang
sebanyak Rp 300.000 produsen dapat sekiranya ia membeli 1 jenis faktor produksi saja
memperoleh 20 unit modal dan 30 tenaga kerja. Garis biaya sama TC3 menggambarkan
gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan uang yang
tersedia. Persoalannya sekarang manakah gabungan yang akan dapat menghasilkan
produksi yang paling maksimum ?, Terdapat 5 titik yang terletak pada berbagai kurva
produksi sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan. Dengan garis
TC2 yaitu A, b, C ,D dan E. Dari kelima titik ini, titik E terletak di kurva produksi yang
sama paling tinggi, yaitu kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak 2500 unit,
ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan jumlah produksi
yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp 300.000. gabungan tersebut terdiri dari 12 unit
modal dan 12 tenaga kerja.
b. Meminimumkan biaya
Untuk dapat membuat analisis mengenai persoalan dalam (2) perlu dibuat pemisalan
mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalnya produsen ingin memproduksi
sebanyak 1500 unit, dalam gambar 9.4 keinginan yang ingin digambarkan oleh kurva
produksi sama IQ, dapat dilihat bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh garis-
garis biaya sama di 5 titik, yaitu titik A B Q R dan P, titik-titik ini menggambarkan
gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk menghasilkan
produksi sebanyak yang diinginkan. Dari gabungan-gabungan tersebut, manakah yang
akan memakan biaya yang paling murah? Yang biayanya paling minimum adalah
gabungan yang ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling
rendah. Titik P adalah garis biaya sama (yang menyinggung kurva produksi sama IQ)
yang paling rendah,yaitu garis TC. Dengan demikian titik ini menggambarkan gabungan
18
tenaga kerja dan modal yang akan membutuhkan biaya yang paling minimum untuk
menghasilkan 1500 unit, faktor produksi itu terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal
dan biaya yang dikeluarkan adalah 210.000.
Gambar 9.4 meminimumkan biaya dan memaksimumkan keuntungan
Modal

20 A
C
Q
14 E
12

8 P D IQ3 = 2.500
R IQ2 = 2.000
B IQ = 1.500
TC TC1 TC2
0 9 12 21 30
Tenaga kerja

19
BAB 10 :
TEORI BIAYA PRODUKSI
Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka
waktu jangka pendek dan jangka panjang. Dalam bab yang lalu telah diterangkan bahwa
jangka pendek adalah jangka waktu di mana perusahaan dapat menambah salah satu faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan perkataan lain, dalam analisis
dimisalkan bahwa sebagian dari faktor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap
jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu di mana semua faktor produksi
dapat mengalami perubahan, ya itu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu
memang diperlukan. Membahas mengenai sifat-sifat biaya produksi perusahaan di dalam
masing-masing jangka waktu tersebut merupakan pokok persoalan yang akan diuraikan
dalam bab ini.
“Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menambah memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan
tersebut”. Biaya produksi dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis
biaya ekspilit dan biaya tersembunyi inspilit. Biaya ekspilit adalah pengeluaran-
pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk membedakan faktor-
faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya inspilit adalah taksiran
pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Pengeluaran yang tergolong sebagai biaya ekspilit antara lain adalah pembayaran untuk
keahlian keusahawaan produsen tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam
perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara menaksir pengeluaran seperti
itu adalah dengan melihat pendapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila produsen itu
bekerja di perusahaan lain, modalnya dipinjamkan atau diinvestasikan dalam kegiatan lain
dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.

A. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK


Uraian dalam bab yang lalu hanya menjelaskan tentang berbagai tingkat produksi yang
akan dicapai apabilah berbagai jumlah tenaga kerja dan faktor produksi lain digunakan.
Analisis ini belum memperhatikan berapakah biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk
membayar faktore faktor produksi yang digunakan tersebut. Sekarang tiba waktunya untuk
menganalisis persoaln ini. Telah diterangkan bahwa menganalisis biaya produksi perlu
dibedakan 2 jangka waktu
20
i) Jangka pendek yaitu jangka waktu diaman sebagian faktor produksi tidak dapat
ditambah jumlahnya
ii) Jangka panjang yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan.
Dalam analisis ini akan dibuat teori biaya dalam jangka pendek
.
Gambar 10.1 Biaya produksi dalam jagka pendek
Jumlah Jumlah Biaya Biaya Biaya Biaya Buaya Biaya Biaya
pekerja produksi tetap berubah total marjinal tetap berubah total
total total rata rata rata rata rata rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 50 0 50 - - - -
1 2 50 50 100 25 25 25 50
2 6 50 100 150 12,5 12,5 16,7 25
3 12 50 150 200 8,3 8,3 12,5 16,6
4 20 50 200 250 6,25 6,25 10 12,5
5 27 50 250 300 7,1 7,1 9,3 11,1
6 33 50 300 350 8,3 8,3 9,1 10,6
7 38 50 350 400 10,0 10,0 9,2 10,5
8 42 50 400 450 12,5 12,5 9,5 10,7
9 45 50 450 500 16,7 16,7 10 11,4
10 47 50 500 550 25 25 10,6 11,7
11 48 50 550 600 50 50 11,5 12,5

a. Berbagai pengertian biaya produksi jangka pendek


Tabel 10.1 menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan
untuk menghasilkan sesuatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat dalam tabel 10.1
tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah faktor produksi yang berubah-`ubah
jumlahnya,sedangkan faktor-faktor produksi lain jumlahnya tetap. Apabila jumlah sesuatu
faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka biaya produksi yang
dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya. Dan apabila jumlah sesuatu faktor produksi yang
digunakan adalah tetap, maka biaya produksi yang dikeluarkan untuk memperolehnya
adalah tetap nilainya. "Dengan demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu
berubah dan biaya tetap".
21
Analisis mengenai biaya produksi akan memperhatikan juga tentang
i ) biaya produksi rata-rata yang meliputi biaya produksi total rata-rata biaya produksi
tetap rata-rata dan biaya produksi berubah rata-rata
ii) biaya produksi marginal yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan
untuk menambah satu unit produksi.

1. Biaya total dan jenis-jenis biaya total


Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep
biaya total dibedakan kepada tiga pengertian biaya total (total cost), biaya tetap total
total (fixed cost), dan biaya berubah total (total variabel cost) berikut diterangkan dari
ketiga konsep tersebut.
 Biaya total ( TC)
Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dinamakan biaya total. Kolom
(5) dalam tabel 10.1 menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen pada
berbagai jumlah tenaga kerja yang digunakan. Biaya produksi total atau biaya total (
total cost) didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC dari perkataan total fixed
cost)dan biaya berubah total ( TFC dari perkataan total variabel cost). Dengan
demikian biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
TC=TFC+TVC
Dalam tabel 10.1 biaya total ditunjukkan dalam kolom 5 biaya ini dapat dihitung dari
menjumlahkan angka-angka dalam kolom (3) dan (4) yang secara berturut-turut
mengemukakan data tentang biaya tetap total dan biaya berubah total.
 Biaya tetap total (TFC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang
tidak dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total. Membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak
mengalami perubahan dalam jangka pendek. Dalam tabel 10.1 besarnya biaya tetap
total yang ditunjukkan dalam kolom (3) adalah Rp 50.000.
 Biaya berubah total (TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya dinamakan biaya beruba total. Dimisalkan bahwa faktor produksi
dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan
memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. bahan-bahan mentah merupakan variabel

22
yang berubah jumlahnya dan nilainya dalam proses produksi. Semakin tinggi
produksi, semakin banyak bahan mentah yang diperlukan. Oleh sebab itu,
perbelanjaan ke atas bahan mentah semakin bertambah. Dalam analisis biasanya biaya
untuk memperoleh bahan mentah diabaikan. Oleh sebab itu, biaya berubah biasanya
merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan. Berdasarkan
kepada pemisahan ini, biaya berubah total ditunjukkan dalam kolom (4).

2. Biaya Rata-Rata dan Marjinal


Dalam analisis biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya rata-
rata dan marjinal.Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga pengertian :Biaya Tetap
Rata-Rata (Average Fixed cost), Biaya Berubah Rata-Rata (Average Variable Costs)
dan BiayaTotal Rata-Rata (Rata-RataBiaya total).
 Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Apabila biaya tetap total ( TFC) atau untuk memproduksi sejumlah barang
tertentu (Q) dibagi dengan cuma produksi tersebut, dengan diperoleh adalah biaya
tetap rata-rata. Dengan demikian, rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata atau
TFC adalah
TFC=AFC/Q
Dalam tabel 10.1, biaya tetap rata-rata ditunjukkan dalam kolom (7), dan angka-angka
tersebut dapat dengan membagi nilai biaya tetap total yang terdapat dalam kolom (3)
dengan jumlah produksi ( yang ditunjukan dalam kolom 2) pada setiap jumlah tenaga
kerja yang digunakan.
 Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang ( Q)
dibagi dengan jumlah produksi tersebut, penilaian diperoleh adalah biaya beruba rata-
rata. Biaya beruba rata-rata dihitung dengan rumus
(AVC) =TVC/Q.
dalam tabel 10.1 biaya berubah rata-rata ditunjukkan dalam kolom ( 8) dan angka-
angka tersebut diperoleh dengan membagi nilai biaya berubah total (dalam kolom 4)
dengan jumlah produksi (data dalam kolom 2).
 Biaya Total Rata-rata (AC)

23
Apabila biaya total pc untuk memproduksi sejumlah barang tertentu ki dibagi
dengan jumlah produksi tersebut nilai yang diperoleh adalah biaya tertawa rata-rata
nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini
AFC=TC/Q
AC=AFC/AVC
Dalam tabel 10.1 biaya total rata-rata ditunjukkan dalam kolom (9). Untuk mendapat
angka-angka tersebut, sesuai dengan yang baru dinyatakan di atas, dua cara dapat
digunakan yang pertama adalah dengan membagi nilai-nilai dalam kolom (5) dengan
jumlah produksi yang dinyatakan dalam kolom (2). Cara yang kedua adalah dengan
menambahkan biaya tetap rata-rata dan biaya berubah rata-rata yang terdapat dalam
kolom (7) dan (8).
 Biaya Marjinal (MC)
"kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak 1 unit dinamakan biaya marjinal". Dengan demikian, berdasarkan kepada
definisi ini biaya marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus:
MCn=TCn+TCn-1
Di mana mc-n adalah biaya marjinal produksi ke-n,TC-n adalah biaya total
pada waktu jumlah produksi adalah n, dan bcn kurang satu adalah biaya total pada
waktu jumlah produksi adalah n-1. Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit
faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi. Sebagai contoh, perhatikan
tabel 10.1, misalkan jumlah tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3. Dapat dilihat
bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6 unit ) dan
bereproduksi bertambah sebanyak Rp 50000, yaitu dari sebanyak Rp 150.000
menjadi Rp 200.000. Dengan demikian biaya per marjinal adalah 50.000/6 unit =
8333
Contoh ini menunjukkan bahwa ada kalanya persamaan di atas adalah kurang
praktis untuk menghitung biaya marjinal." Persamaan yang baru saja diterangkan di
atas hanya digunakan apabila tabel atau data yang diberi menunjukkan perubahan
berbagai biaya apabila produksi tetap mengalami pertambahan sebanyak 1 unit".
Apabila rumah seperti yang telah diterangkan sebelum ini tidak dapat digunakan
rumus yang akan digunakan untuk menghitung biaya marjinal adalah
MC-n = ∆TC/∆Q.
MC-n adalah biaya marjinal produksi ke -n. ∆TCadalah pertambahan biaya
total, ∆Qadalah pertambahan jumlah biaya produksi. Berikut ini ditunjukkan satu
24
contoh lain untuk menghitung biaya marjinal. Perhatikan kenaikan produksi dan biaya
produksi pada waktu tenaga kerja ditambah dari 5 menjadi 6. Ternyata produksi naik
sebanyak 6 unit, yaitu dari 27 menjadi 33 unit. Biaya produksi naik sebanyak 50.000
yaitu dari 300.000 menjadi 350.000. Dengan demikian besarnya biaya marjinal adalah
MC=350.000-300.000/33-27=50.000/6=Rp 8333

b. Bentuk kurva jangka pendek


Berdasarakan data biaya produksi yang terdapat dalam yabel 10.1. sekarang dapat
digambarkan berbagai kurva biaya produksi yang telah diterangkan . Mula mula akan
ditunjukan kurva kurva biaya biaya total. Sesudah ditunjukan pula kurva kurva biaya rata rata
dan marjinal
1. Kurva biaya-biaya total
Grafik yang menggambarkan kurva kurva tersebut akan dibedakan kepada dua
bagian yaitu yang menggambarkan i) kurva kurva biaya total. ii) kura-kura biaya rata-
rata dan biaya marjinal
Dalam gambar 10.1 dilukiskan tiga jenis kurva yang termasuk dalam golongan (i),yaitu
1. Kurva (TFC) yang menggambarkan biaya tetap total
2. Kurva (TVC), Yang menggambarkan biaya berubah total
3. Kurva (TC), yang menggambarkan biaya total
Gambar 10.1 : biaya total, biaya tetap dan biaya berubah total
Biaya produksi (ribu rupiah )

TC
TVC
c

e
Jumlah tetap total
d
b

TFC
a
Junmlah produksi (unit)
25
Kurva TFC bentuknya adalah horizontal karena nilainya tidak berubah walau
berapapun banyak barang yang diproduksi kan. Sedangkan kurva TVC bermula dari titik
0 dan semakin lama semakin bertambah tinggi. Ini menggambarkan bahwa (i) pada
ketika tidak ada produksi tvc sama dengan 0, dan(ii) semakin besar produksi semakin
besar nilai biaya berubah total (TVC) bentuk kurva (TVC) yang pada akhirnya sama
cinta nggak menggambarkan bahwa produksi dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang
semakin berkurang.
Hukum tersebut menimbulkan efek berikut ke atas kurva (TVC) "(i) pada
permulaan nya, apabila jumlah faktor berubah adalah sedikit, produksi marjinal
meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab). Tetapi (ii)
apabila produksi sudah semakin banyak produksi marjinal semakin berkurang dan
menyebabkan kurva tvc semakin tegak (lihat bagian bc)"
Kurva TC adalah hasil dari penjumlahan kurva TFC dan TVC. Oleh sebab itu
kurva TC bermula dari pangkal TFC, dan kalau ditarik garis tegak di antara TVC dan TC
(misalnya garis de) panjang garis itu adalah sama dengan jarak diantara TF dengan
sumbu datar. Di samping dengan menjumlahkan TFC dan TVC kurva TC dapat juga
dibuat berdasarkan angka-angka biaya total dalam kolom (5) dari tabel 10.1

2. Kurva biaya rata-rata


kurva kurva biaya tetap rata rata AFC, biaya berubah rata-rata AVC, dan biaya
total rata-rata ATC atau AC, biaya marjinal MC. Dapat dilihat dalam gambar 10.2, 10.3
dan 10.4. Kurva kurva dalam gambar 10.2 dilukiskan berdasarkan kepada angka-angka
yang terdapat dalam tabel 10.1. Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri
atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian disebabkan karena ia menggambarkan
bahwa semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya tetap rata-rata.
Kurva kurva AVC,AC dan MC mendekati bentuk huruf U. Bentuk kurva yang
seperti itu mencerminkan bahwa kegiatan produksi dipengaruhi oleh hukum hasil lebih
semakin berkurang, yaitu pada waktu produksi masih sangat rendah, pertambahan
sejumlah tertentu biaya produksi akan menyebabkan pertambahan yang besar terhadap
jumlah produksi. Tetapi apabila produksi telah menjadi semakin banyak, sejumlah
tertentu biaya produksi akan menimbulkan pertambahan produksi yang semakin sedikit.
Sebagai akibat dari keadaan ini, pada waktu jumlah produksi sedikit, kurva kurva AVC,
AC dan MC menurun dan pada waktu jumlah produksi sudah semakin meningkat, kurva
AVC,AC dan MC arahnya menaik
26
Biaya produksi (ribu rupiah )
25

20

15 ATC/(AC)
AVC
10

AFC

0 2` 6 12 20 27 33 38 42 45 47
Jumlah produksi (unit )

3. Hubungan Kurva MC dengan AVC dan AC


Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan diingat
bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing
kurva tersebut.Hal itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum matematik. contoh yang
berikut dapat memeberikan penerangan mengapa sifat perpotongan yang baru dijelaskan ini
harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar 10, nilai AVC adalah Rp 100. Dengan
demikian pemisalan ini maka TVC adalah 10 *Rp 100 = Rp 1000. Misalkan untuk
menambah 1 unit produksi lagi biaya marginal nya adalah Rp. 56 . dengan demikian TVC
adalah Rp 1000 + Rp 56= Rp 1056 dan oleh karenanya AVC ada;lah Rp. 1056/11 = Rp 105.
Contoh ini ppada hakikatnya menunjukan bahwa
1. Apabilah MC<AVC, maka nilai AVC menurun ( berarti kalau kurva MC dibawah kurva
AVC,maka kurva AVC sedang menurun)
2. Apabilah MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar ( berarti kalau kurva MC
diatas kurva AVC maka kurva AVC akan menaik)
Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam ( 1)) dan ( 2) maka kurva AVC di[otong
oleh kurva MC ditik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan
bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva AC. Secara gravik

27
hubungan diantara MC dengan AVC dan AC adalah seperti yang ditunjukan dalam gambar
10.3
Gambar 10.3 : Hubungan antara MC dengan AVC dan AC

Biaya produksi (ribu rupiah )


MC
AC AVC

0 Jumlah produksi
4. Menggambarkan Kurva MC

Gambar 10.4 : menggambarkan kurva MC


Biaya produksi
MC
25
20
15 B
10
8,3 A
5

6 12 38 42
Jumlah produksi ( unit )
Kurva MC menimbulkan sedikit masalah dalam menggambarkan, karena ia
menunjukkan pertamn=bahan biaya kalau produksi naik satu unit. Karena itu ada dua tingkat
produksiyang berkaitan dengan efek tersebut, tingkat produksi sebelum dan sesudah
peningkatan produksi.Disebabkan oleh hal ini, titik-titik yang menggambarkan biaya merjian
harus digambarkan diantara kedua-dua tingkat produksi tersebut. Ini berarti, sebagai contoh,
28
titik yang menggambarkan biaya marjinal naik dari 0 unit menjadi 1 unit harus dibuat
ditengah-tengah unit produksi 0 dan 1 titik. Contoh lain, untuk menggambarkan biaya
marjinal pada waktu produksi naik dari 6 satuan menjadi 12 unit, harus dibuat diatas tingkat
produksi sebanyak 9 satuan (karena satuan produksi ke-9 adalah ditengah-tengah 6 unit dan
12 unit). Keadaan ini menggambarkan titik A. Menggambarkan contoh lain, perhatikan cara
menentukan titik pada MC pada ketika jumlah produksi bertambah dari 33 unit menjadi 38
unit. Untuk kenaikan produksi ini MC = Rp 10000.Keadaan ini digambarkan oleh titik B.
Gambar 10.4 secara khusus menunjukkan kurva MC yang diperiksa berdasarkan data biaya
marjinal pada tabel 10.1.

B. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG


Dalam jangka panjang perusahaan dapat merubah semua faktor produksi atau input
yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara
biaya tetap dan biaya berubah . didalam jangka panjang tidak ada biaya tetap , semua jenis
biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti perusahaan perusahaan bukan
saja menambah tanaga kerja tatapi juga dapat menambah jumlah mesin dan perlatan
produksi lainnya, luas tanah yang digunakan ( terutama dalam kegiatan pertanian) dan
liasmya bangunan atau pabrik yang digunakan, sebagai akibatnya dalam jangka panjang
terdapat kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
1. Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang
Karena dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas produksinya ,
ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (Plant size ) yang akan meminimumkan
biaya produksi. Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya
total rata-rata (AC). Dengan demikian analisis mengenai bagaimana produsen
menganalisis kegiatan produksi nya dalam usahanya meminimumkan biaya dapat
dilakukan dengan memperhatikan kurva (AC) untuk kapasitas yang berbeda-beda

Gambar 10.5 : Beberapa kemungkinan Kapasitas pabrik

29
Biaya produksi
AC1 AC2
AC3
B
b
Kapasitas 1 a Kapasitas 3
A

Kapasitas 2

0 100 130 160 240 275


Jumlah produksi (unit)
. contoh yang menggambarkan bagaimana analisis tersebut dibuat, ditunjukkan dalam
gambar 10.5, di misalkan terdapat tiga kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh
pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukan oleh AC1 kapasitas 2 ditunjukkan oleh AC2
kapasitas 3 ditunjukan oleh AC3. Dalam contoh inial pada hakikatnya penguasa
mempunyai tiga pilihan dalam menggunakan alat-alat produksi. Kapasitas 1, kapasitas
2 dan kapasitas 3 berturut-turut mempunyai biaya produksi yang akan dikeluarkan
untuk menggunakan masing-masing kapasitas tersebut adalah seperti ditunjukkan oleh
AC1 AC2 dan AC3.
 Yang manakah kapasitas yang akan dipilih produsen?
 Faktor apakah yang menentukan pilihan tersebut?

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat
produksi yang ingin dicapai apabila perusahaan tersebut ingin mencapai produksi
sebanyak 100 unit, adalah lebih baik untuk menggunakan kapasitas 1 (lihat titik A).
Kalau yang digunakan adalah kapasitas 2 seperti dapat dilihat dalam gambar 10.5 biaya
produksinya adalah lebih tinggi (lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling
efisien dan akan meminimalkan biaya produksi untuk produksi dibawah 130 unit, untuk
produksi di antara 130 dan 240 unit, kapasitas 2 adalah yang paling efisien karena biaya
produksi adalah paling minimum dengan menggunakan kata kapasitas tersebut. Ini

30
dapat dilihat misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit seperti dapat dilihat dalam
gambar 10.5. AC1 berada di atas AC2, yang berarti dengan menggunakan kapasitas 1
akan lebih tinggi daripada menggunakan kapasitas 2. Untuk produksi melebihi 240, unit
misalnya 275 unit. Kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen, penggunaan ini
akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa peminimuman
biaya jangka panjang tergantung kedua faktor berikut.
a. Tingkat produksi yang ingin dicapai
b. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia

2. Biaya Produksi Jangka Panjang


Dalam teori biaya produksi jangka panjang juga terdapat teori–teori biaya yakni
diantaranya yaitu:
a. Biaya total (Jangka panjang)
Biaya total (Jangka panjang) Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
seluruh keluaran dan semuanya bersifat variabel. Biaya total sama dengan
perubahan biaya variabel. Ditulis dengan rumus:

LTC=LVC
Keterangan :
LTC = biaya total Jangka Panjang (Panjang Lari Total Biaya)
LVC = biaya Variabel Jangka Panjang (Panjang Lari Variabel Biaya)
b. Biaya Marjinal
Biaya Marjinal Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu
satuan. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Maka
rumusnya adalah:
LMC=∆LTC/∆Q
Keterangan :
LMC = biaya Marjinal Jangka Panjang (Panjang Lari Marjinal Biaya)
∆LTC = Perubahan biaya Total Jangka Panjang
∆Q = Keluaran Perubahan
c. Biaya Rata Rata
Biaya Rata Rata Adalah biaya total dibagi jumlah output. Dipertunjukan dengan
rumus:
LAC = LTC / Q
31
Keterangan
LAC = biaya Rata–Rata Jangka Panjang (Panjang Lari Rata – rata Biaya)
Q = Jumlah keluaran

3. Kurva biaya Total Rata-Rata Jangka Panjang (Kurva LRAC)


Gambar 10.6 : kurva biaya total rata rata jangka panjang
Biaya produksi
AC1 AC3 LRAC

A1 C
AC2
ACX
B

0 QA QB QC
Jumlah produksi

Uraian yang baru saja dilakukan mengenai caranya seorang produsen menentukan
kapasitas produksi yang akan digunakannya akan memberikan petunjuk tentang bentuk
kurva biaya total rata-rata jangka panjang atau kurva LRAC (long run average cost).
Kurva LRAC dapat didefinisi sebagai kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang
paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu
mengubah kapasitas memproduksinya. Dalam gambar 10.5 kurva LRAC meliputi
bagian kurva AC1 sampai di titik a kurva AC2 dari titik a ke titik b, dan bagian dari
kurva AC 3 dimulai dari titik b.
Kurva LRAC bukan dibentuk berdasarkan kepada beberapa kurva AC saja, tetapi
berdasarkan kepada kurva AC yang tidak terhingga banyaknya. Yaitu ia tidak dibentuk
oleh tiga kurva AC seperti yang ditunjukkan dalam gambar 10.5, akan tetapi oleh kurva
AC yang sangat banyak yaitu seperti yang terdapat dalam gambar 10.6. oleh karena
kurva AC banyak jumlahnya maka kurva LRAC adalah suatu kurva yang berupa garis
lengkung yang berbentuk U. Kurva LRAC tersebut merupakan kurva yang
32
menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik-titik persinggungan tersebut
merupakan biaya produksi yang paling optimum atau minimum untuk berbagai tingkat
produksi yang akan dicapai pengusaha di dalam jangka panjang.
Satu hal yang harus diingat dalam menggambarkan kurva LRAC adalah bahwa kurva
itu tidak menyinggung kurva kurva AC pada bagian (di titik/ yang terendah dari kurva
AC. Dalam gambar 10.6 hanya kurva ACx yang disinggung oleh kurva LRAC pada
bagian kurva ACx yang paling rendah yaitu dititik B. Kurva AC yang terletak di sebelah
kiri dari kurva ACx disinggung oleh kurva LRAC di bagian yang lebih tinggi dan
sebelah kiri dari titik terendah. Perhatikanlah misalnya kurva AC2 jelas kelihatan bahwa
titik A bukanlah titik terendah pada kurva AC2. Titik tersebut terletak di sebelah kiri dari
titik terendah pada kurva AC2. Kurva AC yang terletak di sebelah kanan dari kurva acx
disinggung oleh kurva LRAC juga di bagian yang terletak lebih tinggi dari titik
minimum pada AC yang bersangkutan, dan titik singgung tersebut terletak di sebelah
kanan dari titik yang terendah titik C pada kurva AC3 jelas menggambarkan keadaan
tersebut.
Adakah kenyataan bahwa kurva biaya rata-rata jangka panjang atau LRAC pada
umumnya tidak menyinggung kurva-kurva AC pada bagian AC yang terendah,
bertentangan dengan pernyataan yang dibuat terlebih dahulu yang menyatakan "titik
tersinggungan di antara kurva LRAC dan kurva AC menunjukkan biaya produksi yang
paling minimum untuk memproduksikan sejumlah produksi tertentu?" sama sekali tidak.
Di dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya
yang paling minimum untuk memproduksikan satu tingkat produksi. Terdapat kapasitas
produksi lain (AC lain) yang dapat meminimumkan biaya. Sebagai buktinya
perhatikanlah AC1 dan AC2 titik A1 adalah titik terendah pada AC1. Dengan demikian
dalam jangka pendek, produksi sebesar QA dapat diproduksikan dengan biaya yang
lebih rendah dari titik manapun pada AC1 tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum
merupakan biaya yang paling minimum, karena apabila kapasitas produksi yang berikut
digunakan AC2 produksi sebesar QA akan mengeluarkan biaya sebanyak seperti yang
ditunjukkan oleh titik A pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva lrac
walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC menggambarkan biaya
minimum perusahaan dalam jangka panjang.

33
- Skala ekonomi dan tidak ekonomi
Kurva LRAC dan AC hampir bersamaan bentuknya , yaitu sama sama berbentuk huruf
U. Bedanya hanya bentuk AC jauh lebih mirip U, sedangkan LRAC lebih berbentuk kuali.
Telah diterangkan sebab AC berbentuk huruf U , yaitu sebagaia akibat pengaruh hyukum
hasil leih semakin berkurang. Kurva LRAC mempunyai bentuk yang seperti digambarkan
dalam gambar 10.6vbukanlah disebabkan oleh ukum tersebut tetapi disebabkan oleh faktor
lain . kurva LRAC juga berbentuk huruf U, atau lebih tepat berbentuk kuali diebabkan oleh
fdaktor faktor yang dinamakan oleh ahli ahli ekonomi sebagai skala ekonomi ( economies of
scale ) dan skala tidak ekonomi ( diseconomis of scale )
a. Skala ekonomi
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala
ekonomi (economics of scale) apabila penambahan produksi menyebabkan biaya
produksi rata-rata menjadi semakin Produk yang semakin tinggi menyebabkan
perusahaan menambah kapasitas produksi, dan kapasitas ini menyebabkan kegiatan
memproduksi bertambah efisien
Di bawah ini diuraikan beberapa faktor penting yang menimbulkan skala
ekonomi.
1. Spesialisasi Faktor-faktor produksi
Dalam perusahaan yang kecil ukurannya para pekerja harus menjalankan
beberapa tugat Oleh sebab itu, mereka tidak dapat mencapai keterampilan yang
tinggi di dalam mengerjakan pekerjaan tertentu. Dalam perusahaan yang besar
dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja diharuskan melakukan suatu pekerjaan
tertentu saja, dan ini menambah keterampilan mereka. Produktivitas mereka
bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.
2. Pengurangan Harga Bahan Mentah Dan Kebutuhan Produksi Lain
Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain Setiap
perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin, dan berbagai jenis peralatan
untuk melakukan kegiatan memproduksi. Harga bahan-bahan tersebut akan
menjadi bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi
produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang
digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin
murah.

34
3. Memungkinkan Produk Sampingan (by-Products) Diproduksi
Di dalam perusahaan-perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang
terbuang (waste), yaitu barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu
yang diciptakan oleh proses produksi. Di dalam perusahaan yang kecil biasanya
jumlahnya tidak banyak dan adalah tidak ekonomis untuk diproses menjadi barang
sampingan. Tetapi kalau perusahaan merupakan kegiatan memproduksi yang
besar, dan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat
diproses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan, Kegiatan yang baru
ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruhan operasi perusahaan.
4. Mendorong Perkembangan Usaha Lain
Kalau sesuatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang
cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiatan di bidang usaha lain yang
menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang besar
tersebut. Sebagai contoh, pembesaran perusahaan lain akan mendorong
pemerintah menyediakan jaringan pengangkutan yang baik, dan fasilitas
penyediaan air dan listrik yang murah. Di samping itu perusahaan-perusahaan
yang menyediakan jasa-jasa kepada perusahaan yang besar tersebut akan
berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.

b. Skala tidak ekonomi


Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi
(dis- economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi
rata-rata menjadi makin tinggi. Keadaan ini diwujudkan oleh kegiatan memproduksi yang
menurun efisiensinya. Wujudnya skala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh
organisasi perusahaan y sudah menjadi sangat besar sekali sehingga menimbulkan
kerumitan di dalam mengatur da memimpinnya. Perusahaan yang terus-menerus
membesar biasanya berarti jumlah tenaga ker yang digunakan meliputi beribu-ribu orang,
dan mempunyai pabrik dan cabang di berbaga tempat. Sebagai akibatnya kegiatan dan
organisasi perusahaan itu sudah menjadi sangat kompleks Tidak mungkin lagi ia dipimpin
oleh seorang manajer saja. Ini dapat mengakibatkan pengambilan keputusan dan
kebijakan perusahaan yang sangat kaku dan memakan waktu yang lama un
merumuskannya. Keadaan ini mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan, dan
menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi.
- Beberapa kurva kemungkinan kapasitas pabrik dan kurva LRAC
35
Gambar 10.7 : Beberapa kemungkinana kapasitas pabrik dan kurva LRAC
LRAC
LRAC

0 (i)
LRAC

LRAC

0 (ii)
LRAC

LRAC

0 (iii)

36
Sifat skala ekonomi dan skala tidak ekonomi dari kegiatan berbagai perusahaan
merupakan faktor yang sangat penting di dalam menentukan jumlah perusahaan di
dalam sesuatu industri. Keadaan ini juga akan mempengaruhi bentuk kurva biaya total
rata-rata jangka panjang yang dihadapi setiap perusahaan. Secara kasar dapat
dibedakan tiga bentuk dari LRAC, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10.7.
Dalam grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat
pula mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah
menimbulkan ekonomi yang sangat menguntungkan (yaitu biaya produksi rata-rata
sangat cepat pengurangannya), tetapi pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala
tidak ekonomi sudah wujud. Industri yang LRACnya berbentuk demikian pada
umumnya terdiri dari banyak perusahaan, dan masing-masing perusahaan tersebut
berukuran kecil.
Dalam grafik (ii) juga pada permulaannya skala ekonomi sangat menguntungkan
tetapi ia juga tidak berlangsung lama. Akan tetapi ia diikuti oleh kurva LRAC yang
datar-yang berarti pada tahap permulaan skala tidak ekonomi belum lagi menguasai
Kegiatan perusahaan. Baru pada tingkat produksi yang tinggi skala tidak ekonomi
mulai berlaku. Industri yang mempunyai kurva LRAC yang berbentuk demikian
terdiri dari beberapa perusahaan besar dan beberapa perusahaan kecil. Jadi besarnya
perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut tidak seragam dan jumlah perusahaan
masih relatif besar.
Apabila kurva LRAC adalah seperti yang ditunjukkan oleh grafik (iii), industri
biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannya, dan jumlah
perusahaan dalam industri tersebut relatif sedikit. Hanya beberapa perusahaan
terdapat dalam sesuatu industri. Industri adalah bersifat sedemikian karena skala
ekonomi tetap wujud sehingga ke jumlah produksi yang sangat banyak dan dapat
menguasai pasaran.

37
BAB III
PENUTUP
kesimpulan

 organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang pokok, yaitu
: perusahaan perseorangan, firma, dan perseroan terbatas. Disamping itu, ada
perusahaan milik negara dan perusahaan yang dikendalikan secara koperasi
 Perusahaan yang ditinjau dari teori ekonomi dapat dilihat tujuan
perusahaan(memaksimumkan keuntungan) dan cara mencapai pemaksimuman
keuntungan yang berdasarkan pada fungsi produksi dan peminimuman biaya produksi
 Perbedaan antara prusahaan ( firma) dan indutri. Firma yaitu suatu badan usaha yang
menggunakan faktor faktor produksi untuk menghasilkan barang barang yang
dibutuhkan masyarakat. Sedangkan industri ialah perusahaan yang menjalankan
operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong kedalam sektor sekunder.
 Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya
dinamakan fungsi produksi. jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga
tidak akan berlangsung. Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital atau modal,
Labour atau tenaga kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau tanah.
c. Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua
pendekatan :
(i) teori produksi dengan satu faktor berubah
(ii) teori produksi dengan dua faktor berubah
d. Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk
dapat menghasilkan suatu barang/produksi. Dalam Teori ini, dikenal berbagai macam
biaya dan dibedakan menurut jangka waktunya yakni jangka pendek dan jangka
panjang.
e. Biaya Tetap ialah biaya yang besarnya tidak tergantung pada hasil produksi, artinya
biaya tetap dikeluarkan dengan jumlah sama meskipun hasil produksi mengalami
penurunan. Sedangkan
f. Biaya Variabel ialah biaya yang besarnya berubah-ubah mengikuti tingkat produksi,
artinya biaya ini akan semakin banyak dikeluarkan apabila produksi yang dihasilkan
semakin meningkat.

38
g. Pada teori biaya Produksi Periode Jangka Panjang semua biaya bersifat Variabel
(berubah-ubah). Sedangkan pada periode Jangka Pendek biaya bersifat tetap (tidak
berubah). Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa biaya tetap pada
periodejangka pendek juga akan mengalami perubahan. Tentu hal ini dikarenakan
faktor faktor tertentu yang harus menambah biaya tersebut. Misalkan dalam suatu
usaha perkembangan dari usaha tersebut sangat maju dan oleh karena itu diperlukan
tambahan peralatan untuk menunjang hasil produksi tersebut. Maka tambahan biaya
tetap dalam jangka waktu tersebut memang harus dikeluarkan

39
KAJIAN PUSTAKA

Sukirno,sadono. MIKRO EKONOMI , teori pengantar edisi ketiga

40

Anda mungkin juga menyukai