Anda di halaman 1dari 27

kelompok 2

PENGARUH PELAYANAN
RUJUKAN NONSPESIALISTIK
TERHADAP KUALITAS LAYANAN
KESEHATAN

PADA PERAWATAN PUSKESMAS MAPILLI,


KAB. POLMAN
kelompok 2

Reskianah Ameliya Tahir


Kurniyati Lukman
Sri Wahyuni
Stevany Dwi Djulia Rerung
PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
khususnya bagi peserta JKN, sehingga Puskesmas diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan komprehensif kepada peserta,
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif & Rehabilitatif. Akan tetapi
Penyelenggaraan Program JKN masih ditemukan permasalahan tingginya
rujukan Nonspesialistik dari Puskesmas ke RS. sehingga banyak kasus yang
seharusnya dapat ditangani dengan tuntas di Puskesmas, pada akhirnya
menjadi beban pelayanan kesehatan di RS. Hal ini tentunya sangat
berpengaruh terhadap kualitas layanan yang diberikan di Puskesmas
Apa itu RUJUKAN
NONSPESIALISTIK ?
Rujukan nonspesialistik adalah rujukan dari 144 penyakit yang
seharusnya dapat diatasi di FKTP/Puskesmas sesuai dengan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2021
menyebutkan, dari 736 daftar penyakit terdapat 144 penyakit
yang harus dikuasai penuh oleh para lulusan karena diharapkan
dokter pada layanan primer (Puskesmas) dapat mendiagnosis
dan melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas.
144 Diagnosa penyakit yang
wajib ditangani di puskesmas

BIOTIN BENEFITS | AMC


144 Diagnosa penyakit yang
wajib ditangani di puskesmas

BIOTIN BENEFITS | AMC


144 Diagnosa penyakit yang
wajib ditangani di puskesmas

BIOTIN BENEFITS | AMC


sumber. konsil kedokteran
2021
ANALISIS DATA
Data rujukan nonspesialistik di puskesmas Mapilli, Kab. Polman

BIOTIN BENEFITS | AMC


keterangan : Tidak aman rujukan Nonspesialistik melebihi nilai standar
Sumber. Pcare BPJS 2023
Aman rujukan Nonspesialistik sesuai nilai standar
MASALAH RUJUKAN NONSPESIALISTIK
DI PUSKESMAS MAPILLI

Berdasarkan data rujukan non spesialistik BPJS bidang


Kesehatan pada bulan Februari 2023 di Puskesmas Mapilli
menunjukkan terdapat 65 kasus rujukan Non Spesialistik
dengan rasio rujukan 11,36 dan pada bulan Maret 2023
terdapat 17 kasus Rujukan Nonspesialistik dengan rasio rujukan
94,44% atau melebihi rasio rujukan RJTP optimal yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan yaitu 10%. Hal yang sama juga
terjadi pada tahun 2022 rujukan Nonspesialistik di Puskesmas
selalu berada pada zona merah.
PEMBAHASAN
KUALITAS LAYANAN KUALITAS LAYANAN
KUALITAS PELAYANAN ADALAH DAPAT DITINJAU DARI BERBAGAI
SUATU KONDISI DINAMIS YANG ASPEK :
BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK, • KONSUMEN ; TERPENUHINYA
PELAYANAN, MANUSIA, PROSES, KEBUTUHAN DAN

DAN LINGKUNGAN YANG MEMENUHI KEINGINAN KONSUMEN.

ATAU MELEBIHI HARAPAN. • PRODUK ; SUATU FUNGSI


SPESIFIK YANG SESUAI
DENGAN KARAKTERSITIK PRODUK
YBS.

BIOTIN BENEFITS | AMC


• NILAI ; KETERKAITAN ANTARA
KEGUNAAN SUATU PRODUK
DENGAN HARGA PRODUK

(GOETSCH & DAVIS, (EVANS & LINDSAY,


2002). 1997):
KONSEP DASAR
Puskesmas sebagai gatekeeper menjadi
sangat penting sebagai kontak pertama
dan penapis rujukan serta pada konsep
gatekeeper tersebut juga meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang dilakukan secara
menyeluruh (Starfield, 1994) (BPJS,
2014).
REGULASI

UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


Perpres No.72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
Permenkes No. 01 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan
Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan
REGULASI
Menurut Perpres No. 12 tahun 2013
tentang JKN, penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, baik rawat jalan
maupun rawat inap harus dilakukan Jika fungsi gatekeeper berjalan
dengan sistem berjenjang melalui
dengan baik maka hanya pasien yang
pelayanan kesehattan tingkat pertama
benar-benar membutuhkan perawatan
(primer), pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan yang dapat ditunjuk ke Rumah
kedua (sekunder) dan pelayanan
Sakit (FKTL).
kesehatan tingkat ketiga (tersier).
Dalam hal ini seharusnya pasien dapat
memasuki pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi melalui rekomendasi dari
dokter di pelayanan kesehatan primer
REGULASI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR 2 TAHUN 2017
Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS) merupakan
indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di FKTP sehingga
sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensi
FKTP. Jumlah rujukan rawat jalan kasus nonspesialistik adalah
jumlah Peserta yang dirujuk dengan diagnosa yang termasuk dalam
jenis penyakit yang menjadi kompetensi dokter di FKTP sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan
kesepakatan antara BPJS Kesehatan, FKTP, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Organisasi Profesi dengan memperhatikan
kemampuan pelayanan FKTP.

Rujukan Nonspesialistik menentukan kualitas layanan yang ada di


Puskesmas.
PENYEBAB RUJUKAN 01 KOMPETENSI DOKTER

NONSPESIALTIK
MENINGKAT DI
PUSKESMAS MAPILLI
02 RUJUKAN ATAS PERMINTAAN
SENDIRI

03 KETERSEDIAAN OBAT -OBATAN

Sumber: Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit


KOMPETENSI DOKTER

Tingginya Rujukan Kasus Nonspesialistik salah satu penyebabnya


adalah kompetensi dokter layanan primer yang masih harus terus
ditingkatkan.
Di Puskesmas Mapilli masih terdapat diagnosa klinis pasien dengan
klasifikasi kompetensi dokter umum yang seharusnya tidak boleh
dirujuk akan tetapi dokter merujuknya ke Rumah Sakit.

Beberapa pasien datang berulang karena merasa tidak cocok


dengan obat yang diberikan oleh dokter. Mereka Merasa
pengobatan yang diberikan oleh dokter tidak kunjung membuat
mereka sembuh/pulih dari penyakitnya.
DAFTAR 10 MACAM PENYAKIT TERTINGGI & KUNJUNGAN BERULANG
DI PUSKESMAS MAPILLI

Sumber. SP2TP Puskesmas Mapilli

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa adanya pasien berulang merupakan salah satu bukti
yang menunjukkan tidak tuntasnya dokter layanan primer dalam melakukan penatalaksanaan
medis hal ini berhubungan dengan faktor kompetensi dokter, beberapa faktor lainnya.
RUJUKAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI
Dengan kemajuan teknologi, informasi kesehatan tersedia secara luas di internet.
Kemajuan ini dapat berdampak positif dan mendukung promosi kesehatan. Namun,
informasi kesehatan ini dapat disalahgunakan sebagai self-diagnosis oleh beberapa
orang.Pasien ini tidak memiliki latar belakang pendidikan medis, tetapi merasa diri
lebih mengerti daripada dokter. Mereka tidak memiliki kompetensi untuk
mengevaluasi atau mengobati penyakitnya.

Pasien yang serba tahu cenderung tidak puas terhadap pelayanan medis yang
diberikan dan menganggap bahwa penyakit yang dideritanya butuh segera
ditangani oleh dokter spesialis. Pasien kelempok ini cenderung beranggapan bahwa
penyakitnya sangat parah dan harus segera dirujuk ke RS. Jika tidak dipenuhi,
pasien terkadang dapat menjadi marah, berkata atau berlaku tidak sopan, serta
terkadang melapor ke kerabat yang memiliki jabatan tinggi dalam pemerintahan.
.

BEBERAPA DOKTER TIDAK MAU MENGAMBIL RESIKO DAN LANGSUNG


MEMBERIKAN RUJUKAN
JENIS OBAT TERBATAS

KETERSEDIAAN
OBAT-OBATAN OBAT - OBATAN TERTENTU
HABIS/ PENGADAAN DARI
INSTALASI FARMASI TIDAK
MENCUKUPI.
KETERSEDIAAN OBAT-OBATAN

Menurut hasil penelitian Safitri (2012) bahwasanya ketersediaan obat


mempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien, jika obat
yang ada, tidak lengkap maka pasien dirujuk atau diberikan resep untuk
mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya.
Untuk ketersediaan obat-obatan di Puskesmas Mapilli, dokter puskesmas
menuturkan bahwa jenis obat yang ada di puskesmas terbatas hanya
sesuai dengan ketentuan fornas untuk faskes primer/Puskesmas,
sedangkan beberapa pasien merasa tidak cocok dan tidak membaik
dengan obat yang tersedia di puskesmas.
Selain itu banyak diagnosa penyakit yang harus tuntas dipelayanan dasar
tidak dilakukan karena terkendala ketidaktersedian obat. Sehingga
pelayanan medis yang diberikan menjadi tidak maksimal dan pasien
banyak dirujuk karena kurangnya obat.
SO LU SI
S AL A HAN
PERM A
MASALAH
KOMPETENSI DOKTER

Pihak BPJS Kesehatan Setempat & Pemerintah

BIOTIN BENEFITS | AMC


daerah perlu melakukan koordinasi untuk
peningkatan kompetensi dokter dalam
tatalaksana kasus rujukan non spesialistik .
MENJELASKAN KEPADA PASIEN BAHWA RUJUKAN ATAS
PERMINTAAN SENDIRI TIDAK DITANGGUNG OLEH BPJS

MASALAH
RUJUKAN
APS

S I
I K A
U N
M
KO
09
MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG BAIK
DENGAN PASIEN
Menghadapi pasien serba tahu merupakan tantangan tersendiri
bagi para dokter. Pasien serba tahu harus dihadapi dengan
seksama agar dapat membangun hubungan yang baik.
Profesional, jujur, berpengetahuan, dan mampu menempatkan
emosi adalah kunci keberhasilan membangun komunikasi
Antara dokter dan pasien yang baik.

MASALAH KETERSEDIAAN OBAT

SISTEM PENGAMPRAAN MEMASUKKAN DOKTER MERESEPKAN OBAT


OBAT HARUS PEMBELANJAAN OBAT DI YANG TIDAK TERSEDIA DI
RENCANA KEGIATAN PUSKESMAS KEPADA PASIEN
DISESUAIKAN DENGAN
UNTUK DIBELI DI APOTEK
PERKIRAAN JUMLAH ANGGARAN (RKA).
TERDEKAT
PASIEN TIAP BULAN
SURVEI KEPUASAN
PASIEN

Menerapkan Survei Kepuasan Pasien


secara periodik untuk meilai kualitas
pelayanan kesehatan di Puskemas
Mapilli.

.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai