Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUJUKAN NON

SPESIALISTIK DI PUSKESMAS KARTINI PEMATANG


SIANTAR

DRAFT PROPOSAL

OLEH

TETTI CHRISMAYARI MANURUNG


NPM : 21.15.124

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2022
BAB 1

1. Pernyataan masalah:
Tingginya angka rujukan non spesialistik di Puskesmas Kartini,
walaupuntelah dilakukan berbagai upaya untuk menekan angka rujukan.

2. Deskripsi latar belakang masalah dengan teori pendukung masalah:


Berkaitan dengan permasalah rujukan, BPJS Kesehatan mengeluhkan masih
tingginya puskesmas yang “melakukan tindakan rujukan yang tidak perlu
(penyakit nonspesialisasi) ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL)
ataupun rumah sakit. Tercatat 14,6 juta pengguna program JKN yang dikelola
BPJS “kesehatan berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP),
seperti puskesmas, klinik pertama, serta dokter praktik pribadi.
Berdasarkan Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nomor HK.02.05/III/SK/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
Rasio maksimal rujukan rawat jalan non spesialistik adalah sebesat 5 %
Rata-rata rasio rujukan rawat jalan non spesialistik di Puskesmas Kartini Juli-
September adalah sebesar 16%.
Hal tersebut akan berhubungan dengan besar tarif kapitasi yang diterima oleh
Puskesmas.

3. Rumusan masalah:
Tingginya angka rujukan non spesialistik di Puskesmas Kartini

4. Tujuan penelitian:
Tujuan umum: mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka
rujukan non spesialistik di Puskesmas Kartini.

1
Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap rujukan pasien
peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Puskesmas
Kartini
b. Untuk mengetahui pengaruh sarana dan SDM terhadap rujukan
paasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di
Puskesmas Kartini
c. Untuk mengetahui pengaruh informasi tentang rujukan terhadap
rujukan pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di
Puskesmas Kartini
d. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan terhadap rujukan pasien peserta
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Puskesmas Kartini

5. Manfaat penelitian:
a. Bagi Informan/Responden : Hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan serta menjadi bahan
informasi.
b. Manfaat teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai referensi untuk
membantu penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam penelitian
sistem rujukan pasien BPJS.
c. Manfaat praktis: Hasil Penelitian dapat digunakan sebagai tambahan
wawasan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas,
BPJS Kesehatan dalam sistem rujukan pasien.

2
BAB 2

1. Tinjauan Pustaka:
Menurut Kemenkes 2014, Puskesmas ataupun Pusat Kesehatan Masyarakat
merupakan pelayanan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat serta perorangan tingkat pertama, dan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Puskesmas mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di daerah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudunya kecamatan
yang sehat
Puskesmas memiliki tugas serta tanggung jawab terhadap pembangunan
berwawasan kesehatan dengan konsep daerah. Puskesmas berkoordinasi dengan lintas
sektor untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti disekolahsekolah
untuk meningkatkan kesehatan siswa melalui kegiatan upaya kesehatan sekolah
(UKS). Penyuluhan pertanian kepada petani bisa memakai pestisida ataupun popok
organik dengan baik sehingga tidak menimbulkan penyakit. Pembina Kesejahteraan
Keluarga (PKK) kecamatan ataupun desa untuk membina keluarga sehat dengan
mengerakkan posyandu, dan posbindu PTM.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai 1 Januari 2014 berdasarkan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 (Anita, dkk, 2019). Menurut Permenkes RI
2014, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada tiap orang yang sudah
membayar iuran ataupun iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Berdasarkan Undang-Undang
BPJS dibentuk menjadi dua yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

3
Sistem rujukan pelayanan kesehatan ialah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal ataupun horizontal. Rujukan vertikal ialah rujukan
antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan dapat dilakukan dari tingkatan
pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya
sedangkan rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam
satu tingkatan, dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan
atau ketenangaan yang sifatnya sementara atau menetap.
Menurut pasal 4 Permenkes RI No. 001 Tahun 2012, pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis dimulai dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkatan kedua hanya dapat
diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkatan pertama. Pelayanan
kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan
tingkat kedua atau tingkat pertama. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan
rujukan ke dokter dan atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Dari ketentuan tersebut dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.
Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem rujukan berjenjang, ialah :
a. Peserta yang mau memperoleh pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem
rujukan dapat dimasukkan dalam jenis pelayanan yang tidak sesuai dengan
prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS kesehatan, kecuali dalam
keadaan tertentu ialah keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan
permasalahan pasien, pertimbangan goegrafis, serta pertimbangan ketersediaan
fasilitas.
b. Untuk pasien di perbatasan, bila atas pertimbangan geografis dan keselamatan
pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan rujukan dalam satu kabupaten,
maka diperbolehkan rujukan lintas kabupaten.

4
2. Kerangka teori:

FAKTOR PREDISPOSISI

Pengetahuan Pasien

Kepercayaan
Keyakinan

FAKTOR PEMUNGKIN

Pendapatan

Ketersediaan Sarana dan


SDM (Dokter &
Perawat)
RUJUKAN PASIEN
Kepercayaan PESERTA BPJS
Keyakinan

FAKTOR PENGUAT

Sikap Tokoh
Masyarakat

Informasi Rujukan

Undang-Undang

KEPUASAN

5
3. Kerangka konsep penelitian:

Pengetahuan Pasien

Ketersediaan Sarana
dan SDM
Rujukan Pasien Peserta
BPJS

Informasi Rujukan

Informasi Rujukan

6
4. Hipotesis penelitian:
a. Ada pengaruh pengetahuan terhadap rujukan pasien peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Puskesmas Kartini
b. Ada pengaruh sarana dan SDM terhadap rujukan paasien peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Puskesmas Kartini
c. Ada pengaruh informasi tentang rujukan terhadap rujukan pasien peserta
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Puskesmas Kartini
d. Ada pengaruh kepuasan terhadap rujukan pasien peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Puskesmas Kartini

7
BAB 3

1. Jenis dan rancang penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan cross sectional.
2. Tempat dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kartini Pematang Siantar
3. Populasi objek yang diteliti
Jumlah rujukan non spesialistik peserta BPJS yang menerima rujukan di
Puskesmas Kartini setiap bulan yaitu 2.334/12 = 195 orang
4. Besar sampel dari objek populasi
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.
Penghitungan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
persamaan proporsi sebagai berikut :

n= 195 (1,96)2(0,5) (1-0,5)


(195-1) (0,05)2+ (1,96)2 (0,5) (1-0,5)

n= (195) (1,96)2 (0,5) (0,5)


(194)(0,05)2+ 1,962 (0,25)
n= 187,287
0,485+ 0,9604
n = 129,575 dibulatkan menjadi 130 orang

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Z = score Z, berdasarkan nilai α yang diinginkan

8
α = derajat kepercayaan

d = toleransi kesalahan

p = proporsi kasus yang diteliti dalam populasi,jika p tidak diketahui maka

gunakan

p terbesar. p terbesar yaitu p = 0,5

1-p = q, yaitu proporsi untuk terjadinya suatukejadian. Jika penelitian ini

menggunakan p terbesar, maka q = 1-p = 1-0,5 =0,5

5. Instrument penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan berupa alat untuk pengambilan
data seperti kuesioner, alat tulis, dan alat pengolahan data berupa kalkulator
dan komputer (aplikasi SPSS).
6. Uji statistic
Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat.
a. Analisis Univariat Analisis Univariat adalah analisis yang digunakan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik pada setiap
variabel penelitian yang meliputi variabel pengetahuan, ketersedian
sarana dan SDM, dan informasi tentang rujukan
b. Analisis Bivariat Analisis Bivariat merupakan analisis yang digunakan
untuk melihat pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
dependen dengan menggunakan uji chi-square, uji chi–square berguna
untuk menguji hubungan atau pengaruh dua variabel yang
menggunakan taraf signifikan α = 0.05.

9
DAFTAR PUSTAKA

BPJS Kesehatan (“Badan Penyelenggara “Jaminan Sosial Kesehatan). (2014).


Panduan Praktis Sistem “Rujukan Berjenjang. BPJS Kesehatan”

BPJS Kesehatan. (2017). Berita “BPJS Kesehatan “Konribusi JKN-KIS Bagi


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”,. 15 Agustus 2017, Jakarta: Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial

Hasbian, Sahfira Ulfa. (2018). Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puseksmas
Sei Ahul Kota Medan Tahun 2018. Medan

Hermiyanty, Wandira, B. ayu, & Nelianti, F. (2019). Implementasi Rujukan Pasien


JKN di Puskesmas Singgani Kecamatan Palu Timur. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699

10

Anda mungkin juga menyukai