Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sumpah Amukti Palapa
Patih Gaja Mada”. Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun
demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat
sederhana.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya. Kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Nunggi, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumpah Amukti Palapa Gaja Mada ...............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................
B. Kritik Dan Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh
pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman
Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa
pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai
Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian
sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.Gajah
Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia
menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah
salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan
mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih controversial. Pada
masa sekarang, Indonesia telah menetapkan Gajah Mada sebagai salah satu Pahlawan Nasional dan
merupakan simbol nasionalisme dan persatuan Nusantara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sumpah amukti palapa patih gaja mada?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isi sumpah amukti palapa patih gaja mada
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumpah Amukti Palapa Patih Gaja Mada


Agus Aris Munandar dalam Sumpah Palapa Gajah Mada menyebutkan, tujuannya
adalah membendung pengaruh kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara. Masa itu (abad ke-14),
berdiri Kerajaan Ayut’ia (Ayudhya) yang pengaruhnya sampai ke Myanmar. Ada juga
Kerajaan Champa (Cina) yang sudah menjalin hubungan baik dengan Majapahit. Di
Trowulan bahkan ditemukan makam Putri Campa serta boneka tanah liat bakar yang
menggambarkan figur wajah Asiatic Mongoloid. Di pihak lain, serangan Jayakatwang
berhasil menghancurkan Singasari dengan terbunuhnya Raja Kertanegara. Khubilai Khan
pun terus memperluas wilayah kekuasaannya. Namun seiring kematiannya, justru banyak
terjadi pemberontakan yang merongrong kekuasaan raja-raja Mongol. Gajah Mada
menyadari betul hal itu. Ia berencana memperkuat posisi Kerajaan Majapahit yang sudah
disegani oleh para mitra satata. Negarakertagama menyebut para negara sahabat itu adalah
kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara selatan, Thailand, Myanmar, Kamboja dan Vietnam.
Gajah Mada pun mengangkat sumpah di pertemuan lengkap para pejabat tinggi Majapahit, di
balairung tanpa dihadiri Ratu Tribhuwana Tungga Dewi. Seperti ditafsirkan dari Pararaton,
Gajah Mada tampil berdiri sambil memegang senjatanya (masih diperdebatkan apakah keris
atau gadha), lalu berkata:
“Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring
Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, samana isun amukti palapa”.
Menurut sumpah itu, Gajah Mada mengatakan ada 10 wilayah di Nusantara yang
harus mengakui kejayaan Majapahit, yaitu Gurun (Lombok), Seran (kepala burung di
Papua), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang (Semenanjung
Melayu), Dompo (Sumbawa, dekat Bima), Sunda (Jawa Barat), Bali, Palembang (Sumatera
Selatan), dan Tumasik (Singapura). Sumpah Gajah Mada dapat ditafsirkan, “Saya baru akan
berhenti berpuasa makan palapa jikalau seluruh Nusantara bertakluk di bawah kekuasaan
negara.” Amukti palapa di sini diartikan cuti, bebas tugas, menghentikan aktivitas atau
bersenang-senang. Sejarah Melayu menyebut Gajah Mada berhasil menaklukkan Tumasik
yang telah menjadi jalur strategis dari Selat Malaka ke Laut Cina Selatan dan sebaliknya.
Gajah Mada juga diberitakan telah menyerang Sriwijaya dan lalu Pasai pada 1350.
Penduduk setempat di Pasai menyatakan ada bukit di dekat Kota Langsa bernama Manjak
Pahit, yang berasal dari kata Majapahit.
Rawa yang membentang di antara Perlak dan Peudadawa dinamai Rawa Gajah, besar
kemungkinan dari kata Gajah Mada. Ini menunjukkan bahwa tentara Majapahit di bawah
pimpinan Gajah Mada pernah datang ke Pasai. Gajah Mada dianggap berhasil melaksanakan
sumpahnya karena ia memang penjelmaan beberapa dewa penting. Gajah Mada dianggap
anak Dewa Brahma, menyerupai Ganesha, reinkarnasi vahana (hewan tunggangan) Indra
dan sumber-sumber Bali-tempat yang dipercaya menjadi tempat kelahiran Gajah Mada—
menyebutnya penjelmaan Dewa Wisnu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gajah Mada pun mengangkat sumpah di pertemuan lengkap para pejabat tinggi
Majapahit, di balairung tanpa dihadiri Ratu Tribhuwana Tungga Dewi. Seperti ditafsirkan
dari Pararaton, Gajah Mada tampil berdiri sambil memegang senjatanya (masih
diperdebatkan apakah keris atau gadha), lalu berkata:
“Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring
Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, samana isun amukti palapa”.
B. Kritik Dan Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, mungkin banyak kesalahan,
seperti pembahasan yang kurang lengkap, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang mendukung agar penulisan makalah untuk kedepan lebih baik dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36591730/MAKALAH_TENTANG_PATIH_GAJAH_MADA

Anda mungkin juga menyukai