Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN

INFEKSI JAMUR
No. Dokumen :

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS
H. Dadang Hermawan, S.Kep., Ners
TANJUNGWANGI NIP. 19770403 200701 1 007

1. Pengertian Prosedur penanganan pasien yang mengalami infeksi jamur


dermatofita yang memiliki sifat mencernakan keratin di jaringan yang
mengandung zat tanduk misal pada epidermis, rambut dan kuku.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosis dan


tatalaksana Dermatofitosis

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas TANJUNGWANGI Nomor:


……………….. ………Tentang Pelayanan Klinis di UPTD
Puskesmas TANJUNGWANGI

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514


Tahun 2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur / a. Persiapan Alat dan Bahan


Langkah-langkah 1) Alat tulis
2) Rekam medis
b. Petugas Pelaksana
1) Dokter
2) Perawat
c. Langkah-langkah
1) Petugas menerima pasien di ruang pemeriksaan dengan
ramah
2) Petugas melakukan anamnesa
 Keluhan tergantung lokasi yang terkena
 Kulit: adanya bercak merah bersisik kadang
kehitaman yang gatal
 Kulit kepala: gatal, pada kasus kronis dapat
disertai lesi dan kebotakan.
 Kuku: kuku rusak, suram, dapat disertai nyeri
atau gatal
 Riwayat kontak dengan orang yang mengalami
dermatofitosis
3) Petugas melakukan pemeriksaan fisik
 Kulit terdapat lesi eritomatosa, berbatas tegas dengan
bagian tepi lebih aktif daripada bagian tengah dan
konfigurasi polisiklik
 Kulit kepala terdapat lesi berwarna abu-abu atau
kemerahan dan bersisik, bercak titik-titik hitam akibat
rambut patah dikulit kepala
 Kuku tampak rusak dan tidak mengkilat
4) Petugas menetapkan diagnose berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
5) Petugas memberikan terapi :
 Farmakokinetik :
 Untuk lesi terbatas : salep mikonazol atau
ketokonazol diberikan hingga lesi hilang dan
dilanjutkan 1-2minggu kemudian untuk
mencegah rekuren
 Untuk lesi luas atau resisten terhadap terapi
topikal, diberikan dalam 10 -14hari pada pagi
hari setelah makan: Griseofulvin 0,5gram-
1gram untuk dewasa dan 10-25mg/kgbb/hari
untuk anak-anak 2xsehari. Atau ketokonazol
200mg/hari.
6) Petugas mencatat hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan
tatalaksana pada rekam medis
7) Kriteria rujukan :
Tidak terdapat perbaikan setelah 10 – 14 hari setelah terapi

6. Diagram alir -

7. Unit terkait a. Ruang Pemeriksaan Umum


b. UGD

8. Rekam historis perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Diberlakukan


PENATALAKSANAAN
INFEKSI JAMUR
No. Dokumen :

DAFTAR No. Revisi :0


TILIK Tanggal Terbit :
Halaman :1/1

UPTD PUSKESMAS
H. Dadang Hermawan, S.Kep., Ners
TANJUNGWANGI NIP. 19770403 200701 1 007

Unit :…………………………………………………
Nama Petugas :…………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan :…………………………………………………

TIDAK
No. Kegiatan Ya Tidak
BERLAKU
1 Apakah petugas menerima pasien di ruang
pemeriksaan dengan ramah?
2 Apakah petugas saat anamnesa terdapat gejala:
Rasa gatal di kulit, kepala atau kuku
3 Apakah ketika petugas melakukan pemeriksaan
fisik terdapat:
 Kulit : batas tegas dengan bagian tepi lebih
aktif dari bagian tengah dan konfigurasi
polisiklik
 Kulit kepala: lesi abu-abu atau kemerahan,
bersisik, bercak titik-titik hitam akibat rambut
patah dikulit kepala
 Kuku rusak dan tidak mengkilat
4 Apakah petugas menetapkan diagnosa
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik?
5 Apakah petugas memberikan terapi jamur topikal
atau oral?
6 Apakah petugas memberikan konseling dan
edukasi ?
7 Apakah Petugas merujuk pasien conjungtivitis
yang tidak terdapat respon pengobatan dan
dengan komplikasi?
8 Apakah petugas menulis hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan tatalaksana pada rekam
medis?

CR = [ YA / ( YA + TIDAK )] X 100% =
Pelaksana / Auditor

………………………….

Anda mungkin juga menyukai