Anda di halaman 1dari 4

Sindrom pramenstruasi

Halaman 381

Definisi
Sangatlah perlu diperjelas apa yang dimaksud dengan istilah sindrom pramenstruasi
(premenstrual syndrome, PMS) karena banyak kesimpangsiuran dijumpai dalam
kepustakaan. Istilah yang digunakan dalam kaitannya dengan PMS antara lain adalah
premenstrual tension (PMT), premenstrual tension synromes (PMTS), menstrual distress,
late luteal phase dysphoric disorder (LLPDD), dan premenstrual dysphoric disorder
(PMDD). PMS adalah istilah yang paling serin digunakan di Inggris tetapi bisa saja berubah.
Selama ini masih ada keengganan untuk menerima PMS sebagai suatu kondisi yang
serius. Hal ini terjadi karena kegagalan untuk membedakan PMS yang sesungguhnya dari
gejala-gejala pramenstruasi fisiologis yang lebih ringan, yang terjadi pada siklus menstruasi
normal 80-90% wanita dalam usia subur. Keduanya memiliki beragam gejala yang terjadi
pada fase luteal siklus dan mereda pada akhir menstruasi. Studi-studi riset psikologi sering
berusaha untuk menolak eksistensi PMS karena pada para relawan yang asimtomatik (mis.,
mahasiswa) perubahan yang terjadi minimal atau tidak ada. Data ini secara salah
diekstrapolasikan ke wanita PMS.
Apa yang membedakan PMS adalah bahwa gejala-gejala yang dialami sedemikian
berat sehingga fungsi normal wanita dan hubungan antar-pribadinya terganggu (terutama di
lingkungan kerja dan keluarga). Juga terdapat wanita yang memang sudah memiliki
gangguan psikologis, yang terjadi bersama dengan PMS, dan juga mungkin terjadi
eksaserbasi gangguan psikologis (yang sebelumnya sudah ada) pada masa pramenstruasi.

Halaman 382

Akhirnya, terdapat wanita yang mendiagnosis PMS sendiri tetapi sebenarnya mereka
mengalami depresi yang tidak berkaitan dengan siklus menstruasi; hal ini ditandai oleh
kenyataan bahwa gejala-gejala mereka tidak mereda setelah menstruasi.

Gejala

Karakter
Dalam literatur dilaporkan beragam gejala; gejala tersebut mungkin bersifat
psikologis dan berkaitan dengan perilaku, atau somatil. Sampai sebanyak 200 gejala pernah
dilaporkan. Gejala psikologis yang khas adalah iritabilitas, agresi, kelegangan, depresi, mood
yang berubah-ubah, dan perasaan lepas kendali.
Gejala fisik yang sering dilaporkan adalah rasa kembung serta pembengkakan dan
nyeri payudara.

Halaman 383

Biasanya yang paling menyebabkan distress dan mendorong wanita mencari


pertolongan medis adalah gejala psikologis.
Waktu

Karakter gejala kurang penting dibandingkan dengan waktu dan keparahan. Untuk
diagnosis PMS, gejala harus terjadi pada fase luteal siklus menstruasi dan reda pada akhir
menstruasi.
Gejala harus cukup berat untuk menimbulkan dampak signifikan pada fungsi normal.
Wanita mungkin mengalami gejala di salah satu bagian dari fase lutea; sebagian dalam
beberapa hari segera sebelum menstruasi, sedangkan yang lain memperlihatkan gejala dari
ovulasi langsung melalui fase luteal sampai akhir menstruasi.

PREVALENSI
Angka prevalensi yang akurat tidak diketahui.
Berbagai makalah mengutip bahwa 80-95% wanita mengalami gejala psikologis, yang
ringan dan normal.
Hanya 5% wanita dalam usia subur yang tampaknya sama sekali tidak mengalami
gejala sebelum menstruasi.
Perkiraan untuk prevalensi PMS sejati adalah sekitar 5%.

AKIBAT

Beragam akibat telah dinyatakan disebabkan oleh PMS. Walaupun didasarkan pada
laporan yang tidak dapat diandalkan, akibat serius tersebut tampaknya memang disebabkan
oleh PMS. Akibat tersebut antara lain adalah masalah psikoseksual misalnya berkurangnya
kinerja di tempat bekerja, masalah perkawinan (mungkin menyebabkan perceraian), bunuh
diri, pembunuhan, pembakaran rumah yang disengaja, dan pemukulan anak.
Beberapa kelainan medis juga tampaknya disebabkan oleh PMS, atau paling tidak
terjadi pada fase luteal siklus menstruasi; kelainan-kelainan tersebut mencakup masalah
perilaku, migren, epilepsi, dan asma.
Menilai gejala dan diagnosis
Tampaknya jumlah metode untuk menilai PMS sama banyaknya dengan jumlah peneliti.
Metode-metode riset yang pernah dikemukakan antara lain adalah bagan spesifik, yang
mungkin tampak seperti skala likert atau skala analog visual, dan kuesioner misalnya
kuesioner distres menstruasi Moos. Baru-baru ini diciptakan sebuah teknik yang
menggunakan komputer genggam untuk merekam informasi dan saat ini sedang menjalani
validasi.

Halaman 384

(Gbr. 16.1). Uji ini dapat dibandingkan dengan catatan harian PMS dari seorang wanita
asimtomatik (Gbr. 16.2).

[Gambar]
Gambar 16.1 Data di layar komputer yang berasal dari data yang dihasilkan oleh komputer-
genggam dari seorang wanita dengan menoragia, dismenore, dan gejala psikologis dan
somatik PMS berat. (A) Gejala psikologis khas. (B) Gejala somatik khas

Halaman 385

[Gambar]

Gambar 16.2. Wanita asimtomatik dengan perubahan pramenstruasi psikologis minimal.

Untuk tujuan klinis, yang paling sesuai adalah catatan harian prospektif yang menilai
gejala tetapi dalam kenyataannya sebagian besar dokter mengandalkan riwayat pada
konsultasi awal.
Tiga kriteria klinis yang penting untuk didiagnosis adalah bahwa gejala:
a. Terjadi pada fase luteal
b. Menimbulkan dampak besar pada fungsi normal
c. Menghilang pada akhir menstruasi

Etiologi dan hipotesis

Penyebab mendasar PMS belum terungkap dengan jelas tetapi beberapa teori terakhir cukup
meyakinkan dan pemahaman terhadap teori-teori tersebut sebaiknya membuat dokter dapat
memahami pemikiran di balik metode-metode pengobatan yang sekarang dianjurkan.
Walaupun konsep ketidakseimbangan hormon pernah populer, mis., defisiensi progesteron,
namun tidak ada bukti yang mendukung teori tersebut; Memang konsensus yang sekarang
berlaku adalah bahwa pengidap PMS dan wanita asimtomatik tidak memiliki perbedaan
dalam status hormon mereka. Wanita yang mengidap PMS diperkirakan lebih rentan
terhadap efek siklus hormon ovarium normal mereka dibandingkan dengan wanita
asimtomatik. Alasan bagi meningkatnya kepekaan ini diperkirakan berkaitan dengan kelainan
fungsi neutrotransmiter. Yang menjadi kandidat antara lain adalah fungsi abnornal beta-
endorfin, GABA, dopamin, asetilkolin, dan serotonin.
Semua bukti yang mendukung teori-teori di atas bersifat tidak langsung, mis., bukti
defisiensi serotonin berasal dari riset yang mempelihatkan (a)

Halaman 387

Terapi hormon
Diet. Semua anjuran mengenai diet yan pernah dipublikasikan bagi PMS tidak bersifat
spesifik dan didasarkan pada anjuran makanan yang baik untuk kesehatan. Hal ini tidak dapat
dikritik tetapi tidak ada studi terkontrol yang memperlihatkan peran spesifik modifikasi
makanan dalam PMS.
Anjuran untuk lebih sering mengkonsumsi karbohidrat tidak ditunjang oleh
percobaan.
Vitamin B₆. Sebuah meta-analisis yang baru-baru ini dilakukan oleh Wyatt et al
(1999) telah menunjukkan tidak adekuatnya semua studi, tetapi adanya tren yang
memperlihatkan manfaat Vitamin B₆ merupakan pembenaran untuk dilakukannya studi
multisentra besar.
Pemberian dosis berlebihan Vitamin B₆ dalam jangka panjang dapat menimbulkan
neuropati perifer.
Evening primrose oil. Bahan ini mengandung asam gamalinolenat. Salah satu kajian
literatur sistematik membuktikan kemungkinan efek bermanfaat tetapi, sampai saat ini, baru
terdapat bukti adekuat manfaat bahan ini bagi gejala-gejala pada payudara saat pramenstruasi
(Budieri et al., 1996).
Mineral. Kalsium dan magnesium. Studi riset yang ada kurang berkualitas untuk
menyarankan terapi magnesium atau kalsium, walaupun beberapa studi terbatas menunjukkan
bahwa keduanya mungkin bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai