Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN

PENILAIAN PELAKSANAAN
PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA
YANG BAIK

LEMBAGA PEMBIAYAAN
EKSPOR INDONESIA
Daftar Isi
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance 1
Sekilas tentang LPEI 2
Komitmen Penerapan Tata Kelola yang Baik 2
Komitmen Pilar Implementasi Tata Kelola 2
Roadmap Implementasi Tata Kelola LPEI 4
Key Milestone (Highlights)GCG 2021 9
Dasar Penerapan Tata Kelola LPEI 11
Dasar, Kebijakan, dan Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik 11
Prinsip Tata Kelola yang Baik 12
Struktur, Mekanisme dan Implementasi Tata Kelola LPEI 14
Struktur dan Arsitektur Tata Kelola Lembaga 14
Penilaian Pelaksanaan Prinsip Tata Kelola yang Baik 15
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, Dan Direktur 17
Pelaksana
Dewan Direktur 17
Direktur Eksekutif & Direktur Pelaksana 19
Komite Dibawah Dewan Direktur 22
Komite Dibawah Direktur Eksekutif 30
Dewan Pengawas Syariah 44
Unit Kepatuhan 45
Unit Audit Internal 48
Penerapan Manajemen Risiko 58
Pengadaan Barang dan Jasa 54
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 55
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, dan Direktur Pelaksana 56
Hubungan Keuangan & Hubungan Keluarga Anggota Dewan Direktur dengan Anggota Dewan 57
Direktur Lain dan Direktur Pelaksana
Kebijakan Remunerasi & Fasilitas Lain Bagi Anggota Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, Dan 58
Direktur Pelaksana
Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah 63
Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh LPEI 64
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan & Internal Fraud 67
Buy Back Saham Dan Buy Back Obligasi 68
Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial 69
LAMPIRAN 75
LAPORAN GCG 2021

Penerapan Prinsip – Prinsip


Good Corporate Governance
LPEI

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berkomitmen untuk


menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan secara konsisten
mengedepankan etika dan integritas dalam pengelolaan Lembaga
dengan tujuan untuk mendorong peningkatan kinerja, memberikan
jaminan dipenuhinya hak-hak para pemangku kepentingan
(stakeholders), mendukung tercapainya Visi, Misi dan Nilai-Nilai
Perusahaan, serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku umum pada Lembaga Jasa
Keuangan.

Laporan GCG 2021


1 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

1. Sekilas Tentang Lembaga Pembiayaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good
Ekspor Indonesia (LPEI) Corporate Governance (GCG) merupakan
mekanisme atau sistem yang mengarahkan dan
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengendalikan lembaga agar sesuai dengan
yang disebut juga sebagai LPEI adalah sebuah harapan para pemangku kepentingan
lembaga keuangan yang didirikan berdasarkan (stakeholders), selaras dengan peraturan dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun perundang-undangan yang berlaku, serta kepatuhan
2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor terhadap norma-norma etika bisnis yang berlaku
Indonesia dan mulai beroperasi pada tanggal 1 secara universal dan tata nilai yang dijunjung tinggi
September 2009 sesuai Keputusan Menteri oleh manajemen dan pegawai Lembaga. GCG dapat
Keuangan No.336/KMK.06/2009. LPEI mempunyai mempengaruhi penetapan dan pencapaian tujuan
visi dan misi: lembaga, pemantauan dan penilaian risiko usaha,
Visi: memaksimalkan upaya peningkatan kinerja serta
pengembangan budaya kerja di lingkungan
Menjadi Eximbank yang unggul dan kredibel dalam
Lembaga. Karena itu, pemahaman bahwa
mendorong ekspor nasional yang berdaya saing
peningkatan kualitas penerapan GCG yang efektif
tinggi pada tataran global.
dan berkelanjutan merupakan hal yang sangat
Misi: penting. LPEI sebagai Lembaga Keuangan Khusus
milik Pemerintah Republik Indonesia yang memiliki
1) Mendorong kesinambungan iklim usaha yang
mandat memajukan ekspor nasional berkomitmen
kondusif bagi pertumbuhan ekspor nasional
untuk menerapkan prinsip tata kelola yang baik,
yang berkelanjutan.
prinsip kehati-hatian (prudential principles) dan
2) Memberikan layanan pembiayaan ekspor secara konsisten mengedepankan etika dan
nasional dan jasa konsultansi yang berkualitas integritas dalam pengelolaan Lembaga dengan
sebagai solusi terhadap kebutuhan ekspor tujuan untuk mendorong peningkatan kinerja,
Indonesia. memberikan jaminan dipenuhinya hak-hak para
pemangku kepentingan (stakeholders), mendukung
3) Meningkatkan kemampuan pelaku usaha,
termasuk usaha kecil dan menengah, untuk tercapainya Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan,
serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
menghasilkan produk berorientasi ekspor yang
perundang-undangan yang berlaku umum pada
unggul dan berdaya saing.
Lembaga Jasa Keuangan. Pengembangan GCG
yang selaras dengan best practices secara
berkesinambungan akan mendorong perusahaan
untuk menyediakan sistem pengendalian dan
manajemen risiko yang dapat menjamin
akuntabilitas yang sepadan dengan risiko usaha
yang dihadapi

3. Komitmen Pilar Implementasi Tata Kelola


2. Komitmen Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik LPEI menjalankan komitmen implementasi Tata
Kelola (governance commitment) yang diwujudkan
LPEI meyakini bahwa penerapan Tata Kelola
dengan komitmen Dewan Direktur, Direktur
Perusahaan yang Baik, merupakan salah satu pilar
Eksekutif, Direktur Pelaksana, beserta seluruh unit
yang kokoh untuk menopang Lembaga dalam
kerja LPEI untuk menerapkan dan menegakkan Tata
menghadapi setiap tantangan, termasuk tantangan
Kelola LPEI.
dalam menghadapi disrupsi di era ekonomi digital
dan masa sulit pandemic Covid-19. Bagi LPEI,
implementasi GCG bukan hanya sekadar kewajiban, Efektivitas implementasi GCG dapat terlihat dari
namun merupakan suatu kebutuhan dan fondasi keselarasan 3 (tiga) aspek governance system yaitu
Governance Structure, Governance Process, dan
dalam menjalankan kegiatan usaha serta dalam
Governance Outcome.
rangka menjaga transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan dan pengurusan Lembaga kepada
seluruh pemangku kepentingan.

Laporan GCG 2021


2 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

a. Struktur Tata Kelola (Governance Structure) penerapan prinsip Tata Kelola yang Baik serta
didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur
Governance Structure yaitu terkait dengan Tata Kelola. Dengan demikian, Governance
kecukupan Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola Outcome merupakan hasil akhir atas penerapan
Perusahaan agar proses penerapan prinsip Tata Governance Process dan dukungan yang memadai
Kelola yang baik menghasilkan outcome yang sesuai dari Governance Structure. Adanya permasalahan
dengan harapan Pemangku Kepentingan Lembaga. pada Governance Structure menimbulkan
Struktur organ Tata Kelola meliputi Dewan Direktur, kelemahan pada Governance Process. Di lain pihak,
Direktur Eksekutif, Direktur Pelaksana, Komite- adanya kelemahan pada Governance Process
Komite, dan Satuan Kerja. Sedangkan yang berdampak pada Governance Outcome.
termasuk dalam infrastruktur Tata Kelola antara lain
adalah kebijakan dan prosedur, sistem informasi Komitmen menyeluruh atas penerapan Tata Kelola
manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing- akan memberikan pengaruh positif terhadap
masing struktur organisasi. penciptaan nilai (value creation) dan
keberlangsungan usaha LPEI (sustainability) dalam
b. Proses Tata Kelola (Governance Process) jangka panjang yang sejalan dengan harapan para
pemangku kepentingan. Keberlangsungan usaha
Governance Process merupakan efektivitas proses LPEI yang didukung dengan kepercayaan para
penerapan prinsip Tata Kelola yang baik yang pemangku kepentingan, akan senantiasa
didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur meningkatkan kontribusi LPEI bagi seluruh
Tata Kelola Perusahaan sehingga menghasilkan masyarakat dan lingkungan. Karena itu, LPEI
outcome yang sesuai dengan harapan seluruh berkomitmen untuk senantiasa menempatkan tata
pemangku kepentingan. kelola sebagai fondasi utama dalam menjalankan
mandat dan fungsinya, serta untuk mempertahankan
LPEI senantiasa memastikan proses tata kelola eksistensi LPEI dalam menghadapi tantangan dalam
dilakukan melalui prosedur dan mekanisme yang menjalankan fungsinya. LPEI juga akan senantiasa
terstruktur dan sistematis guna menghasilkan menerapkan seluruh prinsip tata kelola yaitu
outcome yang memenuhi prinsip Tata Kelola. Keterbukaan, Akuntabilitas, Tanggung Jawab,
Kemandirian, dan Kewajaran.
c. Hasil Tata Kelola (Governance Outcome)

Governance Outcome yang memenuhi harapan


pemangku kepentingan yang dicapai melalui proses

Laporan GCG 2021


3 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

4. Roadmap Implementasi Tata Kelola Di LPEI

Tabel Roadmap Implementasi Tata Kelola di LPEI

Tahun Keterangan

2009  Pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia melalui


Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009.
 Penetapan Peraturan Menteri Keuangan tentang: Pembinaan dan
Pengawasan; Prinsip Tata Kelola; Manajemen Risiko; dan Prinsip
Mengenal Nasabah di LPEI.
 Diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara
Pengusulan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Direktur Pelaksana
LPEI

2010  Terbitnya regulasi tentang tentang Kebijakan Akuntansi LPEI


 Ditetapkannya regulasi internal mengenai Pedoman Kerja Dewan
Direktur dan Direktur Eksekutif (PDD)

2011  Pengembangan regulasi internal mengenai Pedoman Kerja Dewan


Direktur dan Direktur Eksekutif (PDE)
 Penetapan tentang SOP Pengadaan Barang / Jasa LPEI

2012  Diterbitkannya peraturan internal mengenai Sistem Pelaporan


Pelanggaran (Whistleblowing System) LPEI
 Evaluasi terhadap implementasi Tata Cara Penyampaian Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Laporan Transaksi Keuangan
Tunai Bagi Penyedia Jasa Keuangan
 Pelaksanaan Pelaporan Keuangan LPEI yang telah distandarisasi.

2013  Penyusunan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara


(LHKPN) Bagi Pejabat LPEI sesuai dengan regulasi, dan
ditetapkannya pedoman internal penyusunan LHKPN
 Penyempurnaan Peraturan Internal tentang Tata Cara Pengusulan,
Pengangkatan, dan Pemberhentian Direktur Pelaksana LPEI

2014  Penyempurnaan Ketentuan dan Prosedur Pelaksanaan atas


Pembagian Tugas dan Wewenang Kewajiban Pelaporan kepada
Pihak Eksternal LPEI
 Implementasi Pengendalian Internal Verifikasi Audit Pembiayaan
Bermasalah LPEI
 Ditetapkannya Ketentuan Internal Perihal Penilaian Efektifitas Sistem
Pengendalian Intern LPEI

2015  Review Kebijakan Regulator (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan)


Perihal Pembinaan dan Pengawasan LPEI

Laporan GCG 2021


4 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Tahun Keterangan

 Program Pelatihan dan Pengembangan Pegawai LPEI


 Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan LPEI berdasarkan Surat
Himbauan dari KPK.

2016  Penetapan Regulasi Internal Perihal Disiplin Pegawai LPEI


 Penyempurnaan tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman, dan
Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
 Sosialisasi teknis Penyampaian Dan Pegelolaan LHKPN

2017  Penyempurnaan regulasi Kewajiban Penyampaian LHKPN Bagi


Pejabat LPEI
 Pengkinian peraturan internal tentang Program Penerapan Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan pendanaan Terorisme (APU &
PPT) LPEI.
 Ditetapkannya regulasi mengenai Tanggung Jawab Direksi atas
Laporan Keuangan

2018  Diterbitkannya peraturan internal mengenai Know Your Employee di


LPEI
 Ditetapkannya Limit Kewenangan Persetujuan Penggunaan Anggaran
LPEI
 Penyempurnaan peraturan mengenai Komite Manajemen Risiko LPEI;
Komite Pengembangan Produk LPEI; Komite Personalia LPEI
 Penyempurnaan Manual Operasional Pengadaan Barang / Jasa LPEI
 Penyempurnaan Regulasi Internal perihal Disiplin Pegawai LPEI
 Implementasi Program sertifikasi Manajemen Risiko bagi Pegawai
LPEI

2019  Penyempurnaan peraturan mengenai Komite Pembiayaan LPEI;


Komite Pembiayaan Penugasan Khusus Ekspor LPEI; Komite
Teknologi Sistem Informasi; Komite Asset dan Liabiliti Commitee LPEI;
Komite Kebijakan Bisnis LPEI; & Komite Manajemen Risiko LPEI
 Penyempurnaan mengenai peraturan internal Pengendalian
Gratifikasi di Lingkungan LPEI
 Sosialisasi dari Unsur Top Management (Tone of The Top) dengan
tema Budaya Kerja; Kode Etik dan Anti Gratifikasi
 Pengkinian peraturan internal tentang Program Penerapan Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan pendanaan Terorisme (APU &
PPT) LPEI
 Penyempurnaan Ketentuan dan Prosedur Pelaksanaan atas
Pembagian Tugas dan Wewenang Kewajiban Pelaporan kepada
Pihak Eksternal LPEI
 Ditetapkannya Peraturan Internal mengenai Strategi Anti Fraud LPEI

Laporan GCG 2021


5 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Tahun Keterangan

 Melanjutkan Program sertifikasi Manajemen Risiko bagi seluruh


Pegawai di LPEI
 Diterbitkannya Piagam Audit Internal dan Updating peraturan internal
mengenai Penerapan Fungsi Audit Internal LPEI
 Diterbitkannya Piagam Kepatuhan mengenai penerapan Fungsi
Kepatuhan di LPEI

2020  Penerbitan Peraturan Tata Tertib Kerja Dewan Direktur (Board


Manual)
 Penyempurnaan / Perubahan Peraturan mengenai proses bisnis
diantaranya Komite Manual Produk Penugasan Khusus LPEI; Komite
Assets & Liabilities Management LPEI; Manual Operasional
Pembiayaan LPEI; Standard Operating Procedure Credit File; Komite
Pembiayaan LPEI; Komite Pembiayaan Khusus LPEI; Limit
Kewenangan Persetujuan Penggunaan Anggaran LPEI;
Perpanjangan Sementara Fasilitas Pembiayaan; Tata Cara
Pelaksanaan AYDA; Addendum Perpanjangan Fasilitas Sementara
Global Line; Pencairan Fasilitas Debitur; Tindak Lanjut Pengelolaan
Debitur terdampak COVID-19
 Penerbitan Kebijakan dan Prosedur mengenai Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme dan
dilakukan sosialisasi kepada seluruh Unit Bisnis dan Support
 Penyempurnaan Peraturan mengenai Pedoman dan Tata Kerja
Organisasi LPEI
 Penggunaan New Employee Self Service System
 Perubahan susunan Dewan Direktur, dengan adanya pemberhentian
dan pengangkatan anggota Dewan Direktur LPEI
 Penerbitan Kebijakan Pengelolaan Dana Program Kemitraan Eks PT
Lembaga Ekspor Indonesia (Persero)
 Penerapan dan penyempurnaan Digital Signature
 Implementasi POJK Nomor 14/POJK.05/2020 tentang Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19 Bagi Lembaga Jasa
Keuangan Nonbank
 Implementasi PMK Nomor 58/PMK.06/2020 tentang Pembinaan dan
Pengawasan LPEI
 Sosialisasi mengenai Tata Kelola Pembiayaan kepada seluruh
pegawai Unit Bisnis dan Support di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah
 Penyempurnaan Piagam Dewan Pengawas Syariah LPEI
 Penerbitan Kebijakan Kegiatan Ekspor, Penunjang Ekspor dan
Kegiatan Lain terkait Penjaminan Pemerintah untuk Pelaku Usaha
Korporasi dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi
Nasional LPEI
 Penerbitan Manual Produk Penjaminan Kredit Pemerintah untuk
Pelaku Usaha Korporasi dalam Pelaksanaan Program Pemulihan
Ekonomi Nasional

Laporan GCG 2021


6 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Tahun Keterangan

 Penerbitan Manual Produk Penugasan Khusus dalam Rangka


Mendukung Sektor Usaha Kecil dan Menengah Berorientasi Ekspor
LPEI
 Penerbitan Manual Produk Penugasan Khusus Trade Finance dalam
Rangka Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional LPEI
 Penerbitan Manual Produk Penugasan Khusus Trade Finance dalam
Rangka Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional LPEI
 Penerbitan Manual Produk Investasi Pemerintah dalam Rangka
Pemulihan Ekonomi Nasional LPEI
 Penerbitan Peraturan Mengenai Penerapan Know Your Employee
(KYE) LPEI.
 Penerbitan Peraturan mengenai Penegakan Disiplin dan Penentuan
Sanksi atas Pelanggaran LPEI
 Penerbitan Keputusan Direktur Eksekutif Perihal Komite Etik dan
Disiplin Pegawai
 Pengembangan Computer Based Training (CBT) Kode Etik dan
Budaya Kerja Lembaga

2021  Penyempurnaan peraturan tentang Pedoman dan Tata Kerja


Organisasi LPEI
 Penerbitan peraturan tentang Penyesuaian Organisasi LPEI
 Penetapan Anggota Komite Penjaminan Bagi Pelaku Usaha
Korporasi Dalam Rangka Pelasanaan PEN.
 Penerbitan manual Produk Program Penugasan Khusus dalam
Rangka Mendukung Sektor Usaha Kecil dan Menengah Berorientasi
Ekspor LPEI.
 Penerbitan manual produk terkait Program Kemitraan LPEI.
 Pembentukan dan peresmian Governance, Risk, Compliance (GRC)
Champion LPEI.
 Penguatan sistem pengendalian internal dengan peluncuran
Whistleblowing System (WBS) dan Pengendalian Gratifikasi
bekerjasama dengan Kementerian Keuangan.
 Sosialisasi berkelanjutan terkait WBS dan Gratifikasi kepada seluruh
pegawai LPEI bersama Itjen Kemenkeu dan Pusintek Kemenkeu.
 Pelatihan Tata Cara Pengisian LHKPN dan Perubahan Peraturan
KPK tentang LHKPN.
 Pelatihan Computer Based Training (CBT) Kode Etik dan Budaya
Kerja Lembaga kepada seluruh pegawai LPEI.
 Penerbitan Standar Pedoman Operasional Penyusunan Peraturan
Edisi 1.
 Penetapan anggota Komite Pembiayaan Program Penugasan Khusus
Ekspor dalam Rangka Mendukung Sektor Usaha Kecil dan Menengah
Berorientasi Ekspor.
 Penetapan anggota Komite Pembiayaan Supplier Chain Financing.

Laporan GCG 2021


7 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Tahun Keterangan

 Implementasi dan penunjukan Person in Charge (PIC) pada Aplikasi


Portal Perlindungan Konsumen (APPK) OJK.
 Penunjukan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) sistem pelaporan
Gratifikasi Online (GOL) KPK
 Pelaksanaan dan penyampaian laporan gratifikasi kepada KPK
melalui sistem pelaporan Gratifikasi Online (GOL).
 Pelaksanaan penilaian independen prinsip-prinsip tata kelola yang
baik oleh pihak eksternal.
 Sosialisasi Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governance) oleh
konsultan independen kepada seluruh pegawai LPEI.
 Diseminasi Surat Edaran kepada Pegawai LPEI, Mitra/Rekanan, dan
Nasabah/Debitur perihal larangan permintaan, penerimaan dan
pemberian gratifikasi untuk/dari Pegawai LPEI serta kepada Rekanan,
Penyedia Barang/Jasa (Vendor), Mitra, dan Nasabah.
 Sosialisasi melalui flyer terkait larangan praktek Gratifikasi kepada
seluruh pegawai LPEI
 Pembentukan dan Peresmian Special Purpose Vehicle (SPV) LPEI.
 Penerapan Manajemen Risiko melalui seritifikasi kompetensi
Manajemen Risiko dan sertifikasi kompetensi kerja pegawai LPEI.
 Penerbitan peraturan tentang Komite Pengadaan LPEI.
 Penerbitan Manual Operasional Teknologi Sistem Informasi LPEI.
 Penetapan struktur dan keanggotaan Komite Manajemen Risiko LPEI.

Laporan GCG 2021


8 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

3) Triwulan III – 2021


5. Key Milestones (Highlights) GCG 2021
a. Penyampaian Laporan Realisasi RKAT
Sepanjang tahun 2021, LPEI telah
TW II – 2021 kepada Menteri Keuangan;
melaksanakan implementasi GCG sebagai
berikut: b. Penyampaian Laporan Pengawasan RKAT
Semester I – 2021 kepada Menteri
1) Triwulan I - 2021 Keuangan;
a. Melaksanakan Stress Testing dengan c. Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan
posisi data Desember 2020; II – 2021 kepada Menteri Keuangan;
b. Penyampaian realisasi RKAT 2020 kepada d. Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan
Menteri Keuangan; II – 2021 kepada Otoritas Jasa Keuangan;
c. Pelatihan Tata Cara Pengisian LHKPN dan e. Penyampaian Laporan Pelaksanaan
Perubahan Peraturan KPK tentang Fungsi Kepatuhan dan APU-PPT kepada
LHKPN; Dewan Direktur dan Direktur Eksekutif;
d. Pelatihan New Hire Orientation (NHO) f. Melaksanakan Stress Testing dengan
2021; posisi data Juni dan Juli 2021;
e. Penyempurnaan peraturan tentang g. Penilaian Tingkat Kesehatan LPEI posisi
Pedoman dan Tata Kerja Organisasi LPEI; Triwulan II 2021;
f. Penerbitan peraturan tentang Penyesuaian h. Pelaksanaan penilaian independen
Organisasi LPEI; prinsip-prinsip tata kelola yang baik oleh
g. Penetapan Anggota Komite Penjaminan PT. Sinergi Daya Prima. Hasil penilaian
Bagi Pelaku Usaha Korporasi Dalam tingkat kecukupan menunjukkan
Rangka Pelasanaan PEN; peningkatan penilaian menjadi sebesar
h. Penerbitan Manual Produk Program 83,75% (Predikat “Baik”), dibandingkan
Kemitraan LPEI; dengan tahun sebelumnya sebesar
82,45%;
i. Penerbitan peraturan tentang Clean Desk
Office Policy di lingkungan LPEI. i. Pelatihan New Hire Orientation (NHO)
2021, Pelatihan Leaders for Tomorrow
2) Triwulan II - 2021 (LFT), dan Program Development DP II;
a. Pelaksanaan Self-Assessment GCG posisi j. Pembentukan dan peresmian Governance,
Tahun 2020; Risk, Compliance (GRC) Champion LPEI;
b. Melaksanakan Stress Testing dengan k. Penguatan sistem pengendalian internal
posisi data Maret 2021; dengan peluncuran Whistleblowing
c. Penilaian Tingkat Kesehatan LPEI posisi System (WBS) dan Pengendalian
Triwulan I 2021; Gratifikasi;
d. Penyampaian Laporan Realisasi RKAT l. Sosialisasi berkelanjutan terkait WBS dan
TW I – 2021 kepada Menteri Keuangan; Gratifikasi kepada seluruh pegawai LPEI;
e. Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan m. Pelatihan Computer Based Training (CBT)
I – 2021 kepada Menteri Keuangan; Kode Etik dan Budaya Kerja Lembaga
kepada seluruh pegawai LPEI;
f. Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan
n. Penerbitan Standar Pedoman Operasional
I – 2021 kepada Otoritas Jasa Keuangan;
Penyusunan Peraturan Edisi 1;
g. Penerbitan manual Produk Program
o. Penetapan anggota Komite Pembiayaan
Penugasan Khusus dalam Rangka
Program Penugasan Khusus Ekspor
Mendukung Sektor Usaha Kecil dan
dalam Rangka Mendukung Sektor Usaha
Menengah Berorientasi Ekspor LPEI;
Kecil dan Menengah Berorientasi Ekspor;
h. Perubahan Susunan Manajemen LPEI –
p. Penetapan anggota Komite Pembiayaan
Pengangkatan Direktur Pelaksana II LPEI;
Supplier Chain Financing;
i. Program Peningkatan Penerapan
q. Implementasi dan penunjukan Unit
pengendalian Gratifikasi untuk pegawai
Pengendali Gratifikasi (UPG) sistem
LPEI;
pelaporan Gratifikasi Online (GOL) KPK.
j. Pembahasan Strategic Planning Session
Mid Year 2021.

Laporan GCG 2021


9 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

4) Triwulan IV - 2021 g. Sosialisasi melalui flyer terkait larangan


praktek Gratifikasi kepada seluruh pegawai
a. Penyampaian Laporan Realisasi RKAT
LPEI;
TW III – 2021 kepada Menteri Keuangan;
h. Pembentukan dan Peresmian Special
b. Penilaian Tingkat Kesehatan LPEI posisi
Purpose Vehicle (SPV) LPEI;
Triwulan III 2021;
i. Penerapan Manajemen Risiko melalui
c. Pelatihan New Hire Orientation (NHO)
seritifikasi kompetensi Manajemen Risiko
2021;
dan sertifikasi kompetensi kerja pegawai
d. Sosialisasi Tata Kelola yang Baik (Good
LPEI;
Corporate Governance) oleh konsultan
j. Penyempurnaan peraturan tentang Komite
independen kepada seluruh pegawai LPEI;
Pengadaan LPEI;
e. Diseminasi Surat Edaran kepada Pegawai
k. Implementasi dan penunjukan Person in
LPEI, Mitra/Rekanan, dan
Charge (PIC) pada Aplikasi Portal
Nasabah/Debitur perihal larangan
Perlindungan Konsumen (APPK) OJK;
permintaan, penerimaan dan pemberian
gratifikasi untuk/dari Pegawai LPEI serta l. Penyampaian laporan gratifikasi kepada
kepada Rekanan, Penyedia Barang/Jasa KPK melalui sistem pelaporan Gratifikasi
(Vendor), Mitra, dan Nasabah; Online (GOL);
f. Pembekalan Tata Kelola yang Baik, Kode m. Penerbitan Manual Operasional Teknologi
Etik, Budaya Kepatuhan, Pengendalian Sistem Informasi LPEI;
Gratifikasi, dan WBS bagi peserta n. Penetapan struktur dan keanggotaan
sertifikasi Manajemen Risiko; Komite Manajemen Risiko LPEI.

Laporan GCG 2021


10 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

A. Dasar Penerapan Tata Kelola


LPEI

1. Dasar, Kebijakan, dan Pedoman pihak yang berkepentingan yakni nasabah,


Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Baik Dalam mencapai Visi dan Misinya, LPEI
LPEI meyakini bahwa pencapaian kinerja yang menerapkan prinsip-prinsip ”Good Corporate
baik dapat terus dipertahankan secara sustainable Governance” (GCG) sebagaimana ditegaskan
dalam jangka pendek, jangka panjang, dan pada Pasal 17 ayat 1 dan 2 Undang-Undang
berbagai prospek bisnis akan diraih, jika LPEI Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 yang
dapat melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola menyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya,
Perusahaan yang baik secara konsisten. Karena LPEI wajib menerapkan prinsip tata kelola yang
itu, bagi LPEI, penerapan Tata Kelola Perusahaan baik, prinsip penerapan manajemen risiko, dan
yang baik atau Good Corporate Governance prinsip mengenal nasabah.
(GCG) tidak hanya menjadi suatu keharusan, Penerapan GCG pada LPEI berdasarkan pada:
tetapi merupakan fondasi utama dalam 1. Pasal 17 Undang-Undang Nomor 2/2009
menjalankan usaha untuk memaksimalkan tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor
manfaat dan nilai tambah bagi para pemangku Indonesia (LPEI)
kepentingan serta menjaga keberlangsungan
2. Peraturan Menteri Keuangan No.
usaha.
208/PMK/06/2021 jo. Peraturan Menteri
LPEI senantiasa mengembangkan GCG yang Keuangan No. 141/ PMK.010/2009
selaras dengan regulasi, untuk mendorong LPEI
Dalam rangka mengoptimalkan dan memperkuat
untuk menciptakan nilai tambah yang optimal.
kualitas penerapan prinsip tata kelola yang baik,
Dewan Komisaris, Direktur Eksekutif, Direktur
prinsip manajemen risiko, dan prinsip mengenal
Pelaksana, Head of, dan seluruh unit kerja LPEI
nasabah LPEI, maka telah dilakukan
berkomitmen untuk mengimplementasikan
penyempurnaan terhadap peraturan Peraturan
penerapan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 141/PMK
tersebut menjadi referensi bagi pengambilan
010/2009, bersama juga dengan PMK Nomor
keputusan yang bertanggung jawab, menghindari
142/PMK.10/2009 tentang Manajemen Risiko
konflik kepentingan, optimalisasi kinerja, dan
LPEI, dan PMK Nomor 143/PMK.10/2009 tentang
peningkatan akuntabilitas. Lebih lanjut, komitmen
Prinsip Mengenal Nasabah LPEI. Atas
atas penerapan GCG juga bertujuan untuk
penyempurnaan ini telah telah di tetapkan dalam
melindungi pemangku kepentingan serta
PMK No. 208/PMK.06/2021 tentang Prinsip Tata
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
Kelola, Prinsip Manajemen Risiko, dan Prinsip
perundang-undangan dalam rangka mencapai
Mengenal Nasabah Lembaga Pembiayaan Ekspor
Visi dan Misi, LPEI secara konsisten dan
Indonesia pada 29 Desember 2021.
berkelanjutan mengimplementasikan prinsip-
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik untuk
Berdasarkan PMK No. 208/PMK/06/2021 pada
menciptakan nilai tambah dan menjaga tingkat
pasal 70, diketahui bahwa pada saat PMK
kepercayaan para pemangku kepentingan.
208/2021 mulai berlaku, penilaian atas
Penerapan Tata Kelola Perusahaan di LPEI pelaksanaan prinsip Tata Kelola LPEI tahun 2022
mengacu kepada 3 (tiga) aspek Tata Kelola, yaitu (atas realisasi tahun 2021) tetap dilakukan dengan
Governance Structure, Governance Process dan berpedoman pada PMK No.141/PMK.010/2009
Governance Outcome yang merupakan tentang Prinsip Tata Kelola Lembaga Pembiayaan
perwujudan tanggung jawab LPEI kepada pihak- Ekspor Indonesia.

Laporan GCG 2021


11 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Prinsip tata kelola dalam Peraturan Menteri 2. Prinsip Tata Kelola yang Baik
Keuangan (PMK) Nomor 141/PMK 010/2009 yang
Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, Direktur
mengatur tentang pelaksanaan tata kelola yang
Pelaksana, Head of, dan seluruh pegawai
baik di LPEI. Sebagai perwujudan kepatuhan
berkomitmen untuk mengimplementasikan
terhadap Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009
standar tinggi dalam penerapan prinsip-prinsip
dan untuk memastikan terlaksananya penerapan
GCG. Prinsip-prinsip tersebut menjadi referensi
prinsip-prinsip ”Good Corporate Governance
bagi pengambilan keputusan yang bertanggung
(GCG)” atau tata kelola lembaga yang baik di
jawab, menghindari konflik kepentingan,
LPEI, Dewan Direktur juga telah memiliki Board
optimalisasi kinerja, dan peningkatan
Manual sebagai pedoman bagi Dewan Direktur,
akuntabilitas. Seluruh insan LPEI juga akan terus
Direktur Eksekutif dan Direktur Pelaksana dalam
meningkatkan kualitas pelaksanaan prinsip-
menjalankan masing-masing fungsinya.
prinsip GCG di seluruh aspek kegiatan usaha
Standar implementasi GCG yang diterapkan oleh bisnis dan operasional. Seiring berkembangnya
LPEI mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan best practices pelaksanaan Tata Kelola
Nomor 141/PMK.010/2009 (PMK) tentang Prinsip Perusahaan pada industri jasa keuangan, sebagai
Tata Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor Special Mission Vehicle milik Pemerintah Republik
Indonesia dalam 11 (sebelas) faktor penilaian Indonesia yang juga terdaftar di pasar modal, LPEI
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, memahami bahwa penerapan dan
yang meliputi: pengembangan GCG memiliki manfaat yang
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sangat besar bagi LPEI. Dengan adanya
Dewan Direktur; penerapan dan pengembangan GCG, LPEI
memiliki pedoman dalam menjalankan kegiatan
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab usaha bisnisnya agar senantiasa selaras dengan
Direktur Eksekutif dan Direktur Pelaksana; tujuan dan kebutuhan setiap stakeholder.
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite; Keselarasan antara stakeholder dan LPEI akan
menumbuhkan sikap saling percaya dan sikap
4) Penanganan benturan kepentingan; yang kondusif di lingkungan Lembaga yang
5) Penerapan fungsi kepatuhan; berujung pada peningkatan sifat kerja unggul dan
profesionalisme di setiap insan LPEI.
6) Penerapan fungsi audit intern;
Implementasi GCG di lingkungan LPEI senantiasa
7) Penerapan fungsi audit ekstern; berlandaskan pada integritas yang kokoh,
8) Penerapan manajemen risiko termasuk sehingga prinsip-prinsip Tata Kelola dapat
sistem pengendalian intern; terlaksana pada setiap tingkatan organisasi, dan
dilaksanakan dalam setiap aktivitas LPEI serta
9) Transparansi kondisi keuangan dan non
seluruh kegiatan operasional Lembaga dapat
keuangan, laporan pelaksanaan prinsip-
berjalan secara konsisten dan berkesinambungan.
prinsip tata kelola yang baik, dan pelaporan
Penerapan Tata Kelola di LPEI berlandaskan
internal;
pada prinsip-prinsip dasar GCG yaitu
10) Pengadaan barang dan jasa; dan Keterbukaan, Akuntabilitas, Tanggung Jawab,
Kemandirian, dan juga Kewajaran. Penerapan
11) Rencana Jangka Panjang (RJP) dan
prinsip-prinsip tersebut di lingkungan LPEI, sudah
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
disepakati oleh Dewan Direktur, Direktur
(RKAT).
Eksekutif, jajaran manajemen dan seluruh insan
LPEI guna menciptakan Lembaga yang
senantiasa tumbuh serta kuat dan bertahan dalam
menjalankan roda bisnisnya.

Laporan GCG 2021


12 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Adapun penerapan prinsip-prinsip GCG LPEI dapat diuraikan sebagai berikut:

Prinsip GCG Uraian

Keterbukaan 1. Lembaga mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan
dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan
(stakeholders) sesuai dengan haknya.
2. Lembaga mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi,
sasaran usaha, strategi Lembaga, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi
manajemen, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko, sistem pengawasan dan pengendalian
intern, status kepatuhan, sistem dan implementasi good corporate governance serta
informasi dan fakta material.
3. Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia Lembaga, rahasia jabatan,
dan hak-hak pribadi sesuai peraturan yang berlaku.
4. Kebijakan Lembaga harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders dan yang
berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

Akuntabilitas 1. Lembaga menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat dipertanggungjawabkan
kepada stakeholders.
2. Lembaga menetapkan check and balance system dalam pengelolaan Lembaga.
3. Lembaga memiliki ukuran kinerja dari semua organ lembaga berdasarkan ukuran yang
disepakati dan sejalan dengan nilai-nilai Perusahaan (Corporate Culture Values), sasaran
usaha dan strategi Lembaga serta memiliki rewards and punishment system.
4. Lembaga harus meyakini bahwa semua organ organisasi Lembaga mempunyai
kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam
implementasi good corporate gorvernance.
Tanggung Jawab 1. Lembaga berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential principle) dan menjamin
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
2. Lembaga sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan
tanggung jawab sosial secara wajar
Kemandirian 1. Lembaga menghindari terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest).
2. Lembaga mengambil keputusan secara objektif dan bebas dari segala tekanan pihak
manapun
Kewajaran 1. Lembaga memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders asas kesetaraan dan
kewajaran (equal treatment).
2. Lembaga memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Lembaga serta membuka
akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Laporan GCG 2021


13 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

B. Struktur, Mekanisme, dan


Implementasi Tata Kelola LPEI

1. Struktur dan Arsitektur Tata Kelola Lembaga


a. Struktur Tata Kelola Lembaga
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 di dalam sistem tata kelola atau
governance LPEI adalah ”One Board System”, dimana Dewan Direktur merupakan organ tunggal organisasi
(sesuai gambar berikut ini). Dewan Direktur sebagai organ tunggal mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
merumuskan, menetapkan kebijakan, dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional LPEI.
Dengan uraian sebagai berikut:

Keterangan:

Anggota Dewan Direktur yang


berasal dari:
Dewan Direktur  Fiskal (3 Orang)
 Perdagangan (1 Orang)
 Perindustrian (1 Orang)
 Pertanian (1 Orang)

Berasal dari luar LPEI paling


banyak 3 Orang dan 1 orang
dari dalam LPEI

Ketua Dewan Direktur


merangkap Direktur Eksekutif

Managing Director/Direktur
Pelaksana, diangkat oleh Dewan
Direktur untuk membantu Direktur
Eksekutif.

Direktur Pelaksana

Laporan GCG 2021


14 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Mengacu pada ketentuan tersebut di atas, komposisi fungsi audit ekstern harus dilaksanakan untuk
Dewan Direktur berjumlah paling banyak 10 memastikan terselenggaranya kepatuhan terhadap
(sepuluh) orang, yang terdiri dari: UU Nomor 2/2009 dan peraturan pelaksanaannya
serta peraturan perundang-undangan lain yang
a. 3 (tiga) orang pejabat yang berasal dari instansi berlaku.
atau lembaga yang membidangi fiskal.

b. 1 (satu) orang pejabat yang berasal dari instansi


atau lembaga yang membidangi perdagangan.

c. 1 (satu) orang pejabat yang berasal dari instansi


atau lembaga yang membidangi perindustrian.
d. 1 (satu) orang pejabat yang berasal dari instansi
atau lembaga yang membidangi pertanian.
e. Paling banyak 3 (tiga) orang yang berasal dari
luar LPEI dan 1 (satu) orang dari dalam LPEI.
b. Arsitektur Kebijakan Tata Kelola Lembaga
Salah seorang dari anggota Dewan Direktur Arsitektur penyusunan kebijakan dan prosedur
ditetapkan oleh Menteri sebagai Ketua Dewan berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan
Direktur merangkap Direktur Eksekutif. Dalam mengamanatkan adanya Kebijakan dan Prosedur
melaksanakan tugasnya, Direktur Eksekutif dibantu tertulis, sebagaimana skema berikut:
paling banyak 5 (lima) orang Direktur Pelaksana
dimana paling banyak 4 (empat) orang berasal dari
dalam LPEI. Direktur Pelaksana diangkat dan
diberhentikan oleh Dewan Direktur atas usul dari
Direktur Eksekutif.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Dewan
Direktur harus selalu berlandaskan kepada prinsip-
prinsip Good Corporate Governance, etika jabatan,
berpegang pada etika bisnis, Board Manual dan
pedoman perilaku (code of conduct) yang telah
disepakati yaitu keteladanan, kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-Undangan, keterbukaan dan
kerahasiaan informasi, peluang bisnis dalam
lembaga dan benturan Kepentingan.
Dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab tersebut, Dewan Direktur wajib
membentuk komite-komite, antara lain Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi 2. Penilaian Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Tata
dan Nominasi. Masing-masing Komite bekerja sesuai Kelola yang Baik
dengan ruang lingkup tugas dan kewajibannya yang a) Hasil Self Assessment Pelaksanaan Tata
ditetapkan oleh Keputusan Direktur Eksekutif (KDE). Kelola Perusahaan yang Baik Tahun 2021
Sementara itu, Direktur Eksekutif telah membentuk Nilai Predikat
Keterangan
antara lain Komite Pembiayaan, Komite Kebijakan Komposit Komposit
dan Pedoman, Komite Penjaminan PEN, Komite Pencapaian predikat komposit
‘Baik’ mencerminkan
Personalia, Komite Etik dan Disiplin Pegawai, Komite implementasi dan penerapan
Teknologi dan Sistem Informasi, Komite Asset & tata kelola yang baik terus
1,545 BAIK berjalan di tahun 2021. Area
Liabilities, Komite Manajemen Risiko, Satuan Kerja perbaikan yang terindentifikasi
Manajemen Risiko, dan Satuan Kerja Audit Intern. telah ditindaklanjuti.
Selain fungsi internal audit yang dilaksanakan oleh
Satuan Kerja Audit Intern, fungsi kepatuhan dan

Laporan GCG 2021


15 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Adapun hasil Self Assessment atas penerapan b) Tindak Lanjut Evaluasi Tata Kelola Oleh Pihak
prinsip Tata Kelola yang baik pada tahun 2020 dari Eksternal (Konsultan Independen)
11 (sebelas) indikator yaitu memperoleh Nilai
Berdasarkan penilaian pihak eksternal untuk laporan
Komposit sebesar 1,545 dengan Predikat Komposit
tahun 2021 (atas penilaian tahun 2020), LPEI telah
“Baik”, jika dibandingkan dengan tahun
melakukan beberapa tindak lanjut untuk peningkatan
sebelumnya, Predikat Komposit Self Assessment
praktik tata kelola yang baik, antara lain:
Tata Kelola masih sama namun terdapat peningkatan
nilai komposit (Predikat Komposit Self Assessment 1. Menyampaikan Laporan Keuangan berdasarkan
tahun 2020 adalah “Baik”). Prinsip Syariah secara terpisah kepada Menteri
Keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri
Penilaian sendiri (self assessment) tersebut
Keuangan yang berlaku.
dilakukan setiap tahun atas implementasi Tata Kelola
yang Baik, dengan melibatkan beberapa Divisi di 2. Memastikan pengangkatan Kepala Satuan Kerja
dalam pemenuhannya (melibatkan masing-masing Audit Internal (SKAI) oleh Direktur Eksekutif
Unit/Divisi yang sesuai di dalam parameter penilaian setelah mendapat persetujuan Dewan Direktur
Tata Kelola yang Baik) sehingga diharapkan mampu dan menyelaraskan Piagam Audit Internal sesuai
mendapat gambaran hasil penilaian Tata Kelola yang dengan struktur organisasi SKAI yang berlaku.
Baik dengan komprehensif. 3. Melakukan survei penilaian efektivitas penerapan
Secara umum LPEI telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang mengukur budaya risiko
Tata Kelola yang Baik, dengan terus memperbaiki dan risk maturity level
beberapa kelemahan yang diidentifikasi pada saat 4. Pengkinian Standard Operating Procedure (SOP)
menjalankan aspek Tata Kelola yang Baik. dan Manual Pengadaan Barang dan Jasa dengan
Manajemen LPEI telah berkomitmen untuk terus tetap memperhatikan hasil audit dari pihak
melakukan perbaikan di dalam menjalankan prinsip- internal, serta selaras dengan Pedoman
prinsip Tata Kelola yang Baik dalam setiap aktivitas Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan
LPEI. Peraturan Dewan Direktur
Didalam melaksanakan Prinsip Tata Kelola yang 5. Memastikan rekomendasi dari Pihak Eksternal
Baik, LPEI juga menghadapi beberapa tantangan, terkait Teknologi Informasi telah selesai
antara lain adanya beberapa kali perubahan ditindaklanjuti seluruhnya.
komposisi manajemen (Direktur Pelaksana),
perubahan Struktur Organisasi, pergantian unsur 6. Melakukan pengkinian terhadap seluruh
Pimpinan Divisi, pergantian Head of, pemenuhan ketentuan yang tercantum dalam Manual
Sumber Daya Manusia, dan perkembangan Sistem Penyusunan RKAT dan RJP sesuai dengan
Otomasi, serta dari faktor eksternal terdapat Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor:
beberapa faktor, antara lain adanya Pandemik Covid- 231/PMK.06/2016 tentang Tata Cara
19 yang amat sangat memperburuk kondisi ekonomi Penyusunan, Penyampaian dan Perubahan
di berbagai industri. Rencana Jangka Panjang Serta Rencana Kerja
dan Anggaran Tahunan Lembaga Pembiayaan
Dalam menghadapi tantangan tersebut di atas, LPEI Ekspor Indonesia, diantaranya terdapat pada :
telah melakukan beberapa penyempurnaan pada
sistem/proses dan Sumber Daya Manusia, antara lain a. Bab III Ketentuan Penyusunan RKAT dan
melakukan perubahan dalam struktur organisasi RJP, Huruf C Proses Penyusunan RKAT dan
yang sesuai dengan LPEI, hingga memperkuat fungsi RJP, terkait muatan RKAT; dan
Three Lines of Defense. b. Bab IV Dokumentasi, Administrasi dan
Selain melakukan penilaian sendiri, penilaian Pelaporan, Huruf C Pelaporan dan
penerapan Tata Kelola yang Baik di LPEI dilakukan Pengawasan terkait batas waktu
juga oleh pihak eksternal (konsultan independent). penyampaian laporan realisasi RKAT.
Hal ini dimaksudkan agar LPEI dapat memperoleh c) Implementasi 3 Aspek Governance System
keyakinan dan objektivitas terhadap kualitas
penerapan Tata Kelola di lingkungan LPEI.  Struktur Tata Kelola
Struktur dan infrastruktur Tata Kelola di LPEI sudah
memenuhi ketentuan. Perubahan susunan
kepengurusan LPEI pada periode ini telah memenuhi

Laporan GCG 2021


16 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

ketentuan dan dilaporkan kepada otoritas yang dan tidak dikenakannya sanksi administratif baik oleh
berwenang serta memenuhi aspek transparansi pihak regulator, maupun pihak berwenang lainnya.
kepada publik. Selain mematuhi ketentuan minimum
Pada periode tahun 2021 LPEI juga
mengenai pembentukan Komite pada tingkat Dewan
menyelenggarakan aktivitas lainnya sebagai wujud
Direktur, LPEI juga membentuk Komite (yang
hasil tata kelola sebagaimana disampaikan dalam
dibentuk Direktur Eksekutif) untuk mendukung
bagian pencapaian manajemen termasuk aktivitas-
penerapan tugas dan tanggung jawab Direktur
aktivitas lainnya (seperti edukasi ekspor, tanggung
Eksekutif dalam pengelolaan kegiatan operasional
jawab sosial, memperbaiki mekanisme pengaduan
LPEI. Ketentuan internal LPEI disusun berdasarkan
nasabah, dan kerjasama dengan berbagai pihak
kerangka kerja yang berbasis risiko dan disesuaikan
lainnya dalam rangka mendukung program
dengan kompleksitas usaha dan tingkatan organisasi
pemerintah).
dalam LPEI. Lebih lanjut, pada tahun 2021, LPEI
telah melakukan penyesuaian unit kerja sebagai
upaya meningkatkan implementasi GCG serta
bertanggung jawab atas implementasi keberlanjutan
(sustainability) di LPEI.

 Proses Tata Kelola


Proses penerapan Tata Kelola dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola dan Kehati-
hatian yang bertujuan untuk pengelolaan LPEI yang
berkelanjutan dan memenuhi kepentingan para
pemangku kepentingan. Inisiatif LPEI dalam periode
ini salah satunya adalah pengembangan budaya
kepatuhan dan risiko (compliance and risk culture)
dengan meningkatkan pengetahuan/kesadaran 3. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan
(awareness) atas aspek kepatuhan dan mitigasi Direktur, Direktur Eksekutif, Dan Direktur
risiko, memperkuat dan melengkapi fungsi Pelaksana
pengendalian internal di setiap unit kerja (risk taking
unit) untuk meminimalisasi kelemahan yang dapat
a) Dewan Direktur
berdampak negatif kepada kinerja dan hasil Tata
Kelola LPEI. Tugas Dewan Direktur adalah merumuskan dan
menetapkan kebijakan serta melakukan pengawasan
Selain itu, dengan perkembangan teknologi informasi
terhadap kegiatan operasional Lembaga Pembiayaan
yang pesat, LPEI juga terus meningkatkan kualitas
Ekspor Indonesia. Selain itu Dewan Direktur juga
sistem dan teknologi informasi untuk memberikan
bertanggung jawab dalam memonitor kinerja Direktur
kualitas layanan keuangan yang optimal, aman dan
Eksekutif dalam pencapaian tujuan lembaga dan
handal kepada nasabah serta memberikan informasi
mencegah adanya konflik kepentingan serta
yang akurat dan tepat waktu kepada para pemangku
memantau terselenggaranya pelaksanaan Tata
kepentingan.
Kelola Lembaga dalam setiap kegiatan usaha
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
 Hasil Tata Kelola
Dalam rangka mematuhi ketentuan dan perundangan  Kriteria Dan Komposisi Dewan Direktur
yang berlaku, LPEI menyampaikan laporan
keuangan dan informasi non-keuangan kepada Dalam rangka menjaga independensi sekaligus
regulator sesuai ketentuan. LPEI juga kelengkapan organisasi, LPEI memiliki komposisi
Dewan Direktur yang diatur pada ketentuan Pasal 25
mengungkapkan kondisi keuangan dan non-
Ayat 2 huruf b Undang-Undang Nomor 2/2009
keuangan, informasi produk dan layanan sesuai
merupakan kombinasi antara pejabat dari instansi
ketentuan pada situs web LPEI. Selain itu, hasil tata
kelola dari penerapan GCG juga terlihat dari terkait dengan LPEI dan dari pihak luar.
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

Laporan GCG 2021


17 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Sepanjang Tahun 2021, komposisi Dewan Direktur  Pernyataan Tentang Independensi


LPEI tidak mengalami perubahan.
Independensi Dewan Direktur LPEI dapat
direfleksikan dalam:
Komposisi Periode 1 Januari – 31 Desember 2021
Nama Jabatan Dasar Pengangkatan a. Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur
Ketua Dewan
Eksekutif tidak mempunyai hak suara dalam
Daniel James
Rompas
Direktur merangkap KMK 933/KMK.06/2019 seluruh rapat Dewan Direktur.
Direktur Eksekutif
b. Seluruh Dewan Direktur LPEI tidak memiliki
Anggota Dewan
Suminto KMK 554/KMK.06/2018 hubungan keluarga sampai dengan derajat
Direktur

Kasan
Anggota Dewan
KMK 274/KMK.06/2020 kedua dengan sesama anggota Dewan Direktur.
Direktur
Anggota Dewan
c. Seluruh Dewan Direktur telah menandatangani
Arus Gunawan KMK 530/KMK.06/2020
Direktur Surat Pernyataan Independensi.
Anggota Dewan
Felia Salim KMK 522/KMK.06/2018
Direktur Sehingga transaksi yang mengandung benturan
Anggota Dewan
Rijani Tirtoso KMK 934/KMK.06/2019 kepentingan di lingkungan LPEI dapat dihindari.
Direktur

 Kebijakan Mengenai Keberagaman Komposisi


 Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Direktur (Fungsi Komisaris), Direktur
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direktur Eksekutif Dan Direktur Pelaksana (Fungsi
meliputi: Direksi)

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta Keberagaman komposisi Dewan Direktur, Direktur
melakukan pengawasan terhadap kegiatan Eksekutif dan Direktur Pelaksana LPEI telah sesuai
operasional LPEI sesuai UU Nomor 2/2009. dengan kebijakan yang diatur dalam Pasal 25 UU
Nomor 2/2009.
b. Memastikan implementasi GCG dalam setiap
kegiatan usaha Lembaga pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.  Frekuensi Pelaksanaan Rapat Dewan Direktur
c. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan tugas Rapat Dewan Direktur wajib dilaksanakan secara
dan tanggung jawab Direktur Eksekutif, serta berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam sebulan dan
memberikan nasihat kepada Direktur Eksekutif. rapat wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
Direktur secara fisik paling kurang 4 (empat) kali
d. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi
dalam setahun. Rapat Dewan Direktur dipimpin oleh
pelaksanaan kebijakan dasar dan strategis.
Ketua Dewan Direktur.
e. Memastikan Direktur Eksekutif telah
Pengambilan keputusan rapat Dewan Direktur
menindaklanjuti temuan audit.
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
f. Membentuk komite sebagaimana diatur dalam Apabila mufakat tidak tercapai, maka keputusan
Peraturan Menteri Keuangan. dapat diambil dengan pemungutan suara terbanyak.
Segala keputusan Dewan Direktur bersifat mengikat
bagi seluruh anggota Dewan Direktur.
 Pengungkapan Mengenai Board Charter
Demi menjaga tertib administrasi dan dokumentasi
Dalam menjalankan tugas, Dewan Direktur memiliki yang baik, semua hasil rapat dituangkan dalam
pedoman dan tata tertib kerja yang diatur dalam risalah rapat, termasuk jika terjadi perbedaan
Peraturan Dewan Direktur pendapat beserta alasannya.
Nomor 0007/PDD/12/2020 tentang Pedoman Tata
Rapat Dewan Direktur dipimpin oleh Ketua Dewan
Kerja Dewan Direktur LPEI (Board Manual).
Direktur merangkap Direktur Eksekutif dan selalu
Pedoman dan tata tertib kerja tersebut menjabarkan
melibatkan Anggota Dewan Direktur lainnya. Selain
antara lain mengenai tugas, wewenang, kewajiban,
itu juga dilakukan rapat gabungan antara Dewan
tanggung jawab, pembagian kerja, waktu kerja, etika
Direktur dan Direktur Pelaksana. Sampai dengan 31
kerja, tata tertib pelaksanaan rapat, dan pelaksanaan
Desember 2021, Dewan Direktur telah mengadakan
tugas berkaitan dengan Rapat Pengesahan.
rapat sebanyak 33 kali rapat.

Laporan GCG 2021


18 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

b) Direktur Eksekutif Dan Direktur Pelaksana mewakili LPEI baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
Kegiatan Operasional LPEI dilakukan oleh Direktur
Eksekutif, dan dalam menjalankan tugasnya, Direktur
Eksekutif dibantu oleh 5 (lima) Direktur Pelaksana.  Komposisi Direktur Eksekutif – Direktur
Pelaksana
Mengacu pada pasal 25 ayat (5) UU Nomor 2/2009,
Direktur Eksekutif LPEI merupakan salah satu Komposisi Dewan Direktur LPEI mengalami 1 (satu)
anggota Dewan Direktur yang ditetapkan oleh kali perubahan sepanjang tahun 2021. Berikut
Menteri Keuangan sebagai Ketua Dewan Direktur komposisi Direktur Eksekutif - Direktur Pelaksana per
merangkap Direktur Eksekutif. Selanjutnya, pada 31 Desember 2021 sampai dengan periode
Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 30 ayat (1), Direktur pelaporan adalah sebagai berikut:
Eksekutif melaksanakan kegiatan operasional dan

Susunan Direktur Eksekutif dan Direktur Pelaksana LPEI Tahun 2021

Komposisi 01 Januari – 11 April 2021


Masa Jabatan Nomor Keputusan
No. Jabatan Nama
(Menjabat sejak)
1 Direktur Eksekutif Daniel James Rompas 23 Desember 2019 Nomor : 933/KMK.06/2019
2 Direktur Pelaksana Dikdik Yustandi 01 September 2019 Nomor : 0010/KDD/08/2019
3 Direktur Pelaksana Djoko Retnadi 01 September 2019 Nomor : 0011/KDD/08/2019
4 Direktur Pelaksana Agus Windiarto 01 September 2019 Nomor : 0012/KDD/08/2019
5 Direktur Pelaksana Henry Sihotang 01 September 2019 Nomor : 0013/KDD/08/2019
6 Direktur Pelaksana Chesna Fizetty Anwar 01 September 2019 Nomor : 0014/KDD/08/2019

Komposisi 12 April – 31 Desember 2021


Masa Jabatan
No. Jabatan Nama Nomor Keputusan
(Menjabat sejak)
1 Direktur Eksekutif Daniel James Rompas 23 Desember 2019 Nomor : 933/KMK.06/2019
2 Direktur Pelaksana Dikdik Yustandi 01 September 2019 Nomor : 0010/KDD/08/2019
3 Direktur Pelaksana Maqin U Norhadi 12 April 2021 Nomor : 0004/KDD/04/2021
4 Direktur Pelaksana Agus Windiarto 01 September 2019 Nomor : 0012/KDD/08/2019
5 Direktur Pelaksana Henry Sihotang 01 September 2019 Nomor : 0013/KDD/08/2019
6 Direktur Pelaksana Chesna Fizetty Anwar 01 September 2019 Nomor : 0014/KDD/08/2019

Laporan GCG 2021


19 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

 Peraturan Internal (1) Membantu Direktur Eksekutif dalam kegiatan


operasional Lembaga.
a) Peraturan Dewan Direktur (PDD) Nomor
(2) Membantu Direktur Eksekutif dalam
0007/PDD/12/2020 tentang Pedoman Tata
kepengurusan Lembaga.
Kerja Dewan Direktur LPEI.
b) PDE Nomor 0041/PDE/11/2011 tentang (3) Melaksanakn kebijakan dan strategi, serta
Pedoman Tata Kerja Direktur Pelaksana. menerapkan Manajemen Risiko secara tertulis
dan komprehensif.

 Tugas Dan Tanggung Jawab Direktur (4) Membantu Direktur Eksekutif menyusun RJP
Eksekutif dan RKAT LPEI.

Tugas Direktur Eksekutif sebagaimana diatur (5) Menindaklanjuti temuan audit dan
dalam Peraturan Menteri Keuangan, meliputi: rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern,
audit ekstern, dan/atau hasil pengasawan
(1) Melakukan kegiatan operasional Lembaga Menteri Keuangan dan/atau hasil pengawasan
sesuai dengan UU Nomor 2/2009. tertentu oleh otoritas lain.
(2) Melaksanakan kepengurusan Lembaga.
(3) Melaksanakan implementasi GCG dalam (6) Menerapkan prinsip-prinsip Tata kelola yang
setiap kegiatan usaha Lembaga pada seluruh baik dalam setiap kegiatan usaha Lembaga
tingkatan atau jenjang organisasi. pada seluruh tingkatan atau jenjang
(4) Membentuk komite sebagaimana diatur dalam organisasi.
PMK. (7) Membantu Direktur Eksekutif dalam menyusun
(5) Menindaklanjuti temuan audit dan pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat
rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern, bagi mengikat bagi Direktur Eksekutif dan
audit ekstern, dan/atau hasil pengasawan Direktur Pelaksana.
Menteri Keuangan dan/atau hasil pengawasan
tertentu oleh otoritas lain.
(6) Menyusun pedoman dan tata tertib kerja yang  Pembidangan Tugas Direktur Eksekutif dan
bersifat bagi mengikat bagi Direktur Eksekutif Direktur Pelaksana
dan Direktur Pelaksana.
Pembidangan Direktur Eksekutif dan Direktur
Direktur Pelaksana Pelaksana dilakukan berdasarkan
Direktur Pelaksana bertanggung jawab kepada MPO.0003/CEO/02/2021 Perihal Penyempurnaan
Direktur Eksekutif atas pelaksanaan operasional Ketujuh PDE No. 0065/PDE/11/2019 tentang
bidang yang disupervisi. Tugas Direktur Pelaksana Pedoman dan Tata Kerja Organisasi LPEI dengan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur rincian sebagai berikut:
Eksekutif Nomor 0041/PDE/11/2011 tentang
Pedoman Tata Kerja Direktur Pelaksana LPEI
yaitu:

Nama Jabatan Bidang Tugas


Daniel James Rompas Ketua Dewan Direktur - Membidangi seluruh unit kerja Direktorat I – V
merangkap Direktur Eksekutif - Membidangi seluruh unit kerja dibawah Head of Compliance,
HR & TO
- Membidangi seluruh unit kerja dibawah Head of Internal Audit
- Membidangi seluruh Komite di bawah Direktur Eksekutif
- Membidangi seluruh komite di bawah Dewan Direktur
- Membidangi Unit Kerja Sekretariat Dewan Direktur
- Membidangi Unit Kerja Dewan Pengawas Syariah
Head of Compliance, HR & TO - Membidangi Unit Kerja Kepatuhan
- Membidangi Unit Kerja Transformation Office & Culture
- Membidangi Unit Kerja Human Resources Business Partner
- Membidangi Unit Kerja Organization Development &
Recruitment
- Membidangi Unit Kerja Human Resources Service & People
Development

Laporan GCG 2021


20 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Nama Jabatan Bidang Tugas


Head of Internal Audit - Membidangi Unit Kerja Reguler Audit
- Membidangi Unit Kerja Special Audit
- Membidangi Unit Kerja QA, Follow Up & Methodology
Dikdik Yustandi Direktur Pelaksana I - Membidangi seluruh unit kerja yang berada dibawah Head of
Penjaminan
- Membidangi Unit Kerja Bisnis Korporasi I
- Membidangi Unit Kerja Bisnis Korporasi II & Special Mention
- Membidangi Unit Kerja Bisnis BUMN
- Membidangi Unit Kerja Trade Finance
- Membidangi Unit Kerja Asuransi
- Membidangi Unit Kerja Corporate Desk Surabaya
- Membidangi Unit Kerja Decision Support
Head of Penjaminan - Membidangi Unit Kerja Penjaminan I
- Membidangi Unit Kerja Penjaminan II
- Membidangi Unit kerja Reviewer Penjaminan
- Membidangi Unit Kerja Operation Penjaminan
Djoko Retnadi Direktur Pelaksana II - Membidangi Unit Kerja Bisnis Usaha Kecil, Menengah dan
Komersial (UKMK)
- Membidangi Unit Kerja Bisnis Syariah & Special Mention
- Membidangi Unit Kerja Jasa Konsultasi
- Membidangi Kantor Wilayah I
- Membidangi Kantor Wilayah II
- Membidangi Kantor Wilayah III
- Membidangi Unit Kerja Penugasan Khusus
- Membidangi Unit Kerja Program Investasi Pemerintah
- Membidangi Unit Kerja Decision Support
Agus Windiarto Direktur Pelaksana III dan - Membidangi seluruh unit kerja yang berada dibawah Head of
Corporate Secretary Finance & Strategic Planning
- Membidangi Unit Kerja IEB Institute
- Membidangi Unit Kerja Communication & Stakeholder
Engagement
- Membidangi Unit Kerja Office of The Board
- Membidangi Unit kerja Financial Institution and Treasury
- Membidangi Unit Kerja Pengadaan dan Umum
- Membidangi Unit Kerja Hukum
Head of Finance & Strategic - Membidangi Unit Kerja Finance
Planning - Membidangi Unit Kerja Strategic & Corporate Planning
- Membidangi Unit Kerja MIS & Business Finance
- Membidangi Unit Kerja Middle Office Treasury
Henry Sihotang Direktur Pelaksana IV - Membidangi seluruh unit kerja yang berada dibawah Head of
Credit & Risk
- Membidangi Unit Kerja Restrukturisasi Aset I
- Membidangi Unit Kerja Restrukturisasi Aset II
- Membidangi Unit Kerja Restrukturisasi Aset III
- Membidangi Unit Kerja Retrukturisasi Aset Syariah
- Membidangi Unit Kerja Litigasi
- Membidangi Unit Kerja Decision Support
Head of Credit & Risk - Membidangi Unit Kerja Credit Reviewer I
- Membidangi Unit Kerja Credit Reviewer II
- Membidangi Unit Kerja Risk & Portofolio Management
- Pemegang Limit Individu
Chesna F Anwar Direktur Pelaksana V - Membidangi seluruh unit kerja yang berada dibawah Head of
Operation & IT
- Membidangi Unit Kerja Policy & Procedure
- Membidangi Unit Kerja Product Development
- Membidangi Unit Kerja Credit Operation and Supervision
Head of Operation & IT - Membidangi Unit Kerja Teknologi Sistem Informasi
- Membidangi Unit Kerja Operasional

Laporan GCG 2021


21 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

c) Komite dibawah Dewan Direktur Keputusan Direktur Eksekutif (KDE) No.


0044/KDE/07/2020 tanggal 27 Juli 2020 tentang
1) Komite Audit Keanggotaan Komite Audit Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia, susunan Komite Audit LPEI
Komite Audit dibentuk dalam rangka mendukung
adalah sebagai berikut:
pelaksanaan tugas Dewan Direktur dalam
memastikan efektivitas sistem pengendalian Nama Jabatan
internal dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor
internal dan eksternal. Di lingkungan LPEI, Komite Rijani Tirtoso Ketua Komite
Audit juga menjalankan tugas untuk melakukan
Untung Dwiyono Anggota
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit.
Yulida S Marbun Anggota
Keberadaan Komite Audit ini sangat penting,
terutama dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian internal. Selain itu, termasuk Selanjutnya, sesuai Keputusan Direktur Eksekutif
kecukupan proses dalam pelaporan keuangan. nomor 0077/KDE/08/2021 tanggal 24 Agustus 2021
tentang Keanggotaan Komite Audit Lembaga
 Dasar Hukum Pembiayaan Ekspor Indonesia, komposisi anggota
Komite Audit hingga berakhirnya tahun buku 2021
Pembentukan Komite Audit serta tugas dan adalah sebagai berikut:
fungsinya telah disesuaikan dengan regulasi yang
Nama Jabatan
berlaku. Peraturan-peraturan yang menjadi
landasan pembentukan, antara lain: Rijani Tirtoso Ketua Komite
a) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Peter Umar Abdilla Anggota
141/PMK.010/2009 tentang Prinsip Tata
Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor Yulida S Marbun Anggota
Indonesia.
b) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Nomor 55/POJK.04/2015 tentang  Periode dan Masa Jabatan
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit. Pengaturan masa jabatan Komite Audit mengacu
pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
c) POJK No. 13/POJK.03/2017 tanggal 27 Maret Nomor 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan
2017, tentang Penggunaan Jasa Akuntan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
publik dan Kantor Akuntan Publik dalam serta Piagam Komite Audit. Regulasi dan pedoman
Kegiatan Jasa Keuangan. kerja tersebut menetapkan bahwa masa jabatan
Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa
 Piagam Komite Audit (Komite Audit Charter) jabatan Dewan Direktur. Komite Audit dapat dipilih
kembali hanya untuk satu periode berikutnya.
Komite Audit LPEI memiliki Piagam atau Pedoman
yang mengatur keanggotaan, wewenang, tugas Dewan Direktur dapat memberhentikan sewaktu-
dan tanggung jawab, rapat, aktivitas, serta tata waktu anggota Komite Audit yang bukan anggota
laksana kerja Komite Audit dalam menjalankan Dewan Direktur jika yang bersangkutan dinilai tidak
fungsinya. melaksanakan tugas sebagaimana mestinya yang
telah dinyatakan dalam Surat Keputusan
Penyempurnaan dan pembaruan piagam Komite Pengangkatan. Apabila dipandang perlu, Dewan
Audit terakhir dilakukan pada tanggal 6 April 2018 Direktur dapat mengangkat kembali anggota
berdasarkan Keputusan Dewan Direktur Nomor Komite Audit yang bukan anggota Dewan Direktur
0003/PDD/04/2018 dan telah diunggah ke dalam setelah masa kerjanya habis.
situs web LPEI. Selanjutnya, Piagam Komite Audit
senantiasa ditinjau kembali secara periodik agar  Independensi Anggota Komite
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
kebutuhan LPEI. Seluruh anggota Komite Audit telah memenuhi
Sepanjang tahun 2021, terjadi beberapa kali semua kriteria independensi dan mampu untuk
perubahan susunan Komite Audit. Berdasarkan menjalankan tugasnya secara independen. Dalam

Laporan GCG 2021


22 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

melaksanakan tugasnya, Komite Audit tidak dapat  Rapat Komite Audit


dipengaruhi oleh pihak mana pun.
Piagam Komite Audit mengatur bahwa Komite
Seluruh anggota Komite Audit juga tidak memiliki
Audit wajib menyelenggarakan rapat sekurang-
hubungan hubungan afiliasi. Hubungan dimaksud,
kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan untuk
terkait dengan keuangan, kepengurusan saham
menyelesaikan program kerja Komite Audit.
dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan
Selama tahun 2021 Komite Audit melangsungkan
Direktur, Direktur Eksekutif, Direktur Pelaksana,
rapat sebanyak 29 kali, antara lain rapat internal
dan/atau Pemegang Saham.
Komite Audit serta rapat gabungan Komite Audit
dengan internal audit dan eksternal audit. Selain itu
 Tugas dan tanggung Jawab
Komite Audit juga berpartisipasi dalam 11 (sebelas)
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit, terutama kali penyelenggaraan rapat gabungan antar Komite
mengacu pada ketetapan Peraturan Menteri Dewan Direktur (joint committee), membahas hal-
Keuangan Nomor 141/PMK.010/2009 tentang hal strategis yang perlu dibahas secara lintas
Prinsip Tata Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor Komite.
Indonesia, yang sejalan dengan regulasi lainnya.
Berikut ini rincian kegiatan rapat Komite Audit tahun
Pada Pasar 35 Peraturan Menteri Keuangan itu,
2021:
disebutkan tugas Komite Audit, yaitu:
Jumlah
1. Memastikan efektivitas sistem pengendalian Nama
Rapat
Kehadiran % Kehadiran
internal dan efektivitas pelaksanaan tugas
Rijani
auditor eksternal dan auditor internal. Tirtoso
29 29 100%
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern Yulida S.
29 29 100%
Marbun
(SKAI);
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Untung S.
16 16 100%
Akuntan Publik dengan standar audit yang Dwiyono*
berlaku;
Peter Umar
c. Kesesuaian Laporan Keuangan dengan Abdillah**
11 10 90%
Standar Akuntansi yang berlaku; dan
Keterangan:
d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direktur
*Masa jabatan berakhir pada tanggal 25 Juli 2021
Eksekutif atas hasil temuan Satuan Kerja **Efektif sejak tanggal 9 Agustus 2021
Audit Intern dan Kantor Akuntan Publik
3. Memberikan rekomendasi mengenai
penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP)  Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Tahun
kepada Dewan Direktur. 2021

 Program Pengembangan Komite Sepanjang tahun 2021, Komite Audit telah


Selama tahun 2021, anggota Komite Audit yaitu: melaksanakan berbagai kegiatan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya, yaitu:
1. Ibu Rijani Tirtoso
2. Ibu Yulida S Marbun
Berpartisipasi dalam program pengembangan /
pelatihan “Loan Covid Restructuring After
Implementation of POJK 48 2020” yang
diselenggarakn oleh BARA (Bank Association for
Risk Management) pada 05 Agustus 2021 di
Jakarta.

Laporan GCG 2021


23 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

No Program Kerja Tahun 2021 Obyek Sasaran

1 Melakukan Supervisi, Memberikan RKAT dan IKU 2020 LPEI Untuk memenuhi kebutuhan LPEI.
Konsultasi , dan Melaksanakan Review
atas RKAT dan IKU 2021 LPEI, Internal Untuk memastikan seluruh
Audit, dan Compliance Rencana Audit sudah tercakup
RKAT dan IKU 2020 Internal Audit dalam RAT.
Untuk memastikan bahwa
RKAT dan IKU 2020 Compliance pelaksanaan GCG telah
dilaksanakan sesuai Best
Practices.

2 Melakukan Supervisi dan Koordinasi Kolaborasi dengan stakeholder Memenuhi kebutuhan LPEI
dengan pihak terkait secara detil dalam utama Komite Audit a.l. BPK, OJK.
pemenuhan kebutuhan LPEI dan strategi
pencapaiannya

3 Melakukan Supervisi, Memberikan Tanggapan dan tindak lanjut Untuk memastikan seluruh temuan
Konsultasi, dan Melaksanakan temuan Auditor Eksternal (BPK, audit telah ditindaklanjuti dan
Kolaborasi dengan pihak terkait secara OJK), Kantor Akuntan Publik, dan sesuai komitmen
detil step-step secara berurutan mulai Divisi Internal Audit
dari yang paling penting dan urgent
(critical milestones) yang harus dipenuhi
beserta timeline atau target waktu
masing-masing milestones dan strategi
pencapaiannya)

4 - Melakukan Review dan Memberikan Penguatan Penerapan Fungsi Pemantauan terhadap


Konsultasi Konsep GRC & Three Audit Internal pengembangan Fungsi Audit
Lines of Defense Internal sesuai konsep GRC & 3-
Lines of Defense dan Risk Based
- Melakukan Review dan Memberikan Audit yang dilakukan oleh Divisi
Konsultasi Metodologi Risk Based Internal Audit
Audit

5 Melakukan Koordinasi Asistensi Kolaborasi dengan Inspektorat Memenuhi Kebutuhan LPEI


Inspektorat Jenderal Kementerian Jenderal Kemenkeu tentang sistem
Keuangan tentang sistem Pencegahan Pencegahan dan Penindakan.
dan Penindakan
(profiling, whistle blowing)

Laporan GCG 2021


24 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

No Program Kerja Tahun 2021 Obyek Sasaran


- Risk Appetite Statement (RAS)
6 Melakukan Review dan Memberikan Peran Konsultansi Komite Audit utk - Risk Profile LPEI
Konsultasi dalam rangka Implementasi Pengembangan Manajemen Risiko - Implementasi kerangka kerja
Kebijakan Manajemen Risiko LPEI. dan Tata Kelola LPEI GRC termasuk ERM yang
memadai
- Fungsi Organisasi Manajemen
Risiko yang efektif dan
kapabilitas & kapasita SDM yang
memadai

Kebijakan Tata Kelola LPEI yang


komprehensif, antara lain :
Melakukan Review dan Memberikan - TARIF
Konsultasi kepada Unit Kepatuhan - Implementasi Whistle Blower
dalam rangka Implementasi Kebijakan
System
Tata Kelola LPEI - Sistim pengendalian dan
pengawasan intern (termasuk
Sistem/mekanisme monitoring
penyaluran fasilitas pembiayaan
dalam rangka mendorong ekspor
nasional)
- Pedoman perilaku etika
- Implementasi Network dan
Infrastructure Teknologi
Informasi , Application
Architecture, Main Issue Data
Resume, yang memenuhi
standard Best Practices
- Implementasi Financial
Melakukan Review dan Memberikan Reporting - PSAK 71
Konsultasi kepada unit TSI dalam rangka - Implementasi MIS dan Data
Governance yang memenuhi
Implementasi Kebijakan TSI – LPEI
standard Best Practices
- Untuk memastikan seluruh
7. Melakukan Review & Memberikan Program Kerja Pemeriksaan Rencana Audit telah tercakup
Konsultasi atas penyusunan Program Tahunan Divisi Internal Audit dan dalam RAT dan pelaksanaan
Kerja Pemeriksaan Tahunan Divisi Divisi Special Audit tahun 2021 investigasi berjalan sesuai
Internal Audit dan Special Audit tahun ketentuan dan kebijakan.
2021 - Audit Charter & Audit Rating,
Manual & Prosedur Audit &
Special Audit

Laporan Pengawasan RKAT telah


8 Mengkoordinasikan kajian dan Laporan Pengawasan RKAT sesuai dan tepat waktu
Penyempurnaan Laporan Pengawasan Semester II 2020
RKAT Semester II 2020 dan Semester I
2021 (Review & Consulting) Laporan Pengawasan RKAT
Semester I 2021
- Review investigasi untuk
9 Melakukan Review dan Memberikan Asurans atas akuntabilitas menentukan akuntabilitas dari
Konsultasi secara detil step-step secara terhadap pihak - pihak internal semua pihak yang terlibat mulai
berurutan mulai dari yang paling penting LPEI yang terlibat dalam dari Proses inisiasi, Proses
dan urgent (critical milestones yang keputusan kredit kepada debitur analisa kredit, Proses Komite
harus dipenuhi beserta timeline atau masalah (post-mortem review) dan keputusannya, Proses
target waktu masing-masing milestones sebelum disbursement termasuk
dan strategi pencapaiannya) proses pemenuhan covenant
dan proses pengikatan agunan,
Proses post-disbursement dan
monitoring.
- Tercapainya Skenario Relaksasi
Pembiayaan PL dan
Restukturisasi Pembiayaan NPL
- Tercapainya Skenario
Pembiayaan NIA, Penjaminan,
Asuransi danTrade Finance

Memberi evaluasi kinerja KAP –


10 Evaluasi Kinerja KAP – RSM tahun buku Kinerja KAP – RSM tahun buku RSM tahun buku 2020
2020 2020

Laporan GCG 2021


25 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

No Program Kerja Tahun 2021 Obyek Sasaran


Penyusunan kegiatan Komite Audit
11 Supervisi & Review :Penyusunan Laporan Triwulanan Pokok- Pokok untuk setiap 3 bulanan kepada
Laporan Pokok-Pokok Kegiatan Komite Kegiatan Komite Audit Dewan Direktur
Audit kepada Dewan Direktur

12 Supervisi & Review : Pengaturan Agenda Rapat dari


Komite Audit kepada Rapat Rapat menghasilkan rekomendasi
- Rapat Internal Komite Audit Dewan Direktur perbaikan, dalam hal ini terhadap
Pemantauan dan Pengawasan yang hasil audit dan tindak lanjut
bersifat periodik dan adhoc terkait perbaikan sehingga terhindar
pelaksanaan Audit Plan Divisi Internal temuan berulang
Audit dan Divisi Special Audit /Laporan
Kasus Fraud, dan Compliance
- Rapat Joint Committee (KPR, KRN)
Pemantauan dan Pengawasan
pelaksanaan Action Plan yang sudah
disepakati.
Memenuhi Kebutuhan LPEI
13 - Melakukan fungsi Supervisi dan Tugas-tugas lainnya dari Dewan
pelaksanaan Konsultasi lainnya sesuai Direktur sesuai bidang tugas
penugasan dari Dewan Direktur Komite
- Memberikan masukan kepada Dewan
Direktur
Meningkatkan kemampuan
14 Mengikuti pelatihan, workshop dan Peningkatan Profesionalisme profesional
sertifikasi lainnya anggota Komite

2) Komite Remunerasi Dan Nominasi  Komposisi dan Profil Komite Remunerasi


dan Nominasi
 Dasar Hukum
Selama tahun 2021 Komposisi anggota Komite
Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk
Remunerasi dan Nominasi tidak mengalami
berdasarkan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri
perubahan. Berdasarkan Keputusan Direktur
Keuangan Nomor 141/PMK.010/2009 tentang
Eksekutif (KDE) nomor 0035/KDE/06/2020,
Prinsip Tata Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor
susunan Komite Remunerasi dan Nominasi LPEI
Indonesia (PMK 141/2009). Sebagaimana tertuang
adalah sebagai berikut :
pada Pasal 37 PMK 141/2009 Komite Remunerasi
dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung Periode Januari – Desember 2021
jawab menyusun dan memberikan rekomendasi
Nama Jabatan Dasar
kepada Dewan Direktur mengenai kebijakan
remunerasi dan nominasi, serta melakukan Suminto Ketua 0035/KDE/06/2020
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan
remunerasi dan nominasi. Kasan Anggota 0035/KDE/06/2020

Wahyu P Wibowo Anggota 0035/KDE/06/2020


 Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Remunerasi dan Nominasi LPEI memiliki
committee charter sebagai pedoman dan tata tertib  Periode dan Masa Jabatan
kerja Komite yang ditetapkan melalui Peraturan Berdasarkan Piagam Komite Remunerasi dan
Dewan Direktur nomor 0008/PDD/12/2020 tentang Nominasi yang ditetapkan berdasarkan PDD
Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi Nomor 0008/PDD/12/2020 tanggal 28 Desember
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 2020, masa jabatan anggota Komite yaitu:
a. Masa jabatan anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi yang berasal dari anggota Dewan
Direktur adalah sesuai dengan masa tugasnya
sebagai anggota Dewan Direktur LPEI.

Laporan GCG 2021


26 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

b. Masa jabatan anggota Komite Remunerasi dan f) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
Nominasi yang berasal dari pejabat LPEI yang kebijakan remunerasi dan nominasi.
membawahi bidang SDM adalah sesuai dengan
masa tugasnya sebagai pejabat LPEI yang  Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
membawahi bidang SDM. Selama tahun 2021, Komite Remunerasi dan
Nominasi telah menyelenggarakan rapat sebanyak
Namun begitu Dewan Direktur berhak sewaktu
11 (sebelas) kali, dengan frekuensi dan tingkat
waktu untuk melakukan penggantian struktur
kehadiran sebagai berikut
anggota Komite Remunerasi dan Nominasi, dalam
hal dinilai tidak melaksanakan tugas sebagaimana Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran
mestinya dengan tetap memperhatikan ketentuan
Nama Jabatan Kehadiran % Kehadiran
keanggotaan.
Suminto Ketua 11 100%
 Independensi Anggota Komite Kasan Anggota 11 100%
Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Wahyu P Wibowo Anggota 11 100%
berasal dari pihak independen tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan  Program Pengembangan Komite
Direktur, Direktur Eksekutif, Direktur Pelaksana,
Sepanjang tahun 2021, Bapak Kasan selaku
dan/atau Pemegang Saham dan/ atau anggota
anggota Komite Remunerasi dan Nominasi telah
komite lainnya. mengikuti pelatihan sebanyak 1 (satu) kali, yaitu
Seluruh anggota Komite juga telah pelatihan Loan Covid Restructuring After
Implementation of POJK 48/2020 online short
menandatangani Surat Pernyataan Independensi.
course yang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus
tahun 2021.
 Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab dari Komite 3) Komite Pemantau Risiko
Remunerasi dan Nominasi adalah:  Dasar Hukum
a) Merekomendasikan kepada Dewan Direktur
mengenai kebijakan remunerasi pegawai Komite Pemantau Risiko dibentuk berdasarkan
untuk disampaikan kepada Direktur Eksekutif, Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan
antara lain sistem penggajian, pemberian (PMK) Nomor 141/PMK.010/2009 tentang Prinsip
tunjangan, dan kesinambungan penghasilan Tata Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor
pada hari tua; Indonesia (PMK 141/2009). Sebagaimana tertuang
b) Merekomendasikan kepada Dewan Direktur dalam ketentuan Pasal 36 PMK 141/2009, Komite
Pemantau Risiko bertugas untuk membantu Dewan
mengenai kebijakan nominasi pegawai untuk
Direktur dalam melakukan penilaian independen
disampaikan kepada Direktur Eksekutif, antara secara berkala dan memberikan rekomendasi
lain memberikan usulan kriteria seleksi dan tentang risiko usaha dalam hubungannya dengan
prosedur nominasi, serta menyusun sistem Pembiayaan Ekspor Nasional yang diberikan oleh
penilaian; LPEI.
c) Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Direktur mengenai kebijakan remunerasi bagi  Piagam Komite Pemantau Risiko
Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, dan Sebagai pedoman dan tata tertib kerja komite,
Direktur Pelaksana untuk disampaikan kepada terdapat Piagam Komite Pemantau Risiko yang
Menteri; ditetapkan melalui Peraturan Dewan Direktur
d) Menyusun dan memberikan rekomendasi Nomor 0009/PDD/12/2020 tentang Piagam Komite
kepada Dewan Direktur mengenai sistem serta Pemantau Risiko Lembaga Pembiayaan Ekspor
prosedur pemilihan dan/atau penggantian Indonesia dengan mengacu pada dasar hukum
Direktur Pelaksana dan pejabat eksekutif LPEI PMK 141/2009
untuk disampaikan kepada Direktur Eksekutif;
e) Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Direktur mengenai pihak independen yang
akan menjadi anggota Komite ; dan

Laporan GCG 2021


27 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

 Komposisi dan Profil Komite Pemantau  Independensi Anggota Komite


Risiko
Seluruh anggota Komite Pemantau Risiko berasal
Sepanjang tahun 2021, terdapat perubahan dari pihak independen tidak memiliki hubungan
susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko. keuangan, kepengurusan saham dan/atau
Berdasarkan Keputusan Direktur Eksekutif (KDE) hubungan keluarga dengan Dewan Direktur,
0071/KDE/10/2020 tanggal 26 Oktober 2020 Direktur Eksekutif, Direktur Pelaksana, dan/atau
tentang Keanggotaan Komite Pemantau Risiko Pemegang Saham dan/ atau anggota komite
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, susunan lainnya.
Komite Pemantau Risiko LPEI adalah sebagai
berikut:. Per 31 Desember 2021, berdasarkan  Tugas dan Tanggung Jawab
Keputusan Direktur Eksekutif (KDE)
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau
0092/KDE/11/2021 tanggal 1 November 2021
Risiko berdasarkan Pasal 36 Peraturan Menteri
tentang Keanggotaan Komite Pemantau Risiko
Keuangan Nomor 141/PMK.010/2009 tentang
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, susunan
Prinsip Tata Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor
Komite Pemantau Risiko LPEI adalah sebagai
Indonesia (LPEI) dan Peraturan Dewan Direktur
berikut:
Nomor 0009/PDD/12/2020 tentang Piagam Komite
Nama Jabatan
Pemantau Risiko untuk meIakukan penilaian
secara berkala dalam rangka membantu Dewan
Felia Salim Ketua Komite Direktur untuk memberikan rekomendasi tentang
risiko usaha dalam hubungannya dengan
Rubi Pertama Anggota Pembiayaan Ekspor Nasional yang diberikan oleh
LPEl, paling kurang dilaksanakan dengan
Herwan Ng* Anggota
melakukan:
Putu Rahwidhiyasa** Anggota
a) Evaluasi tentang kesesuaian antara Kebijakan
Manajemen Risiko dengan pelaksanaan
(*) Masa jabatan berakhir pada 31 Oktober 2021 kebijakan tersebut;
(**) Efektif per tanggal 1 November 2021
b) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas
Satuan Kerja Manajemen Risiko; dan
c) Tugas-tugas lain yang sesuai dengan fungsi
 Periode dan Masa Jabatan
Komite Pemantau Risiko atas permintaan
Berdasarkan Piagam Komite Pemantau Risiko Dewan Direktur.
yang ditetapkan berdasarkan PDD Nomor
0009/PDD/12/2020 tanggal 28 Desember 2020,
 Rapat Komite Pemantau Risiko
masa jabatan anggota Komite yaitu:
Selama tahun 2021, Komite Pemantau Risiko telah
a. Masa jabatan Ketua Komite Pemantau Risiko
menyelenggarakan 24 (dua puluh empat) kali rapat
yang berasal dari anggota Dewan Direktur
dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai
adalah sesuai dengan masa tugasnya sebagai
berikut:
anggota Dewan Direktur LPEI.
b. Masa jabatan anggota Komite Pemantau Risiko
yang berasal dari Pihak Independen ditetapkan Nama Jabatan Freq Jumlah Persentase
paling lama 3 (tiga) tahun.
c. Dalam hal anggota Komite dari Pihak Felia Salim Ketua 24 24 100%
Independen memiliki kinerja baik dalam
Rubi Anggota 19 19 100%
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
Pertama*
maka anggota Komite tersebut dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. Herwan Ng* Anggota 19 19 100%

Namun begitu Dewan Direktur berhak sewaktu


Putu Anggota 5 5 100%
waktu untuk melakukan penggantian struktur Rahwidhiyasa
anggota Komite Pemantau Risiko, dalam hal dinilai **
tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya
dengan tetap memperhatikan ketentuan
keanggotaan.

Laporan GCG 2021


28 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

 Program Pengembangan Komite 2. Mengkaji laporan-laporan rutin seperti:


a. Laporan Pengawasan RKAT LPEI oleh
Selama tahun 2021, anggota Komite Pemantau Dewan Direktur
Risiko ikut berpartisipasi dalam program b. Laporan Perbaikan Kualitas Pembiayaan
pengembangan sebagai berikut: c. Laporan Profil Risiko dan laporan rutin
manajemen risiko
Nama Jenis Penyelenggara Tanggal & 3. Melakukan rapat berkala dengan Ketua Komite
Pelatihan/ Lokasi Pemantau Risiko
Seminar
Felia Loan Covid Bankers Jakarta, 5 4. Melakukan rapat berkala dengan unit kerja
Salim Restructurin Association for Agustus Manajemen Risiko & Perencanaan
g After Risk 2021
Strategis/Keuangan serta unit kerja lainnya
Implementati Management
on of POJK untuk memperoleh klarifikasi dan tambahan
48 2020 informasi atas laporan-laporan dan hal-hal lain
Rubi Loan Covid Bankers Jakarta, 5 yang berhubungan dengan tugas Komite
Pertama* Restructurin Association for Agustus Pemantau Risiko.
g After Risk 2021
5. Melakukan evaluasi kesesuaian antara
Implementati Management
on of POJK Kebijakan Manajemen Risiko dengan
48 2020 pelaksanaan kebijakan, seperti:
Herwan Loan Covid Bankers Jakarta, 5
Ng* Restructurin Association for Agustus
a. Memonitor dan memfasilitasi disain GRC
g After Risk 2021 termasuk ERM
Implementati Management b. Memfasilitasi penyusunan: Risk Appetite dan
on of POJK
48 2020
penyelarasannya dengan RKAT (memberikan
masukan mengenai Risk Capacity, Risk
(*) Masa jabatan berakhir pada 31 Oktober 2021
Tolerance, Risk Acceptance Criteria, Industry
Risk Rating dan parameter-parameternya).
 Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau c. Memastikan kesesuaian struktur fungsi
manajemen risiko dan merekomendasikan
Risiko Tahun 2021
pengisian secepatnya beberapa posisi
Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan kosong MRO; juga melengkapi anggota KPR
berbagai kegiatan sesuai dengan tugas dan d. Terkait Board Governance, mereview dan
tanggung jawabnya, yaitu: memastikan efektifitas Board Engagement
dalam kerangka One Board dan efektifitas
1. Melakukan review dan evaluasi atas target proses pengambilan keputusan.
rencana bisnis LPEI tahun 2021 yang dituangkan 6. Pemantauan dan pengawasan periodik
dalam RKAT dan Indikator Kinerja Utama (IKU) pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen
lembaga dari perspektif manajemen risiko yang Risiko, seperti:
mencakup antara lain:
a. Mempelajari efektifitas laporan-laporan
a. Pemantauan dan pengawasan periodik Manajemen Risiko
pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen
Risiko b. Merekomendasikan perbaikan terkait 2 (dua)
faktor risiko terbesar yaitu risiko kredit dan
b. Kerangka dan Tata Kelola Manajemen Risiko risiko operasional
atau Risk Management Framework &
Governance c. Memastikan kecukupan kebijakan terkait
faktor-faktor risiko utama lainnya.
c. Pelaksanaan Mandat dan Kesesuaian
Manajemen Risiko Bisnis termasuk review 7. Melakukan pemantauan hal-hal strategis
program National Interest Account (NIA) lembaga lainnya, seperti:
d. Kecukupan Manajemen Risiko Kredit a. Pelaksanaan Rencana Aksi Keuangan
terutama dalam masa pandemi Covid-19 Berkelanjutan terkait Environmental, Social,
and Corporate Governance (ESG)
e. Kecukupan Manajemen Risiko Operasional
b. Kecukupan Manajemen Risiko Bisnis
f. Kecukupan Manajemen Risiko Likuiditas Syariah dan Asuransi
g. Kecukupan Fungsi-fungsi Infrastruktur c. Kecukupan Manajemen Risiko Operasional
h. Memfasilitasi Pelaporan Dewan Direktur ke termasuk Teknologi Informasi (TI) dan
DJKN Management Information System (MIS).

Laporan GCG 2021


29 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

d) Komite dibawah Direktur Eksekutif  Kebijakan Pengambilan Keputusan


Peraturan Direktur Eksekutif Nomor
1) Komite Manajemen Risiko 0031/PDE/12/2021 tanggal 13 Desember 2021
Tentang Komite Manajemen Risiko, mengatur tata
Struktur dan kewenangan Komite Manajemen Risiko
cara pengambilan keputusan Komite, yaitu:
ditetapkan dalam Peraturan Direktur Eksekutif
Nomor 0024/PDE/05/2019 tanggal 23 Mei 2019 a) Pengambilan keputusan Komite dapat
Tentang Komite Manajemen Risiko Lembaga dilakukan melalui rapat tatap muka atau secara
Pembiayaan Ekspor Indonesia. sirkuler.
b) Pengambilan keputusan Komite dianggap
Dengan adanya perubahan struktur organisasi, kuorum apabila sedikitnya dihadiri oleh:
maka dilakukan penyesuaian dengan diterbitkannya (1) Ketua atau Wakil Ketua;
Peraturan Direktur Eksekutif Nomor (2) Sekretaris; dan
0031/PDE/12/2021 tanggal 13 Desember 2021 (3) Anggota tetap selain Ketua/Wakil Ketua
Tentang Komite Manajemen Risiko. dan Sekretaris dengan kehadiran lebih dari
setengah anggota tetap;
(4) Keputusan rapat harus diambil
 Status Keanggotaan dan Status hak Suara berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Berikut struktur keanggotaan Komite Manajemen
 Frekuensi dan Kehadiran Rapat
Risiko di LPEI berdasrar
Sepanjang tahun 2021, Komite Manajemen Risiko
Ketua merangkap : Direktur Pelaksana Yang telah melakukan 2 kali rapat dengan tingkat
Anggota Tetap Membidangi fungsi Manajemen
Risiko kehadiran sebagai berikut:
Wakil Ketua : Head of yang membidangi
merangkap Manajemen Risiko; Tabel Frekuensi & Kehadiran
Anggota Tetap Komite Manajemen Risiko 2021
Nama Jabatan Freq Kehadiran (%)
Sekretaris : Kepala Divisi dari unit kerja yang
merangkap melaksanakan fungsi Manajemen Direktur Pelaksana Anggota
Anggota Tetap 2 1 50
Risiko I Tetap
Direktur Pelaksana Anggota
Anggota Anggota
: Tetap : 2 2 100
II Tetap
1. Direktur Pelaksana selain ketua; Direktur Pelaksana Anggota
2. Head of yang membidangi 2 2 100
III Tetap
Internal Audit; Direktur Pelaksana
3. Head of yang membidangi Ketua 2 2 100
IV
Kepatuhan; Wakil Ketua
Anggota Tidak Tetap : Direktur Pelaksana merangkap
1. Head of selain anggota tetap; 2 2 100
V Anggota
2. Kepala Divisi/pejabat setingkat Tetap
Kepala Divisi selain anggota
tetap;

yang terkait dengan materi 2) Komite Kebijakan dan Pedoman


pembahsaan.
Struktur dan kewenangan Komite Kebijakan dan
Pedoman sebelumnya ditetapkan dalam Peraturan
 Tugas danTanggung Jawab Direktur Eksekutif Nomor 0025/PDE/05/2019
tanggal 23 Mei 2019 Tentang Komite Kebijakan
Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen
Bisnis Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada
Direktur Eksekutif antara lain mengenai:
Dengan adanya perubahan struktur organisasi,
maka dilakukan penyesuaian dengan diterbitkannya
a) Penyusunan strategi dan program penerapan
Peraturan Direktur Eksekutif Nomor
Manajemen Risiko;
0032/PDE/12/2021 tanggal 13 Desember 2021
b) Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan
Tentang Komite Kebijakan dan Pedoman Lembaga
Manajemen Risiko berdasarkan hasil evaluasi
Pembiayaan Ekspor Indonesia.
pelaksanaan;
c) Penetapan (justification) hal-hal yang terkait
dengan keputusan bisnis yang menyimpang
dari prosedur normal (irregularities);

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
30
LAPORAN GCG 2021

 Struktur keanggotaan Komite Kebijakan dan untuk dilakukan penetapannya oleh Direktur
Pedoman LPEI Eksekutif atau Dewan Direktur.
Berdasarkan Peraturan Direktur Eksekutif Nomor b) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan
0032/PDE/12/2021 tanggal 13 Desember 2021 peraturan internal LPEI serta merumuskan solusi
tentang Komite Kebijakan dan Pedoman, struktur atsa kendala yang dihadapi dalam bentuk
keanggotaan Komite Kebijakan dan Pedoman periodic meeting ataupun pembahasan temuan
ditetapkan sebagai berikut: audit terkait peraturan.

1. Kategori A  Kebijakan Pengambilan Keputusan


Ketua merangkap : Direktur Pelaksana yang
Anggota Tetap
Peraturan Direktur Eksekutif Nomor
membidangi fungsi kebijakan
dan pedoman 0032/PDE/12/2021 tanggal 13 Desember 2021
Sekretaris : Kepala Divisi dari unit kerja tentang Komite Kebijakan dan Pedoman mengatur
merangkap yang melaksanakan fungsi
Anggota Tetap kebijakan dan pedoman tata cara pengambilan keputusan Komite, yaitu:
Anggota : Anggota Tetap : a) Pengambilan keputusan Komite dapat
1. Direktur Pelaksana selain
ketua;
dilakukan melalui rapat tatap muka atau secara
2. Head of yang membidangi sirkuler.
Internal Audit; b) Pengambilan keputusan Komite dianggap
3. Head of yang membidangi
Kepatuhan; kuorum apabila sedikitnya dihadiri oleh:
1) Ketua;
Anggota Tidak Tetap :
1. Head of selain anggota tetap; 2) Sekretaris;
2. Kepala Divisi/pejabat 3) Anggota tetap selain Ketua dan Sekretaris
setingkat Kepala Divisi selain
anggota tetap; dengan kehadiran lebih dari setengah
anggota tetap; dan
yang terkait dengan materi
pembahsaan.
4) 1 (satu) anggota tidak tetap.
5) Keputusan rapat harus diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Kategori B
Ketua merangkap : Direktur Pelaksana yang  Frekuensi dan Kehadiran Rapat
Anggota Tetap membidangi fungsi kebijakan
dan pedoman Sepanjang tahun 2021, Komite Kebijakan Bisnis
Sekretaris : Kepala Divisi dari unit kerja
merangkap yang melaksanakan fungsi telah melakukan 3 (tiga) kali rapat dengan agenda
Anggota Tetap kebijakan dan pedoman dan frekuensi kehadiran sebagai berikut:
Anggota : Anggota Tetap : Tabel Frekuensi & Kehadiran
1. Kepala Divis dari unit kerja Komite Kebijakan dan Pedoman 2021
yang melaksanakan fungsi
Manajemen Risiko;
2. Kepala Divisi dari unit kerja Frekuensi Jumlah
yang melaksanakan fungsi Nama Jabatan
Rapat Kehadiran (%)
Kepatuhan;
3. Kepala Divisi dari unit kerja
Direktur Anggota
yang melaksanakan fungsi 3 3 100
Pelaksana I Tetap
Hukum;
4. Kepala dari Unit kerja yang
melaksanakan fungsi Internal Direktur Anggota
3 3 100
Audit Pelaksana II Tetap

Anggota Tidak Tetap : Direktur


Kepala Divisi/pejabat setingkat Anggota
Pelaksana 3 3 100
Kepala Divisi selain anggota Tetap
III
tetap yang terkait dengan materi
pembahsaan.
Direktur
Anggota
Pelaksana 3 3 100
Tetap
IV

 Tugas dan Tanggung Jawab Direktur


Pelaksana Ketua 3 3 100
Tugas dan tanggung jawab Komite Kebijakan dan V
Pedoman antara lain:
a) Menyetujui rancangan peraturan internal LPEI
dan disampaikan kepada Direktur Eksekutif

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
31
LAPORAN GCG 2021

Head Of
Anggota 2. Komite Special Asset Management (Sektor
Compliance, 3 3 100
Tetap
HR, dan TO Komersial)
Head of Fungsi Bisnis Fungsi Risiko
Anggota
Internal 3 3 100
Tetap
Audit 1) Direktur Pelaksana I/ II 1) Direktur Eksekutif
2) Direktur Pelaksana IV 2) Direktur Pelaksana III
Kepala 3) Head of Guarantee 3) Direktur Pelaksana V
Divisi Policy Sekretaris 3 3 100 4) Head of Credit & Risk
& Prosedur 5) Kepala Divis Credit
Reviewer I/ II

3. Komite Pembiayaan Penugasan Khusus Ekspor


3) Komite Pembiayaan
sektor UKM berorientasi ekspor
Struktur dan kewenangan Komite Pembiayaan Fungsi Bisnis Fungsi Risiko
ditetapkan sebagai berikut:
1) Maqin U. Norhadi 1) Titiek Setiyowati
a. Komite Pembiayaan dan Komite Spesial Asset 2) Pretty Halim 2) Ade Achdiat
3) Koerniawan Prijambodo 3) Farid Maruf
Management sektor Komersial merujuk pada 4) Abianti Riana 4) Pandu Wiguno
 Lampiran Peraturan Direktur Eksekutif No. 5) Ninik Martini 5) Firdaus Effendi
6) Joni Haryanto 6) Salem Assagaf
0029/PDE/12/2020 tanggal 23 Desember
2020 tentang Manual Operasional
4. Komite Pembiayaan Supply Chain Financing
Pembiayaan Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia. Fungsi Bisnis Fungsi Risiko
 Memorandum Prosedur No. 1) Maqin U. Norhadi 1) Titiek Setiyowati
MPO.0009/CEO/04/2021 tanggal 28 April 2) Pretty Halim 2) Ade Achdiat
3) Koerniawan Prijambodo 3) Farid Maruf
2021 tentang Perubahan PDE No. 4) Abianti Riana 4) Pandu Wiguno
0029/PDE/12/2020. 5) Ninik Martini
 Memorandum Prosedur No.
MPO.0015/CEO/07/2021 tanggal 19 Juli 2021
tentang Perubahan Peraturan Direktur
 Tugas dan Wewenang
Eksekutif No. 0029/PDE/12/2020 dan
Memorandum Prosedur No.
1. Komite Pembiayaan (sektor komersial)
MPO.0009/CEO/04/2021.
a. Melakukan pengambilan keputusan atas
b. Komite Pembiayaan Penugasan Khusus Ekspor
proposal Pembiayaan, penjaminan, asuransi,
sektor UKM berorientasi ekspor merujuk pada
pembayaran klaim serta global line dan bank
Keputusan Direktur Eksekutif No.
line (lembaga keuangan bank dan lembaga
0089/KDE/10/2021 tanggal 26 Oktober 2021
keuangan non bank), country limit, dan
tentang Anggota Komite Pembiayaan Program
Fasllitas Penugasan Khusus.
Penugasan Khusus Ekspor Dalam Rangka
b. Melakukan penetapan account strategy dan
Mendukung Sektor UKM Berorientasi Ekspor.
memantau pelaksanaan account strategy
c. Komite Pembiayaan Supply Chain Financing
atas nasabah.
merujuk pada Keputusan Direktur Eksekutif No.
c. Melakukan pengambilan keputusan atas
0090/KDE/10/2021 tanggal 26 Oktober 2021
proposal penetapan tingkat kualitas aktiva
tentang Anggota Komite Pembiayaan Suppy
produktif (kolektibilitas), dalam hal penetapan
Chain Financing.
dilakukan secara manual.
d. Melakukan pengambilan keputusan atas
 Struktur Keanggotaan Komite Pembiayaan
imbalan Pembiayaan terkait Fasilitas
Penugasan Khusus apablla tldak ditetapkan
1. Komite Pembiayaan (Sektor Komersial)
melalul Keputusan Menteri.
Fungsi Bisnis Fungsi Risiko

1) Direktur Pelaksana I 1) Direktur Eksekutif 2. Komite Special Asset Management (sektor


2) Direktur Pelaksana III 2) Direktur Pelaksana IV komersial)
3) Direktur Pelaksana III 3) Direktur Pelaksana V
4) Head of Guarantee 4) Head of Credit & Risk a. Melakukan pengambilan keputusan atas
5) Kepala Divis Credit proposal penanganan pembiayaan
Reviewer I/ II

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
32
LAPORAN GCG 2021

bermasalah meliputi pembinaan pembiayaan a. Pengambilan keputusan dianggap kuorum


berpotensi bermasalah, penyelamatan apabila sedikitnya dihadiri oleh:
pembiayaan bermasalah, dan penyelesaian  2 (dua) orang anggota yang mewakili
pernbiayaan bermasalah termasuk untuk Fungsi Bisnis, dan
Penugasan Khusus. Pengambilan keputusan  3 (tiga) orang anggota yang mewakili
tersebut dilakukan atas Nasabah kelolaan Fungsi Risiko, dimana salah satu
Unit Kerja Pembiayaan, Unit Kerja anggotanya merupakan Direktur
Pembiayaan yang Ditunjuk dan Unit Kerja Pelaksana.
yang menangani Pembiayaan Bermasalah. b. Kepala Divisi yang membidangi Analisis
b. Melakukan pengambilan keputusan atas Risiko Pembiayaan yang melakukan
proposal penetapan tingkat kualitas aktiva review atas (calon) Nasabah yang
(dalam hal dilakukan secara manual) dan diajukan tidak menjadi anggota Komite
menetapkan nilai CKPN Individual. Pembiayaan.
c. Melakukan pengambilan keputusan atas c. Dalam hal pengambilan keputusan untuk:
account strategy dan action plan terhadap 1) Nasabah baru dan/atau tambahan
Nasabah Pembiayaan Berpotensi fasilitas dengan plafon group (one
Bermasalah dan Nasabah Pembiayaan obligor) > ekuivalen Rp 1 Triliun dan
Bermasalah (Non Performing Financing). plafon individu > ekuivalen Rp 500
d. Memantau pelaksanaan account strategy dan Milyar, selain bank line dan/atau global
action plan atas nasabah-nasabah line;
sebagaimana ditetapkan pada butir c di atas. 2) Nasabah dengan skema clean basis &
negative pledge dan/atau;
3. Komite Pembiayaan Penugasan Khusus Ekspor 3) Terdapat ketentuan-ketentuan yang
sektor UKM berorientasi ekspor menggunakan kondisi khusus
a. MeIakukan pengambilan keputusan sebagaimana diatur pada Manual
pembiayaan program PKE UKM; Operasional Pembiayaan;
b. Menetapkan pipeline program PKE UKM yang maka salah satu anggota dari Fungsi
diusulkan oleh unit kerja pengusul / pengelola Risiko adalah Direktur Eksekutif.
pembiayaan program PKE UKM; d. Dewan Direktur dalam rapat Komite
c. Mensupervisi proses pengusulan dan Pembiayaan bertindak sebagai Observer.
perkembangan kualitas pembiayaan. e. Pengambilan keputusan oleh Komite
4. Komite Pembiayaan Supply Chain Financing Pembiayaan untuk menyetujui atau
a. MeIakukan pengambilan keputusan terkait menolak proposal Pembiayaan didasarkan
dengan pembiayaan SCF dengan limit atas persetujuan seluruh anggota komite
sampai dengan Rp 25 Milyar yang hadir (kuorum).
b. Mensupervisi proses pengusulan dan f. Apabila ada pemutus dari sisi Fungsi
perkembangan kualitas pembiayaan SCF. Risiko yang menolak, maka keputusan
akhir atas proposal yang diajukan ditolak.
3. Ketentuan Pengambilan Keputusan oleh
 Kebijakan Pengambilan Keputusan
Komite Special Asset Management:
a. Pengambilan keputusan dianggap kuorum
A. Tata Kerja Pengambilan Keputusan Komite
apabila sedikitnya dihadiri oleh:
Pembiayaan dan Komite Special Asset
 2 (dua) orang anggota yang mewakili
Management
Fungsi Bisnis, dan
1. Pengambilan keputusan Komite Pembiayaan  3 (tiga) orang anggota yang mewakili
dilakukan melalui rapat tatap muka, baik Fungsi Risiko, dimana salah satu
secara langsung maupun melalui anggotanya merupakan Direktur
teleconference atau video conference. Pelaksana/Senior Executive Vice
Keputusan (disposisi dan tanda tangan) dapat President (Head of).
diberikan secara langsung melalui dokumen b. Direktur Pelaksana dari Unit Kerja
hardcopy atau melalui persetujuan by system Pengusul/Pengelola awal tidak menjadi
(online). anggota Komite Special Asset
2. Ketentuan Pengambilan Keputusan oleh Management.
Komite Pembiayaan:

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
33
LAPORAN GCG 2021

c. Kepala Divisi yang membidangi Analisis Memorandum Keputusan Pembiayaan


Risiko Pembiayaan yang melakukan (MKP).
review atas (calon) Nasabah yang 8. Putusan Pembiayaan dituangkan secara
diajukan tidak menjadi anggota Komite tertulis, tegas, dan jelas dalam MKP yang
Special Asset Management. sekurang-kurangnya mencantumkan:
d. Dalam hal pengambilan keputusan untuk,  Waktu dan tempat pelaksanaan rapat;
antara lain:  Daftar nama anggota Komite
 Nasabah dengan plafon > ekuivalen Rp Pembiayaan/Komite Special Asset
500 miliar, selain bank line dan/atau Management,
global line  Keputusan rapat, yang meliputi namun
 Nasabah dengan skema clean basis & tidak terbatas pada: data informasi
negative pledge, dan/atau Nasabah, total eksposur, rekapitulasi
 Terdapat ketentuan-ketentuan yang jaminan, rekomendasi struktur
menggunakan kondisi khusus pembiayaan yang diberikan, dan
sebagaimana diatur pada Manual sebagainya.
Operasional Pembiayaan; 9. Penandatanganan MKP dilakukan oleh
maka salah satu anggota dari Fungsi seluruh anggota Komite Pembiayaan/ Komite
Risiko adalah Direktur Eksekutif. Special Asset Management yang hadir
e. Dewan Direktur dalam rapat Komite (kuorum).
Special Asset Management bertindak 10. Dalam hal terdapat penolakan suatu
sebagai Observer. permohonan Pembiayaan, maka penolakan
f. Pengambilan keputusan oleh Komite tersebut diberitahukan kepada (calon)
Special Asset Management untuk Nasabah oleh Unit Kerja Pengusul/Pengelola
menyetujui atau menolak proposal dan harus dilaporkan kepada pejabat
Pembiayaan didasarkan atas persetujuan pemegang kewenangan memutus di Unit
seluruh anggota komite yang hadir Kerja Pengusul/Pengelola serta
(kuorum). didokumentasikan dalam system.
g. Apabila ada pemutus dari sisi Fungsi 11. Pada dasarnya, keputusan penolakan yang
Risiko yang menolak, maka keputusan diambil oleh Komite yang telah dituangkan
akhir atas proposal yang diajukan ditolak. dalam Memorandum Keputusan Pembiayaan
tidak wajib diinformasikan secara tertulis
4. Masing-masing anggota Komite
kepada pemohon dan tidak dapat dilakukan
Pembiayaan/Komite Special Asset
banding. Namun demikian, apabila terdapat
Management saling independen dan
data atau informasi baru yang positif, maka
mempunyai kewenangan yang sama dalam
dimungkinkan untuk dilakukan peninjauan
memutus atau menolak suatu proposal
kembali terhadap keputusan terdahulu
Pembiayaan.
dengan mengikuti tahapan proses pemutusan
5. Pemutusan pembiayaan mengacu pada
Pembiayaan.
prinsip one obligor
12. Dalam proses pemutusan pembiayaan,
6. Dalam hal terdapat anggota Nasabah grup
Komite juga memiliki wewenang untuk
mengajukan fasilitas baru/tambahan, maka
memutus pembebanan biaya-biaya (dana
pemutusan Pembiayaan dilakukan sebagai
talangan/tagihan lain-lain) yang tidak dapat
berikut:
dipenuhi Nasabah pada waktunya, seperti
 Tidak mendapat konfirmasi negative dari biaya penutupan asuransi barang agunan,
Global Account Manager (divisi biaya Notaris/ PPAT dan/atau Konsultan
koordinator account group atau divisi yang Hukum (antara lain yang terkait dengan
memiliki pengelolaan account group pengikatan agunan), biaya penilaian agunan;
terbesar). yang akan dibebankan pada rekening
 Dikonsolidasikan dalam total exposure pinjaman Nasabah (dalam rangka
grup Nasabah saat annual review. pengamanan LPEI). Biaya-biaya tersebut
dapat dibebankan sepihak oleh LPEI pada
7. Setiap pemutusan Pembiayaan yang
pos biaya dan ongkos dan selanjutnya Unit
dilakukan oleh Komite Pembiayaan/Komite
Kerja Pengusul/Pengelola dimaksud harus
Special Asset Management dituangkan dalam

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
34
LAPORAN GCG 2021

melakukan penagihan dan penyelesaian melalui teleconfrence, video conference atau


kewajiban tersebut kepada Nasabah. sarana komunikasi lainnya.
13. Dalam pengambilan keputusan berkaitan 3. Dalam hal penyelenggaran rapat Komite
dengan sumber pendanaan dan suku Pembiayaan SCF dilakukan secara sirkuler,
bunga/margin/bagi hasil/fee (ujrah) (pricing), maka proses persetujuan harus diserahkan
harus merujuk pada keputusan Assets & secara berurutan kepada anggota
Liabilities Management Committee (ALCO). Pembiayaan SCF Fungsi Bisnis untuk
14. Unit Kerja yang membidangi Manajemen mendapat persetujuan dan selanjutriya
Risiko menyusun rekapitulasi pelaksanaan kepada Komile Pembiayaan SCF Fungsi
Komite Pembiayaan/Komite Special Asset Risiko.
Management kepada Dewan Direktur secara 4. Pangambilan keputusan oleh Komite
bulanan bersama dalam Laporan Bulanan Pembiayaan SCF untuk menyetujui atau
Manajemen Risiko. menolak Memorandum Analisa Pembiayaan
didasarkan atas persetujuan seluruh Anggota
B. Tata Kerja Pengambilan Keputusan Komite Komite Pembiayaan SCF sesuai struktur dan
Pembiayaan Penugasan Khusus Ekspor keanggotaan yang berlaku.
sektor UKM berorientasi ekspor
1. Pemutusan Program PKE UKM terdiri dari 2  Frekuensi dan Kehadiran Rapat
(dua) orang anggota komite dengan
ketentuan 1 (satu) anggota Komite Fungsi Tabel Frekuensi
Bisnis dan 1 (satu) anggota Komite Fungsi
Rapat Komite Pembiayaan Segmen UKM
Risiko.
2. Pengambilan keputusan Komile Pembiayaan Keterangan Frekuensi Rapat
Program PKE UKM dapat dilakukan melalui Komite Pembiayaan 179
rapat (tatap muka), sirkuler atau media Komite Special Asset Management 61
lainnya, antara lain melalui teleconfrence, Komite PKE UKM 60
video conference atau sarana komunikasi Komite Supply Chain Financing 5
lainnya. Total 305
3. Dalam hal penyelenggaran rapat Komite
Pembiayaan Program PKE UKM dilakukan
secara sirkuler, maka proses persetujuan Tabel Frekuensi
harus diserahkan secara berurutan kepada Rapat Komite Pembiayaan Non-UKM
anggota Pembiayaan Program PKE UKM
Keterangan Frekuensi Rapat
Fungsi Bisnis untuk mendapat persetujuan Pembiayaan Segmen Korporasi 163
dan selanjutriya kepada Komile Pembiayaan Special Asset Management
56
Program PKE UKM Fungsi Risiko. (Restrukturisasi)
Credit Line Counterparty (Bank
4. Pangambilan keputusan oleh Komite Line)
93
Pembiayaan Program PKE UKM untuk Global Line Counterparty
12
menyetujui atau menolak Memorandum (Asuransi)
Penjaminan 4
Analisa Pembiayaan didasarkan atas Penugasan Khusus Ekspor (NIA) 10
persetujuan seluruh Anggota Komite Total 338
Pembiayaan Program PKE UKM sesuai
struktur dan keanggotaan yang berlaku.
4) Komite Penjaminan PEN
C. Tata Kerja Pengambilan Keputusan Komite
Komite Penjaminan PEN dibentuk berdasarkan
Supply Chain Financing
Keputusan Direktur Eksekutif nomor
1. Pemutusan Pembiayaan SCF terdiri dari 2
0100/KDE/11/2021 tentang Anggota Komite
(dua) orang anggota komite dengan
Penjaminan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha
ketentuan 1 (satu) anggota Komite Fungsi
Korporasi Dalam Rangka Pelaksanaan Program
Bisnis dan 1 (satu) anggota Komite Fungsi
Pemulihan Ekonomi Nasional.
Risiko
2. Pengambilan keputusan Komile Pembiayaan
SCF dapat dilakukan melalui rapat (tatap  Struktur Keanggotaan dan Status Hak Suara
muka), sirkuler atau media lainnya, antara lain

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
35
LAPORAN GCG 2021

Struktur keanggotaan Komite Penjaminan PEN Korporasi Dalam Rangka Pelaksanaan Program
sesuai dengan KDE Nomor 0100/KDE/11/2021 Pemulihan Ekonomi Nasional mengatur tata cara
tentang Anggota Komite Penjaminan Pemerintah pengambilan keputusan Komite, yaitu:
Bagi Pelaku Usaha Korporasi Dalam Rangka
a. Pengambilan keputusan Komite Penjaminan
Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional
dapat dilakukan meIalui rapat (tatap muka),
adalah sebagai berikut:
sirkuler atau media lainnya, antara lain meIalui
1. Komite Penjaminan Fungsi Risiko teleconference, video conference atau sarana
a. Daniel James Rompas* komunikasi lainnya.
b. Henry Sihotang b. Dalam hal penyelenggaran rapat Komite
c. Titiek Setiyowati Penjaminan dilakukan secara sirkuler, maka
d. Pandu Wiguno proses persetujuan harus diserahkan secara
e. Farid Ma'ruf berurutan kepada anggota Komite Penjaminan
f. Firdaus Effendi Fungsi Bisnis untuk mendapat persetujuan dan
g. Salem Assagaf selanjutnya kepada anggota Komite Penjaminan
Fungsi Risiko.
* Kehadiran Direktur eksekutif diperlukan apabila terdapat c. Pengambilan keputusan oleh anggota Komite
kondisi yang tidak sesuai dengan Manual dan PTO terkait
Penjaminan PEN Penjaminan harus berdasarkan struktur dan
keanggotaan Komite Penjaminan dalam
2. Komite Penjaminan Fungsi Bisnis pemutusan Penjaminan Kredit sebagaimana
a. Dikdik Yustandi diatur dalam Peraturan Direktur Eksekutif dan
b. Maqin Uddin Norhadi Peraturan Direktur Pelaksana yang mengatur
c. Salomi Adriana tentang Penjaminan Kredit Pemerintah Untuk
d. Damianus Ledjo Hufat Pelaku Usaha Korporasi Dalam Rangka
e. Rusdi Dahardin Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi
f. Sofyan Irianto N Nasional Lembaga Pembiayaan Ekspor
g. Rony Kuntadi Indonesia.
h. Andri Setiawan d. Pengambilan keputusan oleh Komite Penjaminan
i. Joni Haryanto untuk menyetujui atau menolak Memorandum
Evaluasi Penjaminan didasarkan atas
3. Narasumber dan Non Voting Member persetujuan seluruh anggota Komite Penjaminan
a. Dyah Hindraswarini sesuatu struktur dan keanggotaan yang berlaku.
b. Ratih D. item
 Frekuensi dan Kehadiran Rapat
 Tugas dan Tanggung Jawab Sepanjang tahun 2021, Komite Penjaminan PEN
telah melakukan 43 kali rapat dengan frekuensi
Berdasarkan PDP.0001/MDI/09/2021 tentang
kehadiran sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Operasional Produk Penjaminan
Kredit Pemerintah Untuk Pelaku Usaha Korporasi No Anggota Frekuensi Kehadiran %
Dalam Rangka Pelaksanaan Program PEN LPEI,
1 Pandu Wiguno 43 43 100%
Komite Penjaminan terdiri dari anggota Komite
2 Rony Kuntadi 43 43 100%
Penjaminan Fungsi Bisnis dan anggota Komite
Penjaminan Fungsi Risiko, untuk menjalankan 3 Farid Maruf 12 12 100%

fungsi 4 eyes principles serta untuk melakukan 4 Ade Achdiat 5 5 100%


pemutusan penjaminan sebagai berikut: 5 Salem Assegaf 3 3 100%
1. Kewenangan melekat pada individu. 6 Firdaus Effendi 3 3 100%
2. Bertanggung jawab kepada Direktur
Pelaksana/Head of sesuai pembidangannya.
3. Penetapan nama anggota Komite Penjaminan Berdasarkan tabel dan penjelasan diatas, maka
diatur dalam Keputusan Direktur Eksekutif. tidak semua pejabat yang memiliki kewenangan
 Tata Cara Pengambilan Keputusan memutus akan dilibatkan dalam komite untuk
Berdasarkan Keputusan Direktur Eksekutif nomor penjaminan PEN karena jumlah anggota komite
0100/KDE/11/2021 tentang Anggota Komite (Quarum) akan disesuaikan dengan
Penjaminan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
36
LAPORAN GCG 2021

limit penjaminan dan Risk Profile External Assesor Anggota 1. Head of selain Kepala Divisi/pejabat
Tidak Tetap : anggota tetap; setingkat Kepala
(Pefindo Biro Kredit). 2. Kepala Divisi/ Divisi selain anggota
pejabat tetap yang terkait
setingkat Kepala dengan materi
Divisi selain pembahasan.
anggota tetap;
Yang terkait
5) Komite Pengembangan Produk dengan materi
pembahasan
Struktur dan kewenangan Komite Pengembangan
Produk ditetapkan dalam Sedangkan Struktur dan Keanggotaan Komite
Pengembangan Produk sesuai PDE Nomor
a) Peraturan Direktur Eksekutif nomor
0018/PDE/04/2018 adalah sebagai berikut:
0018/PDE/04/2018 tanggal 30 April 2018
tentang Komite Pengembangan Produk; dan
Ketua : Direktur Pelaksana I, II, III, V
perubahannya merangkap
b) Peraturan Direktur Eksekutif nomor Anggota
Tetap
0033/PDE/12/2021 tanggal 13 Desember 2021 Wakil Ketua : Direktur Pelaksana IV
tentang Komite Pengembangan Produk merangkap
Anggota
Komite ini bertugas untuk memberikan rekomendasi Tetap
Sekretaris : Kepala Divisi Sumber Daya Manusia
kepada Direktur Eksekutif mengenai persetujuan merangkap dan Pengembangan Organisasi
rancangan peraturan terkait produk dan Anggota
aktivitas/kegiatan LPEI, pengembangan produk dan Tetap
Anggota : Anggota Tetap :
aktivitas/kegiatan baru, penyempurnaan produk dan 3. Seluruh Direktur Pelaksana yang
aktivitas/kegiatan agar sesuai dengan strategi dan tidak menjadi Ketua dan Wakil
Ketua Komite Pengembangan
perkembangan bisnis. Produk
4. Kepala Divisi Hukum dan
Kepatuhan
 Struktur dan Keanggotaan Komite 5. Kepala Divisi Manajemen Risiko
Pengembangan Produk Anggota Tidak Tetap :
Kepala Divisi Unit Kerja yang terkait
dengan materi pembahasan
Struktur dan Keanggotaan Komite Pengembangan
Produk sesuai PDE Nomor 0033/PDE/12/2021
adalah sebagai berikut:

Ketua : Direktur Pelaksana yang membidangi  Tugas dan Tanggung Jawab


merangkap fungsi pengembangan produk - Direktur
Anggota Pelaksana Manajemen Risiko & Kredit
Tetap Tugas Komite Pengembangan Produk adalah
Sekretaris : Kepala Divisi dari unite kerja yang memberikan rekomendasi kepada Direktur Eksekutif
merangkap melaksanakan fungsi pengembangan
Anggota produk – Kepala Divisi Product antara lain mengenai:
Tetap Development
Anggota Kategori A Kategori B 1) Menyetujui rancangan peraturan terkait produk
Anggota : 1. Direktur 1. Kepala unit kerja
dan aktivitas/kegiatan LPEI untuk selanjutnya
Tetap : Pelaksana yang ditetapkan oleh Dewan Direktur dan/atau
selain Ketua; melaksanakan Direktur Eksekutif.
2. Head of Credit fungsi kebijakan
and Risk dan peroman 2) Pengembangan produk dan aktivitas/kegiatan
2. Kepala unit kerja baru;
yang
melaksanakan 3) Penyempurnaan produk dan aktivitas/kegiatan;
fungsi Internal dan
Audit
3. Kepala uunit
kerja yang  Tata Cara Pengambilan Keputusan
melaksanakan
fungsi
Hukum’kepa Berdasarkan Peraturan Direktur Eksekutif nomor
aunit kerja yang
melaksanakan
0033/PDE/12/2021 tanggal 13 Desember 2021
fungsi Kepatuhan tentang Komite Pengembangan Produk mengatur
tata cara pengambilan keputusan Komite, yaitu:

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
37
LAPORAN GCG 2021

1) Agenda rapat dapat bersifat rutin maupun Prosentase jumlah kehadiran Direktur Pelaksana 100% atau
telah sesuai dengan ketetapan kuorum dalam Komite
insidentil dengan memperhatikan tingkat Pengembangan Produk.
urgensi permaslaahan yang perlu diangkat
(matter arriving) maupun hak prerogatif dari
ketua Komite.
2) Pengambilan keputusan Komite dapat 6) Komite Assets Dan Liabilities
dilakukan melalui rapat tatap muka atau secara
Komite Assets & Liabilities Management Lembaga
sirkuler.
Pembiayaan Ekspor Indonesia dibentuk
3) Rapat tatap muka dapat dilakukan secara fisik
berdasarkan Peraturan Direktur Eksekutif nomor
atau melalui media telekonferensi, video
0026/PDE/05/2019 tanggal 23 Mei 2019 tentang
konferensi, atau sarana media elektronik
Komite Assets & Liabilities Management Lembaga
lainnya yang memungkinkan semua peserta
Pembiayaan Ekspor Indonesia, yang selanjutnya
rapat saling melihat dan mendengar secara
dilakukan perubahan sbb:
langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
4) Hasil rapat Komite wajib dituangkan dalam a) Memorandum Prosedur Nomor:
risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua MPO.0006/CEO/02/2020 perihal Perubahan
dan Sekretaris Komite serta didokumentasikan Peraturan Direktur Eksekutif Tentang Komite
sesuai ketentuan yang berlaku. Assets & Liabilities Management Lembaga
5) Pengambilan keputusan Komite dianggap Pembiayaan Ekspor Indonesia dan Nomor:
kuorum apabila sedikitnya dihadiri oleh : MPO.0036.01/CEO/08/2020 perihal
1) Ketua; Perpanjangan Memorandum Prosedur
2) Sekretaris; Nomor.0006/CEO/02/2020 perihal Perubahan
3) Anggota tetap selain Ketua dan sekretaris Peraturan Direktur Eksekutif Tentang Komite
dengan kehadiran lebih dari setengah Assets & Liabilities Management Lembaga
anggota tetap; dan Pembiayaan Ekspor Indonesia; dan
4) 1 (satu) anggota tidak tetap. b) Peraturan Direktur Eksekutif Nonot:
0026/PDE/09/2021 tentang Komite Assets &
Liabilities Management Lembaga Pembiayaan
 Frekuensi dan Kehadiran Rapat
Ekspor Indonesia yang ditetapkan pada tanggal
7 September 2021 dan mempunyai daya laku
Sepanjang tahun 2021, Komite Pengembangan surut terhitung sejak tanggal 8 Februari 2021.
Produk telah melakukan 14 kali rapat Komite
Pengembangan Produk (tatap muka dan sirkuler)  Struktur Keanggotaan dan Status Hak Suara
dengan agenda dan frekuensi kehadiran sebagai
berikut:
Struktur dan Keanggotaan Komite Assets &
Frekuensi dan Kehadiran Rapat Liabilities Management adalah sebagai berikut:
Komite Pengembangan Produk
1. Periode 1 Januari 2021 s.d 7 Februari 2021
Frek. Jumlah Sesuai Memorandum Prosedur Nomor
Nama Jabatan (%)
Rapat Kehadiran
MPO.0036.01/CEO/08/2020 perihal
Direktur
Anggota Perpanjangan Memorandum Prosedur Nomor
Pelaksana 14 7 100%
Tetap
I 0006/CEO/02/2020 perihal Perubahan Peraturan
Direktur
Pelaksana
Anggota
14 10 100% Direktur Eksekutif Tentang Komite Assets &
Tetap
II Liabilities Management Lembaga Pembiayaan
Direktur
Anggota Ekspor Indonesia, struktur dan keanggotaan
Pelaksana 14 2 100%
Tetap adalah sebagai berikut:
III
Wakil
Direktur Ketua
Ketua merangkap
Pelaksana merangkap 14 11 100% Direktur Eksekutif
IV Anggota Anggota Dengan :
Tetap Hak Suara
Ketua Sekretaris
Direktur Kepala Divisi Middle Office
merangkap merangkap
Pelaksana 14 13 100% : Treasury
anggota Anggota Dengan
V
tetap Hak Suara
Catatan:

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
38
LAPORAN GCG 2021

Anggota : Anggota Dengan Hak suara  Tugas dan Tanggung Jawab


(Voting Member) :
1. Direktur Pelaksana
2. Senior Executive Vice Tugas Komite Assets dan Liabilities Management
President (ALMA) antara lain:
a. Menetapkan kebijakan pengelolaan risiko
Anggota Tanpa Hak suara
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia,
(Non-Voting Member) :
1. Kepala Divisi Financial sebagai berikut:
Institution & Treasury 1. Mengembangkan, mengkaji ulang serta
2. Kepala Divisi Finance memodifikasi strategi ALMA;
3. Kepala Divisi Manajemen
2. Mengkaji ulang penetapan suku bunga
Risiko.
(pricing) aktiva dan pasiva untuk memastikan
Invitee Member: bahwa pricing tersebut dapat
Kepala Divisi/ pejabat setingkat mengoptimalkan hasil penanaman dana,
kepala Divisi dari unit bisnis.
meminimumkan biaya dana, dan memelihara
struktur neraca sesuai dengan strategi ALMA;
3. Menyampaikan informasi mengenai setiap
2. Periode 7 Februari 2021 s.d 31 Desember 2021
perkembangan ketentuan dan peraturan
terkait yang mempengaruhi strategi dan
Sesuai Peraturan Direktur Eksekutif Nomor
kebijakan ALMA;
0026/PDE/09/2021 tentang Komite Assets &
4. Memutuskan strategi pendanaan dan
Liabilities Management Lembaga Pembiayaan
penempatan dana Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia, struktur dan keanggotaan adalah
Ekspor Indonesia; dan
sebagai berikut:
5. Menetapkan pemberian suku bunga (pricing)
Ketua merangkap
kepada debitur yang besarnya dibawah Base
Direktur Pelaksana yang Lending Rate (BLR).
Anggota Dengan :
membidangi Finance
Hak Suara b. Menetapkan kebijakan, batasan-batasan dan
Wakil Ketua pedoman strategi pengelolaan assets dan
merangkat Head of Finance & Strategic
Anggota dengan
:
Planning
liabilities dengan meimpertimbangkan kondisi
Hak Suara internal dan eksternal meliputi:
Sekretaris 1. Manajemen Likuiditas
merangkap Kepala Divisi Middle Office Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan
:
Anggota Tanpa Treasury
manajemen likuiditas dan limit sesuai dengan
Hak Suara
Anggota : Anggota Dengan Hak suara kebijakan dan strategi ALMA meliputi:
(Voting Member) : - Pengelolaan sumber dana yang likuid
1. Direktur Eksekutif dengan tujuan untuk dapat memenuhi
2. Seluruh Direktur Pelaksana
kewajiban yang jatuh tempo (cash flow)
selain Ketua
3. Head of Credit & Risk dan kebutuhan dana tidak terduga lainnya;
- Meminimalkan idle funds serta menjaga
Anggota Tanpa Hak suara (Non- posisi likuiditas sesuai dengan ketentuan
Voting Member):
yang berlaku.
1. Head of Penjaminan
2. Kepala Divisi Financial 2. Manajemen Gap
Institution & Treasury Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi pengelolaan kesenjangan posisi
Invitee Member:
(mismatch) antara assets dan liabilities pada
1. Head of Kepatuhan
2. Head of Internal Audit neraca khususnya pos-pos pada neraca yang
3. Head of Operation & IT sensitif terhadap tingkat bunga dengan tujuan
4. Kepala Divisi / pejabat mengoptimalkan pendapatan bunga bersih
setingkat kepala Divisi dari
(net interest income) sesuai dengan antisipasi
unit kerja yang terundang.
arah perubahan tingkat bunga dengan tingkat
risiko yang ditetapkan Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia.
3. Manajemen Pricing
Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan
pengelolaan portofolio antara lain melalui

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
39
LAPORAN GCG 2021

kebijakan pricing assets dan liabilities dengan b. Pengambilan keputusan Komite dianggap
tujuan mengoptimalkan interest margin kuorum apabila sedikitnya dihadiri oleh:
(spread) dengan mempertimbangkan biaya i. Ketua dan/atau Wakil Ketua,
modal, overhead cost dan risiko. ii. 2 (dua) orang Anggota dengan hak suara
4. Manajemen Forex yang terdiri dari:
Menetapkan kebijakan dan pengelolaan - 1 (satu) orang Anggota yang membidangi
kesenjangan posisi (forex gap) antara assets Bisnis.
dan liabilities dengan tujuan untuk menjaga - 1 (satu) orang Anggota yang membidangi
tingkat risiko forex sesuai dengan ketentuan Risk Management.
yang berlaku. c. Keputusan rapat harus diambil berdasarkan
c. Menyelenggarakan rapat Komite Assets & musyawarah untuk mufakat.
Liabilities Management sekurang-kurangnya 1 d. Seluruh keputusan Komite wajib dituangkan
(satu) bulan sekali atau setiap saat apabila dalam Risalah Rapat dan ditatausahakan
dipandang perlu. secara lengkap dan tertib.

 Tata Cara Pengambilan Keputusan


 Frekuensi dan Kehadiran Rapat
Tata cara pengambilan keputusan dalam Komite
Assets & Liabilities Management adalah sebagai Sepanjang tahun 2021, Komite Assets dan Liabilities
berikut: Management telah melakukan 25 kali rapat dengan
a. Pengambilan keputusan Komite dapat dilakukan agenda dan frekuensi kehadiran sebagai berikut:
melalui rapat tatap muka, daring (online) atau
secara sirkuler.
Frekuensi dan Kehadiran Rapat Komite Asset dan Liabilities Tahun 2021

Jabatan Nama Frekuensi Rapat Jumlah Kehadiran Persentase (%)

Ketua merangkap Anggota Direktur Pelaksana yang


25 25 100%
Dengan Hak Suara membidangi Finance

Wakil Ketua merangkat


Head of Finance & Strategic
Anggota dengan Hak 25 25 100%
Planning
Suara

Sekretaris merangkap Kepala Divisi Middle Office


25 25 100%
Anggota Tanpa Hak Suara Treasury
Anggota Dengan Hak suara
(Voting Member) :
1. Direktur Eksekutif 25 25 100%
2. Direktur Pelaksana I 25 23 92%
3. Direkur Pelaksana II 25 25 100%
4. Direktur Pelaksana IV 25 22 88%
5. Direktur Pelaksana V 25 25 100%
6. Head of Credit & Risk 25 24 96%

Anggota Tanpa Hak suara (Non-


Voting Member):
Anggota 1. Head of Penjaminan
2. Kepala Divisi Financial 24 25 96%
Institution & Treasury 25 25 100%

Invitee Member:
5. Head of Kepatuhan 25 25 100%
6. Head of Internal Audit 24 25 96%
7. Head of Operation & IT 18 19 95%
8. Kepala Divisi / pejabat - - -
setingkat kepala Divisi dari
unit kerja yang terundang.

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
40
LAPORAN GCG 2021

7) Komite Personalia a) Pengambilan keputusan Komite dapat dilakukan


melalui rapat tatap muka atau secara sirkuler.
Komite Personalia dibentuk berdasarkan Peraturan b) Pengambilan keputusan Komite dianggap
Direktur Eksekutif Nomor 0008/PDE/02/2018 kuorum apabila sedikitnya dihadiri oleh :
tanggal 7 Februari 2018 tentang Komite Personalia. (1) Ketua dan/atau wakil ketua;
Komite ini dibentuk untuk memberikan rekomendasi (2) Anggota tetap lain dengan kehadiran lebih
kepada Direktur Eksekutif dalam merumuskan dari setengah anggota tetap; dan
kebijakan dan penyempurnaan terkait (3) Keputusan rapat harus diambil berdasarkan
pengembangan dan pengelolaan sumber daya musyawarah untuk mufakat.
manusia (SDM) serta strategi penerapan kebijakan
SDM sesuai dengan sasaran dan strategi LPEI.
8) Komite Etik dan Disiplin Pegawai
 Struktur dan Keanggotaan
Komite Etik dan Disiplin Pegawai dibentuk
berdasarkan Peraturan Keputsan Eksekutif Nomor
Ketua merangkap : Direktur Eksekutif 0086/KDE/02/2020 tanggal 17 Desember 2020
Anggota Tetap
tentang Komite Etik dan Disiplin Pegawai LPEI.
Wakil Ketua : Direktur Pelaksana IV
merangkap
Anggota Tetap  Struktur dan Keanggotaan
Sekretaris : Kepala Divisi Sumber Daya
merangkap Manusia dan Pengembangan
Anggota Tetap Organisasi a) Komite Etik dan Disiplin Pegawai Level I
Ketua merangkap : Direktur Pelaksana/SEVP
Anggota : 1. Direktur Pelaksana I Anggota Tetap setingkat yang membidangi
2. Direktur Pelaksana II fungsi SDM
3. Direktur Pelaksana III
Anggota : a. Direktur Pelaksana/SEVP/
4. Direktur Pelaksana IV
atau satingkat yang
5. Direktur Pelaksana V
membidangi fungsi
Mariajemen Risiko;
b. Direktur Pelaksana/SEVP/
 Tugas danTanggungJawab atau setingkat yang
membidangi fungsi Hukum;
Tugas Komite Personalia adalah sebagai berikut: c. Direktur Pelaksana/SEVP/
atau setingkat yang
a) Menetapkan arah, perubahan dan membidangi fungsi
penyempurnaan kebijakan personalia Lembaga Operasional;
d. Direktur Pelaksana/SEVP/
Pembiayaan Ekspor Indonesia.
atau setingkat yang
b) Memastikan kebijakan personalia dilaksanakan membidangi fungsi Audit;
dengan memperhatikan antara lain: e. Direktur Pelaksana /SEVP
(1) Kondisi keuangan dan anggaran /setingkat yang membidangi
fungsi Kepatuhan
sebagaimana diatur didalam ketentuan
Sekretaris : Kepala Divisi SDM dengan
yang berlaku. merangkap Fungsi Hubungan Industrial
(2) Kewajaran dengan peers group Anggota Tetap
(3) Sasaran dan strategi jangka panjang
Iembaga. Anggota Tidak : Direktur
Tetap Pelaksana/SEVP/setingkat
c) Menentukan pengembangan nilai-nilai Iembaga yang diundang
(corporate values) sebagai pedoman dalam
membentuk budaya Iembaga (corporate
culture) untuk mencapai visi dan misi Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia. b) Komite Etik dan Disiplin Pegawai Level 2
Ketua merangkap : Kepala Divisi SDM dengan
Anggota Tetap Fungsi Hubungan Industrial
 Tata Cara Pengambilan Keputusan
Tata cara pengambilan keputusan Komite
Personalia adalah sebagai berikut:

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
41
LAPORAN GCG 2021

Anggota : a. Kepala Divisi dengan fungsi ini bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada
Special Audit;
Direktur Eksekutif dalam menetapkan strategi
b. Kepala Divisi dengan fungsi
Hukum; teknologi dan sistem informasi guna mendukung
c. Kepala Divisi dengan fungsi perkembangan kegiatan usaha dan bisnis LPEI.
Operasional;
d. Kepala Divisi dengan fungsi
Kepatuhan  Struktur Keanggotaan dan Status Hak Suara
Sekretaris : Kepala Divisi dengan fungsi
Struktur keanggotaan Komite Teknologi dan Sistem
merangkap Manajemen Risiko
Anggota Tetap Informasi adalah sebagai berikut:

Anggota Tidak : Kepala Divisi yang diundang Ketua : Direktur Pelaksana V


Tetap merangkap
Anggota Tetap
dengan Hak
Suara

Wakil Ketua : Head of Operation & IT


merangkap
 Tugas danTanggungJawab Anggota Tetap
dengan Hak
Tugas Komite Etik dan Disiplin Pegawan adalah Suara

sebagai berikut: Sekretaris : Kepala Divisi Teknologi Sistem


Komite Informasi
a) Menentukan Sanksi bagi pelaku pelanggaran
sedang atau berat dan pihak-pihak yang terkait
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Anggota lainnya : Anggota Tetap dengan Hak Suara :
b) Memastikan bahwa Unit Keria terkait
1. Direktur Pelaksana III
memberikan sanksi sesuai keputusan yang 2. Head of Finance & Strategic
diambil; Planning
3. Head of Credit & Risk
c) Menentukan sanksi bagi atasan terkait yang
memberikan sanksi tidak sesuai dengan Anggota Tidak Tetap dengan Hak
Suara
ketentuan yang berlaku;
Direktur Pelaksana dan/atau Head
d) Merekomendasikan pelaku Pelanggaran berat
of yang terkait materi
(khususnya fraud) akan dilaporkan kepada
Anggota Tetap tanpa Hak Suara
pihak kepolisian sena menentukan unit keria
dan memonitor penyelesaian kasus yang 1. Head of Compliance, HR & TO
2. Head of Internal Audit
dilaporkan kepada pihak Kepolisian;
e) Memastikan telah dilakukan pemeriksaan yang
me madai; Invitee:

f) Mereview dan memastikan telah dilakukan 1. Ketua Komite Audit


2. Ketua Komite Pemantau Risiko
analisa pencarian akar permasalahan (root
cause analysis) dan pembelajaran (/esson Kontribusi Tetap tanpa Hak Suara :
learn) secara benar atas kasus yang ada;
1. Sekretaris Komite
g) MeIakukan monitoring atas pemberian sanksi
2. Kepala Divisi / Pejabat
yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan setingkat Kepala Divisi dari unit
yang berlaku sertaevaluasi dan rekomendasi kerja terkait
sanksi atas Pelanggaran sedang maupun berat;
h) MeIakukan tindakan-tindakan lain terkait yang
mendukung terselesaikannya Pemeriksaan dan  Tugas dan Tanggung Jawab
Klarifikasi tersebut
Tugas dan tanggung jawab Komite Teknologi Sistem
9) Komite Teknologi Dan Sistem Informasi Informasi adalah memberikan rekomendasi kepada
Direktur Eksekutif terkait paling sedikit meliputi:
Komite Teknologi dan Sistem Informasi dibentuk
berdasarkan Peraturan Direktur Eksekutif nomor 1. Rencana pengembangan TSI yang sejalan
0029.01/PDE/11/2021 tanggal 29 November 2021 dengan kegiatan usaha LPEI;
tentang Komite Teknologi Sistem Informasi. Komite 2. Perumusan peraturan terkait TSI;

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
42
LAPORAN GCG 2021

3. Kesesuaian proyek TSI yang disetujui dengan c. Rapat ketiga dengan agenda laporan hasil
rencana pengembangan TSI; realisasi pelaksanaan Rencana Strategis
4. Kesesuaian atas pelaksanaan proyek TSI Teknologi Sistem Informasi selama tahun
dengan rencana proyek TSI yang disetujui; berjalan dan realisasi penggunaan
5. Kesesuaian TSI dengan kebutuhan sistem anggaran;
informasi manajemen serta kebutuhan kegiatan selain rapat sebagaimana tersebut di atas, rapat
usaha LPEI dapat juga dilakukan setiap waktu bilamana
6. Efektivitas mitigasi risiko atas investasi LPEI dipandang perlu atas permintaan seorang atau
lebih anggota komite, atau atas permintaan
pada sektor TSI terhadap pencapaian tujuan
manajemen atau atas usulan unit kerja terkait
bisnis LPEI dengan menyampaikan materi yang akan
7. Pemantauan atas kinerja TSI dan upaya dibahas dan berkoordinasi dengan Sekretaris
peningkatan TSI Komite
8. Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait 6. Keputusan rapat diambil berdasarkan
TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan musyawarah untuk mufakat
kerja pengguna dan penyelenggara TSI secara 7. Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai,
efektif, efisien, dan tepat waktu maka keputusan diambil dengan pemungutan
9. Kecukupan dan alokasi sumber daya TSI yang suara terbanyak dari peserta rapat yang memiliki
dimiliki. hak suara/voting right Suara terbanyak diperoleh
berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per
 Tata Cara Pengambilan Keputusan dua) bagian dari jumlah suara sah dalam kuorum
rapat
Tata cara pengambilan keputusan Komite Teknologi 8. Seluruh keputusan Komite wajib dituangkan
dan Sistem Informasi adalah sebagai berikut: dalam Risalah Rapat dan ditatausahakan secara
1. Pengambilan keputusan Komite dilakukan lengkap dan tertib oleh Sekretaris Komite.
secara rapat tatap muka/sirkuler.
2. Rapat tatap muka dapat dilakukan secara fisik  Frekuensi dan Kehadiran Rapat
atau melalui media telekonferensi, video
Sepanjang tahun 2021, Komite Teknologi dan
konferensi atau sarana media elektronik lainnya
Sistem Informasi telah melakukan 3 kali rapat
yang memungkinkan semua peserta rapat saling
dengan agenda dan frekuensi kehadiran sebagai
melihat dan mendengar secara langsung serta
berikut :
berpartisipasi dalam rapat.
3. Rapat Komite dipimpin oleh Ketua, apabila Ketua Tabel Frekuensi & Kehadiran Rapat
Komite Teknologi Sistem Informasi 2020
berhalangan hadir maka rapat dipimpin oleh
Wakil Ketua
Frek Jum.
4. Kuorum rapat dan pengambilan keputusan Nama Jabatan (%)
Komite Teknologi Sistem Informasi adalah paling Rapat Kehadiran

sedikit dihadiri setengah (1/2) ditambah satu (1)


Ketua 3 3 100%
dari anggota Komite yang memiliki hak suara Direktur merangkat
dengan kehadiran wajib Ketua atau Wakil Ketua. Pelaksana V anggota
tetap
5. Rapat Komite yang dihadiri anggota Komite
sesuai kuorum diselenggarakan sekurang- Anggota 3 3 100%
kurangnya tiga (3) kali dalam satu tahun dengan Direktur Tetap
Pelaksana III dengan
rincian pembahasan sebagai berikut: Hak Suara

a. Rapat pertama dengan agenda Wakil 3 3 100%


Ketua
pembahasan Rencana Strategis Teknologi Head of merangkap
Sistem Informasi untuk satu tahun Operation & Anggota
IT Tetap
mendatang termasuk alokasi anggarannya dengan
sesuai RKAT; Hak Suara
b. Rapat kedua dengan agenda monitoring
Head of Anggota 3 3 100%
terhadap pelaksanaan Rencana Strategis Finance & Tetap
Teknologi Sistem Informasi yang disetujui Strategic dengan
pada rapat pertama beserta realisasi Planning Hak Suara

penggunaan anggaran;
Laporan GCG 2021
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
43
LAPORAN GCG 2021

Frek Jum.
d. Melakukan review secara berkala
Nama Jabatan (%) sekurang-kurangnya sekali dalam tiga
Rapat Kehadiran
bulan atas pemenuhan prinsip Syariah
Anggota 3 3 100% terhadap pelaksanaan kegiatan usaha
Head of Tetap Syariah LPEI.
Credit & Risk dengan
Hak Suara e. Melakukan pengawasan, pemeriksaan
dan assessment kepatuhan syariah di
Anggota 3 3 100% kantor-kantor wilayah LPEI, termasuk
Head of
Tetap
Compliance,
tanpa Hak melakukan edukasi dan pembinaan
HR & TO
Suara kepada staf-staf kanwil dan nasabah-
nasabah yang direkomendasikan oleh
Anggota 3 3 100%
Head of Tetap kantor pusat atau kanwil.
Internal Audit tanpa Hak f. Menyusun Laporan Hasil Pengawasan
Suara
DPS kepada Direktur Eksekutif dan DSN-
MUI secara semesteran sesuai dengan
format yang ditetapkan oleh LPEI. Laporan
e) Dewan Pengawas Syariah (DPS)
sebagaimana dimaksud pada ayat ini wajib
Sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2009 disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan
tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, setelah periode semester dimaksud
LPEI dapat melakukan kegiatan usaha berdasarkan berakhir.
prinsip syariah. Dalam melaksanakan kegiatan 3. Anggota DPS wajib menyediakan waktu yang
usaha berdasarkan prinsip syariah tersebut, LPEI cukup bagi LPEI untuk melaksanakan tugas dan
wajib menunjuk Dewan Pengawas Syariah (DPS) tanggun jawabnya secara optimal.
guna membantu Direktur Eksekutif dalam
memastikan kepatuhan kepada prinsip-prinsip  Keanggotaan
syariah termasuk juga penerapan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap
proses pengambilan keputusan. Per 31 Desember 2021, anggota Dewan Pengawas
Syariah LPEI adalah sebagai berikut:
Ketua Kanny Hidaya, SE., MA
 Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dr. Yulizar D. Sanrego, MEc

Sebagaimana tertuang di dalam Piagam Dewan


Pengawas (DPS) Syariah LPEI, DPS memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:  Mekanisme Pemberian Nasihat dan Saran
1. Memberikan nasihat dan saran (advisory) serta Pengawasan
kepada Direktur Eksekutif serta mengawasi
seluruh kegiatan usaha syariah LPEI agar Frekuensi dan cara pemberian nasihat dari DPS
sesuai dengan prinsip Syariah. dapat dilakukan melalui rapat DPS yang
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS dilaksanakan sesuai ketentuan sebagai berikut:
antara lain meliputi: 1. Diadakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
a. Menilai dan memastikan pemenuhan bulan atau lebih bilamana dianggap perlu oleh
prinsip syariah atas seluruh kebijakan, Ketua DPS.
pedoman operasional, produk, transaksi 2. Wajib dihadiri oleh seluruh anggota DPS secara
dan laporan keuangan syariah yang fisik paling kurang 12 (dua belas) kali dalam
dikeluarkan LPEI. setahun.
b. Mengawasi, memberikan masukan dan 3. Pemanggilan Rapat disampaikan oleh Unit Kerja
nasehat atas pengembangan produk Bisnis Syariah kepada setiap anggota DPS
syariah baru agar sesuai dengan Fatwa sekurang-kurangnya 5 hari sebelum rapat
DSN-MUI. diadakan.
c. Merekomendasikan kepada LPEI untuk 4. Pemanggilan rapat dimaksud pada butir 3 harus
mengajukan fatwa kepada DSN-MUI untuk telah mencantumkan agenda, tanggal, waktu
produk syariah baru LPEI yang belum ada dan tempat rapat.
fatwanya. 5. Rapat diadakan di tempat kedudukan LPEI atau
tempat lain yang disetujui DPS dan LPEI

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
44
LAPORAN GCG 2021

6. DPS dan/atau LPEI dapat meminta kehadiran Frek. Frek. %


Nama Jabatan
Rapat Kehadiran Kehadiran
pejabat-pejabat tertentu di dalam Rapat DPS Kanny Ketua 30 30 100%
untuk memaparkan usulan yang membutuhkan Hidaya,
opini dan persetujuan DPS. SE.,MA
Dr. Yulizar Anggota 30 30 100%
7. Rapat DPS dipimpin oleh Ketua DPS D.Sanrego,
8. Rapat DPS adalah sah dan berhak mengambil MEc
keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh
100% dari jumlah anggota DPS yang sedang
menjabat. f) Unit Kepatuhan
9. Keptutusan Rapat DPS harus diambil Seiring perkembangan, cakupan bisnis dan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. DPS mandate kepada LPEI yang semakin besar
dapat menetapkan keputusan yang sah tanpa merupakan tantangan untuk mewaspadai risiko
mengadakan Rapat DPS, dengan ketentuan kepatuhan. Untuk itu diperlukan suatu tindakan
semua anggota DPS telah diberitahu secara pencegahan untuk meminimalisir terjadinya
tertulis mengenai usul keputusan yang pelanggaran atas peraturan internal maupun
dimaksud dan semua anggota DPS memberikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
persetujuan mengenai usul yang diajukan Pengelolaan risiko kepatuhan yang baik dan tepat
secara tertulis serta menandatangani waktu serta sejalan dengan penerapan manajemen
persetujuan tersebut. risiko terkini, diharapkan dapat meminimalisir
10. Berita acara opini dan persetujuan DPS harus dampak risiko sedini mungkin.
dibuat oleh Unit Kerja Bisnis Syariah dan diberi
nomor registrasi dan tanggal serta Sehubungan dengan hal tersebut, maka telah
ditandatangani oleh Ketua dan anggota DPS. dibentuk suatu piagam kepatuhan (compliance
11. Dalam hal DPS memandang perlu melakukan charter) yang memuat ketentuan dan komitmen
kajian untuk dapat memberikan opini dan penerapan fungsi kepatuhan sehingga diharapkan
persetujuan atas suatu usulan, wajib dapat terbangun budaya patuh pada ketentuan di
dicantumkan di dalam Berita Acara Opini dan lingkungan LPEI.
persetujaun DPS dan menyantumkan batas Divisi Kepatuhan memiliki Visi dan Misi dalam
penyampaian hasil kajiannnya kepada LPEI. menjalankan fungsinya di LPEI, yaitu dengan Visi
12. Dalam hal DPS menilai usulan unit kerja untuk “Menjadi mitra kerja bagi seluruh komponen secara
mendapatkan Opini dan Persetujuan DPS tidak harmonis dan berbudaya kepatuhan Lembaga
sesuai dengan Prinsip Syariah, DPS harus dalam melaksanakan mandat Undang-Undang”, dan
memberikan solusi dan advisory agar usulan Misi “Berperan lebih strategis dalam mendukung
unit kerja menjadi sesuai dengan prinsip-prinsip kinerja Lembaga yang lebih baik dengan menjaga
syariah. harmonisasi antara pelaksanaan kegiatan usaha
13. Berita acara opini dan persetujuan DPS Lembaga dan kepatuhan atau ketaatan terhadap
merupakan bukti sah, baik untuk para anggota peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
DPS maupun pihak lain mengenai keputusan berlaku bagi Lembaga Pembiayaan Ekspor
yang diambil dalam Rapat DPS yang Indonesia”.
bersangkutan.
14. Berita acara opini dan persetujuan DPS wajib Fungsi Kepatuhan harus memiliki pemisahan yang
diadministrasikan dengan baik oleh unit Kerja jelas dengan fungsi lainnya agar dapat fokus dan
Bisnis Syariah dan Unit Kerja Kepatuhan. profesional dalam melaksanakan tugas utamanya.
15. Wajib dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) anggota Fungsi Kepatuhan merupakan serangkaian tindakan
DPS secara fisik paling kurang 12 (dua belas) atau langkah-langkah yang bersifat ex-ante
kali dalam setahun. (preventif) untuk memastikan :
1) Kebijakan, ketentuan, sistem, prosedur, serta
 Rapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) kegiatan usaha dan kegiatan operasional yang
dilakukan oleh LPEI telah sesuai dengan
Selama tahun 2021, DPS telah melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
rapat sebanyak 30 kali yang dilakukan secara yang berlaku; dan
daring dan tatap muka, dengan tingkat kehadiran
dan agenda rapat sebagai berikut:

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
45
LAPORAN GCG 2021

2) Kepatuhan LPEI terhadap komitmen yang dibuat  Struktur dan Organisasi Kepatuhan
oleh LPEI kepada regulator dan/atau otoritas Struktur Organisasi Fungsi Kepatuhan Tahun 2021
pengawas lain yang berwenang.
Prinsip-prinsip dasar Fungsi Kepatuhan LPEI adalah Head Of Compliance,
HR & TO
bahwa Unit Kerja Kepatuhan di LPEI harus:
1) Independen terhadap kegiatan usaha dan
kegiatan operasional LPEI, dimana pegawai
pada Unit Kerja Kepatuhan tidak boleh
Kepala Divisi
ditempatkan dalam posisi di mana ada Kepatuhan
kemungkinan terjadi konflik kepentingan antara
tanggung jawab kepatuhan dengan tanggung
jawab lainnya;
2) Memiliki kedudukan dan wewenang yang Kepala Departemen Kepala Departemen
Kepala Departemen
Regulatory & APU Monitoring &
sesuai dengan tanggung jawabnya PPT
Business Advisory
Reporting
3) Memiliki akses yang tidak terbatas untuk
mendapatkan informasi dari semua pihak yang
relevan dan sesuai dengan kewenangannya;
4) Berhak untuk mengambil inisiatif melakukan
Executive/Officer Executive/Officer Executive/Officer
investigasi terhadap pelanggaran ketentuan
regulator dan ketidakpatuhan atas sesutu hal
yang bukan bersifat kecurangan (penipuan);
5) Berhak untuk mengemukakan dan membuka
temuan hasil investigasi pelangaran ketentuan Jumlah Pegawai
kepada Direktur Eksekutif, Direktur Pelaksana
dan/atau Dewan Direktur (jika dipertimbangkan Jabatan Jumlah Pegawai
perlu); Kepala Divisi 1
6) Memiliki hak akses langsung kepada Direktur Kepala Departemen 3
Executive 2
Eksekutif;
Officer 4
7) Berhak untuk meminta pendapat kepada pihak Magang 1
eksternal (pakar/ahli) atau pihak ketiga yang
mempunyai keahlian secara teknis; dan
8) Diberikan anggaran yang memadai dan sumber  Profil Kepala Divisi Kepatuhan
daya yang cukup untuk melakukan tugas dan
fungsinya. Nama : Thio Sucy
Usia : 53 Tahun
 Pengawasan dan Pelaporan Kewarganegaraan : Indonesia
Domisili : Jakarta
Realisasi Program Kerja Divisi Kepatuhan Tahun
2021 telah dilakukan monitoring secara berkala. Dasar Hukum : KDE No.0038/KDE/03/2021 tanggal
Pengangkatan 10 Maret 2021 efektif sejak tanggal 1
Selain itu berdasarkan Pasal 13 PDD Nomor
Maret 2021.
0005/PDD/11/2019 Tentang Pelaksanaan Fungsi
Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman dan rekam
Kepatuhan LPEI, Divisi Kepatuhan wajib
jejak selama 26 tahun di industri
melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung perbankan, karier profesional beliau
jawabnya kepada kepada Direktur Eksekutif dan dimulai di Citibank Indonesia (1994-
Dewan Direktur secara Semesteran. Selama 2009), mengawali karir sebagai Asia
Pasific Management Associate di
Periode tahun 2021 Divisi Kepatuhan telah
Citibank Indonesia dan meniti karir
melaporkan hal tersebut melalui: memimpin beberapa divisi dengan
jabatan terakhir sebagai Vice
President AMLCO, Compliance.
Periode No. Laporan Kemudian, beliau melanjutkan karier
dengan bergabung bersama PT
Semester I Surat No. BS.0005/KPT/07/2021
Bank Barclays Indonesia dengan
Semester II Surat No. BS.0004/HCH/01/2022 menduduki jabatan sebagai Senior
Vice President, Kepala Satuan Unit

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
46
LAPORAN GCG 2021

Kerja APU-PPT (2009-2010); Kepala h. Sosialisasi berkelanjutan untuk WBS dan


SKAI (2010-2011).
Gratifikasi kepada seluruh pegawai LPEI,
Karier beliau berlanjut dengan yang dilakukan melalui 3 batch sosialisasi
menjabat sebagai Audit Director, i. Sosialisasi Tata Kelola yang Baik (Good
Kepala SKAI di PT Bank ANZ
Indonesia (2011-2017), kemudian
Corporate Governance) kepada seluruh
bergabung dengan PT Bank pegawai LPEI dengan narasumber dari PT.
Commonwealth sebagai Executive Sinergi Daya Prima (PT. SDP)
Vice President, Head of Enterprise j. Pelatihan Computer Based Training (CBT)
Risk Management (2017-2018),
Chief of Compliance (2018) dan
Kode Etik dan Budaya Kerja Lembaga
Direktur Kepatuhan (2018-2020), kepada seluruh pegawai LPEI
sebelum bergabung dengan LPEI k. Pelatihan Program Development DP II,
dan menjabat di posisi sekarang. kepada Relationship Manager (front liners)
Riwayat : Meraih gelar Bachelor of Business
l. Pelatihan pembekalan kepada kepala divisi
Pendidikan dari University of Technology,
Sydney - Australia pada tahun 1994. peserta Sertifikasi Manajemen Risiko Level 4
terkait modul Good Corporate Governance.
Sertifikasi :  Certificate of Competence of
Bank Risk Management Level 5
Penerapan Fungsi Kepatuhan LPEI, Kode
from Banking Professional Etik, Pengendalian Gratifikasi, dan Whistle
Certification Body (Lembaga Blowing System.
Sertifikasi Profesi Perbankan- 2. Melakukan kajian kepatuhan atas peraturan
LSPP)
 International Certificate in
Regulator dan berkoordinasi dengan
Banking Risk and Regulation Compliance Champion dalam menyampaikan
from Global Association of Risk kajian peraturan Regulator termasuk sosialisasi
Professionals (GARP) dan tindaklanjutnya.
3. Memberikan advis, opini dan/atau kajian
kepatuhan dalam Penyusunan
 Realisasi Program Kerja Divisi Kepatuhan Kebijakan/Prosedur LPEI.
Tahun 2021 4. Divisi Kepatuhan secara berkelanjutan
melakukan pemantauan terhadap kewajiban
1. Dalam rangka penguatan budaya kepatuhan pelaporan LPEI kepada pihak eksternal
(compliance culture) pada semua tingkatan
(regulator) dan secara rutin melakukan
organisasi, Divisi Kepatuhan telah
melaksanakan: reminder kepada masing-masing PIC
a. Sosialisasi LHKPN kepada Wajib Lapor LPEI Pelaporan baik itu pelaporan bulanan,
b. Pelatihan untuk Leader for Tomorrow (LFT) triwulanan, semesteran, tahunan dan incidental
c. New Hire Orientation 2021 untuk memastikan ketepatan waktu pelaporan.
d. Pelatihan APU&PPT bersama Divisi Hukum Selama tahun 2021, tidak terdapat pelanggaran
terkait Identifikasi dan Verifikasi Nasabah atas keterlambatan penyampaian kewajiban
dalam Hubungannya dengan Pengecekan laporan LPEI kepada regulator yang
Anggaran Dasar Nasabah menyebabkan timbulnya teguran ataupun
e. Sosialisasi Formulir CIF terbaru hasil sanksi dari regulator kepada LPEI
penggabungan Form Data Nasabah (CDD) 5. Divisi Kepatuhan secara konsisten telah
dan Form Pendaftaran CIF bersama Divisi melaksanakan uji kepatuhan dan pemeriksaan
Operasi KYC/ APU PPT atas Proses Pembiayaan,
f. Sosialisasi PP No. 40 Tahun 2021 Tentang Asuransi, Penjaminan, Trade Finance termasuk
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Program PEN dan PKE, serta Bank Line dan
Khusus (KEK) Global Line (Financial Institution) yang diberikan
g. Penguatan sistem pengendalian internal secara tepat waktu.
dengan peluncuran Whistleblowing System Selama tahun 2021 Divisi Kepatuhan telah
(WBS) dan Pengendalian Gratifikasi yang melakukan Uji Kepatuhan sebanyak total 516
bekerjasama dengan Inspektorat Jenderal Proposal Pengajuan.
Kemenkeu (Itjen) dan Pusat Sistem 6. Divisi Kepatuhan telah melaksanakan Uji Petik
Informasi dan Teknologi Keuangan terhadap 17 Debitur baru maupun existing dari
Kemenkeu (Pusintek) unit kerja Divisi Bisnis UKMK, Kanwil I, II dan III
dengan hasil pengujian adalah “Baik” dengan
tingkat efektivitas 89,22%.

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
47
LAPORAN GCG 2021

7. Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola Lembaga dengan Head Of dan bertanggung jawab langsung
oleh Pihak Independen (SDP) dimana LPEI kepada Direktur Eksekutif. Struktur dan kedudukan
memperoleh Predikat “Baik” dengan Tingkat SKAI mengacu pada MPO.0038/CEO/08/2020 Tgl
Kecukupan 83,75%. 31 Agustus 2020.
8. Divisi Kepatuhan telah melakukan screening
Nasabah sejumlah 454 Nasabah/Calon Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dalam
Nasabah baru maupun pengkinian. pelaksanaan kerja pengawasan internal
9. Melakukan pemantauan dan identifikasi menggunakan pendekatan audit berbasis risiko,
transaksi menggunakan SWIFT dimana jika yang merupakan rujukan pelaksanaan dari
terdapat transaksi dari dan/atau ke sanction Committee of Sponsoring organizations of the
country, tidak akan diteruskan. Treadway Commission (COSO).
10. Divisi Kepatuhan telah berperan aktif dalam
penyusunan draft PMK 208 yang disahkan pada  Piagam Audit Internal
tanggal 29 Desember 2021.
11. Melakukan kewajiban pelaporan yang LPEI telah memiliki Piagam Audit Internal sebagai
berhubungan dengan penerapan program APU- pedoman yang memuat tentang tujuan, wewenang,
PPT selama periode 2021. tanggung jawab, dan ruang lingkup pekerjaan fungsi
12. Peluncuran Whistleblowing System (WBS) dan Internal Audit dalam organisasi, sehingga dapat
Pengendalian Gratifikasi yang bekerjasama menempatkan fungsi Internal Audit secara
dengan Inspektorat Jenderal Kemenkeu (Itjen) independen.
dan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi
Keuangan Kemenkeu (Pusintek). Piagam Audit Internal ditetapkan melalui Peraturan
13. Seluruh personel kepatuhan telah mengikuti Dewan Direktur Nomor 07/PDE/02/2019, dengan
Sertifikasi, Pelatihan, E-learning, Seminar atau rincian sebagai berikut:
workshop.
14. Divisi Kepatuhan secara rutin melakukan 1. Divisi Internal Audit dipimpin oleh seorang
internal meeting dengan satu divisi, masing- Kepala Divisi Audit Internal.
masing departemen, maupun masing-masing 2. Divisi Internal Audit merupakan satuan kerja
individu. yang bertanggung jawab langsung kepada
15. Pengembangan/Penyempurnaan sistem Direktur Eksekutif.
informasi seperti: 3. Dalam melaksanakan tugasnya Divisi Internal
a. membangun dan mengelola suatu sistem Audit menyampaikan laporan kepada Direktur
Search Engine Regulation untuk Eksekutif.
mempermudah akses peraturan bagi seluruh 4. Setiap pengangkatan, penggantian, atau
pegawai LPEI. pemberhentian Divisi Internal Audit oleh Direktur
b. Terhadap sistem Search Engine Regulation Eksekutif harus mendapat persetujuan dari
ini, Divisi Kepatuhan secara berkala seluruh Anggota Dewan Direktur dan dilaporkan
mengelola dengan melakukan updating kepada Dewan Direktur melalui Ketua Komite
Peraturan. Pada Tahun 2021 Divisi Audit.
Kepatuhan telah melakukan updating 5. Auditor yang duduk dalam Satuan Kerja Internal
sebanyak 49 peraturan. Audit bertanggung jawab secara langsung
c. Pengadaan Penyedia Jasa Enhacment kepada Kepala Divisi Internal Audit.
Computer Based Training (CBT) Tahun
2021.
16. Divisi Kepatuhan telah menindaklanjuti 100%  Profil Kepala Audit Internal
seluruh komitmen/temuan hasil pemeriksaan Nama : Agung Waluyo
Auditor Eksternal pada tahun 2021. Usia : 56 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Domisili : Jakarta
g) Unit Audit Internal Dasar Hukum : Perjanjian Kerja nomor PJ.
Pengangkatan 0057/HRB/11/2020
Fungsi Audit Internal di LPEI dilaksanakan oleh Periode Jabatan : 1 Januari 2020 – sekarang
Pengalaman Kerja : Chief Audit Executive Lembaga
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI), yang dipimpin Pembiayaan Ekspor Indonesia
oleh Kepala SKAI dengan kepangkatan sejajar

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
48
LAPORAN GCG 2021

Riwayat :  S2 Universitas Indonesia,  Kedudukan Divisi Internal Audit dalam


Pendidikan Jakarta, 2010.
 Struktur Organisasi
 D4 Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara, Jakarta, 1991. Struktur dan kedudukan unit Audit Internal mengacu
pada MPO.0023/CEO/09/2021 Tgl 21 September
2021 perihal Perpanjangan Memorandum Prosedur
 Jumlah Pegawai unit Audit Internal Nomor MPO.0003/CEO/02/2021. Peraturan ini
menyatakan bahwa struktur Divisi Internal Audit
Struktur Organisasi SKAI membawahi dua Divisi berada di bawah supervisi Direktur Eksekutif.
yaitu Divisi Reguler Audit dan Divisi Special Audit Dengan pengaturan tersebut, unit kerja SKAI ini
serta 1 Departemen Quality Audit Methodology. memiliki independensi dalam menjalankan tugasnya
sesuai dengan Piagam Audit Internal.
1. Divisi Reguler Audit dikepalai oleh seorang
Kepala Divisi yang membawahi tiga unit kerja Struktur Organisasi Divisi Internal Audit
setara departemen, yaitu Departemen Audit
Bisnis dan Departemen Audit IT & Support yang
bertugas melakukan pengawasan melalui
pelaksanaan pemeriksaan dan konsultasi secara
berkala.
2. Divisi Special Audit dikepalai oleh seorang
Kepala Divisi yang membawahi dua unit kerja
setara Departemen yaitu Departemen Special
Audit 1 dan Departemen Special Audit 2, yang
bertugas melakukan pemeriksaan secara
mendalam dalam bentuk investigasi dan
verifikasi.
3. Departemen QA, Follow Up & Methodology yang  Tugas dan Tanggung Jawab
melakukan fungsi quality assurance, Follow Up
atas rekomendasi auditor eksternal dan
Sesuai dengan Piagam Audit Internal, Audit Internal
bertindak sebagai liaison officer atas
berfungsi untuk membantu Direktur Eksekutif dan
pemeriksaan eksternal.
Dewan Direktur dalam menjalankan fungsi
pengawasan dengan cara:
Komposisi pegawai Internal Audit adalah sebagai
berikut :
a. Membuat analisis dan penilaian di bidang
Jabatan Jumlah Pegawai
Kepala SKAI 1
keuangan, operasional dan manajerial.
Kepala Divisi 2 b. Berperan sebagai konsultan dan katalis dengan
Kepala Departemen 5 memberikan saran perbaikan dan informasi yang
Auditor 9 obyektif atas kegiatan yang di review kepada
semua tingkatan manajemen.
 Kualifikasi/Sertifikasi Profesi Internal Audit c. Mengidentifikasikan segala kemungkinan untuk
memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
Hingga akhir tahun 2021, seluruh kepala penggunaan sumber daya dan dana serta
departemen telah memiliki kualifikasi QIA (Qualified meningkatkan kegiatan yang ada di Lembaga
Internal Auditor) ataupun CISA (Certified Information Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
System Analyst). Sedangkan di tingkat staf auditor,
sebagian telah memegang sertifikasi QIA,  Pelaksanaan Kegiatan Audit Internal Tahun
selebihnya sedang dalam proses sertifikasi QIA 2020
dengan target waktu pemenuhan tahun 2021.
Tabel Sertifikasi QIA 2021 Penugasan audit dilaksanakan sesuai Rencana
Audit Tahunan (RAT). Adapun RAT tahun 2021 yang
Nama Sertifikat Jumlah
QIA Lanjutan I 6
telah selesai dilaksanakan yaitu :
QIA Manajerial 3

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
49
LAPORAN GCG 2021

1) Audit terhadap Kepatuhan pelaksanaan BI –  Prosedur Penunjukan Kantor Akuntan Publik


RTGS
2) Audit atas Proses Pembiayaan segmen Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
Korporasi yang diinisiasi oleh Kantor Pusat dan Keuangan Nomor 141/PMK.010/2009 tentang
Kantor Wilayah Prinsip Tata Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor
3) Audit Permasalahan EOD EOM UBS (Selesai Indonesia, penunjukan audit eksternal dan
IM Laporan Hasil Audit) penentuan biaya dilaksanakan oleh Direktur
4) Audit pembiayaan shariah diajukan untuk Eksekutif dengan persetujuan Dewan Direktur.
dilakukan pada RAT 2022
5) Audit atas unit kerja Financial Institution dan Penunjukan Kantor Akuntan Publik melalui
Treasury (telah diajukan dilakukan mekanisme Pengadaan Jasa reviu Audit 2021
perpanjangan penyelesaian sampai dengan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Audit.
akhir Januari 2022 sehubungan dengan adanya
Untuk tahun 2021, LPEI telah menunjuk Kantor
pelaksanaan program Cepat Verifikasi Hapus
Buku) Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi, Jusuf Aryanto,
Mawar dan Rekan untuk melakukan audit atas
Audit atas pengelolaan debitur pada unit kerja laporan keuangan LPEI.
Restrukturisasi dan Litigasi (telah diajukan
dilakukan perpanjangan penyelesaian sampai
dengan akhir Januari 2022. h) Penerapan Manajemen Risiko (Termasuk Sistem
Pengendalian Intern Manajemen Risiko)

 Rencana Kerja Tahun 2021  Penerapan Sistem Manajemen Risiko

Dengan mempertimbangkan Rencana Jangka Dewan Direktur dan Direktur Eksekutif bertanggung
Panjang LPEI 2020-2024, RKAT dan IKU 2021, jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko
profil risiko LPEI TW III serta mandatory audit sesuai di LPEI. Untuk itu Dewan Direktur dan Direktur
dengan regulasi, maka tema yang akan diajukan Eksekutif harus memahami Risiko yang dihadapi
dalam Rencana Audit pada tahun 2021 adalah Lembaga dan memberikan arahan yang jelas,
sebagai berikut: melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif
serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko
di LPEI.
1) Audit Mandatory (4 penugasan)
2) Audit Tematis (3 penugasan) Selain itu Dewan Direktur dan Direktur Eksekutif
3) Konsultatif (1 penugasan) juga harus memastikan struktur organisasi yang
4) CInvestigasi (10 penugasan) dan Verifikasi memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab
Hapus Buku (23 penugasan) yang jelas pada masing-masing unit, serta
5) Liason terhadap rencana audit OJK, BPK, dan memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas
Itjen Kemenkeu Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung
penerapan Manajemen Risiko secara efektif.

 Penerapan Fungsi Audit Ekstern


 Fokus Penerapan Manajemen Risiko 2021
Pelaksanaan fungsi audit eksternal telah
diserahterimakan kepada Divisi Finance
1. Sistem teknologi yang handal dan mampu
berdasarkan Berita Acara Serah Terima Tanggung
mendukung operasional melalui
Jawab dan Pendampingan Pelaksanaan Audit
pengembangan Management Information
Laporan Keuangan LPEI Nomor
System (MIS) sesuai blueprint, penyempurnaan
BA.0002/IAD/02/2020 tanggal 26 Februari 2020.
dan penerapan aplikasi IFOS, Sistem Laporan
Keuangan LPEI sesuai PSAK 71, Cleansing
data dan penguatan informasi dalam pelaporan
serta pengelolaan database.
2. Penguatan manajemen risiko melalui
penyusunan: Risk Management Framework
(sui generis), Risk Appetite Statement (RAS)
LPEI, Portfolio Guideline, Industry Financing

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
50
LAPORAN GCG 2021

Reference. Selain itu juga dilakukannya Penerapan serta pemahaman mengenai Pasal 17
mekanisme early warning detection secara Undang-undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI
berkala serta penyempurnaan regulasi internal dan Peraturan Menteri Keuangan No.
serta mekanisme black listed debitur untuk 142/PMK.010/2009 tanggal 31 Agustus 2009
memperkuat credit review. tentang Manajemen Risiko LPEI tersebut secara
3. Mekanisme early warning detection dalam enterprise risk dipetakan dalam sebuah bentuk
tahap penyempurnaan dengan pengembangan kerangka kerja (framework) sehingga dapat
EWD Tools yang menggunakan beberapa memperkuat kaitan terhadap internalisasi risk
parameter sebagai alat deteksi utama sehingga culture pada LPEI. Adapun ERM framework yang
proses pelaksanaannya akan lebih cepat, telah disusun sebagai berikut:
akurat dan terstandarisasi dengan lebih baik.
4. Pengkinian risk register dalam tahap
implementasi RCSA (Risk Control Self
Assesment) secara bertahap dengan tahun ini
dimulai dengan identifikasi setiap risiko yang
ada di setiap unit kerja.
5. Penerapan manajemen risiko yang efektif
adalah dengan memantau pemahaman
(maturity knowledge) dari pegawai dan
manajemen mengenai penerapan manajemen
risiko. Untuk mengetahui hal tersebut
dilakukan Risk Awareness Survey pada tahun
2021 dengan hasil baik.
6. Kaji ulang profil risiko baik dari parameter
Inheren Risk dan KPMR (Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko) agar selaras dengan
kekhususan Lembaga (sui generis) dan
mempertimbangkan kondisi terkini.
 Pilar Penerapan Manajemen Risiko

LPEI (LPEI) menerapkan manajemen risiko Adapun kerangka tersebut diterjemahkan menjadi 4
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 17 Undang- (empat) pilar dalam manajemen risiko lembaga,
undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI dan dengan penjelasannya sebagai berikut:
Peraturan Menteri Keuangan No.
142/PMK.010/2009 tanggal 31 Agustus 2009 Pilar 1 : Pengawasan aktif Dewan Direktur dan
tentang Manajemen Risiko LPEI. Direktur Eksekutif

Empat pilar penerapan manajemen risiko


sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan
dimaksud menjadi acuan dalam implementasi
manajemen risiko di seluruh kegiatan usaha
Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi. Cakupan
empat pilar tersebut adalah: Pengawasan aktif Dewan Direktur dan Direktur
Eksekutif merupakan berfungsi oversight board
1) Pengawasan aktif Dewan Direktur dan Direktur dalam membangun risk governance di LPEI.
Eksekutif. Pengawasan aktif Dewan Direktur dilakukan melalui
2) Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan pemberian persetujuan dan evaluasi atas kebijakan
limit risiko. manajemen risiko yang disusun oleh Direktur
3) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, Eksekutif. Secara berkala Dewan Direktur juga
pemantauan, dan pengendalian risiko serta melakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan
sistem informasi manajemen risiko. manajemen risiko tersebut.
4) Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Dalam rangka pelaksanaan tugas dalam bidang
pengawasan, Dewan Direktur secara berkala setiap

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
51
LAPORAN GCG 2021

1 bulan sekali melakukan Rapat Dewan Direktur. Pilar 3: Kecukupan Proses Identifikasi,
Pengawasan Dewan Direktur di bidang manajemen Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian
risiko di bantu oleh Komite Pemantau Risiko. Risiko dan Sistem Informasi Manajemen Risiko
Keanggotaan Komite Pemantau Risiko terdiri dari 1
(satu) orang anggota Dewan Direktur sebagai ketua,
1 (satu) orang pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang manajemen risiko sebagai
anggota; dan 1 (satu) orang pihak independen yang
memiliki keahlian di bidang keuangan sebagai
anggota. Tugas-tugas Komite Pemantau Risiko Identifikasi risiko dilakukan dengan cara
tersebut melakukan penilaian secara berkala dan menggabungkan dan menganalisis informasi risiko
memberikan rekomendasi tentang risiko usaha dari seluruh sumber informasi yang tersedia dengan
dalam hubungannya dengan Pembiayaan Ekspor memperhatikan probabilitas timbulnya risiko beserta
Nasional LPEI. konsekuensinya. Implementasi kecukupan proses
identifikasi risiko antara lain melalui analisis risiko
Pilar 2 : Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan bisnis dalam kegiatan Pembiayaan, Penjaminan dan
Limit Risiko Asuransi, kajian risiko Negara dan kajian pemetaan
potensi risiko bisnis melalui riset komoditas, sektor
industri atau perkembangan ekonomi wilayah
tertentu. Selain itu, LPEI juga melakukan kajian
risiko pendanaan yang akan dilakukan.

Pengukuran risiko ditujukan untuk mengetahui


besaran risiko yang melekat pada kegiatan usaha
Prinsip-prinsip pengelolaan risiko terpadu dan untuk dibandingkan dengan risk appetite LPEI,
sistematis dituangkan dalam beberapa kebijakan, sehingga dapat dilakukan mitigasi risiko dan
prosedur dan limit risiko, antara lain Kebijakan ditetapkan kecukupan modal atas risiko residualnya.
Manajemen Risiko yang ditetapkan dalam suatu Besaran risiko dapat diukur secara individual
Peraturan Dewan Direktur, dimulai dari kebijakan maupun portofolio. Selain itu LPEI juga melakukan
umum manajemen risiko, strategi, organisasi, sistem stress testing untuk mengantisipasi kondisi yang
informasi manajemen risiko dan proses manajemen bersifat ekstrem.
risiko.
Pemantauan risiko dilakukan berdasarkan
Selanjutnya Kebijakan Manajemen Risiko tersebut perbandingan antara limit risiko yang ditetapkan
dirumuskan secara lebih terperinci dalam manual dengan eksposur risiko yang dikelola. Pelaksanaan
operasional yang di tetapkan dalam PDD yang diikuti pemantauan risiko dilakukan oleh risk taking unit,
manual operasional. risk owner dan risk control unit berdasarkan jenis
risiko. Hasil penilaian risiko tersebut secara berkala
Adapun 3 (tiga) kelompok kebijakan, manual dan dilaporkan kepada stakeholder.
SOP yaitu kelompok kegiatan usaha, kelompok
operasional dan kelompok pengendalian internal. Pengembangan sistem manajemen risiko berbasis
Kebijakan, manual, dan SOP kelompok kegiatan teknologi juga dilakukan untuk meningkatkan
usaha merupakan serangkaian pedoman dan kualitas infrastruktur penerapan manajemen risiko
prosedur yang digunakan di LPEI dalam termasuk tersedianya kebijakan dan prosedur serta
menjalankan kegiatan usaha (Pembiayaan, limit risiko.
Penjaminan, Asuransi). Kebijakan, manual, dan
SOP kelompok operasional menjadi pedoman dan Pilar 4: Sistem Pengendalian Internal
prosedur dalam menjalankan kegiatan penunjang
usaha. Sedangkan kebijakan, manual, dan SOP
kelompok pengendalian internal merupakan
pedoman dan prosedur untuk melakukan
pengendalian internal

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
52
LAPORAN GCG 2021

Sistem pengendalian intern LPEI dikembangkan dan harus dikomunikasikan secara efektif.
diimplementasikan dengan menggunakan model Pengembangan budaya peduli risiko di Lembaga
Three Lines of Defense yang terdiri atas: diwujudkan dengan pengembangan lingkungan /
tata kelola yang kondusif dan framework
• First line of defense merupakan business pengelolaan risiko yang efisien dan efektif. Setiap
function yang terdiri dari unit kerja bisnis dengan kepala unit kerja bertanggung jawab untuk
aktivitas fungsional sebagai unit kerja yang memahami dan menerapkan manajemen risiko
memasarkan dan memproses pembiayaan, secara terbuka, pro-aktif, efektif dan efisien di unit
penjaminan dan asuransi dengan merujuk pada kerjanya.
kebijakan, prosedur dan limit yang telah ditetapkan
dan direview secara joint memo oleh unit kerja Prinsip-prinsip penerapan manajemen risiko di LPEI
Analisa Risiko Bisnis yang bertindak sebagai mencakup:
dynamic partner dari unit bisnis serta unit kerja
pendukung (supporting) yang mendukung LPEI wajib menerapkan manajemen risiko yang
pelaksanaan kegiatan usaha LPEI. efektif melalui penerapan prinsip-prinsip
manajemen risiko, yang meliputi :
• Second line of defense merupakan risk
manajemen and compliance function yang terdiri unit 1) Kecukupan modal (capital adequacy), yaitu
kerja Manajemen Risiko dan unit kerja yang bahwa LPEI harus mampu mengalokasikan
melakukan fungsi kepatuhan (compliance). Unit – permodalannya sesuai Risiko yang ditanggung
unit tersebut bersifat independen dalam memantau dan senantiasa mampu memelihara tingkat
penerapan manajemen risiko secara keseluruhan di kecukupan permodalan sesuai ketentuan yang
LPEI termasuk dalam pelaksanaan kegiatan berlaku.
kepatuhan (compliance). 2) Transparansi (transparancy), yaitu bahwa LPEI
secara terbuka harus menyampaikan informasi
• Third line of defense merupakan internal audit yang relevan dalam proses pengambilan
function yang terdiri dari unit kerja Audit Internal Risiko.
yang berfungsi melakukan pengendalian melalui 3) Independensi (independency), yaitu bahwa
evaluasi kepada first and second lines of defense manajemen LPEI harus bertindak secara
serta memberikan laporan kepada Direktur Eksekutif profesional dan terbebas dari tekanan dan
dan Direktur Pelaksana secara independen. pengaruh dari pihak lain.
4) Konsolidasi (consolidated), yaitu bahwa
 Evaluasi atas Efektivitas Sistem Manajemen pengelolaan Risiko dilakukan secara
Risiko kelembagaan (corporate wide) dan terintegrasi
serta terkonsolidasi diantara semua jenis
Evaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko
Risiko, unit kerja dan dilakukan secara
bertujuan untuk menilai kecukupan rancangan dan
menyeluruh.
efektivitas pelaksanaan proses manajemen risiko.
5) Proses berkelanjutan (continuous process),
Evaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko
yaitu bahwa pengelolaan Risiko harus
antara lain dilakukan melalui pelaksanaan survei
dilakukan secara terus menerus dan
efektivitas manajemen risiko.
senantiasa selalu dikembangkan agar lebih
Pada tahun 2021 telah dilakukan Risk Survey baik sesuai dengan kondisi bisnis dan best
Awareness. Berdasarkan kajian atas hasil survei practices yang ada.
terkait dengan penilaian risk awareness melalui 6) Akuntabilitas (accountability), yaitu suatu
survey posisi struktural yang mencakup pemahaman keadaan penyelenggaran kegiatan usaha LPEI
terkait risk competency, organization, motivation dan yang dapat menjelaskan fungsi dari setiap
relationship, dapat disimpulkan hasil survei pihak yang terkait dengan LPEI sesuai dengan
menggambarkan bahwa risk awareness yang sudah peraturan perundang-undangan yang berlaku
baik. dan praktik yang berlaku umum.
7) Responsibilitas (responsibility), yaitu suatu
 Penerapan Budaya Manajemen Risiko
keadaan penyelenggaraan kegiatan usaha
LPEI yang dapat menegaskan dan
Pengelolaan risiko ditujukan agar seluruh jajaran
menjelaskan peranan dan status dari setiap
organisasi di LPEI memiliki budaya peduli risiko dan

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
53
LAPORAN GCG 2021

pihak yang terkait dengan LPEI untuk setiap 2) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan
proses pembuatan dan penerapan kebijakan di limit Risiko
LPEI. - Penyusunan kebijakan dan prosedur sistem
8) Kewajaran (fairness), yaitu bahwa LPEI harus manajemen risiko operasional.
menjaga keadilan dan kesetaraan dalam - Review Enterprise Risk Management (ERM)
memenuhi hak-hak setiap pihak yang timbul Framework.
berdasarkan perjanjian dan peraturan - Pengembangan Petunjuk Teknis Operasional
perundang-undangan yang berlaku. (PTO) terkait sektor guideline.
9) Obyektif (objective), yaitu bahwa LPEI harus - Kaji ulang dan penerbitan beberapa
menerapkan Manajemen Risiko dengan ketentuan terkait manajemen risiko.
menggunakan kriteria Risiko standar yang 3) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
baku dan dianalisa secara obyektif. pemantauan, dan pengendalian risiko
10) Relevan (relevancy), yaitu bahwa LPEI harus - Alligment risk management dengan GRC
manganalisa Risiko dengan menggunakan Road Map
metodologi yang relevan terhadap jenis Risiko - Risk Control Unit
yang dihadapi. - Sentralisasi Risk Register
11) Komprehensif (comprehensive), yaitu bahwa
- Otomatisasi Sistem Pelaporan Profil Risiko.
LPEI harus menerapkan manajamen Risiko
- Pengembangan Risk Acceptance Criteria
secara menyeluruh terhadap seluruh potensi
- Pengembangan sistem manajemen risiko
Risiko yang ada dan tidak bersifat parsial untuk
operasional.
jenis-jenis Risiko tertentu.
- Pengembangan back testing CKPN Kolektif.
- Pengembangan tools terkait early warning
Budaya manajemen risiko di Lembaga telah
detection.
dilakukan internalisasi dan sosialisasi melalui
- Peningkatan new credit spreadsheet.
berbagai sarana dan media, antara lain
- Peningkatan internal credit rating.
- Review dan Enhancement Business
1) Sosialisasi melalui media intranet LPEI.
Continuity Management
2) Sosialisasi melalui pelaksanaan survei
efektivitas manajemen risiko. - Pengkinian dan testing Business Continuity
3) Sosialisasi alat bantu IEB Credit Rating System. Plan (BCP)
4) Sosialisasi penggunaan dan penerapan Sistem - Implementasi Operational Risk Management
Informasi Manajemen Risiko (SIMRO). tools (Risk & Control Self Assessment, Key
5) Pengembangan kompetensi melalui Uji Risk Indicator, Loss Event Database)
Sertifikasi Manajemen Risiko bagi pegawai - Pengembangan sistem informasi dashboard
LPEI. Eksposur Risiko.
- Pelaksanaan Stress testing secara berkala.
 Rencana Pengelolaan Manajemen Risiko 4) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
Tahun 2022 - Kaji ulang dan penerbitan kebijakan Internal
Audit Chartered
LPEI telah menyusun rencana pelaksanaan - Kaji ulang dan penerbitan kebijakan Standar
kegiatan di bidang manajemen risiko untuk tahun Penilaian Fungsi Audit Internal
2022. Berikut ini rinciannya:

i) Pengadaan Barang Dan Jasa


1) Pengawasan Aktif Dewan Direktur dan Direktur
Eksekutif  Kebijakan Pengadaan Barang & Jasa
- Rapat koordinasi Komite Pemantau Risiko
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa mengacu
dengan Divisi Manajemen Risiko.
pada:
- Peningkatan kualitas dan keragaman data
pada laporan bulanan dan presentasi dalam
1) Peraturan Dewan Direktur No. 0004/
business review.
PDD/04/2018 tentang Kebijakan Pengadaan
- SLA penyampaian Laporan Bulanan
Barang dan Jasa,
Manajemen Risiko dan Laporan Profil Risiko.

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
54
LAPORAN GCG 2021

2) Peraturan Direktur Eksekutif berminat sehingga terwujud adanya persaingan


No.0041/PDE/09/2019 tentang Manual yang sehat dan tidak mengarah untuk
Operasional Pengadaan Barang & Jasa, memberikan keuntungan kepada pihak tertentu
3) Peraturan Direktur Eksekutif dengan dan atau alasan apapun.
0029/PDE/10/2021 tentang Komite Pengadaan 6) Akuntabel, harus sesuai dengan aturan dan
Barang dan Jasa. ketentuan yang terkait dengan Pengadaan
barang/ jasa sehingga dapat
 Prinsip Pengadaan Barang dan Jasa dipertanggungjawabkan.

Pengadaan barang/ jasa dilaksanakan oleh Unit


 Pengawasan Pelaksanaan Pengadaan Barang
Kerja di kantor pusat sesuai dengan
dan Jasa
kewenangannya dengan menerapkan prinsip-
prinsip:
Penyediaan independen, objective assurance dan
konsultasi untuk memberikan nilai tambah dalam
1) Efisien, pengadaan barang/jasa harus meningkatkan kualitas pelaksanaan pengadaan
diusahakan dengan menggunakan dana dan barang/jasa dilaksanakan oleh Unit Kerja Internal
daya yang terbatas untuk mencapai sasaran Audit. Pelaksanaan fungsi pengawasan ini dilakukan
yang ditetapkan dalam waktu sesingkat- melalui pendekatan sistematis dan konsisten untuk
singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. mengevaluasi dan memperbaiki sistem
2) Efektif, dengan sumber daya yang tersedia pengendalian internal, penerapan manajemen risiko
diperoleh barang/jasa yang mempunyai nilai dan tata kelola yang baik.
manfaat setinggi-tingginya Manfaat
setinggitingginya dapat berupa: (i) kualitas
terbaik, (ii) penyerahan tepat waktu, (iii) j) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non
kuantitas terpenuhi, (iv) mampu bersinergi Keuangan
dengan barang/ jasa lainnya, dan (v)
terwujudnya dampak optimal terhadap Transparansi kondisi keuangan dan non
keseluruhan pencapaian kebijakan atau keuangan tercermin dari pelaporan yang
program. dilakukan LPEI kepada pemangku kepentingan
3) Terbuka dan bersaing, pengadaan barang/jasa sesuai dengan aturan dan tepat waktu.
harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang Melampirkan seluruh jenis pelaporan berdasarkan
memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui PDE No. 0067/PDE/12/2019 tanggal 09 Desember
persaingan yang sehat di antara penyedia 2019 tentang Manual Operasional Penetapan Unit
barang/ jasa yang setara dan memenuhi syarat/ Kerja Penanggung Jawab Pelaporan LPEI.
kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas dan transparan.
4) Transparan, pemberian informasi yang lengkap
kepada seluruh calon peserta yang
disampaikan melalui media informasi yang
dapat menjangkau seluas-luasnya dunia usaha
yang diperkiraka akan ikut dalam proses
pengadaan barang/jasa. Setelah informasi
didapatkan oleh seluruh calon peserta, harus
diberikan waktu yang cukup untuk
mempersiapkan respon pengumuman tersebut.
5) Adil/Tidak Diskriminatif. Pemberian perlakuan
yang sama terhadap semua calon yang

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
55
LAPORAN GCG 2021

C. Kepemilikan Saham Anggota


Dewan Direktur, Direktur
Eksekutif & Direktur Pelaksana
Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, dan Direktur Pelaksana tidak mempunyai kepemilikan saham yang
mencapai 25% atau lebih, baik pada Lembaga maupun perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam
maupun di luar negeri.
Selain itu berkaitan dengan Kepemilikan Saham, anggota Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, dan Direktur
Pelaksana, telah menandatangani Surat Pernyataan Independensi yang mengungkapkan diantaranya:
1. Tidak mempunyai kepemilikan saham pada perusahaan lain yang berpotensi menimbulkan konflik
kepentingan (untuk Dewan Direktur) dan berkedudukan baik di dalam maupun di luar negeri (untuk
Direktur Pelaksana).
2. Tidak mempunyai hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan Dewan Direktur dan Direktur
Pelaksana baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Tidak akan memanfaatkan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk kepentingan pribadi,
keluarga atau pihak yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
selain remunerasi dan fasilitas lain yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan atau ketentuan
lainnya yang berlaku.
5. Tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksu atau Pejabat Eksekutif pada
perusahaan dan/atau lembaga lain (untuk Direktur Pelaksana).

Laporan GCG 2021


56 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

D. Hubungan Keuangan &


Hubungan Keluarga Anggota
Dewan Direktur dengan Anggota
Dewan Direktur Lain dan Direktur
Pelaksana
Berdasarkan keadaan saat ini yang ada di LPEI bahwa Dewan Direktur dengan Anggota Dewan Direktur lain
dan Direktur Pelaksana tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua atau besan dengan anggota Dewan Direktur, dan Direktur Pelaksana.

Hubungan Afiliasi dengan:

Dewan Direktur Direktur


Nama Pemegang Saham Utama
Direktur Eksekutif Pelaksana

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Daniel James Rompas, Ketua √ √ √ √


Dewan Direktur merangkap
Direktur Eksekutif

Suminto, Anggota Dewan √ √ √ √


Direktur

Kasan, Anggota Dewan Direktur √ √ √ √

Arus Gunawan, Anggota Dewan √ √ √ √


Direktur

Felia Salim, Anggota Dewan √ √ √ √


Direktur

Rijani Tirtoso, Anggota Dewan √ √ √ √


Direktur

Dikdik Yustandi, Direktur √ √ √ √


Pelaksana I

Maqin U. Norhadi, Direktur √ √ √ √


Pelaksana II

Agus Windiarto, Direktur √ √ √ √


Pelaksana III

Henry Sihotang, Direktur √ √ √ √


Pelaksana IV

Chesna F. Anwar, Direktur √ √ √ √


Pelaksana V

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri

57
LAPORAN GCG 2021

E. Kebijakan Remunerasi & Fasilitas


Lain Bagi Anggota Dewan
Direktur, Direktur Eksekutif, Dan
Direktur Pelaksana
1. Kebijakan Remunerasi Keuangan RI. Prosedur penetapan Remunerasi
Dewan Direktur dan Direktur Pelaksana, sebagai
Kebijakan remunerasi mengacu pada Undang- berikut:
Undang Nomor 2/2009 tentang Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia Pasal 26 ayat (3)
yang menyatakan: gaji, penghasilan, dan
tunjangan lainnya Dewan Direktur dan Direktur
Pelaksana ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia.
Ketentuan besaran gaji pokok, penghasilan dan
tunjangan lainnya bagi Dewan Direktur dan
Direktur Pelaksana LPEI diatur melalui
Keputusan Menteri Keuangan KMK No.
396/KMK.06/2021 tentang Penetapan Gaji
Pokok, Penghasilan, dan Tunjangan Lainnya
Bagi Dewan Direktur dan Direktur Pelaksana 3. Struktur Remunerasi dan Fasilitas
LPEI.
Sebagaimana telah uraikan pada bagian Direktur Struktur remunerasi Dewan Direktur dan Direktur
Eksekutif pada buku laporan tahunan ini, bahwa Pelaksana yang menunjukkan jenis dan jumlah
Direktur Eksekutif LPEI merupakan salah satu imbalan jangka pendek dan panjang atau pasca
anggota Dewan Direktur yang ditetapkan oleh kerja setiap anggota Dewan Direktur maupun
Menteri Keuangan sebagai Ketua Dewan Direktur Pelaksana, berdasarkan Keputusan
Direktur. Dengan demikian prosedur penetapan Menteri Keuangan KMK No. 396/KMK.06/2021
remunerasi Direktur Eksekutif sama dengan tentang Penetapan Gaji Pokok, Penghasilan, dan
penetapan remunerasi Dewan Direktur. Tunjangan Lainnya Bagi Dewan Direktur dan
Direktur Pelaksana LPEI adalah sebagai berikut:

2. Prosedur Penetapan Remunerasi Tabel Struktur Remunerasi dan Fasilitas bagi Direktur
Eksekutif Merangkap Ketua Dewan Direktur
berdasarkan KMK No. 396/KMK.06/2021.
Usulan remunerasi Dewan Direktur dan Direktur
Pelaksana dilakukan oleh Komite Remunerasi
dan Nominasi. Komite Remunerasi dan No. Jenis Keterangan
Penghasilan
Nominasi berkordinasi dengan unit kerja Human
Resources (HR) untuk melakukan benchmarking 1 Gaji/Honorarium
terhadap penghasilan Top Management baik
dari industri perbankan maupun lembaga Direktur Eksekutif merangkap
Ketua Dewan Direktur 100%
keuangan nonbank.
2 Tunjangan
Hasil tersebut akan disampaikan kepada Dewan
Direktur melalui Komite Remunerasi dan Tunjangan Hari Maksimal 1x gaji
Raya
Nominasi. Selanjutnya, Dewan Direktur akan
mengajukan usulan remunerasi kepada Menteri

Laporan GCG 2021


58 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Tabel Struktur Remunerasi dan Fasilitas bagi Dewan Direktur


No. Jenis Keterangan
(KMK No. 396/KMK.06/2021)
Penghasilan

Santunan Purna Skema asuransi dengan premi No. Jenis Keterangan


jabatan maksimal 25% dari gaji/ Penghasilan
honorarium
1 Gaji/Honorarium
Tunjangan Diberikan sebesar biaya
Komunikasi pemakaian (at cost)
Direktur Eksekutif merangkap
Ketua Dewan Direktur 50%
Tunjangan Diberikan lumpsum, maksimal
Perumahan 30% dari gaji per bulan.
Diberikan apabila tidak 2 Tunjangan
diberikan fasilitas rumah
jabatan Tunjangan Hari Maksimal 1x honorarium
Raya
3 Fasilitas
Santunan Purna Skema asuransi dengan premi
Kendaraan Dinas Disediakan 1 (satu) unit jabatan maksimal 25% dari gaji/
kendaraan, volume maksimal honorarium
2.500 cc dengan skema
operational lease Tunjangan Diberikan sebesar biaya
Komunikasi pemakaian (at cost)
Kesehatan Diberikan dalam bentuk
penggantian biaya pengobatan Tunjangan 20% dari honorarium per bulan
dengan skema asuransi, Transportasi
penggantian kacamata,
pemeriksaan kesehatan untuk 3 Fasilitas
pasangan dan maksimal 3
anak
Kesehatan Diberikan dalam bentuk
penggantian biaya pengobatan
Perkumpulan Maksimal 3 (tiga) perkumpulan dengan skema asuransi,
Profesi penggantian kacamata,
pemeriksaan kesehatan untuk
Bantuan Hukum Dalam hal terjadi pasangan dan maksimal 3
tindakan/perbuatan untuk dan anak
atas nama jabatannya yang
berkaitan dengan maksud dan Perkumpulan Maksimal 3 (tiga) perkumpulan
tujuan serta kegiatan LPEI Profesi

Club Membership Maksimal pada 2 (dua) club Bantuan Hukum Dalam hal terjadi
tindakan/perbuatan untuk dan
Biaya Diberikan dalam bentuk atas nama jabatannya yang
Representasi Corporate Credit Card berkaitan dengan maksud dan
tujuan serta kegiatan LPEI

4 Ketentuan Perjalanan Dinas


4 Ketentuan Perjalanan Dinas
Diberikan fasilitas uang saku,
Diberikan fasilitas uang saku, transportasi dan akomodasi
transportasi dan akomodasi untuk perjalanan dinas dalam
untuk perjalanan dinas dalam negeri dan perjalanan dinas
negeri dan perjalanan dinas luar negeri
luar negeri
5 Pajak PPh atas Gaji/Honorarium dan Tunjangan
5 Pajak PPh atas Gaji/Honorarium dan Tunjangan
Pajak Penghasilan (PPh 21)
Pajak Penghasilan (PPh 21) atas Gaji dan Tunjangan yang
atas Gaji dan Tunjangan yang diterima oleh Direktur
diterima oleh Direktur Eksekutif, Direktur Pelaksana
Eksekutif, Direktur Pelaksana dan Anggota Dewan Direktur
dan Anggota Dewan Direktur ditanggung seluruhnya oleh
ditanggung seluruhnya oleh LPEI
LPEI
6 Tantiem
6 Tantiem
Ditetapkan melalui Surat
Ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan RI
RI

Laporan GCG 2021


59 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Tabel Struktur Remunerasi dan Fasilitas bagi Direktur


No. Jenis Keterangan
Pelaksana (Sesuai KMK No. 396/KMK.06/2021)
Penghasilan

No. Jenis Keterangan 5 Pajak PPh atas Gaji/Honorarium dan Tunjangan


Penghasilan
Pajak Penghasilan (PPh 21)
1 Gaji/Honorarium atas Gaji dan Tunjangan yang
diterima oleh Direktur
Eksekutif, Direktur Pelaksana
Direktur Eksekutif merangkap dan Anggota Dewan Direktur
Ketua Dewan Direktur 90% ditanggung seluruhnya oleh
LPEI
2 Tunjangan
6 Tantiem
Tunjangan Hari Maksimal 1x gaji
Raya Ditetapkan melalui Surat
Keputusan Menteri Keuangan
Santunan Purna Skema asuransi dengan premi RI
jabatan maksimal 25% dari gaji/
honorarium

Tunjangan Diberikan sebesar biaya


4. Indikator Kinerja Direktur Eksekutif &
Komunikasi pemakaian (at cost)
Direktur Pelaksana untuk Penetapan
3 Fasilitas Remunerasi

Kendaraan Dinas Disediakan 1 (satu) unit


kendaraan, volume maksimal
Penetapan Indikator Kinerja Direktur Eksekutif &
2.500 cc dengan skema Direktur Pelaksana dilakukan di awal tahun
operastional lease melalui mekanisme rapat pengesahan Rencana
Kesehatan Diberikan dalam bentuk
Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang
penggantian biaya pengobatan dituangkan dalam Kontrak Manajemen antara
dengan skema asuransi, Dewan Direktur dengan Menteri Keuangan c.q.
penggantian kacamata,
pemeriksaan kesehatan untuk Direktur jenderal Kekayaan Negara. Selanjutnya
pasangan dan maksimal 3 kontrak manajemen tersebut diturunkan
anak
(cascading) antara Direktur Pelaksana dengan
Bantuan Hukum Dalam hal terjadi Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur
tindakan/perbuatan untuk dan Eksekutif.
atas nama jabatannya yang
berkaitan dengan maksud dan
tujuan serta kegiatan LPEI Penilaian Kinerja Direksi tercermin dari realisasi
atas capaian indikator kinerja pada kontrak
4 Ketentuan Perjalanan Dinas
manajemen yang merupakan bagian dari target-
Diberikan fasilitas uang saku, target yang terdapat pada Rencana Kerja dan
transportasi dan akomodasi Anggaran Tahunan (RKAT) antara lain sebagai
untuk perjalanan dinas dalam
negeri dan perjalanan dinas
berikut:
luar negeri

Laporan GCG 2021


60 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

Tabel Penilaian Kinerja Direktur Eksekutif dan Direktur Pelaksana

INDIKATOR KINERJA UTAMA


SASARAN STRATEGIS Bobot (%)
Ukuran Target

PERSPEKTIF MANDAT DAN KEUANGAN 37,5

1. Penugasan Umum 1. Penyaluran Pembiayaan Ekspor 100% 15,0


Nasional (PEN) berupa:
a. Outstanding Pembiayaan Rp94.276 Miliar 5,0
b. Outstanding Penjaminan Rp10.810 Miliar 2,5
c. Outstanding Asuransi Rp9.222 Miliar 2,5
d. Volume Trade Finance Rp8.000 Miliar 2,5
e. Pertumbuhan Pembiayaan UMKM Rp1.431 Miliar 2,5
& UMBE
2. Penugasan Khusus 2. Efektivitas Pelaksanaan Penugasan 100% 7,5
Khusus berupa:
a. New Disbursement Penugasan Rp2.500 Miliar 2,5
Khusus (NIA)
b. Jumlah proposal pelaku UKM yang 30 2,5
disetujui
c. Kajian Developmental Impact atas 2 2,5
program PKE
3. Pelaksanaan Pemulihan 3. Outstanding PKE Penjaminan Rp66.000 Miliar 5,0
Ekonomi Nasional Korporasi PEN
4. Perbaikan Kinerja 4. Tercapainya perbaikan kinerja Rp554 Miliar 10,0
Keuangan yang keuangan Lembaga yang sehat
berkelanjutan dihasilkan dari Net Profit (NP)

PERSPEKTIF STAKEHOLDER DAN CUSTOMER 10,0


5. Building up new UMKM & 5. Peningkatan peran LPEI dalam 100% 5,0
UMBE Model mengembangkan UMKM & UMBE
melalui:
a. Penciptaan eksportir baru (tidak 15 2,5
termasuk eksportir Desa Devisa)
b. Peningkatan jumlah Desa Devisa 3 2,5
6. Daya Ungkit kepada 6. Peningkatan Daya Ungkit kepada 100% 5,0
ekspor Nasional Ekspor Nasional
a. Developmental impact 3,55 x 2,5
Pembiayaan LPEI terhadap
Ekspor barang
b. Kontribusi pembiayaan LPEI 13,5% 2,5
terhadap Ekspor Barang Indonesia
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL 42,50
7. Perbaikan Kualitas Aset 7. Terlaksananya perbaikan Kualitas 100% 25,0
Aset Lembaga berupa:
a. Jumlah maksimal Non Performing Rp18.158 Miliar 7,5
Loan (NPL)
b. Rasio NPL Netto 9,50% 10,0
c. Pelaksanaan strategi penurunan 100% 7,5
NPL
i) Penghapusan/write off Rp1.000 Miliar 2,5
pembiayaan bermasalah
ii) Recovery, Collection & AYDA Rp1.000 Miliar 2,5

Laporan GCG 2021


61 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

INDIKATOR KINERJA UTAMA


SASARAN STRATEGIS Bobot (%)
Ukuran Target
iii) Design sistem & organisasi 100% 2,5
Early Warning System
8. Penyempurnaan Risk 8. Terlaksananya Risk Awareness 100% 7,5
Awareness/GRC/ 3LD lembaga melalui:
a. Hasil penilaian pelaksanaan tata 100% 2,5
kelola lembaga sebesar 85%
b. Penyempurnaan Manual/SOP 100% 5,0
terkait pelaksanaan Penugasan
Khusus Ekspor
9. Pemenuhan tindak lanjut 9. Pemenuhan tindak lanjut temuan 100% 5,0
temuan audit audit eksternal dan internal
10. Penguatan Management 10. Implementasi Management 100% 5,0
Information System (MIS) Information System (MIS) dan
dan Teknologi teknologi
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN 10,0
11. Penguatan Struktur 11. Penataan Struktur Organisasi dan 100% 5,0
Organisasi Lembaga dan SPV sesuai kebutuhan Lembaga
Special Purpose Vehicle
(SPV)
12. Sumber Daya Manusia 12. Peningkatan kapasitas dan 100% 2,5
(SDM) yang berkompeten kapabilitas SDM
yang berkinerja tinggi
13. Penguatan Budaya 13. Penguatan budaya Lembaga 100% 2,5
Lembaga dan Performance “TRUST” dan Integrated IKU
Management

Laporan GCG 2021


62 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

F. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji


Terendah

LPEI senantiasa memperhatikan rasio gaji tertinggi dan terendah di lingkungan Lembaga, sebagai bagian
dari penrapan tata kelola perusahaan yang baik. Pada tahun 2020, berikut rasio dimaksud:

Tabel Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah di LPEI Tahun 2021

No. Rasio Gaji Gaji Pokok Take Home Pay (THP)


1 Gaji pegawai terendah dibanding tertinggi 21,2 14,7
2 Gaji Direktur Pelaksana terendah dibanding 1 1
tertinggi
3 Gaji Dewan Direktur terendah dibanding tertinggi 1 1

4 Gaji Direktur Pelaksana terhadap pegawai 1,3 1,3


tertinggi

Laporan GCG 2021


63 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

G. Jumlah Permasalahan Hukum


dan Upaya Penyelesaian oleh
LPEI

Total perkara atau permasalahan hukum pada tahun 2021 yang dihadapi LPEI yaitu sejumlah 14 (empat belas)
perkara atau permasalahan hukum, diantaranya:

No Pokok Perkara/Gugatan Tingkat Perkara Pemohon Status Penyelesaian


(Inisial)
1 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat JIP Gugatan ditolak (belum ada
PN Jakarta Pusat dengan Pertama pernyataan banding dari
register perkara (PN Jakarta Pusat) Penggugat)
No.129/pdt.G/2020/Pn.Jkt.Pst
2 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat AM Gugatan ditolak (belum ada
PN Jakarta Pusat dengan Pertama pernyataan banding dari
register perkara Perkara (PN Jakarta Selatan) Penggugat)
No.734/pdt.G/2020/Pn.Jkt.Sel
3 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat PT. JF Dalam proses persidangan
PN Klaten dengan register Pertama
perkara (PN Klaten)
No.100/Pdt.G/2021/PN.Kln
4 Perkara Perdata pada tingkat Kasasi (Mahkamah 1. A Gugatan Intervensi dari LPEI
PN Niaga Surabaya dengan Agung) 2. FJ ditolak, dan LPEI mengajukan
register perkara 3. Penggugat Intervensi : kasasi ke Mahkamah Agung
No.8/Pdt.Sus-Gugatan lain- LPEI
lain/2021/PN.Niaga.Sby jo.
No.30/Pdt.Sus-
PKPU/2020/PN.Niaga.Sby
5 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tinggi PT. BWI Telah didaftarkan Kontra
PN Semarang dengan (PT Semarang ) Memori Banding
register perkara No.
29/Pdt.G/2021 PN Smg
6 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tinggi PT. MWI Telah didaftarkan Kontra
PN Semarang dengan (PT Semarang ) Memori Banding
register perkara No.
30/Pdt.G/2021 PN Smg
7 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tinggi PT. JMI Telah didaftarkan Kontra
PN Semarang dengan (PT Semarang ) Memori Banding
register perkara No.
31/Pdt.G/2021 PN Smg
8 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat PT MWI Telah diputus NO (Niet
PN Semarang dengan Pertama Ontvankelijke)
register perkara No. (PN Semarang)
115/Pdt.G/2021 PN Smg
9 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat 1. IM Dalam proses persidangan
PN Semarang dengan Pertama 2. DSM
register perkara No. (PN Semarang) 3. Penggugat Intervensi :
301/Pdt.G/2021 PN Smg LPEI

10 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat SSL Gugatan Dicabut


PN Semarang dengan Pertama
register perkara No. (PN Semarang)
427/Pdt.G/2021 PN Smg

Laporan GCG 2021


64 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

No Pokok Perkara/Gugatan Tingkat Perkara Pemohon Status Penyelesaian


(Inisial)
11 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat PT. MWI Dalam proses persidangan
PN Semarang dengan Pertama
register perkara No. (PN Semarang)
429/Pdt.G/2021 PN Smg
12 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat 1. PT. JMI Dalam proses persidangan
PN Semarang dengan Pertama 2. PT. MWI
register perkara No. (PN Semarang) 3. PT. BWI
485/Pdt.G/2021 PN Smg

13 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat 1. PT. JMI Dalam proses persidangan
PN Jakarta Selatan dengan Pertama 2. PT. MWI
register perkara No. (PN Jakarta Selatan) 3. PT. BWI
916/Pdt.G/2021 PN Jkt. Sel

14 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat 1. PT. JMI Dalam proses persidangan
PN Jakarta Selatan dengan Pertama 2. PT. MWI
register perkara No. (PN Jakarta Selatan) 3. PT. BWI
901/Pdt.G/2021 PN Jkt Sel

15 Perkara Perdata pada tingkat Pengadilan Tingkat Tim Kurator PT. LTS Dalam proses persidangan
PN Niaga Jakarta Pusat Pertama
dengan register perkara No. (PN Niaga Jakarta
48/Pdt.Sus-Pailit- Pusat)
GLL/2021/PN.Niaga Jakarta
Pusat
16 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.38602/PP/M.I/13/2012 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 11 Juni 2012 Republik Indonesia
17 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.38603/PP/M.I/13/2012 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 11 Juni 2012 Republik Indonesia
18 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.38606/PP/M.I/13/2012 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tangga l 11 Juni 2012 Republik Indonesia
19 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.38607/PP/M.I/13/2012 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 11 Juni 2012 Republik Indonesia
20 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.38612/PP/M.I/13/2012 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 11 Juni 2012 Republik Indonesia
21 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.57515/PP/M.IVB/16/2014 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 20 November 2014 Republik Indonesia
22 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.57516/PP/M.IVB/16/2014 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 20 November 2014 Republik Indonesia

Laporan GCG 2021


65 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

No Pokok Perkara/Gugatan Tingkat Perkara Pemohon Status Penyelesaian


(Inisial)
23 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.57518/PP/M.IVB/16/2014 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 20 November 2014 Republik Indonesia
24 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.59987/PP/M.IVB/15/2015 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 5 Maret 2015 Republik Indonesia
25 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.59988/PP/M.IVB/16/2015 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 5 Maret 2015 Republik Indonesia
26 Putusan Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali Direktur Jenderal Pajak masih dalam proses
No. (PK) ke Mahkamah pemeriksaan Peninjauan
Put.59990/PP/M.IVB/16/2015 Agung RI Kembali di Mahkamah Agung
tanggal 5 Maret 2015 Republik Indonesia
27 Tindak Pidana Khusus Direktorat - Masih dalam proses Penyidikan
No.Print-13/F.2/Fd.2/06/2021 Penyidikan pada di Kejagung RI
tanggal 24 Juni 2021 Jaksa Agung Muda
Bidang Tindak
Pidana Khusus
Kejagung RI

Laporan GCG 2021


66 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

H. Transaksi yang Mengandung


Benturan Kepentingan &
Internal Fraud
1. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Anggota Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, dan Direktur Pelaksana LPEI dilarang mengambil keputusan
dan/atau turut serta dalam pengambilan keputusan dalam hal yang bersangkutan mempunyai benturan
kepentingan. Benturan kepentingan sebagaimana dimaksud adalah terjadi jika pengambilan keputusan
terkait dengan kepentingan pribadi anggota Dewan Direktur, Direktur Eksekutif, dan Direktur Pelaksana,
baik langsung maupun tidak langsung. Selama tahun 2021 tidak ditemukan transaksi yang mengandung
benturan kepentingan di LPEI.

2. Internal Fraud di LPEI

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.010/2009 tanggal 1 September 2009 perihal Prinsip Tata
Kelola Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia tidak mengatur bahwa LPEI wajib menerapkan strategi anti
fraud. Kendati demikian, LPEI perlu memiliki kebijakan anti fraud karena LPEI merupakan institusi yang
memberikan fasilitas pembiayaan selayaknya aktivitas perbankan. Kebijakan ini juga didasarkan pada
kelaziman penerapan strategi anti fraud sebagaimana diterapkan perbankan, maka di dalam menjalankan
aktivitasnya, LPEI juga menerapkan strategi anti fraud. Selama Tahun 2021, dapat diinformasikan bahwa
tidak terdapat kejadian penyimpangan / internal fraud selama tahun 2021.

Laporan GCG 2021


67 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

I. Buy Back Saham Dan Buy Back


Obligasi

Hingga berakhirnya tahun buku 2021, LPEI tidak melakukan kegiatan buy back obligasi. Sedangkan buy
back saham, bahwa berdasarkan Pasal 19 UU Nomor 2 tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia, LPEI bukan merupakan perusahaan publik dan LPEI 100% (seratus persen) dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang modalnya tidak terbagi atas saham.

Laporan GCG 2021


68 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

J. Pemberian Dana untuk Kegiatan


Sosial

Realisasi dana untuk kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) Divisi Jasa Konsultasi selama
tahun 2021 dilaksanakan dalam bentuk Coaching Program for New Exporters (CPNE), Marketing
Handholding dan Community Development. Dengan total jumlah Dana CSR yang dikeluarkan pada
tahun 2021 adalah Rp. 2.309.827.153. Rincian kegiatan Jasa Konsultasi sampai dengan 31 Desember
2021 adalah sebagai berikut:

1. Coaching Program for New Exporters (CPNE)

Pelaksanaan Kegiatan CPNE

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Stakeholder Narasumber Jumlah


Peserta
A. CPNE Solo
1 CPNE Solo 1 (offline) 30-31 Maret 2021 DJBC Jawa Tengah Nurlaila Fatimah 35 peserta
(praktisi ekspor)
2 CPNE Solo 2 (online) 08 Juli 2021 DJBC Jawa Tengah Bastian & Reza 35 peserta
( FTA Center &
Eksport Center
Surabaya)
3 CPNE Solo 3 (online) 25-26 Agustus 2021 DJBC Jawa Tengah Saidil Reza Muda ( 35 peserta
Balina Digital)
4 CPNE Solo 4 (offline) 28-29 Oktober 2021 DJBC Jawa Tengah DJBC, DJP & Internal 35 peserta
B. CPNE Denpasar
5 CPNE Denpasar 1 (offline) 27-28 Mei 2021 DJBC Denpasar, Reza (Export Center 27 peserta
DJKN Denpasar Surabaya)
6 CPNE Denpasar 2 (online) 08 Juli 2021 DJBC Denpasar, Bastian & Reza ( FTA 27 peserta
DJKN Denpasar Center & Eksport
Center Surabaya)
7 CPNE Denpasar 3 (online) 25-26 Agustus 2021 DJBC Denpasar, Saidil Reza Muda ( 27 peserta
DJKN Denpasar Balina Digital)
8 CPNE Denpasar 3 (offline) 17-18 November 2021 DJBC Denpasar DJBC 27 peserta
C. CPNE Medan
9 CPNE Medan 1 (offline) 10-11 Juni 2021 Wakil Gubernur, Nurlaila Fatimah 25 peserta
Pemerintah Provinsi (praktisi ekspor)
SUMUT, DJBC
SUMUT
10 CPNE Medan 2 (online) 08 Juli 2021 Pemerintah Provinsi Bastian & Reza ( FTA 25 peserta
SUMUT, DJBC Center & Eksport
SUMUT Center Surabaya)
11 CPNE Medan 3 (online) 25-26 Agustus 2021 Pemerintah Provinsi Saidil Reza Muda ( 25 peserta
SUMUT, DJBC Balina Digital)
SUMUT
12 CPNE Medan 4 (offline) 21-22 Oktober 2021 Pemerintah Provinsi DJBC, Kemenperin, & 25 peserta
SUMUT, DJBC Internal
SUMUT
D. Tematik
13 CPNE Tematik Kendal 22 -23 Juni 2021 Pemkab Kendal FTA Center 50 peserta
(online) Semarang
14 CPNE Tematik Demak 27-28 Juli 2021 Pemkab Demak FTA Center 50 peserta
(online) Semarang

Laporan GCG 2021


69 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
LAPORAN GCG 2021

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Stakeholder Narasumber Jumlah


Peserta
15 CPNE Tematik Bandung 16-17 September 2021 Pemprov Jabar, FTA FTA Center Bandung 50 peserta
(online) bandung
16 CPNE Tematik Manado 28-29 September 2021 Pemprov Sulut, Export Export Center 50 peserta
(Offline) Center Surabaya Surabaya
17 Pelatihan ke 2 CPNE 6-7 Oktober 2021 Pemkab Kendal Sumhaji (praktisi 50 peserta
Tematik Kendal ekspor)
18 CPNE Tematik Demak 27-28 Oktober 2021 Pemkab Demak FTA Center Semarang 50 Peserta
(ofline)
19 CPNE Tematik Manado 3-4 November 2021 Pemprov Sulut Rachmat Marpaung 50 peserta
(Offline)
20 CPNE Tematik Bandung 1-2 Desember 2021 Pemprov Jabar, FTA FTA Center Bandung 50 peserta
(offline) bandung`
21 CPNE Tematik Semarang 16-17 Desember 2021 KADIN Semarang, Export Center 35 peserta
(offline) Pemkot Semarang Surabaya
Jumlah 322 peserta
E.lainnya
1 CPNE Tematik Jakarta 04 Maret 2021 YDBA Eloy Zalukhu 120 peserta
(online) (CAPSTONE)
2 CPNE Tematik Alumni 29 Juli 2021 Alumni CPNE Happy Posey 50 peserta
Gathering (online) (Founder Etoobai)
3 CPNE Tematik Alumni 27 Agustus 2021 Alumni CPNE Rachmat Marpaung 75 peserta
Gathering (online) (Aspenku)
4 CPNE Tematik Alumni 30 November 2021 Alumni CPNE Adinda 52 peserta
Gathering (online) (Adisherleather)
5 CPNE Tematik Alumni 13 Desember 2021 Alumni CPNE Tengku Irham Kelana 50 peserta
Gathering (online) (ID SEED)
Jumlah 347 peserta

2. Marketing Handholding

Pelaksanaan Kegiatan Marketing Handholding

Waktu
No Jenis Kegiatan Institusi Terkait Lokasi Jumlah
Pelaksanaan
Pendaftaran Calon Peserta
Marketing Handholding
1 Februari 2021 CV M Jakarta 39 UKM
produk makanan dan
minuman
Pendaftaran Calon Peserta
Marketing Handholding
2 Februari 2021 PT. FB Malang 23 UKM
produk kelapa dan
turunannya
Sosialisasi Marketing
3 April 2021 Handholding produk kelapa PT. FB Jakarta 19 UKM
dan turunannya
Sosialisasi Marketing
4 April 2021 Handholding produk CV M Malang 22 UKM
makanan dan minuman
Kurasi Calon Peserta
Marketing Handholding
5 Juni 2021 PT. FB Jakarta 19 UKM
produk produk kelapa dan
turunannya

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
70
LAPORAN GCG 2021

Waktu
No Jenis Kegiatan Institusi Terkait Lokasi Jumlah
Pelaksanaan
Kurasi Calon Peserta
Marketing Handholding
6 Juni 2021 CV M Malang 22 UKM
produk makanan dan
minuman
Hasil kurasi peserta MH
7 Juli 2021 CV.AC Jepara 20 UKM
produk craft & furniture
Hasil kurasi peserta MH
8 Juli 2021 CV M Malang 16 UKM
Makanan & Minuman
Hasil kurasi peserta MH
9 Juli 2021 PT. FB Jakarta 9 UKM
Kelapa & turunannya
Posting produk di Alibaba
10 Agustus 2021 CV.AC Jepara 250 posting
Craft & Furniture
Posting produk di Alibaba
11 Agustus 2021 CV M Malang 64 posting
Makanan & minuman
Kurasi Calon Peserta
Marketing Handholding
12 Agustus 2021 produk PT. FB Jakarta 36 posting

Makanan dan minuman

3. Community Development

Pelaksanaan Kegiatan Community Development

No Waktu Jenis Kegiatan Institusi Terkait Lokasi Jumlah


Pelaksanaan
1 Februari 2021 Survei Potensi Yayasan Passandra, Sidoarjo, Jawa 1 Desa
Program Koperasi Sumber Timur
Pengembangan DESA Mulyo, Dinas KKP
DEVISA Sidoarjo
Rumput Laut, Sidoarjo
– Jawa Timur.
2 Februari 2021 Focus Group Institut Pertanian Zoom Meeting 11
Discussion (FGD) Bogor, DJKN Stakehold
Pemetaan Indikator Kemenkeu, DJPEN ers
Desa Kemendag, Ekspor
Devisa Kemenkop UKM,
Kementan,
Asosiasi, dan Lembaga
Swadaya
Masyarakat
3 Mei 2021 Keikutsertaan dalam KSU APIKRI, Hanoi, 1 kategori
Global CSR Awards Yogyakarta (Desa Vietnam
2021 – Kategori Devisa Kerajinan LPEI),
Environmental The Pinnacle
Excellent Group International

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
71
LAPORAN GCG 2021

No Waktu Jenis Kegiatan Institusi Terkait Lokasi Jumlah


Pelaksanaan
4 Mei 2021 Survei Potensi Bea Cukai Gresik, Gresik, Jawa 1 Desa
Program Diskoperindag Timur
Pengembangan DESA Gresik, Koperasi
DEVISA Produsen Wedani
Sarung Tenun Gresik, Giri Nata, Asosiasi
Jawa Timur Pengusaha GENK
5 Mei 2021 Survei Potensi Kementerian Subang, Jawa 6 Desa
Program Perdagangan, Koperasi Barat
Pengembangan DESA Gunung Luhur Berkah
DEVISA Kopi Subang,
Jawa Barat
6 Mei 2021 Peluncuran Program Pemkab. Banyuwangi, Banyuwangi, 5 Desa
Pendampingan Bappeda, Jawa
Pengembangan Dinas teknis terkait, Ijen Timur
Potensi Tourism
Ekspor Kawasan Cluster, Koperasi
Agrowisata Ijen Klaster Ijen
Banyuwangi Banyuwangi Puslitkoka
dan
Souvantara,
7 Mei 2021 Workshop Peluang Banyuwangi, 5 Desa
Pasar Tradisi Koperasi Klaster Ijen Jawa
Gastronomi Beras dan Banyuwangi, Timur
Kopi Organik di Kementerian Pertanian,
Jepang dan SDS
Manajemen Ekspor. Indonesia
8 Juni 2021 Workshop Koperasi Klaster Ijen Banyuwangi, 5 Desa
Peningkatan Mutu Banyuwangi, Jawa
Produk Pangan Kementerian Pertanian, Timur
Organik Beras SDS
dan Kopi Ijen Indonesia
Bannyuwangi melalui
Sertifikasi JAS Jepang
9 Juni 2021 Penandatanganan LPEI dan Koperasi Jakarta 6 Desa
Perjanjian Kerjasama Gunung Luhur
Pendampingan Berkah
Desa Devisa Kopi
Subang melalui
peningkatan kapasitas
budidaya dan produksi
kepada petani binaan
koperasi GLB
yang berorientasi
ekspor
10 Juli 2021 Pendampingan Koperasi Produsen Zoom Meeting 1
Perluasan Akses Gunung Luhur Koperasi
Pasar Ekspor Berkah, Export Center
Komoditas Kopi

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
72
LAPORAN GCG 2021

No Waktu Jenis Kegiatan Institusi Terkait Lokasi Jumlah


Pelaksanaan
11 Agustus 2021 Pelatihan Teknik Agustus Koperasi Subang, Jawa 6 Desa
Budidaya & Produsen Gunung Barat
Pengolahan Kopi Luhur Berkah,
Puslitkoka, Pemkab.
Subang
12 Agustus 2021 Pelatihan Penyusunan Koperasi Produsen Zoom Meeting 1 Desa
Laporan Keuangan Gunung Luhur
Koperasi dan Penerapan Berkah, PKN STAN
Aplikasi Keuangan
13 September Workshop Inovasi Koperasi Klaster Ijen Banyuwangi, 5 Desa
2021 Kreatif Tradisi Banyuwangi, Jawa
Gastronomi Sumiyaki JETRO Timur
Jepang dan
Manajemen Pangan
Organik Beras & Kopi
Ijen
14 Oktober 2021 Workshop Pelatihan Koperasi Klaster Ijen Banyuwangi, 5 Desa
Teknis GAP JAS Banyuwangi, Jawa
Pangan Organik, JETRO Timur
Beras dan Kopi Ijen
15 Oktober 2021 Ekspor Perdana Desa Koperasi Produsen Subang, Jawa 6 Desa
Devisa Kopi Subang Gunung Luhur Barat
ke Arab Saudi Berkah, Pemkab.
Subang, Kemenkop
UKM
16 November Workshop Inovasi Koperasi Klaster Ijen Banyuwangi, 5 Desa
2021 GMP Sumiyaki, QC Banyuwangi, Jawa
dan QA dalam JETRO Timur
Pengolahan Pangan
Organik Beras dan
Kopi Ijen
17 November Peresmian Desa Koperasi Wedani Giri Gresik, Jawa 1 Desa
2021 Devisa Tenun Gresik Nata, DJBC Timur
Gresik, Diskoperindag
Gresik
18 November Pelatihan Konsep Koperasi Wedani Giri Gresik, Jawa 1 Desa
2021 Desain Produk dan Nata, Kekean Timur
Citra Branding Wastra Gallery
19 November Pelatihan Peningkatan Koperasi Wedani Giri Gresik, Jawa 1 Desa
2021 Kualitas Warna, Motif, Nata, Kekean Timur
dan Material Produk Wastra Gallery
20 November Peresmian Desa Pemkab. Klungkung, Klungkung, 2 Desa
2021 Devisa Garam DJKN Bali Bali
Kusamba Klungkung Nusra

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
73
LAPORAN GCG 2021

No Waktu Jenis Kegiatan Institusi Terkait Lokasi Jumlah


Pelaksanaan
22 November Workshop Koperasi Klaster Ijen Banyuwangi, 5 Desa
2021 Pendampingan Teknis Banyuwangi, Jawa
Sertifikasi JAS dan JETRO Timur
promosi Sumiyaki
Beras dan Kopi Ijen
Banyuwangi ke Pasar
Jepang
23 Desember Product & Branding Koperasi LEPP Mina Klungkung, 2 Desa
2021 Development Bali Sea Segara Dana, Bali
Salt Rub Yayasan Nusa
Gastronomi

24 Desember Pelatihan Penguatan Koperasi Sumber Sidoarjo, Jawa 1


2021 Kualitas Manajemen Mulyo 5758, Dinas Timur Koperasi
Koperasi Koperasi dan Usaha
Mikro Sidoarjo
25 Desember Peresmian Desa Koperasi Sumber Sidoarjo, Jawa 1 Desa
2021 Devisa Rumput Laut Mulyo 5758, Dinas Timur
Sidoarjo Koperasi dan Usaha
Mikro Sidoarjo,
Dinas Perikanan
Sidoarjo
26 Desember Pelatihan Teknik Koperasi Sumber Sidoarjo, Jawa 1 Desa
2021 Budidaya & Mulyo 5758, Timur
Pengolahan Rumput Asosiasi Rumput Laut
Laut; Indonesia,
serta Perizinan dan Dinas Kelautan &
Dokumen Ekspor Perikanan Jawa
Rumput Laut Timur
27 Desember Business Matching Yayasan Nusa Zoom Meeting 1
2021 Rumah Indonesia Gastronomi Koperasi
(Belanda) Koperasi
LEPP Mina Segara
Dana,

Laporan GCG 2021


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Membangun Negeri
74

Anda mungkin juga menyukai