Dika adalah seorang anak kampung yang merantau ke kota karena orang tuanya hendak mengadu nasib di kota. Ia
didaftarkan disebuah sekolah bernama Pelita Bangsa, dimana ia mendapati dua orang teman yang sangat jahil.
Alkisah, Labong seorang guru Matematika, sedang mengajar di kelas VIII , datanglah Dika sebagai murid baru.
Dika: Assalamu'alaikum
Labong: Oh iya, silahkan perkenalkan diri kamu di depan murid-murid yang lain.
Dika: Baik pak.. Assalamu'alaikum semua ..... hai teman-teman, nama saya Dika Wahyu L, saya baru pindah dari SMA
(nama daerah).
Since: Daerah mana tuh? Gue kok gak pernah denger, kayaknya terpencil banget.. (muka sinis).
Zilvana: Yoi teman... (mereka berdua tos sambil tertawa meremehkan anak baru itu).
Labong: Diam anak-anak. Dika, kamu silahkan duduk disana, disamping Yessa.
Dika pun berjalan menuju meja duduknya, dan mereka berdua saling berkenalan. Pak guru kembali melanjutkan mata
pelajarannya.
Labong: Baik anak-anak, bel istirahat sudah berbunyi, silahkan gunakan waktu istirahat kalian sebaik mungkin.
Saat Dika dan Yessa sedang mengobrol, datanglah Since dan Zilvana.
Dika: Maaf, uangku cuma sedikit, cuma cukup buat makan doang.
Yessa: Ehh! Kalian ngapain sih? Ngompasin Dika, emangnya ini sekolah punya nenek moyang kalian apa? Ayo Dika
mending kita ke kantin saja (sambil menarik tangan Dika).
Zilvana: Idihhh gaya banget sih Yessa itu, sok-sokan jadi pahlawan kesiangan, awas aja dia nanti.
Setelah Dika dan Yessa selesai makan di kantin, mereka hendak kembali ke kelas. Namun Yessa terjatuh akibat ulah
Zilvana dan Since yang iseng menyangga kaki Yessa.
Zilvana: Salah kamu tuh, jalan gak pake mata sih (tertawa licik).
Dika: Jadi tadi waktu kita udah selesai makan dan mau balik ke kelas. Mereka sengaja ngalangin jalan kita, sampai-
sampai Yessa jatuh.
Okta: Bukannya gitu, apa kalian gak kasihan sama orang tua ka..
Since: (menyanggah perkataan Okta) gak usah bawa-bawa orang tua deh!
Okta: Tunggu dengar dulu! Since harusnya kamu itu gunakan waktu sekolahmu dengan baik, coba kamu pikirin ortumu,
mereka udah capek-capek banting tulang supaya bisa menyolahkanmu, tapi sikapmu malah kayak gini, rasa syukurmu
dimana..
Okta: Kamu juga Zilvana, jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya, seenaknya aja ngeremehin orang lain, inget
ya dunia itu berputar, mungkin sekarang kamu di atas, tapi ada saatnya kamu berada di bawah, semua itu tergantung
sikap kamu sendiri, kamu yang nentuin masa depanmu!
Bel masuk berbunyi dan mereka kembali belajar. Pak guru memberikan soal kepada murid-muridnya
*Bel pulang*
Labong: Baik anak-anak, pertemuan kita cukup sampai disini. Untuk tugas yang bapak beri, silahkan dijadikan PR.
Okta: Ista'iduuu...
Semua murid pulang, kecuali Since, dia terlihat menyendiri karena merenungi perkataan Okta tadi.
Keesokan harinya..
Yessa dan Dika masuk ke kelas sambil berbincang-bincang. Tiba-tiba Since pun memanggil mereka berdua.
Dika: Terus?
Since: A..aku mau minta maaf. Aku sadar kalau perbuatanku salah, jadi tolong maafin aku yahh, kalian mau kan?
Tiba-tiba Zilvana datang dan melihat mereka bertiga, iapun menghampiri mereka dengan wajah heran.
Since: Aku udah insaf, aku sadar diri kalau selama ini perbuatanku salah. Dan kalau orangtuaku tau pasti mereka akan
kecewa..
Zilvana: Hmm iya, semalam juga aku merenungi perkataan Okta itu.. Selama ini aku udah egois, aku sadar diri kok kalau
apa yang aku miliki sekarang tidak kekal. Oh iya Yessa, Dika aku minta maaf yah.. (sambil mengulurkan tangannya kearah
Yessa dan Dika
Okta: Wah..wah wah.. tumben kalian gak ribut nih, ada apa?
Zilvana: Iya dong.. kita semua kan teman. Lagi pula aku dan Since udah insaf kok, kami janji gak bakal mengulanginya lagi
hehe..
Okta: Nah gitu dong, kan enak jadinya, sekolah kita akan aman, tentram dan nyaman.
Dan akhirnya suasana kelas yang kemarin-kemarin tidak tentram akibat ulah Zilvana dan Since menjadi lebih tenang
setelah mereka insaf, dan kelima kawan tadi menjalin persahabatan .