Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Seni Rupa

Sebelum memahami seni rupa, ada baiknya jika diketahui dulu tentang pengertian seni, sebab seni rupa
merupakan salah satu bagian atau cabang dari seni. Seni merupakan suatu kegiatan menciptakan
bentuk-bentuk yang dapat dilihat sebagai sesuatu yang menarik untuk dilihat/dinikmati secara visual
dan dapat dirasakan sebagai sesuatu yang memiliki arti atau makna.hal ini sesuai dengan pendapat
Herbert Read dalam Dharsono Sony Kartika (2004:2) bahwa seni merupakan: usaha manusia untuk
menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang
dapat membingkai perasaan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap
harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan. Bentuk yang menyenangkan tersebut dapat
diperoleh dengan media, yaitu media rupa, media suara, media sastra, media gerak atau media
campuran (multimedia). Jika suatu seni atau usaha manusia menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan menggunakan media rupa atau media visual maka seni tersebut dinamakan seni rupa
atau bisa dikatakan bahwa seni rupa merupakan suatu usaha untuk memperoleh bentuk-bentuk yang
menyenangkan yang menggunakan media rupa atau visual, sehingga dapat dinikmati oleh indera
penglihatan.

B. Pengkategorian Karya Seni Rupa

Karya seni rupa dapat ditelaah dari beberapa segi, yaitu berdasarkan jasa atau manfaatnya, berdasarkan
wujudnya, berdasarkan mediumnya, berdasarkan objeknya dan berdasarkan alirannya.

1. Seni rupa berdasarkan wujudnya

Berdasarkan wujudnya, seni rupa memiliki dua bentuk. Bentuk-bentuk tersebut antara lain:

a. Bentuk fisik

bentuk fisik yaitu bentuk karya yang dapat kita lihat dengan indera penglihatan yang merupakan satu
kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni rupa, yang terdiri atas materi (bahan) yang telah diolah
dengan suatu proses kreatif.

b.Bentuk non fisik

Bentuk non fisik karya seni rupa merupakan suatu bentuk yang dapat dirasakan dengan perasaan, atau
dengan kata lain, bentuk non fisik merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang
muncul dari keadaan bentuk fisik suatu karya. Untuk lebih jelasnya bentuk non fisik ini dapat dipahami
sebagai "makna/arti" atau "kesan" yang hadir dalam benak penikmat setelah mengamati suatu karya
seni.
2. Seni rupa berdasarkan jasa atau fungsinya bagi kebutuhan manusia atau masyarakat

Berdasarkan jasa atau fungsinya bagi kebutuhan manusia atau masyarakat, seni rupa (karya seni rupa)
dibedakan menjadi 2 kategori. Kategori yang pertama adalah seni rupa yang hanya dapat dinikmati
sebagai sesuatu yang dilihat indah (estetis) dan bermakna untuk memenuhi kebutuhan psikologis tanpa
memiliki fungsi praktis (membantu manusia memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari). kategori kedua
adalah seni rupa yang dapat dinikmati keindahannya (estetis) dan memiliki fungsi praktis. Kategori yang
pertama biasa disebut dengan seni rupa murni, sedangkan kategori yang kedua biasa disebut dengan
seni rupa terapan.

a. Seni Rupa Murni

Seni rupa murni adalah seni rupa yang tidak mempertimbangkan fungsi praktis, yang diutamakan adalah
ekspresi atau kebutuhan psikis lebih diutamakan daripada kebutuhan fisik. Seni rupa yang dapat
dimasukkan ke dalam kategori seni rupa murniantara lain:

1. Seni Lukis

2. Seni Grafis

3. Seni fotografi

4. Seni Patung

5. Seni Instalasi

6. Performance Art

7. Video Art/film

b. Seni Rupa Terapan

Seni rupa terapan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Desain

Seni rupa yang termasuk dalam kategori desain antara lain:

- Desain Grafis

- Desain Industri
- Desain Arsitektur

- Desain Interior

- Desain Eksterior

2). Kriya

Seni Kriya dapat dibedakan berdasarkan teknis atau bahannya, antara lain:

- Kriya Tekstil

- Kriya Kayu

- Kriya Logam

- Kriya Keramik (tanah liat)

- Kriya batu

- Kriya Kulit, dll.+

Teori Seni Lukis


Pengantar Praktek Melukis

Oleh: Friska Br Ginting S.Pd

1. Unsur-Unsur dan Prinsip Seni Rupa.

Menurut Sanento Yuliman (1983, hlm. 16) “Unsur seni lukis terdiri dari garis, bidang, bentuk, ruang
dwimatra, warna, termasuk juga unsur-unsur seperti keseimbangan (balance), keserasian (harmony),
penekanan (aksen/emphasis), irama (Rithym).

a. Unsur Warna.

Warna merupakan elemen yang paling dominan dalam seni lukis. Warna bisa berarti pantulan tertentu
dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Pewarna yang bisa larut
dalam pelarut disebut pigmen, contoh pewarna pigmen yang umumnya digunakan dalam membuat
lukisan adalah cat minyak, cat air, cat pelakat, akrilik, cat poster dan lain-lain.

Ada beberapa istilah pengelompokan warna yang umumnya dipakai dalam pembuatan seni lukis adalah
sebagai berikut:

1. Warna primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna
lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning dan biru, sebagaimana dalam teori Brewster. Adapun
skema warna primer dapat dilihat pada gambar 6a.

2. Warna sekunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran dua warna primer. Warna skunder
terdiri dari ungu, jingga dan hijau. Adapun skema warna sekunder dapat dilihat pada gambar 6b.

3. Warna tersier, yakni warna yang merupakan hasil pencampuran dua warna sekunder.

4. Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna.
Misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dll.

5. Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna.
Misalnya kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dll.

Gambar 2.9 (a) Warna Primer dan (b) Warna Skunder (c) Warna Tersier

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 2.2 Warna Analogus dan Warna Komplementer.


Masyarakat tertentu menggunakan warna sebagai perlambangan. Warna sebagai perlambangan
biasanya berbeda di setiap daerah. Kepercayaan lama yang bersifat ritual dan magis sering melibatkan
warna sebagai perlambangan. Hal ini dapat kita lihat pada pertunjukan wayang di Jawa mulai dari unsur
cerita (lakon), gamelan (karawitan), pertunjukan, sampai pada bentuk dan karakter peran wayang.
Biasanya muka tokoh-tokohnya berwajah menunduk atau datar, warna mukanya gelap, kuning mas,
putih dan kadang-kadang biru muda. Para tokoh jahat, kasar atau bengis, dengan wajah terangkat, mata
besar atau mendelik dan wajah-wajah kemerahan. Sulasmi (2001, hlm. 37), mengupas mengenai unsur
warna sebagai perlambangan, adapun perlambangan warna yang umum ialah sebagai berikut:

“Merah : Cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik, bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas.

Merah Jingga : Semangat, tenaga, kekuatan, pesan, hebat, gairah.

Jingga : Hangat, semangat muda, ekstremis, menarik.

Kuning Jingga : Kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka.

Kuning : Cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut, penghianatan.

Kuning hijau : Persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri.

Hijau Muda : Kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar, istirahat, tenang.

Hijau Biru : Tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan.

Biru : Damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, depresi, lembut, menahan diri, ikhlas.

Biru Ungu : Spritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan, sederhana, rendah hati, keterasingan,
tersisih, tenang, sentosa.

Ungu : Misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis, pendiam, agung (mulia)

Merah ungu : Tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak, teka-teki.

Coklat : Hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, tenang, sentosa, rendah hati.

Hitam : Kuat, dukacita, resmi, kematian, keahlian, tidak menentu.

Abu-Abu : Tenang.

Putih : Senang, harapan, murni, lugu, bersih, spritual, pemaaf, cinta, terang.”

3. Unsur Garis

Unsur garis Secara umum garis (line) terdiri dari unsur-unsur titik yang juga mempunyai peran
tersendiri. Unsur titik juga bisa ikut mendukung keindahan. Bentuk garis bersifat lurus atau lengkung,
namun keduanya mempunyai bentuk dan karakter yang berbeda. Antara garis lurus dan garis lurus
lainnya juga bisa berbeda, misalnya berbeda dalam tekanan, ketebalan dan letak. Masing-masing akan
memiliki karakter tersendiri. Sifat garis yang umum dikenal yaitu lurus, lengkung dan bersudut.

Dalam penggunaannya, garis mempunyai arah seperti horisontal, vertikal, diagonal atau miring. Garis
mempunyai dimensi seperti tebal, tipis, panjang, dan pendek, juga saling berhubungan dalam bentuk
garis paralel atau sejajar, garis memancar atau radiasi dan garis yang saling berlawanan. Garis dalam
seni lukis sulam dimunculkan dengan cara melekatkan benang ke atas permukaan kain. Garis dan kesan
fisiknya dirangkum oleh Suryahadi dalam Euis Nurjanah (2011: 48) pada tabel 2.3

Tabel 2.3

Garis dan Pesan Fisiknya

4. Unsur Bentuk

Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) atau dibatasi
oleh adanya warna yang berbeda oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur, menurut
(Prawira, 2004 :102), yaitu: “Bentuk adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah
kontur (garis) atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau
karena adanya tekstur.Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan
yang tampak nyata. Bentuk hadir sebagai manifestasi fisik objek yang dijiwai dan disebut sebagai sosok
(dalam bahasa Inggris disebut form). Misalnya membuat bentuk manusia, binatang, tumbuhan, dsb.

Ada juga bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris disebut
shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga. Pada karya seni rupa, bentuk diciptakan sesuai
dengan kebutuhan praktis (penerapan).

Dalam hal ini bentuk yang diciptakan sesuai dengan nilai kegunaannya (functional form).Selain itu,
bentuk juga diciptakan sebagai ungkapan perasaan (ekspresi), seperti pada lukisan dan patung. Jenis dan
sifat bentuk adalah sebagai berikut:

Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang mengingatkan pada bentuk makhluk hidup.
seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan;

Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang terbatas pada bidang. Bentuk yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan lukisan;
Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi,
seperti pada bentuk patung dan bangunan;

Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung dan mobil;

Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan dan patung;

Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung

5. Unsur Ruang Dwi-Matra

Ruang dalam unsur rupa merupakan wujud dari tiga, yaitu: panjang, lebar dan tinggi (punya volume).
Ruang dalam seni rupa terbagi menjadi dua yaitu: ruang nyata dan semu.

6. Unsur Keseimbangan (Balance)

Merupakan penempatan unsur-unsur seni rupa ( warna, bidang, bentuk) dalam suatu bidang baik secara
teratur maupun acak. Keseimbangan dapat diwujudkan melalaui penyusunan unsur seni rupa yang
simetris maupun asimetris. Keseimbangan memberikan tekanan pada stabilitas.

7. Unsur Keserasian (Harmoni)

Merupakan keselarasan paduan unsur-unsur seni rupa yang berdampingan, sedang hal sebaliknya
(bertentangan) disebut kontras. Harmoni terbentuk karena adanya unsur keseimbanganm keteraturan,
kesatuan, dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi.

8. Unsur Penekanan (aksen/emphasis)

Di sebut juga prinsip dominasi, atau pusat perhatian, atau klimak adalah upaya penampilan pada
bagaian tertentu dari karya Seni Rupa yang menarik perhatian dengan cara pengaturan posisi,
perbedaan ukuran, perbedaan warna, atau unsur lain, dan pengaturan arah unsur-unsur.

9. Unsur Irama (rithym)

Prinsip ini di timbulkan dari kesan gerak dari unsur yang melekat pada karyanya yang dapat diupayakan
melalui pengulangan, pergantian, perubahan ukuran, dan gerak mengalun.

10. Unsur Tekstur

Tekstur adalah unsur yang menunjukan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan
dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada
permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada seni rupa secara nyata atau semu. Menurut (Prawira,
2004 : 107), “Tekstur adalah unsur rupa yang menjanjikan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat
dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa
tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau
semu”.
Daftar Refrensi

Darmaprawira, Sulasmi, (2002).Teori Warna dan Kreativitas Penggunaannya, Bandung:Institut


Tekhnologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai