Anda di halaman 1dari 4

Tugas Case Method 2

Menyusun Laporan Bacaan Pedoman Aksara Arab-Melayu dan Mengalih Aksara Teks

Bertuliskan Arab Melayu

Disusun Oleh

Ulfa Hidayaturahmi (22017126)

202211280080 (10:40-12:20)

Sastra Indonesia
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hambatan-hambatan studi filologi ada beberapa hal yang menjadi hambatan yakni, hambatan

teknis dan praktis studi filologi. Yang menjadi objek penelitiannya adalah naskah dan teks

klasik dengan segala kekhasannya—ditulis dan disalin (diperbanyak) dengan tulisan tangan

di atas bahantertentu, menggunakan aksara lama (daerah), dan sudah barang tentu

dalambahasa daerahyang sudah lama. Ketiga ciri tersebut bisa menimbulkan hambatan

tersendiri dalampenelitian filologi (segi teknisnya), di samping langkanya tenaga peneliti

yangakanmelakukannya. Kelangkaan tenaga peneliti ini pada dasarnya disebabkan oleh

ketigaciri naskah tersebut. Dengan demikian, ketiga ciri tersebut perlu mendapat

perhatiandemi lancarnya penggarapan naskah lama dengan praduga untuk aspek tenaga

pelaksana sudahdapat diatasi, atau tidak menjadi problema lagi. Hambatan-hambatan ini

perlu dibicarakanterlebih dahulu untuk dicarikan ide solusinya.

a. Hambatan Teknis:

Naskah dan Pemerolehannya Keberadaan naskah lama merupakan permasalahan yang

prinsipil dan bisa menjadi hambatan yang akan menghalangi terlaksananya penelitian

filologi. Naskah yang asli dan salinan-salinannya sangat terbatas jumlahnya dan tersimpan di

tempat yang tidak diketahui oleh khalayak ramai. Jumlah naskah yang terbatas tersebut

penyebabnya adalah perbanyakan yang dilakukan dengan jalan menyalin, tidak dengan mesin

cetakseperti sekarang yang bisa menghasilkan naskah dalam jumlah banyak. Penyalinan

biasanya memakan waktu cukup lama, karena naskah bisa ratusan halaman, dan

penyalinannya sering kali cukup rumit, seperti halnya teks yang ditulis di atas daun lontar

yang harus menggunakan pisau kecil sebagai alat untuk penggores atau disebut pengropak.

Akibatnya, satu judul naskah tidak pernah ada yang berjumlah banyak.
b. Hambatan Praktis:

Bahasa Naskah Bahasa naskah bisa menjadi penghambat seorang peneliti naskah

melakukanpenelaahan terhadap naskah itu, terutama kalau dia tidak bisa memahami bahasa

naskah tersebut. Hal itu disebabkan oleh bahasa yang digunakan untuk menulis naskah adalah

bahasa daerah (lama) yang mungkin sudah tidak terpahami lagi oleh generasi sekarang.

Kemungkinan bahasa lama memiliki perbedaan yang menyolok dengah bahasa daerah

sekarang. Perbedaan itu mungkin saja dari sudut kosa katanya, atau struktur kalimatnya.

Dalam naskah sering sekali ditemukan adanya kata yang tidak lagi digunakan dalam

komunikasi sehari-hari, atau diistilahkan dengan kosa kata arkhais. Kosa kata arkhais itu

dapat menghambat pemahaman langsung pembaca/peneliti. Praktisnya pembaca/peneliti

membutuhkan kamus bahasa daerah bersangkutan untuk mengatasi hambatan tersebut.

c. Aksara/Ejaan dan Tulisan

Naskah Hambatan yang paling serius dalam penelitian filologi berasal dari aksara/ejaanyang

digunakan dalam naskah, sebab untuk hambatan ini hanya satu cara yang bisa digunakan

untuk mengatasinya, yaitu mempelajarinya (menguasainya). Umumnya, dalam kurikulum

pengajaran di sekolah-sekolah secara nasional, aksara/ejaan daerahtidak dibelajarkan lagi

(Kurikulum 1975) Setelah berlalu lebih kurang 8 tahun baru disadari kembali betapa

pentingnya pembelajaran bahasa (aksara) daerah yang dengan bahasa itu dapat dibuka

khasanah peninggalan kebuadayaan lama yang tersimpan di dalam naskah/teks. Sejak itu,

baru mulai ada sekolah-sekolah yang memasukkan pembelajaran bahasa (aksara) daerah

menjadi kurikulum muatan lokal.

Anda mungkin juga menyukai